Sayyidul Istigfar: Arab, Terjemah, Pemaparan [MENYELURUH]

Manusia diciptakan Allah sebagai makhluk yang sangat lemah, baik secara fisik, keilmuan, hingga tekad. Kelemahan itulah yang membuat manusia mudah terjerumus dosa dan menjadikan sayyidul istigfar penting untuk diamalkan.

Berbagai kelemahan yang dimiliki oleh manusia tak lain bertujuan supaya manusia selalu merasa butuh kepada Allah azza wa jalla.

Jika kita menyadari besarnya kebutuhan kepada Allah, sudah selayaknya tidak melewati batas dalam melakukan segala sesuatu.

Namun, apabila suatu saat kita berada di jalan yang salah, maka wajib untuk bersegera kembali ke jalan yang yang diridai oleh Allah Swt.

Nah, sebagian dari bentuk kasih sayang Allah kepada hamba-Nya ialah memberikan petunjuk-petunjuk supaya muslimin senantiasa berada di jalan yang benar

Bahkan, jikalau manusia sudah larut di dalam kemaksiatan dan kesesatan sekalipun, Allah azza wa jalla masih akan memberikan kesempatan kepadanya untuk kembali ke jalan yang diridai oleh-Nya

Salah satu dari penyebab mudah kembalinya manusia yang sudah berlumur dosa adalah dengan membaca istigfar.

Bacaan istigfar yang disertai niat bersungguh-sungguh bertobat, mampu menghapus segala dosa-dosa kecil yang sudah dilakukan.

Istigfar juga dapat mengembalikan hati menjadi bersih sehingga mampu mengenali dari arti kehidupan yang sesungguhnya.

Beristighfar juga menjadi cara yang sangat ampuh agar bisa menuju kejalan yang diridai Allah Swt.

Perlu kamu ketahui, istigfar mempunyai lafaz yang banyak. Salah satu yang paling utama ialah istigfar yang pernah diajarkan nabi kepada para sahabat yang juga dikenal dengan sebutan sayyidul istigfar.

sayyidul istighfar

Sayyidul Istigfar: Lafaz dan Artinya

Lafaz Sayyidul Istighfar:

ٱللَّٰهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لا إِلَهَ إلا أَنْتَ، خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي، فَاغْفِرْ لِي؛ فَإِنَّهُ لا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إلا أَنْتَ.

Allahumma anta rabbii laa ilaaha illa anta khalaqtanii wa anaa ‘abduka wa anaa ‘alaa ‘ahdika wa wa’dika mas tatha’tu a’uudzu bika min syarri ma shana’tu abuu-u laka bi ni’matika ‘alayya wa abuu-u bi dzanbii faghfir lii fainnahu laa yaghfirudz dzunuuba illaa ant(a)

Artinya:

“Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Engkau. Engkaulah yang menciptakan aku. Dan aku adalah hamba-Mu.

Aku akan setia pada perjanjianku dengan-Mu semampuku. Diriku berlindung kepada-Mu dari kejelekan yang kuperbuat. Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku, oleh karena itu, ampunilah aku.

Sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa kecuali Engkau.”

Hal ini berdasarkan hadis di dalam kitab Shahih Bukhari pada hadits yang diriwayatkan oleh Syaddad bin Ausy radhiallahu ‘anhu bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قال: «سَيِّدُ الِاسْتِغْفَارِ أَنْ تَقُولَ: اللهمَّ أَنْتَ رَبِّي لا إِلَهَ إلا أَنْتَ، خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي، فَاغْفِرْ لِي؛ فَإِنَّهُ لا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إلا أَنْتَ.

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda bahwa sayyidul istighfar ialah:

اللهمَّ أَنْتَ رَبِّي لا إِلَهَ إلا أَنْتَ، خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي، فَاغْفِرْ لِي؛ فَإِنَّهُ لا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إلا أَنْتَ.

Kandungan Lafaz Sayyidul Istigfar

Ulama kemudian menjelaskan kenapa sayyidul istigfar secara khusus diberikan nama oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam karena kandungan makna yang terdapat di dalamnya. Berikut adalah kandungan makna tersebut:

ٱللَّٰهُمَّ أَنْتَ رَبِّي

Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku

Artinya mengakui Allah azza wa jalla sebagai pemilik kita

لا إِلَهَ إلا أَنْتَ

Tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Engkau

Artinya berkeyakinan hanya Allah lah satu-satunya pencipta, tidak ada duanya

خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ

Engkaulah yang menciptakan aku. Dan aku adalah hamba-Mu.

Artinya pengakuan dari hamba bahwa dia adalah makhuk serta menghinakan diri di hadapan Allah

وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ

Aku akan setia pada perjanjianku dengan-Mu semampuku

Artinya pengakuan dari hamba untuk selalu pada jalan yang lurus, dan jalur yang diridai Allah dengan segenap kemampuannya.

أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ

Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan yang kuperbuat

Artinya kita sebagai hamba memohon dan mencari perlindungan dari Allah dari semua dosa, kesalahan, dan maksiat yang telah kita lakukan.

ابُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ

Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku

Artinya pengakuan hamba atas semua nikmat yang telah diberikan Allah kepadanya dan kepada semua ciptaan-Nya dengan karunia-Nya dan bermacam nikmat yang tidak dapat dihitung dan tidak terhingga.

وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي

Aku mengakui dosaku

Artinya pengakuan hamba atas dosa-dosa yang telah dia kerjakan.

فَاغْفِرْ لِي؛ فَإِنَّهُ لا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إلا أَنْتَ

Oleh karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa kecuali Engkau.

Artinya memohon ampunan dari Allah azza wa jalla dan merendahkan diri di hadapan-Nya. Karena hanya Allah yang dapat mengampuni semua kesalahan yang telah kita kerjakan.

sayyidul istighfar artinya

Hikmah Membaca Sayyidul Istigfar

Lantas, apa saja hikmah dari membaca sayyidul istigfar?

Hasana.id akan menerangkan hikmah-hikmah luar biasa dari mengucapkan lafaz sayyidul istighfar, di antaranya adalah sabda Rasulullah berikut ini:

مَنْ قَالَهَا مِنَ النَّهَارِ مُوْقِنًا بِهَا ، فَمَـاتَ مِنْ يوْمِهِ قَبْل أَنْ يُمْسِيَ ، فَهُو مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ ، وَمَنْ قَالَهَا مِنَ اللَّيْلِ وَهُوَ مُوْقِنٌ بِهَا فَمَاتَ قَبْلَ أَنْ يُصْبِحَ ، فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ

Artinya:

“Barangsiapa mengucapkannya di waktu siang dengan penuh keyakinan lalu meninggal pada hari itu sebelum waktu sore, maka ia termasuk penghuni surga.

Barangsiapa membacanya di waktu malam dengan penuh keyakinan lalu meninggal sebelum masuk waktu pagi, maka ia termasuk penghuni surga.”

Hadis di atas merupakan dalil yang secara gamblang menjelaskan kepada kita mengenai manfaat dari membaca sayyidul istigfar.

Sayyid Fadhl Bin Alawiy mengatakan dalam kitabnya Syarh al-Wird al-Lathif:

وسمي سيد الاستغفار لانه جامع للاعتراف والاعتذار وطلب المغفرة والتوبة والتوحيد .

Artinya:

“Doa tersebut dinamakan sayyidul istigfar karena di dalamnya mengandung pengakuan, mengakui kesalahan, meminta keampunan, taubat, dan tauhid.”

Bahkan ada ulama yang menjelaskan bahwa kalimat di atas dinamakan sebagai sayyidul istighfar karena tiga faktor:

  1. Berdoa menggunakan sayyidul istigfar akan berikan pahala yang berlimpah.
  2. Doa menjadi cepat diijabah.
  3. Mengandung banyak makna yang mengagungkan Allah Swt.

sayyidul istighfar adalah

Tata Cara dan Adab Membaca Sayyidul Istigfar

Dalam membaca sayyidul istigfar, terdapat beberapa tata cara yang mesti kamu ketahui. Agar tak salah saat berdoa, simak dahulu paparan hasana.id di bawah ini.

Niat yang Benar

Hal yang sangat penting dan mesti dijaga oleh setiap muslim ketika berzikir ialah mempunyai niat yang benar.

Niat ini adalah hanya karena Allah Swt. Jadi, jangan sampai ada penyebab yang lain yang dapat menghilangkan pahala beristigfar seperti untuk menampakkan kebaikan atau demi mencari perhatian orang lain.

Hati yang Khusyuk

Di saat mengucapkan kalimat sayyidul istighfar harus disertai dengan hati yang khusyuk. Maksudnya, kita hanya mengingat makna yang terkandung di dalam sayyidul istigfar ketika sedang melafazkannya.

Mempunyai Wudu

Tentu saja semua ibadah yang kita kerjakan, lebih diutamakan untuk selalu dalam keadaan suci.

Kondisi bersuci dalam beribadah termasuk adab kepada Allah azza wa jalla. Bagaimana mungkin mempersembahkan bingkisan kepada raja, sedangkan pakaian dan tubuh kita kotor dan bernoda?

Menghadap Kiblat

Doa dan zikir yang kita panjatkan dengan menghadap kiblat diketahui lebih utama dibandingkan dengan menghadap ke arah sebaliknya.

Macam Zikir Selain Sayyidul Istigfar

Selain sayyidul istighfar, ada beberapa bentuk lafaz istighfar lain yang bisa kamu amalkan. Hasana.id merangkum beberapa macam zikir istigfar yang dapat kamu lakukan.

Istighfar yang Warid dari Rasulullah saw

Lafaz istigfar ini mungkin adalah yang paling jamak diketahui oleh umat muslim. Selain lebih pendek ketimbang sayyidul istigfar, zikir ini juga baik diamalkan selepas salat.

أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ.

Astaghfirullah

Artinya:

“Saya memohon ampunan-Mu ya Allah.”

Adapun setiap kali usai salat, Nabi mengulang lafaz istigfar ini sebanyak tiga kali sebagaimana hadis yang diriwayatkan dari Tsauban, beliau berkata:

كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا انصرف من صلاته استغفر ثلاثا. رواه مسلم.

Artinya:

“Nabi ketika selesai melaksanakan salatnya maka beliau selalu membaca istigfar sebanyak tiga kali.” (H.R. Muslim)

أسْتَغْفِرُ اللهَ الَّذِي لاَ إلَهَ إلاَّ هُوَ، الحَيُّ القَيُّومُ وَأتُوبُ إلَيهِ

Astaghfirullaah allazii laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyuum wa atuubuu ilaihi

Artinya:

“Saya memohon ampunan akan allah yang tiada tuhan selainnya, lagi yang hidup dan maha mengurusi makhluk Nya dan saya bertobat pada-Nya.”

Hal ini berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud dari Rasulullah saw bersabda:

فعن ابن مسعود رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: «من قال أستغفر الله الذي لا إله إلا هو الحي القيوم وأتوب إليه، غفرت ذنوبه وإن كان قد فر من الزحف» رواه أبو داود والترمذي.

“Barang siapa yang mengucapkan أستغفر الله الذي لا إله إلا هو الحي القيوم وأتوب إليه niscaya akan diampuni segala dosanya.”

سُبْحَانَ اللهِ وبِحَمْدِهِ أسْتَغْفِرُ اللَّهَ وأَتُوبُ إلَيْهِ

Subhaanallaah wa bihamdihii, astaghfirullaah wa atuubu ilaik

Artinya:

“Maha suci Allah dan pujian-Nya, saya memohon ampunan akan Allah dan saya bertobat pada-Nya.”

sayyidul istighfar beserta artinya

Hadis Mengenai Istigfar dari Aisyah dan Abu Hurairah

Lafaz istigfar pendek sebagaimana yang telah disebutkan tadi berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah dari Nabi Muhammad saw, yaitu:

فعن عائشة رضي الله عنها قالت: كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يكثر أن يقول قبل موته: «سبحان الله وبحمده، أستغفر الله وأتوب إليه» متفق عليه

Dari ‘aisyah berkata, nabi selalu memperbanyak membaca zikir ini sebelum meninggalnya.

أسْتَغْفِرُ اللَّهَ وأَتُوبُ إلَيْهِ

Astagfirullaha wa atuubu ilaihi

Artinya:

Aku meminta ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya.”

Berdasarkan hadits yang diriwayat oleh Abu Hurairah dari Nabi saw:

فعن أبي هريرة رضي الله عنه قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: «والله إني لأستغفر الله وأتوب إليه في اليوم أكثر من سبعين مرة» رواه البخاري.

Dari abu hurairah berkata, aku mendengar nabi bersabda: “demi Allah ,sungguh saya meminta ampunan kepada Allah dan bertobat pada-Nya pada sehari lebih dari 70 kali.”

Istighfar Nabi Adam

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ ، عَمِلْتُ سُوءًا وَظَلَمْتُ نَفْسِي ، فَاغْفِرْ لِي إِنَّكَ خَيْرُ الْغَافِرِينَ ، لا إِلَهَ إِلا أَنْتَ سُبْحَانَكَ وَبِحَمْدِكَ ، عَمِلْتُ سُوءًا وَظَلَمْتُ نَفْسِي فَارْحَمْنِي إِنَّكَ أَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ ، لا إِلَهَ إِلا أَنْتَ سُبْحَانَكَ وَبِحَمْدِكَ ، عَمِلْتُ سُوءًا وَظَلَمْتُ نَفْسِي ، فَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ

Subhaanakallahumma wa bihamdika ‘amiltu suu-an wa dhalamtu nafsii fagh firlii fa innaka khairul ghaafiriin laa ilaha illa anta subhaanaka wa bihamdika ‘amiltu suu-an wa dhalamtu nafsii farhamnii fa innaka khairur raahimiin laa ilaha illa anta subhaanaka wa bi hamdika ‘amiltu suu-an wa dhalamtu nafsii fa tub ‘alayya innaka antat thawwaabur rahiim.

Artinya:

“Maha suci Engkau ya Tuhan kami dan dengan memuji-Mu, aku telah mengerjakan keburukan dan telah menzalimi diriku sendiri, maka ampunilah aku karena sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik yang mengampuni.

Tiada tuhan selain Engkau dan dengan memujimu, aku telah mengerjakan keburukan dan menzalimi diriku sendiri, maka berikanlah aku rahmat karena sesungguhnya Engkau sebaik-baik pemberi rahmat.

Maha suci Engkau dan dengan memuji-Mu, aku telah mengerjakan keburukan dan telah menzalimi diriku sendiri, maka terimalah taubatku karena sesungguhnya Engkau yang Maha Menerima taubat lagi Maha Penyayang.”

Istighfar Ulama Salaf

Di dalam kitab Ma’arijul Hidayah, disebutkan ada satu bacaan istigfar yang diriwayatkan dari Abu Abdullah al-Quraysi, yaitu:

اللهم إِنَّا نَسْتَغْفِرُكَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ أَذْنَبْنَاهُ استَعْمَدْنَاهُ أَوْ جَهِلْنَاهُ. وَنَسْتَغْفِرُكَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ تُبْنَا إِلَيْكَ مِنْهُ ثُمَّ عُدْنَاهُ فِيْهِ وَ نَسْتَغْفِرُكَ مِنَ الذُّنُوْبِ الَّتِيْ لاَ يَعْلَمُهَا غَيْرُكَ وَ لاَ يَسَعُهَا إِلاَّ حِلْمُكَ. وَنَسْتَغْفِرُكَ مِنْ كُلِّ مَا دَعَتْ إِلَيْهِ نُفُوْسُنَا مِنْ قِبَلِ الرَّخْصِ فَاشْتَبَهُ ذلك عَلَيْنَا وَهُوَ عندك حَرَامٌ و نَسْتَغْفِرُكَ مِنْ كُلِّ عَمَلٍ عَمِلْنَاهُ لِوَجْهِكَ فَخَالَطَهُ مَا لَيْسَ لَكَ فِيْهِ لاَ إله إِلاَّ أنت يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

Allahumma nastaghfiruka min kulli zanbin aznabnaahu ista’madnaahu au jahilnaahu. Wa nastaghfiruka min kulli zanbin tubnaa ilaika minhu tsumma ‘udnaahu fiihi wa nastaghfiruka minaz zunuubil latii laa ya’lamuha ghairuka wa laa yasa’uha illaa hilmuka.

Wa nastaghfiruka min kulli maa da’ath ilaihi nufuusuna min qablir rakhshi faystabahu zalika ‘alaina wa huwa ‘indaka haraamun wa nastaghfiruka min kulli ‘amalin ‘amilnaahu li wajhika fa khaalathahu maa laisa laka fiihi laa ilaaha illaa anta yaa arhamar raahimiin

Artinya:

“Ya tuhan kami, sesungguhnya kami memohon ampun kepada-Mu dari setiap dosa yang telah kami kerjakan, kami sengaja melakukan ataupun kami bodoh.

Dan kami meminta ampunan kepada-Mu dari setiap dosa yang telah kami bertobat darinya, kemudian kami kembali mengerjakannya.

Kami memohon kepada-Mu dari yang tidak mengetahuinya selain kamu dan tidak dirasakan kecuali oleh kelembutan-Mu.

Dan kami memohon kepada-Mu dari setiap dosa yang diajak oleh jiwa-jiwa kami karena adanya keringanan, maka jadi samarlah terhadap kami padahal itu merupakan perbuatan haram di sisi-Mu.

Dan kami memohon kepada-Mu dari setiap amalan yang telah kami kerjakan untuk mengharapkan rida-Mu, maka bercampur di dalamnya mengharapkan sesuatu yang bukan karena-Mu.

Tiada tuhan selain Engkau wahai Yang Maha Paling Penyayang dari Yang Menyayangi.”

Tobat Dalam Islam

Salah satu bentuk kasih sayang Allah kepada hamba-Nya adalah selalu terbukanya pintu tobat bagi pendosa.

Sebesar apapun kita melakukan kesalahan, selama nyawa masih bersemanyam di dalam tubuh dan ruh belum terpisah dari jasad, maka masih memiliki kesempatan untuk memohon ampunan-Nya.

Kamu tentu tahu bahwa bertobat adalah solusi utama yang diberikan Allah ketika telanjur terjerumus dalam kesalahan dan dosa.

Bahkan, pengertian tobat menurut para ulama adalah menyadari dan menyesali telah melakukan kesalahan dan keburukan.

Jadi kalau kamu hanya menyadari telah berbuat salah tetapi tidak merasa menyesal, maka itu belum dinamakan sebagai orang yang bertobat.

Tobat sendiri terbagi menjadi dua, tergantung kepada dosa yang telah dikerjakan. Pertama ada tobat dari dari dosa besar dan yang kedua adalah bertobat dari dosa kecil.

Apabila kita mengerjakan dosa kecil, maka beristigfar kepada Allah azza wa jalla atau mengerjakan satu amalan kebaikan, nantinya dapat menghapus dosa tersebut.

Namun, lain halnya jika kita mengerjakan dosa besar seperti meninggalkan salat secara sengaja, durhaka kepada orang tua atau suami, menyogok, berzina, dan lain-lain, maka kita wajib melakukan taubatan nasuha.

sayyidul istighfar arab latin

Syarat-Syarat Taubatan Nasuha

Melakukan taubatan nasuha berbeda dengan tobat atas dosa-dosa kecil. Ada beberapa syarat yang perlu dipenuhi dalam melakukannya.

Di dalam kitab Al-Ghunyah, Syeikh Abdul Qadir Jailani menjelaskan bahwa taubatan nasuha memilki tiga syarat, yaitu:

1. Menyesali Telah Melakukan Kesalahan

Artinya, di dalam hati kita terdapat penyesalan yang sangat dalam karena telah terjerumus ke dalam dosa.

Perlu kamu ketahui, tidak sedikit para Ulama yang beristigfar sampai bertahun-tahun hanya karena melakukan satu kesalahan yang kecil di mata kita.

Hal tersebut dilakukan karena rasa penyesalan para ulama yang telah mengenal dan dekat dengan Allah, jelas sangat berbeda dengan orang awam seperti kita.

2. Meninggalkan Kesalahan

Orang yang bertobat dengan bersungguh-sungguh tentu tak bakal kembali melakukan kesalahannya kapanpun dan di manapun ia berada.

Inilah yang membedakan dengan pendosa yang tidak jera dan menyesali dosa yang telah dilakukannya.

3. Bertekad untuk Tidak Mengulangi Dosa yang Telah Dikerjakan

Tekad kuat untuk tidak kembali terjerumus ke dalam dosa menjadi salah satu syarat terpenting agar tobat kita diterima oleh Allah.

Kita harus memiliki tekad yang kuat agar tidak akan membuat diri kembali terjerumus ke dalam kesalahan untuk kedua kalinya.

Tiga syarat di atas merupakan syarat yang harus dikerjakan tatkala menjalankan tobat kepada Allah Swt.

Namun, berbeda kasus untuk dosa yang berkaitan juga dengan manusia seperti mencuri. Pasalnya, selain harus melakukan taubatan nasuha, kita juga dituntut untuk menyelesaikan hak manusia yang diambil.

Tentu saja caranya adalah dengan mengganti apa yang telah dicuri. Bisa dengan barang yang sama atau menggantinya dengan harga yang setara dengan nilai barang tersebut.

Tanda Diterimanya Tobat

Selain syarat melakukan tobat nasuha, Abu Laits as-Samarqandi di dalam kitab Tanbihul Ghafilin menjelaskan bahwa terdapat beberapa tanda diterimanya tobat oleh Allah Swt. yaitu:

  1. Mampu menjaga lisan dari pembicaraan yang tidak perlu, tidak ghibah, apalagi berbohong.
  2. Hati tidak mudah menyimpan iri dan dendam kepada orang lain.
  3. Menjauhkan diri dari teman-teman yang buruk perangainya dan senantiasa beristigfar atas dosa-dosa yang telah lalu, serta bersungguh-sungguh dalam berbuat ketaatan kepada Allah Swt.
  4. Terus mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian.

sayyidul istighfar shahih

Penutup

Demikianlah beberapa pembahasan yang berkaitan dengan dengan sayyidul istigfar. Meskipun kita telah banyak melakukan dosa selama ini, tetapi kita tidak boleh berputus asa dari ampunan dan rahmat Allah.

Ingatlah selalu bahwa rahmat Allah azza wa jalla begitu besar, ampunan-Nya juga sangat luas, maka jangan pernah lelah untuk bertobat ketika telah melakukan kesalahan dalam bentuk bagaimanapun dan sekecil apapun.

Jangan lupa, kalau salah satu penyebab kita berada dalam dosa besar adalah merasa bahwa rahmat dan ampunan-Nya telah putus dari kita, na’uzubillah min zalik.

Jadi kepada para pembaca yang saya cintai, teruslah istikamah dalam mengubah diri sehingga menjadi pribadi yang lebih baik, serta tak pernah lelah meminta ampun setiap kali melakukan kesalahan.

Karena hakikatnya manusia yang diciptakan berbarengan dengan nafsu, pasti ada kalanya terjerumus dalam kesalahan.

Namun mereka yang bijak adalah mereka yang mampu mengakui kesalahan dan siap untuk menjalani kehidupan yang lebih baik.