Puasa Rajab: Niat, Keutamaan, DLL [LENGKAP]

Puasa Rajab – Sebagian umat muslim tentu tau nama-nama bulan Islam seperti Rajab, akan tetapi banyak juga yang kurang tau bahkan tidak tau apa saja keutamaan bulan Rajab itu.

Oh iya, sebelum melanjutkan pembahasan hasana.Id kali ini saya sapa dulu, ya. Selamat datang di hasana.id buat kamu yang baru maupun yang sudah pernah mampir ke sini, semoga kamu semua menjadi pembaca yang setia, ya!

Nah, di artikel ini hasana.id akan mengupas tentang bulan Rajab. Semoga bermanfaat dan baca sampai tuntas, ya!

Bulan Rajab Dan Keutamaannya

Bulan Rajab adalah bulan ketujuh dalam kalender hijriah yang merupakan salah satu bulan mulia diantara bulan-bulan lain setelah bulan suci Ramadhan, karena mempunyai banyak keutamaan yang terkandung di dalamnya.

Kemudian dalam kitab I’anatu al -Thalibin karangan Sayyid Abu Bakar Ustman bin Muhammad Syatha dijelaskan bahwa Rajab diambil dari kata tarjib yang artinya memuliakan.

Sehingga orang Arab zaman dahulu lebih memuliakan bulan ini daripada bulan-bulan yang lain.

Bulan Rajab juga disebut sebagai alashab artinya menetes, dikatakan demikian karena banyaknya tetesan kebaikan pada bulan ini.

Kemudian bulan Rajab juga disebut sebagai rajam artinya melempar, dikatakan demikian karena musuh dan setan-setan pada bulan ini dilempari dan dikutuk sehingga tidak dapat menyakiti para wali dan orang-orang shalih.

Selain itu, bulan Rajab juga dijuluki dengan alasham artinya tuli, sebutan itu karena pada bulan ini tidak terdengar suara gemerincingnya senjata tajam.

Disamping itu, umat Islam tentu bisa mendapatkan banyak keutamaan bulan Rajab dengan memperbanyak amalan kebaikan seperti berpuasa, bersedekah, dan lain-lain serta menjauhkan diri dari segala perbuatan maksiat.

Ada keutamaan-keutamaan yang terkandung dalam bulan Rajab, diantaranya adalah:

Puasa Rajab

Bulan Haram

Bulan Rajab termasuk salah satu bulan haram yang dimuliakan Allah swt sebagaimana firmannya:

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ

Artinya: Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, diantaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu.(Qs. Attaubah: 36)

Jadi, apa saja empat bulan haram tersebut ?

Rasulullah saw bersabda:

الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا ، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ

Artinya: Setahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Diantaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga bulannya berturut-turut yaitu Dzulqo’dah, Dzulhijjah dan Muharram. (Satu bulan lagi adalah) Rajab Mudhor yang terletak antara Jumadil (akhir) dan Sya’ban. (HR. Bukhari Muslim).

Jadi empat bulan mulia yang dimaksud dalam hadist di atas adalah: Zulqo’dah, Zulhijjah, Muharram, dan Rajab.

Dalam kata حُرُمٌ pada ayat di atas merupakan jamak dari kata حرم kemudian dari kata ini muncul kata تحرم yang bermakna menghormati.

Dinamakan empat bulan mulia karena orang arab zaman dahulu sangat menghormati bulan-bulan ini.

Bahkan mereka mengharamkan diri mereka untuk berperang di bulan-bulan ini sebagai bentuk penghormatan mereka.

Sehingga salah seorang dari mereka apabila bertemu dengan orang yang membunuh ayahnya, adiknya atau saudaranya pada bulan-bulan ini mereka tidak akan mengganggu atau membalasnya.

Terjadi Isra’ Mi’raj

Pada bulan Rajab terjadi sebuah peristiwa penting bagi Rasulullah Muhammad saw dan umat Islam.

Bertepatan pada malam ke-27 Rajab Allah swt memperjalankan hambanya dari mesjidil Haram ke mesjidil Aqsa.

Kemudian dari mesjidil Aqsa hingga ke Shidratul Muntaha (di atas langit ke tujuh) yang disebut dengan isra mikraj.

Bulan Rajab Adalah Bulan Allah

Baginda nabi Muhammad saw bersabda:

Rajab merupakan bulan Allah, Sya’ban adalah bulan ku, dan Ramadhan adalah bulan umat ku.

Kemudian di dalam kitab alJami’ karangan Imam Suyuti menerangkan bahwa para ulama menjelaskan maksud dari hadist ini adalah Rajab merupakan bulan istighfar.

Sedangkan Sya’ban merupakan bulan untuk memperbanyak shalawat kepada Nabi Muhammad saw, dan Ramadhan merupakan bulan untuk memperbanyak membaca Al-Quran.

Bulan Rajab Adalah Bulan Taubat

Berdasarkan hadist Rasulullah saw:

Rajab bulan Allah, Sya’ban bulanku, dan Ramadhan bulan umat ku.

Kemudian para ulama mengatakan maksud Rajab bulan Allah adalah bulan untuk bertaubat dan meminta ampun kepada Allah.

Sebanyak apapun ibadah yang kamu kerjakan apabila tidak bertaubat dari dosa-dosa maka semuanya akan sia-sia. Ibarat berlari dari hujan lalu berhenti di bawah talang air hujan.

Sehingga perbanyaklah taubat sebab kamu manusia tidak luput dari kesalahan dan dosa. Karena, sebaik-baik manusia adalah bukan yang tidak pernah melakukan kesalahan.

Tetapi, sebaik-baik manusia adalah yang segera bertaubat dan Allah adalah zat yang maha menerima taubat lagi yang mencintai kepada orang-orang yang bertaubat.

Larangan berhenti

Puasa Rajab

Kemudian di dalam kitab Fathul Mu’in karangan Syekh Zainuddin bin Abdul Aziz alMalibari menerangkan bahwa bulan-bulan yang paling utama untuk berpuasa setelah bulan Ramadhan adalah bulan-bulan haram.

Sedangkan diantara bulan-bulan haram yang paling utama untuk berpuasa adalah bulan Muharram, bulan Rajab, bulan Zulhijjah, bulan Zulqa’dah kemudian bulan Sya’ban.

Jadi bulan Rajab berada pada posisi kedua setelah bulan Muharram untuk berpuasa.

Berkenaan dengan waktu-waktu berpuasa di bulan Rajab, Imam al-Gazali menerangkan di dalam kitabnya Ihya Ulumiddin bahwa:

“Waktu yang utama dianjurkan puasa pada setiap pergantian bulan, yaitu hari awal, pertengahan, dan akhir bulan, pertengahan bulan adalah ayyamul bidh, yaitu tanggal 13,14, dan 15“.

Adapun hari utama dianjurkan puasa pada setiap pergantian pekan, yaitu senin, kamis, jumat.

Faktanya, semua itu adalah hari-hari penting untuk berpuasa dan segala amal kebaikan akan dilipatgandakan sebab pada waktu-waktu tersebut.”

Puasa Rajab Diawali Niat Puasa Rajab

Diantara syarat sahnya puasa rajab adalah niat berdasarkan hadist Nabi Muhammad saw:

‘’Hanya saja segala perbuatan itu dengan niat’’

Adapun syarat berpuasa adalah niat di dalam hati, akan tetapi disunnahkan untuk melafadhkan niat yang faedahnya adalah untuk memantapkan niat agar tidak terjadi was-was dan lain sebaginya.

Ketentuan niat puasa sunnah berbeda dengan ketentuan yang ada pada puasa wajib. Adapun niat puasa wajib diniatkan pada malam hari.

Sedangkan niat puasa sunnah boleh dilakukan pada pagi hari sebelum tergelincir mata hari dengan ketentuan belum melakukan hal-hal yang dapat membatalkan puasa sejak terbit fajar.

Berikut ini lafadh niat puasa Rajab :

Baca Juga: Doa Orang Sakit

Lafadh Niat Puasa Rajab Di Malam Hari

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ رَجَبَ لِلهِ تَعَالَى

Artinya: Aku berniat puasa sunah Rajab esok hari tunai karena Allah ta’ala

Lafadh Niat Puasa Rajab Di Pagi Hari

نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ رَجَبَ لِلهِ تَعَالَى

Artinya: Aku berniat puasa sunnah rajab hari ini tunai karena Allah ta’ala

Di samping itu seluruh umat Islam wajib mematuhi semua syarat sah puasa, kamu juga harus mematuhi hal-hal yang disunnahkan bagi orang yang berpuasa agar nilai ibadah puasa kamu sempurna disisi Allah swt.

Amalan Sunnah Ketika Puasa Rajab (Puasa Lainnya)

Diantara hal-hal yang disunnahkan bagi orang yang berpuasa adalah:

Makan Sahur

Rasulullah saw bersabda:

تسحروا فإن في السحور بركة

Artinya: Bersahurlah sesungguhnya pada sahur itu ada keberkahan. (HR. Bukhari)

Dalam hadist yang lain Rasulullah saw juga bersabda:

السحور أكلة بركة فلا تدعوه ولو أن يجرع أحدكم جرعة من ماء فإن الله وملائكته يصلون على المتسحرين

Artinya: Sahur itu makanan yang berkah, maka oleh karena itu janganlah kalian meninggalkannya walaupun hanya minum dengan seteguk air, karena Allah dan Malaikat-nya bershalawat kepada orang-orang yang melaksanakan sahur (HR. Ahmad)

Pada zaman sekarang ini banyak sekali orang yang mengabaikan sahur, sehingga mereka menyia-nyiakan malamnya dengan sibuk bermain game, bermain hp sehingga tidak sempat makan sahur.

Ketahuilah sesungguhnya mereka telah mengalami kerugian besar, karena kehilangan waktu yang berkah dan waktu yang banyak sekali faedah di dalamnya.

Sesungguhnya dengan sahur tersebut akan menguatkan tubuh untuk melakukan ibadah-ibadah di esok harinya.

Pahala sedekah

Puasa Rajab Disunnahkan Mengakhirkan Waktu Sahur

Disunnahkan mengakhirkan sahur berdasarkan hadis Rasulullah saw:

لَا تَزَالُ أُمَّتِي بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الْإِفْطَارَ وَأَخَّرُوا السُّحُورَ

Umatku akan senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka dan mengakhirkan makan sahur (HR. Ahmad).

Disunnahkan untuk mengakhirkan waktu sahur dengan ketentuan selama belum jatuh ke dalam keraguan.

Namun apabila makan sahurnya sudah jatuh ke dalam keraguan akan keluarnya fajar (imsak), sehingga tidak ada kesunnahan lagi, berdasarkan hadist Rasulullah saw:

دَعْ مَا يَرِيْبُكَ إِلَى مَا لاَ يَرِيْبُكَ

Artinya: Tinggalkanlah apa saja yang meragukanmu dan gantikanlah dengan apa saja yang tidak meragukamu (HR. Tirmizi).

Puasa Rajab Disunnahkan Makan Sahur Dengan Kurma

Kurma adalah sebaik-baik makanan untuk sahur, Rasulullah saw bersabda :

نِعْمَ سَحُورُ الْمُؤْمِنِ التَّمْرُ

Artinya: Sebaik-baik makanan untuk sahur adalah kurma.

Puasa Rajab Disunnahkan Untuk Menyegerakan Berbuka

Disunnahkan untuk menyegerakan berbuka berdasarkan hadist Rasulullah saw:

لاَيَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الْفِطْرَ

Artinya: Senantiasa manusia di dalam kebaikan selama menyegerakan berbuka (HR. Bukhari Muslim).

Dan dalam sebuah hadist qudsi Rasulullah SAW bersabda:

قَالَ اللهُ عَزَّ وَ جَلَّ: أَحَبَّ عِبَادِى إِلَىَّ أَعْجَلُهُمْ فِطْرَا.

Artinya: Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, “Hamba yang paling Aku cintai adalah yang paling cepat berbuka (HR. at-Tirmidzi).

Disunnahkan untuk menyegerakan berbuka dengan ketentuan harus benar-benar yakin telah sampai waktunya berbuka (terbenam matahari).

Namun apabila telah tiba waktu berbuka dengan jalan ijtihad maka tidak disunnahkan untuk menyegerakan berbuka.

Adapun menduga telah tiba waktu berbuka tanpa ijtihad atau ragu, sehingga hukum menyegerakan berbuka adalah haram sebagaimana yang telah dijelaskan dalam kitab I’anatu al -Thalibin karangan Sayyid Abu Bakar Ustman bin Muhammad Syatha.

Puasa Rajab Disunnahkan Untuk Berbuka Dengan Kurma

Disunnahkan berbuka dengan kurma dan yang lebih sempurna dengan tiga buah kurma, namun jika tidak ada kurma sehingga disunnahkan dengan beberapa teguk air sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:

إِذَا كَانَ أَحَدُكُمْ صَائِمًا، فَلْيُفْطِرْ عَلَى التَّمْرِ، فَإِنْ لَمْ يَجِدِ التَّمْرَ، فَعَلَى الْمَاءِ فَإِنَّ الْمَاءَ طَهُورٌ

Artinya: “Apabila salah seorang diantara kalian berpuasa, hendaklah ia berbuka dengan kurma. Maka jika ada kurma, maka hendaklah berbuka dengan air, sebab air suci menyucikan” (HR. Abu Dawud)

Membaca Doa Berbuka

Dalam kitab Fathul Mui’n karya Syeh Zainuddin al- Malibari menerangkan bahwa disunnahkan membaca doa berbuka dengan doa:

اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلى رِزْقِكَ أفْطَرْتُ

Dan bagi yang berbuka dengan air menambahkan doa :

ا ذهب الظمأ، وابتلت العروق، وثبت الاجر إن شاء الله تعالى.

Namun demikian, hampir tidak ada orang berbuka puasa hanya berupa makanan tanpa minuman, kecuali sangat terdesak. Oleh karena itu, bacaan yang sering kamu dapati adalah penggabungan dua doa tersebut menjadi,

اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلى رِزْقِكَ أفْطَرْتُ ذَهَبَ الظَّمأُ وابْتَلَّتِ العُرُوقُ وَثَبَتَ الأجْرُ إِنْ شاءَ اللَّهُ تَعالى

Artinya, “Ya Allah, untuk-Mulah aku berpuasa, atas rezekimu aku berbuka telah hilang rasa dahaga, urat-urat telah basah, dan pahala telah ditetapkan, insya Allah.”

Adapun tentang waktu yang tepat mengenai doa ini sebagaimana diterangkan dalam kitab Hasyiyah I’anah at-Thalibin adalah ketika setelah menyantap makanan atau minuman. [1]

Maksudnya doa dibaca setelah menyantap makanan atau minuman walaupun sedikit, seperti sebutir kurma atau seteguk air.

Baca Juga: Doa Setelah Sholat

Umumnya masyarakat salah memahami hal ini, mereka membaca doa buka puasa ini sebelum menyantap makanan atau meminum di saat masuk waktu berbuka.

keutamaan puasa

Mandi Hadas Besar (Janabah) Sebelum Terbit Fajar (Imsak)

Disunnahkan mandi dari hadas besar sebelum terbit fajar (imsak) supaya tidak masuk air ke dalam rongga terbuka.

Mandi dari hadas besar di saat sedang dalam keadaan berpuasa tidak dapat membatalkan puasa jika masuk air ke dalam rongga terbuka, kecuali berlebihan (mubalagah) dalam membasuh badan.[2]

Selain itu kamu juga harus menjaga diri dari hal-hal yang dapat membatalkan puasa dan kamu juga wajib menjaga diri dari hal-hal yang dapat membatalkan pahala puasa agar ibadah puasa kamu memiliki nilai di sisi Allah swt.

Diantara perkara-perkara yang dapat menghapuskan pahala puasa adalah melakukan perkara-perkara yang diharamkan, diantaranya: Berdusta, bergosip, mencaci, sumpah palsu, mempergunakan mata, telinga, tangan, kaki, kemaluan kepada yang diharamkan.

Di samping itu, agar ibadah puasa bernilai di sisi Allah maka kamu juga jangan terlalu banyak makan dan minum ketika berbuka.

Kemudian jangan menuruti keinginan duniawi walaupun itu mubah dan jangan bebuka dengan makanan yang syubhat apalagi makanan yang haram.

Amalan-Amalan Di Bulan Rajab

Adapun amalan-amalan yang dikerjakan di bulan Rajab, diantaranya adalah:

Berpuasa

Diriwayatkan dalam hadist shahih:

حدثنا عثمان ابن حكيم الانصاري قال سالت سعيد ابن جبير عن صوم رجب نحن يومێذ في رجب فقال سمعت ابن عباس رضي الله عنهما يقولان كان رسول الله صلى الله عليه واله وسلم يصوم حتى نقول لا يفطر ويفطر حتى نقول لا يصوم

“Telah menceritakan kepada kami Ustman ibn Hakim al-Anshari, beliau berkata: Aku bertanya kepada Sa’id ibn Jubair tentang puasa Rajab, padahal waktu itu di bulan Rajab, dia menjawab: Aku pernah mendengar Ibn Abbas berkata: Rasulullah SAW berpuasa (Rajab) terus hingga kami berkata: Beliau tidak berbuka, dan pada waktu yang lain beliau berbuka hingga kami berkata, nabi tidak puasa.” (HR. Muslim).

Bahkan, hadist ini menjelaskan bahwa Rasulullah saw berpuasa di bulan Rajab secara terus menerus sehingga para sahabat mengira bahwa Rasulullah saw tidak pernah satu haripun tanpa berpuasa di bulan Rajab.

Sedangkan di waktu yang lain Rasulullah saw berbuka, hingga para sahabat mengira bahwa Rasulullah saw tidak berpuasa di bulan Rajab.

Maksud hadist ini para ulama menjelaskan bahwa berpuasa di bulan Rajab hukumnya sunnah.

Karena Rasulullah saw mengerjakannya dan di waktu lain beliau meninggalkannya, maka dari sini menunjuki bahwa puasa Rajab hukumnya sunnah.

Karena dianjurkan bagi kamu berpusa di bulan Rajab maka berpuasalah dengan benar sesuai dengan ketentuannya sebagaimana yang telah di bahas di atas agar mendapatkan ganjaran-ganjaran yang luar biasa dari Allah swt.

Bersedekah

Diantara waktu yang baik untuk bersedekah adalah di bulan Rajab. Rasulullah saw bersabda :

قال النبي صلى الله عليه وسلم : من تصدق في رجب باعده الله من النار كمقدار غراب طار فرخا حتى مات هرما 

Artinya: Barang siapa yang bersedekah di bulan Rajab maka Allah menjauhkan dirinya dari neraka sejauh jarak terbang seekor burung elang yang terbang dari kecil hingga mati.

Dalam hadist yang lain Rasulullah saw bersabda:

قال النبي صلى الله عليه وسلم : من فرج عن مؤمن كربة في رجب أعطاه الله في الفردوس قصرا مد بصره

Artinya: “Barang siapa yang melapangkan kesulitan seorang mukmin di bulan Rajab, maka Allah akan memberikan istana dalam surga Firdaus seluas pandangan matanya.”

Memperbanyak Shalawat

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

Artinya: “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam kepadanya.” (QS. al-Alzab/33: 56).

Oleh karena itu, bacalah shalawat dengan sebanyak-banyaknya.

doa rajab

Berdoa dan Berzikir

Inilah doa dan zikir di bulan Rajab seperti yang telah diamalkan oleh para ulama shalafus shalih.

Doa Dibaca Saat Memasuki Bulan Rajab:

اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَـعْبَانَ وَبَلِّـغْنَا رَمَضَانَ.

Allahumma barik lana fi rajaba wasya’bana wa ballighna ramadhana

“Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan bulan Sya’ban dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadhan.”

Doa Dibaca Pagi Dan Sore Bulan Rajab (70x):

رب اغْفِرْ لِيْ وَارْحَمْنِيْ وَتُبْ عَلَيّ

Rabbighfir li warhamni wa tub a’laiya

Artinya: Ya tuhan ku ampunilah dan kasihanilah aku dan terimalah taubat ku

Doa dibaca antara Dhuhur dan Ashar bulan Rajab (70x):

اَسْـتَغْفِرُ الله َ الْعَظِيْمَ الَّذِي لآ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ، تَوْبَةَ عَبْدٍ ظَالِمٍ لاَ يَمْلِكُ لِنَفْسِهِ ضَرًّا وَلاَ نَفْعًا وَلاَ مَوْتًا وَلاَ حَيَاةً وَلاَ نُشُوْرًا

Astagfirullahal ‘adhim allazi lailaha illa huwal hayyul qayyumu wa atubu ilaihi taubata ‘abdin dhalimin la yamliku li nafsihi dharran wa la naf’an wa la mautan wa la hayatan wa la nusyuran

Artinya: Aku memohon ampun kepada Allah yang Maha Agung tiada tuhan selain Dia yang Maha Hidup lagi Maha Mengurus, dan aku bertaubat kepada-Nya sebagai taubat hamba yang zalim yang tidak memiliki bagi dirinya kemudharatan dan manfaat dan tidak memiliki bagi dirinya kematian, kehidupan dan tidak memiliki baginya kebangkitan.

Dibaca 10 Hari Yang Pertama Bulan Rajab (100x):

سُـبْحَان الله الْحَيِّ الْقَيُّوْمِ

Subhanallahil Hayyil Qayyumi

Artinya: Maha suci Allah yang Maha Hidup lagi yang Maha Mengurus

Dibaca 10 Hari Yang Kedua Bulan Rajab (100x):

سُـبْحَانَ الله ِ اْلأَحَدِ الصَّمَدِ

Artinya: Maha Suci Allah yang Maha Esa lagi tempat bergantung

Dibaca 10 Hari Yang Ketiga Bulan Rajab (100x):

سُـبْحَان الله الرَّؤُوْفِ

Subhanallahir Raut

Artinya: Maha Suci Allah yang Maha Pemurah

Membaca “Sayyidul Istighfar” pagi dan sore. Masing-masing 3x :

اَللَّهُم َّ أَنْتَ رَبِّيْ لآ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَااسْـتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّه لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنت

Allahumma anta Rabbi, La Ilaha illa anta, Khalaqtani wa ana abduka, wa ana ‘ala ahdika wa wa’dika, mas tatha’tu, audzu bika min syarri ma shana’tu, abu’u laka bi ni’matika wa abu’u laka bi dzanbi, faghfir li, fainnahu la yaghfirudz dzunuba illa anta.

Artinya: “Ya Allah, Engkaulah Tuhan ku. Tiada tuhan kecuali Engkau. Engkau ciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu. Dan aku berada pada kesepakatan dan perjanjian dengan-Mu, semampuku. Aku berlindung kepada Engkau dari keburukan yang aku perbuat. Aku mengakui-Mu atas nikmat-Mu terhadap diriku, dan aku mengakui dosa ku kepada-Mu. Maka, ampunilah aku karena tiada yang mampu mengampuni dosa kecuali Engkau.”

(Dikutip dari kitab Al-Adzkar karya Imam Muhyiddin Abi Zakariya Yahya bin Syaraf An-Nawawi)

Penutup

Semoga dengan ulasan ini, bermanfaat bagi saya dan kamu untuk meningkatkan amal ibadah di bulan Rajab.

Meskipun dengan amalan-amalan yang telah hasana.id sebutkan di atas dan boleh bagi kamu untuk menambahkan amalan-amalan lain, karena bulan rajab adalah bulan mulia dimana amal ibadah yang dikerjakan digandakan pahalanya.

  • Sayyid Abu Bakar Utsman bin Muhammad Syatha, Hasyiyah I’anah at-Thalibin, Jld. II, (Semarang: Toha Putra, t.t), h, 246.
  • Syekh Zainuddin al-Malibari, Fathul Mui’n dalam Sayyid Abu Bakar Utsman bin Muhammad Syatha, Hasyiyah I’anah at-Thalibin, Jld. II, (Semarang: Toha Putra, t.t), h, 247-248.