Ziarah Kubur: Hukum, Adab, Doa [LENGKAP]

Setiap manusia yang telah Allah titipkan nyawa kepadanya pasti akan dicabut nyawanya. Untuk mengingat kematian, syari’at menganjurkan kepada kamu semua untuk sering melakukan ziarah kubur agar tahu dan sadar bahwa tidak ada kehidupan yang abadi di dunia ini.

Karena sehebat apapun pangkat manusia di dalam dunia, semua akan hilang dan binasa serta tiada artinya lagi ketika tubuh telah tertumpuk tanah liat di atasnya.

Hanya amalan-amalan kebaikan sajalah yang bisa menolong manusia untuk menghadapi dalam menjawab soal malaikat Munkar-Nakir dan fitnah kubur.

Di sini, hasana.id akan menjelaskan kepadamu beberapa hal yang berkaitan dengan ziarah kubur.

Pengertian Ziarah Kubur

arti ziarah

Tentu kamu bertanya-tanya, apa maksud dari ziarah kubur? Sebelumnya mengetahui arti dari ziarah kubur, sebelumnya kamu harus paham dulu makna dari ziarah dan kubur/an.

Ziarah dalam bahasa arab bermakna mengunjungi. Sedangkan dalam KBBI, dijelaskan bahwa maksud dari ziarah adalah satu praktik sebagian besar umat beragama yang memiliki makna moral penting.

Sedangkan kuburan adalah tempat ditanamnya manusia yang telah mati.

Maka, makna dari ziarah kubur adalah mengunjungi makam manusia yang telah meninggal dimana tujuannya untuk mendoakannya, bertabaruk, ataupun sebagai itibar, dan pengingat kematian.

Sehingga pendapat sebagian orang yang mengatakan bahwa kamu yang berziarah kubur itu tujuannya adalah menyembah adalah pendapat yang salah.

Karena sejatinya, tujuan dari ziarah kubur hanya tiga. Pertama, mendoakan orang yang berada di dalam kubur. Kedua, mengambil keberkahan darinya karena mereka adalah orang-orang yang dekat dengan.

Ketiga, mengambil itibar dan pelajaran akan fana dan binasanya tubuh dan dunia yang kamu gunakan sekarang.

Hukum Ziarah Kuburhukum ziarah

Pada awal-awal islam, Rasulullah saw melarang umatnya untuk melakukan ziarah kubur.

Karena dulunya tujuan dari manusia pada zaman jahiliyah melakukan praktik ziarah kubur adalah meminta dan menyembah orang yang telah meninggal.

Namun seiring berjalannya waktu, Rasul saw membersihkan ‘itiqad dan kepercayaan tersebut. Lalu, mengizinkan kepada umatnya untuk mengerjakan praktik ziarah kubur.

Hal ini sebagaimana yang dijelaskan Nabi Muhammad saw dalam hadis yang diriwayatkan oleh Hakim:

كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُورِ أَلَا فَزُورُوهَا، فَإِنَّهُ يُرِقُّ الْقَلْبَ، وَتُدْمِعُ الْعَيْنَ، وَتُذَكِّرُ الْآخِرَةَ، وَلَا تَقُولُوا هُجْرً

Kuntu nahaytukum ‘an ziyaaratil qubuuri alaa fazuuruuha, fa innahu yuriqqul qalba wa tudmi’ul ‘aina, wa tunakkirul aakhirata, wa laa taquuluu hujra

“Dahulu telah kularang kalian dari berziarah kubur, tapi (sekarang) berziarahlah kalian. Maka sesungguhnya ziarah kubur itu dapat melunakkan hati, mencucurkan (air) mata, membuat ingat pada akhirat, dan janganlah kalian berkata jelek dan kasar (ketika berziarah kubur).”

Setelahnya, ulama berpendapat bahwa ziarah kubur hukumnya menjadi sunah, karena ada beberapa dalil yang memerintahkan untuk melakukan ziarah kubur.

Misalnya hadis riwayat Muslim yang memerintahkan Nabi untuk melakukan ziarah kubur ke Baqi’ untuk memohon ampunan kepada mereka.

Bahwa legalitas melakukan ziarah kubur ini telah menjadi sebuah kesepakatan di antara seluruh mazhab-mazhab mu’tabar yang ada dalam dunia islam.

Ha ini sebagaimana yang tertera di dalam kitab Hujjah Ahlisunnah Wal Jama’ah :

زيارة القبور تجيزها مذاهب المسلمين كلها

“Ziarah kubur hukum boleh menurut kesepakatan seluruh mazhab dunia islam.”

Nah sahabat Hasana.id, setelah kamu paham pengertian dan hukum dari ziarah kubur tentu saja kamu juga harus tau doa-doa apa saja yang disunatkan ketika melakukan ziarah, maka sekarang kami akan menjelaskannya kepadamu.

Macam-macam Doa Yang Bisa Dibaca Saat Ziarah Kubur

Imam Nawawi di dalam kitab al-Azkar menjelaskan bahwa disunatkan kepada orang yang melakukan ziarah kubur untuk memperbanyak membaca Alquran, zikir, dan doa-doa untuk orang yang telah meninggal dan seluruh orang yang telah mati.

Adapun doa-doa yang dianjurkan saat berziarah yaitu sebagai berikut:

1. Doa Tahlilan

2. Doa Ketenteraman Untuk Ahli Kubur

اللَّهُمَّ أَنْزِلْ فِيْ قَبْرِهِ الرَّحْمَةَ وَالضِّيَاءَ وَالنُّوْرَ، وَالبَهْجَةَ وَالرَوْحَ وَالرَيْحَانَ وَالسُّرُوْرَ، مِنْ يَوْمِنَا هَذَا إِلَى يَوْمِ البَعْثِ وَالنُّشُوْرِ، إِنَّكَ مَلِكٌ رَبٌّ غَفُوْرٌ

Allahumma anzil fii qabrihi ar-rahmata wad dhiya-a wan nuura wal bahjata war rauha war rayhaana was suruura min yauminaa hazaa ila yaumil ba’tsi wan nusyuuri. Innaka malikun rabbun ghafuur

“Ya Allah, turunkanlah ke kuburnya rahmat, sinar, cahaya, kegembiraan, kesenangan, keharuman, dan kebahagiaan sejak hari ini hingga hari kebangkamun. Sesungguhnya Engkau adalah Tuhan Yang Maha Memiliki lagi Maha Penyayang”

3. Doa Meminta Syafa‘at Alquran

اللَّهُمَّ اجْعَلِ القُرْآنَ العَظِيْمَ فِي قَبْرِهِ مُؤْنِسًا، وَفِي القِيَامَةِ شَافِعًا، وَفِي الحَشْرِ ضِيَاءً وَظِلًّا وَدَلِيْلًا، وَفِي المِيْزَانِ رَاجِحًا، وَعَلَى الصِّرَاطِ نُوْرًا وَقَائِدًا، وَعَنِ النَّارِ سِتْرًا وَحِجَابًا، وَفِي الجَنَّةِ رَفِيْقًا

Allahumma ij’alil qur-aanal ‘adhiima fi qabrihi mu’nisan wa fil qiyaamati syaafi’an wa fil hasri dhiyaa-an wa dhillan dan dalilan wa fil miizaani raajihan wa ‘alash shiraathi nuuran wa qaaida wa ‘anin naari sitran wa hijaaban wa fil jannati rafiiqan

“Ya Allah, jadikan Al-Qur’an di dalam kuburnya sebagai teman, di hari kiamat sebagai pemberi syafaat, di tempat padang mahsyar sebagai sinar, naungan, dan petunjuk, di mizan sebagai pendukung amalan kebaikan, di sirath sebagai cahaya dan penuntun, dari api neraka sebagai penutup dan penghalang, dan di surga sebagai kawan.”

4. Doa Pengantar Untuk Penghuni Baru Kubur

اللَّهُمَّ عَبْدُكَ وَابْنَ عَبْدَيْكَ خَرَجَ مِنْ رَّوْحِ الدُّنْيَا وَسَعَتِهَا وَمَحْبُوْبِهِ وَاَحِبَّائِهِ فِيْهَا اِلَى ظـُـلْمَةِ اْلقَبْرِ وَمَا هُوَ لَا قِيْهِ كـَانَ يَشْهَـدُ اَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا اَنْتَ وَاَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُكَ وَرَسُوْلـُـكَ وَاَنْتَ اَعْلَمُ بِهِ

Allahumma ‘abduka wabna ‘abdaika kharaja min rauhid dunyaa wa sa’athaa wa mahbuubihi wa ahbaa-ihi fiihaa ila dhulmatil qabri wa maa huwa laaqiihi ka an yasyhadu allaa ilaaha illa anta wa anna muhammadan ‘abduka wa rasuuluka wa anta ‘alamu bihi

“Ya Tuhan kami, hamba-Mu dan anak dari kedua hamba-Mu telah keluar dari kebahagiaan dan luasnya dunia, orang yang dicintai, dan para kekasihnya di dunia berjalan ke kegelapan kubur dan apa yang akan ia jumpai di dalamnya. Ia dulu pernah bersaksi bahwa tiada tuhan selain Engkau dan Nabi Muhammad saw adalah hamba dan utusan-Mu. Kau Yang Maha Mengetahui hal ini.”

5. Doa Kelapangan Kubur

اللَّهُمَّ اِنَّهُ نَزَلَ بِكَ وَاَنْتَ خَيْرُ مَنْزُوْلٍ بِهِ وَاَصْبَحَ فـَـقِـيْرًا اِلـَى رَحْمَتِكَ، وَاَنْتَ غَنِيٌّ عَنْ عَذَابِهِ وَقـَـدْ جِئْنَاكَ رَاغِبِيْنَ اِلـَـيْكَ شُفـَـعَاءَ لـَـهُ، اللـّٰهُمَّ اِنْ كَانَ مُحْسِنًا فَزِدْ فِيْ اِحْسَانِهِ وَاِنْ كـَانَ مُسِيْئًا فَتَجَاوَزْ عَنْهُ وَلـَـقـِّـهِ بِرَحْمَتِكَ رِضَاكَ وَقِهِ فِتْنَةَ اْلقـَـبْرِ وَعَــَذابَهُ وَافْسَحْ لـَـهُ فِيْ قـَــبْرِهِ وَجَافِ اْلاَرْضَ عَنْ جَنْبَيْهِ وَلـَــقـِّـهِ بِرَحْمَتِكَ اْلاَمْنَ مِنْ عَذَابِكَ حَتَّى تَبْعَثَــهُ آمِنًا اِلـَى جَنَّتِكَ بِرَحْمَتِكَ يَااَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

Allahumma innahu nazala bika wa anta khairu manzulin bihij wa asbaha faqiiran ila rahmatika wa anta ghaniyyun ‘an ‘azaabihi wa qad ji’naaka rhaagiibiina ilaika syufa’aa-a lahu allahumma in kaana muhsinan fa zid fi ihsaanihi wa in kaana musii-an fa tajaawaz ‘anhu walaqihi birahmatika ridhaaka wa qihi fitnatal qabti wa ‘azaabaha waqsah lahu fii qabrihi wa jaafil ardha ‘an janabaihi wa laqihi birahmatika al amna min ‘azaabika hatta tab’atsahu aaminan ila jannatika bi rahmatika yaa arhamar raahimiina

“Ya Allah, dia telah berpulang kepada-Mu. Engkau adalah sebaik-baik tempat pulang. Dia membutuhkan rahmat-Mu. Sementara Engkau tidak butuh menyiksanya. Kami mendatangi-Mu seraya menaruh harapan kepada-Mu agar dapat memberikan syafa’at baginya. Ya Allah, jika ia orang baik, maka lebihkanlah kebaikannya. Jika ia orang jahat, maka maafkanlah keburukannya. Pertemukan ia dan ridha-Mu berkat rahmat-Mu. jagalah ia dari fitnah dan azab kubur. Luaskanlah kuburnya. Jauhkanlah dinding bumi dari kedua sisi tubuhnya. Pertemukanlah dia akan keamanan dengan rahmat Mu dari azab-Mu hingga Engkau membangkitkannya dalam keadaan aman menuju surga-Mu berkat rahmat-Mu, wahai Zat Yang Maha Pengasih.

6. Doa Untuk Ahli Kubur

اللهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ

Allahumma igfir lahu war hamhu wa ‘aafihi wa’ fu ‘anhu

“Ya Allah, ampunilah dirinya, kasihanilah dirinya, afiatkan dirinya, dan maafkanlah dirinya.”

Inilah beberapa doa yang bisa kamu amalkan dan baca ketika melakukan ziarah kuburan orang-orang kamu cintai dan seluruh umat islam.

Setelah mengetahui beberapa doa yang dianjurkan, kamu juga perlu mengetahui tata cara/adab dalam berziarah kubur. Karena, tujuan dari ziarah bukanlah hanya untuk mengelilingi kuburan saja.

Tata Cara/Adab Ziarah Kubur

lari dari kematian

Di dalam kitab tafsir As-Siraj al-Munir, Syeikh Khatib asy-Syirbini menjelaskan secara rinci adab-adab ziarah kubur, yaitu :

1. Membaca Salam Ketika Memasuki Kawasan Kuburan

Lafaznya sebagai berikut :

السلام عليكم دار قوم مؤمنين، وإنا إن شاء الله بكم لاحقون

Assalamu ‘alaikum daara qawwama mu’miniina, wa innaa in syaa-allahu bikum laahiquuna

Sejahtera di atas kalian wahai rumah kaum yang beriman, sesungguhnya kami, jika Allah berkhendak akan menyusul kalian.

Atau di dalam riwayat yang lain :

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ يَآاَهْلَ الْقُبُوْرِ يَغْفِرُاللهُ لَنَا وَلَكُمْ اَنْتُمْ سَلَفُنَا وَنَحْنُ بِا ْلاَثَرِ

Assalaamu ‘alaikum yaa ahlal qubuuri yaghfirullahu lanaa wa lakum antum salafna wa nahnu bil atsari

Sejahtera bagimu wahai ahli kubur, semoga Allah mengampuni dosa kami dan kalian, padahal kalian telah mendahului kami dan kami akan mengikutinya.

Adapun tujuan membaca salam ketika memasuki kuburan adalah untuk mendoakan kesejahteraan kepada orang–orang yang berada di dalam makbarah (pemakaman) yang ada di depan kamu.

Juga sebagai pengingat bagi kamu yang masih hidup bahwa kamu akan menyusul mereka pada suatu saat, cepat maupun lambat.

2. Mendatangi Dari Arah Wajahnya Mayit

Karena berziarah kepadanya sama seperti bertemu dengannya sewaktu hidup. Kalau sewaktu hidup ketika hendak berbicara dengan seseorang kamu berjalan ke arah wajahnya, begitu juga ketika dia telah mati.

3. Merenungkan Keadaan Orang Yang Telah Dikubur

Merenungkan keadaan orang yang telah di kubur di bawah tanah. Dimana, dia telah terpisah dari keluarga dan orang-orang yang dicintainya.

Merenungi apa yang telah terjadi kepada saudaranya ketika telah meninggal. Semua yang dicita-citakannya telah pupus oleh kematian.

Harta yang telah dikumpulkannya sewaktu hidup juga tidak bermanfaat lagi untuknya. Yang terjadi kepadanya sekarang adalah debu-debu telah bertaburan pada keindahan tubuh dan wajahnya.

Kemudian organ-organ tubuhnya telah terpisah-pisah. Istrinya di rumah telah menjadi janda dan anaknya menjadi yatim.

Selanjutnya adalah giliranmu, orang yang menziarahinya yang akan merasakan apa yang telah dirasa oleh orang yang telah berada di dalam kuburan tersebut.

Menurut Ulama

Sedangkan di dalam kitab I’anatuh Thalibin, Sayyid Bakri juga menulis beberapa adab yang mesti kamu jaga ketika melakukan ziarah, yaitu:

Pertama, menghadap kiblat ketika berdoa untuknya. Sedangkan ulama Khurasaniyyun menjelaskan sunah untuk menghadap wajah mayit tersebut.

Kedua, berjalan ke arah kirinya dan menghadap kiblat.

Imam as-Syarqawi juga menambah bentuk sunah lain yang harusnya kamu kerjakan ketika melakukan ziarah kubur, yaitu:

Ketiga, mendekatkan diri dengan kuburan sekirannya mayyit yang berada di dalam kuburan dapat mendengar apa yang kamu ucapkan sebagai bentuk penghormatan untuknya.

Inilah beberapa tata cara dan adab yang harus kamu kerjakan ketika berziarah. Sesungguhnya yang membedakan antara kamu dan hewan ketika mengerjakan sesuatu perbuatan adalah adab dan ilmu.

Hikmah Ziarah Kubur

fitnah kubur

Syeikh Nawawi Banten di dalam karangannya Nashihul ‘Ibad menjelaskan ada 4 hikmah ketika melakukan ziarah kubur, yaitu:

  • Ziarah kubur dengan tujuan untuk mengingat hari akhir dan kematian. kamu sadar dengan sesadarnya bahwa kehidupan yang kamu jalani hari ini hanya sebentar, sedangkan kematian dan balasan di hari akhirat adalah hal pasti yang akan kamu rasakan.
  • Ziarah kubur dengan tujuan untuk mendoakan orang yang berada di dalamnya. Syeikh Nawawi menambahkan bahwa ziarah dengan tujuan seperti ini disunahkan kepada seluruh orang islam, bukan hanya keluarganya saja.
  • Ziarah kubur dengan tujuan untuk mengambil keberkahan atau tabarruk. Biasanya hikmah seperti ini kamu raih ketika menziarahi kuburan-kuburan walinya Allah. Tujuan dari ziarah seperti ini bukanlah untuk menyembah orang yang ada di dalam kuburan, tetapi mengambil keberkahan dari mereka yang dekat Allah.
  • Ziarah dengan tujuan untuk memenuhi hak orang-orang yang berada di dalam kuburan. Misalnya orang tua, kerabat, dan orang-orang yang kamu cintai

Selain daripada hikmah-hikmah tersebut, para ulama juga menjelaskan bahwa salah satu hikmah dari ziarah kubur adalah sebagai pengingat untuk berbuat kebaikan.

Adapun maksudnya adalah ketika melakukan ziarah ke kuburan ulama misalnya, seperti Abuya Muda Wali atau Abon Abdul Aziz.

Maka secara tidak lasung hati kamu akan berbisik untuk menjadi orang baik semasa hidup, sebagaimana kehidupan yang telah dijalani oleh keduanya.

Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Saat Ziarah Kubur

  1. Jangan melakukan ziarah kubur, misalnya ke kuburan ulama untuk tujuan yang bersifat duniawi. Contohnya hanya untuk sekedar selfi dan memberi tau kepada khalayak ramai bahwa engkau baru saja menziarahinya. Namun perbaiki niatmu agar benar-benar tulus untuk mengambil keberkahan dari kuburan orang-orang yang telah dekat dengan Allah. Kalau tujuanmu berziarah adalah hal yang bersifat duniawi seperti pamer, maka itu tanda bahwa hatimu benar-benar bermasalah dan segeralah memohon ampuna kepada Allah.
  2. Jangan salah dalam mengartikan ziarah kubur, sehingga kamu berlebihan. Misalnya membawa sesajen dan makanan untuk orang di dalam kuburan.
  3. Jangan juga sampai salah dalam memahami arti tabarruk dan tawassul. Jangan sampai kamu menyakini bahwa tempat kamu meminta adalah orang yang ada di dalam kuburan. Namun, maksudnya adalah meminta agar Allah menurunkan keberkahan kepada kamu melalui perantaraan mereka.
  4. Hormati orang-orang yang ada di dalam kuburan, seperti tidak duduk di atas kuburan mereka. Begitu juga jangan bertumpu dan bersandar kepada kuburan. Bahkan ada ulama yang berpendapat bahwa hukum duduk, injak, bertumpu, dan bersadar kepada kuburan hukumnya adalah haram.

Hadis Larangan Bersandar Di Atas Pemakaman

Adapun dalil yang dijadikan sandaran sebagai bentuk pengharaman duduk di atas kuburan adalah hadis Nabi Muhammad saw yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم لأَنْ يَجْلِسَ أَحَدُكُمْ عَلَى جَمْرَةٍ فَتُحْرِقَ ثِيَابَهُ فَتَخْلُصَ إِلَى جِلْدِهِ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَجْلِسَ عَلَى قَبْرٍ “

‘an Abi Hurairata qaala Qaala Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallama li an yajlisa ahadu kum ‘ala jamratin fa tahriqu tsiyaba hu fa takhlusha ila jildihi khairun lahu min an yajlisa ‘ala qabrin

Dari Abu Hurairah ra, Ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Seandainya seseorang kamu duduk di atas bara api sehingga membakar pakaiannya sampai kulitnya, itu lebih baik untuknya daripada duduk di atas kuburan.” (HR. Muslim).

Adapun keharaman perbuatan lainnya yang telah kami sebutkan di atas telah dijelaskan oleh Khatib Syarbaini di dalam kitab Mughni Al-Muhtaj :

ولا يجلس على القبر المحترم ولا يتكأ عليه ولا يستند إليه ولا يوطأ عليه إلا لضرورة

“Dan tidak boleh duduk di atas kuburan yang dihormati, jangan bersandar kepadanya dan bertumpu di atasnya, dan tidak boleh diinjak kecuali karena ada keperluan.”

Penutup

bekal kubur

Sahabat hasana.id, di dalam surat Al-Jum’ah ayat 8, Allah swt mengingatkan

قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلَاقِيكُمْ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَىٰ عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ

Qul innal mautal ladzi tafirruuna minhu fa innahu mulaaqiikum tsumma turadduuna ilaa ‘aalimil ghaibi wasy syahaadati fa yunabbiukum bimaa kuntum ta’maluuna

Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa hang telah kamu kerjakan”.

Maka sebelum kematian menjemput kamu, tentu saja mengingatnya adalah sebuah keniscyaan yang harus kamu kerjakan. Agar kamu mempersiapkan diri sebaik mungkin dan siap menghadapi kematian.

Inilah beberapa pembahasan tentang ziarah kubur yang telah saya rangkum untuk kamu. Semoga, kamu dapat mengamalkan dan mempraktikkannya sebagus mungkin sesuai dengan tata cara yang telah dijelaskan oleh ulama ulama salafus shalih.