Mengetahui Kemunculan Yajuj Majuj sebagai Salah Satu Tanda Kiamat Kubra

Hari akhir pasti terjadi, tetapi kapan terjadinya masih merupakan rahasia Allah Swt. Yang dapat diketahui hanyalah tanda-tanda menuju ketetapan-Nya tersebut karena sudah disabdakan oleh Rasulullah saw. dalam beragam riwayat. Salah satu yang cukup ditakuti adalah munculnya Yajuj Majuj.

عَنْ حُذَيْفَةَ بْنِ أَسِيدٍ الْغِفَارِيِّ قَالَ اطَّلَعَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيْنَا وَنَحْنُ نَتَذَاكَرُ فَقَالَ مَا تَذَاكَرُونَ قَالُوا نَذْكُرُ السَّاعَةَ قَالَ إِنَّهَا لَنْ تَقُومَ حَتَّى تَرَوْنَ قَبْلَهَا عَشْرَ آيَاتٍ فَذَكَرَ الدُّخَانَ وَالدَّجَّالَ وَالدَّابَّةَ وَطُلُوعَ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا وَنُزُولَ عِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَيَأَجُوجَ وَمَأْجُوجَ وَثَلَاثَةَ خُسُوفٍ خَسْفٌ بِالْمَشْرِقِ وَخَسْفٌ بِالْمَغْرِبِ وَخَسْفٌ بِجَزِيرَةِ الْعَرَبِ وَآخِرُ ذَلِكَ نَارٌ تَخْرُجُ مِنْ الْيَمَنِ تَطْرُدُ النَّاسَ إِلَى مَحْشَرِهِمْ

‘An hudzaifatab-ni asiidil-ghifaariyyi qaalath-thala’an-nabiyyu shallallaahu ‘alaihi wa sallama ‘alainaa wa nahnu natadzaakaru fa qaala maa tadzaakaruuna qaaluu nadzkurus-saa’ata qaala innahaa lantaquuma hattaa tarauna qablahaa ‘asyra aayaatin fa dzakarad-dukhaana wad-dajjaala wad-daabbata wa thuluu’asy-syamsi min maghribihaa wa nuzuula ‘iisab-ni maryama shallallaahu ‘alaihi wa sallama wa ya’juuja wa ma’juuja wa tsalaatsata khusuufin khasfun bil-masyriqi wa khasfun bil-maghribi wa khasfun bi jaziiratil-‘arabi wa aakhiru dzaalika naarun takhruju min al-yamani tathrudun-naasa ilaa mahsyarihim.

Artinya:

Dari Hudzaifah bin Asid Al Ghifari berkata: ‘Rasulullah saw. menghampiri kami saat kami tengah membicarakan sesuatu, beliau bertanya: ‘Apa yang kalian bicarakan?’ Kami menjawab: ‘Kami membicarakan kiamat.’ Beliau bersabda: ‘Kiamat tidaklah terjadi hingga kalian melihat sepuluh tanda-tanda sebelumnya.’ Beliau menyebut kabut, dajal, binatang, terbitnya matahari dari barat, turunnya Isa bin Maryam saw, Ya’juj dan Ma’juj, tiga longsor; longsor di timur, longsor di barat, dan longsor di jazirah arab, dan yang terakhir adalah api muncul dari Yaman menggiring manusia menuju tempat perkumpulan mereka.’

(Hadis Sahih Muslim No. 5162 – Kitab Fitnah dan Tanda Kiamat, Hadis Sunan Abu Dawud No. 3757 – Kitab Peperangan Besar, Hadis Jamik At-Tirmidzi No. 2109 – Kitab Fitnah)

Tanda-tanda Kiamat

Dari hadis panjang di atas, Rasulullah saw. mengabarkan bahwa hari akhir akan ditandai oleh sepuluh peristiwa. Kesepuluh tanda tersebut adalah

  1. Datangnya kabut yang menyelimuti seluruh dunia,
  2. Munculnya dajal,
  3. Keluarnya binatang besar melata,
  4. Terbitnya matahari dari tempat tenggelamnya,
  5. Turunnya Nabi Isa a.s.,
  6. Munculnya api dari Yaman yang menjalar dan menggiring manusia menuju Padang Mahsyar,
  7. Terjadinya longsor di bagian timur dunia,
  8. Bencana longsor di sebelah barat bumi,
  9. Terjadinya longsor di Jazirah Arab, dan
  10. Munculnya Ya’juj Ma’juj.

Sementara itu, terdapat perbedaan pendapat mengenai urutan terjadinya tanda-tanda kiamat kubra di atas. Perdebatan tentang sudah atau belum berlakunya sebagian dari kesepuluh tanda tersebut bahkan telah terdengar sejak masa sahabat Rasulullah saw.

Hal ini karena tidak adanya kepastian waktu kapan semua tanda itu terjadi, bahkan Rasulullah pun tidak memiliki pengetahuan tentangnya. Sama halnya dengan hari akhir itu sendiri, hanya Allah Swt. saja yang mengetahui.

يَسْـَٔلُونَكَ عَنِ ٱلسَّاعَةِ أَيَّانَ مُرْسَىٰهَا قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِندَ رَبِّى لَا يُجَلِّيهَا لِوَقْتِهَآ إِلَّا هُوَ ثَقُلَتْ فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ لَا تَأْتِيكُمْ إِلَّا بَغْتَةً يَسْـَٔلُونَكَ كَأَنَّكَ حَفِىٌّ عَنْهَا قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِندَ ٱللَّهِ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ

Yas-aluunaka ‘anis-saa’ati ayyaana mursaahaa, qul innamaa ‘ilmuhaa ‘inda rabbii, laa yujalliihaa liwaqtihaa illaa huw, tsaqulat fis-samaawaati wal-ardh, la ta`tiikum illaa baghtah, yas-aluunaka ka-annaka ḥafiyyun ‘an-haa, qul innamaa ‘ilmuhaa ‘indallaahi wa laakinna aktsaran-naasi laa ya’lamuun.

Artinya:

“Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: ‘Bilakah terjadinya?’ Katakanlah: ‘Sesungguhnya, pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Rabb-ku; tidak seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba.’ Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: ‘Sesungguhnya, pengetahuan tentang hari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.’”

(Surah al-A’raf: 187)

Beberapa Pertanyaan Awal

Nah, dalam artikel ini, Hasana.id akan mengungkap informasi yang mendalam tentang salah satu tanda yang disebutkan Rasulullah saw. dalam hadis hari kiamat di atas, yaitu Yajuj Majuj. Fitnahnya dikabarkan lebih dahsyat daripada Dajal. Nabi ‘Isa as. pun mengajak kaum muslimin bersembunyi alih-alih melawan.

Beberapa pertanyaan yang akhir-akhir ini sering terdengar adalah:

  1. Adakah cara selamat dari Ya’juj Ma’juj?
  2. Kenapa Allah menciptakan Ya’juj dan Ma’juj?
  3. Benarkan Ya’juj Ma’juj dan Corona berhubungan?
  4. Tersiar spekulasi bahwa Ya’juj dan Ma’juj sudah muncul di China. Benarkah demikian?

Apakah kamu penasaran? Jika iya, teruskan rasa penasaranmu dan temukan jawabannya dalam artikel ini!

Apa itu Ya’juj Ma’juj

Yajuj Majuj (kata bakunya dalam KBBI tertulis ‘Yakjuj wa Makjuj’) diambil dari bahasa Arab ya’juuju dan ma’juuju yang bermakna ‘bangsa yang membuat kerusakan pada masa kekuasaan Zulkarnain’. Akar kata keduanya adalah ajiijun yang berarti ‘kobaran api’ dan ajja, artinya ‘berkobar’.

Namun, siapa itu Zulkarnain?

Zulkarnain: Tokoh Kunci

Ya, Hasana.id tak bisa membahas Yajuj Majuj tanpa mengaitkannya dengan sosok ini: Zulkarnain. Namanya Allah Swt. sebutkan mengabadi dalam kalam-Nya surah ke-18, al-Kahfi. Kisahnya dimulai dari ayat ke-83 hingga 99.

Hasana.id akan menampilkan ayat-ayat yang membicarakan sosoknya sebelum membangun tembok Ya’juj Ma’juj lengkap dengan referensi tafsir yang mendukung, merujuk pada kitab Tafsir Jalalain dan tafsir milik Prof. Quraisy Shihab.

Surah al-Kahfi: 83

وَيَسْـَٔلُونَكَ عَن ذِى ٱلْقَرْنَيْنِ قُلْ سَأَتْلُوا۟ عَلَيْكُم مِّنْهُ ذِكْرًا

Wa yas-aluunaka ‘an dzil-qarnaiin, qul sa-atluu ‘alaikum min-hu dzikraa.

Artinya:

Mereka akan bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Zulkarnain. Katakanlah: ‘Aku akan bacakan kepadamu cerita tentangnya.’

Rasulullah saw. pernah ditanya oleh orang-orang Yahudi mengenai seseorang yang berjuluk Zulkarnain. Nama aslinya adalah Iskandar, dan beliau bukanlah seorang nabi utusan Allah Swt.

Surah al-Kahfi: 84

إِنَّا مَكَّنَّا لَهُۥ فِى ٱلْأَرْضِ وَءَاتَيْنَٰهُ مِن كُلِّ شَىْءٍ سَبَبًا

Innaa makkannaa lahuu fil-ardhi wa aatainaahu ming kulli syai-in sababaa.

Artinya”

Sesungguhnya, Kami telah memberi kekuasaan kepadanya di (muka) bumi, dan Kami telah memberikan kepadanya jalan (untuk mencapai) segala sesuatu,

Zulkarnain bukanlah nabi, melainkan seseorang yang diberi keutamaan oleh Allah Swt. di muka bumi berupa kekuasaan dan banyak ilmu pengetahuan. Dengan keistimewaan tersebut, beliau dapat mengendalikan segala sesuatu.

Tafsir Jalalain menafsirkan ‘kekuasaan’ sebagai instrumen untuk memudahkan perjalanan yang dilakukan Zulkarnain, karena beliau memang dikisahkan bepergian dari tempat yang satu menuju lainnya di muka bumi.

Dengan kemudahan itu, Allah Swt. menuntun Zulkarnain di jalan yang dapat mengantarkannya menuju apa yang beliau inginkan.

Surah al-Kahfi: 85

فَأَتْبَعَ سَبَبًا

Fa atba’a sababaa.

Artinya:

Maka diapun menempuh suatu jalan.

Zulkarnain memanfaatkan keistimewaan dan kemudahan yang Allah Swt. berikan untuk memperluas wilayah kekuasaannya dan memulai perjalanannya menuju bagian barat bumi.

Surah al-Kahfi: 86

حَتَّىٰٓ إِذَا بَلَغَ مَغْرِبَ ٱلشَّمْسِ وَجَدَهَا تَغْرُبُ فِى عَيْنٍ حَمِئَةٍ وَوَجَدَ عِندَهَا قَوْمًا قُلْنَا يَٰذَا ٱلْقَرْنَيْنِ إِمَّآ أَن تُعَذِّبَ وَإِمَّآ أَن تَتَّخِذَ فِيهِمْ حُسْنًا

Hattaa idzaa balagha maghribasy-syamsi wajadahaa taghrubu fii ‘ainin ḥami-atiw wa wajada ‘indahaa qaumaa, qulnaa yaa dzal-qarnaini immaa an tu’adzdziba wa immaa an tattakhidza fiihim ḥusnaa.

Artinya:

Hingga, apabila dia telah sampai ke tempat terbenam matahari, dia melihat matahari terbenam di dalam laut yang berlumpur hitam, dan dia mendapati di situ segolongan umat. Kami berkata: ‘Hai Zulkarnain, kamu boleh menyiksa atau boleh berbuat kebaikan terhadap mereka.’

Setelah melalui perjalanan panjang menuju arah matahari terbenam, Zulkarnain sampai di sebuah tempat yang amat jauh. Dalam pandangannya di tempat itu, matahari seolah-olah tenggelam ke dalam mata air yang airnya panas dan tanahnya hitam.

Beliau menemukan suatu kaum yang mendiami tempat di sekitar mata air tersebut. Allah Swt. mendeskripsikan golongan itu sebagai umat yang kafir.

Lalu, Allah Swt. memberikan ilham pada Zulkarnain untuk memutuskan satu dari dua pilihan dalam menghadapi kaum itu, yaitu ‘menyiksa’ atau ‘berbuat kebaikan’. Prof. Quraisy Shihab menafsirkan pilihan yang kedua ini sebagai ajakan untuk beriman.

Namun, jika mereka menolak keimanan yang ditawarkan Zulkarnain, Allah Swt. memperbolehkannya untuk memerangi kaum ini.

Surah al-Kahfi: 87

قَالَ أَمَّا مَن ظَلَمَ فَسَوْفَ نُعَذِّبُهُۥ ثُمَّ يُرَدُّ إِلَىٰ رَبِّهِۦ فَيُعَذِّبُهُۥ عَذَابًا نُّكْرًا

Qaala ammaa man zhalama fa saufa nu’adzdzibuhuu tsumma yuraddu ilaa rabbihii fa yu’adzdzibuhuu ‘adzaaban nukraa.

Artinya:

Berkata Zulkarnain: ‘Adapun orang yang aniaya, maka kami kelak akan mengazabnya, kemudian dia kembalikan kepada Rabb-nya, lalu Rabb mengazabnya dengan azab yang tidak ada taranya.

Dalam dialog yang dilakukannya terhadap kaum kafir tersebut, Zulkarnain berkata ia akan membunuh mereka yang memilih untuk tetap berada dalam kemusyrikan. Artinya, beliau ‘menyerahkan’ mereka kembali pada Yang Maha Menciptakan untuk diazab dengan amat keras di neraka.

Surah al-Kahfi: 88

وَأَمَّا مَنْ ءَامَنَ وَعَمِلَ صَٰلِحًا فَلَهُۥ جَزَآءً ٱلْحُسْنَىٰ وَسَنَقُولُ لَهُۥ مِنْ أَمْرِنَا يُسْرًا

Wa ammaa man aamana wa ‘amila shaaliḥan fa lahuu jazaa-anil-ḥusnaa, wa sanaquulu lahuu min amrinaa yusraa.

Artinya:

Adapun orang-orang yang beriman dan beramal saleh, maka baginya pahala yang terbaik sebagai balasan, dan akan kami titahkan kepadanya (perintah) yang mudah dari perintah-perintah kami.’”

Bagi mereka yang musyrik, azab sudah menanti, tetapi Zulkarnain memberi kabar gembira akan surga sebagai pahala yang terbaik atas orang-orang yang memilih pada keimanan dan berbuat kebaikan. Tidak hanya itu, mereka juga akan mendapatkan perlakuan yang baik di dunia.

Surah al-Kahfi: 89

ثُمَّ أَتْبَعَ سَبَبًا

Tsumma atba’a sababaa.

Artinya:

Kemudian dia menempuh jalan (yang lain).

Setelah menyelesaikan urusan kaum tersebut, Zulkarnain melanjutkan perjalanannya kembali, tetapi kali ini, beliau bertolak menuju timur, ke tempat matahari terbit.

Surah al-Kahfi: 90

حَتَّىٰٓ إِذَا بَلَغَ مَطْلِعَ ٱلشَّمْسِ وَجَدَهَا تَطْلُعُ عَلَىٰ قَوْمٍ لَّمْ نَجْعَل لَّهُم مِّن دُونِهَا سِتْرًا

Hattaa idzaa balagha mathli’asy-syamsi wajadahaa tathlu’u ‘alaa qaumil lam naj’al lahum min duunihaa sitraa.

Artinya:

Hingga apabila dia telah sampai ke tempat terbit matahari (sebelah Timur) dia mendapati matahari itu menyinari segolongan umat yang Kami tidak menjadikan bagi mereka sesuatu yang melindunginya dari (cahaya) matahari itu,

Sampailah Zulkarnain di suatu tempat yang didiami oleh bangsa Zunuj. Kamu mengenali mereka sebagai orang-orang suku Indian. Allah Swt. tetapkan atas mereka sebuah daerah yang terkena sinar matahari sepanjang tahun.

Artinya, tak ada bangunan ataupun tanaman yang cukup tinggi untuk melindungi mereka dari sinar matahari. Hal yang demikian karena bangsa Zunuj berdiam di atas tanah yang tak bisa menopang apa pun. Mereka juga terlihat tak mengenakan pakaian.

Tafsir Jalalain menerangkan bahwa tempat berlindung bangsa Zunuj hanya berupa lubang-lubang kecil yang dimasuki ketika pagi tiba. Mereka keluar dari liang-liang tersebut di terik siang.

Surah al-Kahfi: 91

كَذَٰلِكَ وَقَدْ أَحَطْنَا بِمَا لَدَيْهِ خُبْرًا

Kadzaalik, wa qad aḥathnaa bimaa ladaihi khubraa.

Artinya:

Demikianlah. Dan, sesungguhnya ilmu Kami meliputi segala apa yang ada padanya.

Sebagaimana Zulkarnain melakukan dialog dengan kaum yang beliau temukan di bagian Barat, begitu pula yang dilakukannya dengan bangsa Zunuj. Ditawarkan pada mereka pilihan untuk beriman. Merupakan suatu hal yang amat baik bila mereka menerimanya.

Surah al-Kahfi: 92

ثُمَّ أَتْبَعَ سَبَبًا

Tsumma atba’a sababaa.

Artinya:

Kemudian dia menempuh suatu jalan (yang lain lagi).

Setelah itu, Zulkarnain kembali melanjutkan perjalanannya menggunakan keistimewaan dan kemudahan yang sudah diberikan Allah Swt. Kali ini, beliau menyusuri jalan menuju sebuah arah antara barat dan timur.

Surah al-Kahfi: 93

حَتَّىٰٓ إِذَا بَلَغَ بَيْنَ ٱلسَّدَّيْنِ وَجَدَ مِن دُونِهِمَا قَوْمًا لَّا يَكَادُونَ يَفْقَهُونَ قَوْلًا

Hattaa idzaa balagha bainas-saddaini wajada min duunihimaa qaumal laa yakaaduuna yafqahuuna qaulaa.

Artinya:

Hingga apabila dia telah sampai di antara dua buah gunung, dia mendapati di hadapan kedua bukit itu suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan.

Dalam perjalanannya, Zulkarnain melewati sebuah tempat di antara dua bendungan. Setelah itu, sampailah beliau di tengah-tengah sepasang gunung. Diyakini tempat tersebut berada di salah satu area negara Turki dalam Tafsir Jalalain karena di sana dibangun bendungan milik Raja Iskandar.

Sementara itu, kitab tafsir Prof. Quraisy Shihab menjelaskan bahwa dua gunung tersebut merupakan Gunung Armenia dan Azerbaijan.

Zulkarnain mendapati suatu kaum yang menempati daerah di depan kedua gunung. Kaum ini tidak dapat memahami pembicaraan orang lain kecuali bila diucapkan dengan amat lambat.

Surah al-Kahfi: 94

قَالُوا۟ يَٰذَا ٱلْقَرْنَيْنِ إِنَّ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ مُفْسِدُونَ فِى ٱلْأَرْضِ فَهَلْ نَجْعَلُ لَكَ خَرْجًا عَلَىٰٓ أَن تَجْعَلَ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ سَدًّا

Qaaluu yaa dzal-qarnaini inna ya`juuja wa ma`juuja mufsiduuna fil-ardhi fa hal naj’alu laka kharjan ‘alaa an taj’ala bainanaa wa bainahum saddaa.

Artinya:

Mereka berkata: ‘Hai Zulkarnain, sesungguhnya Yakjuj wa Makjuj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka?’

Kaum yang menempati daerah di depan gunung-gunung ini mengetahui keutamaan yang dimiliki Zulkarnain. Orang-orang ini lantas mengajukan sebuah permintaan pada beliau untuk membuat dinding yang akan membatasi mereka dengan Yajuj Majuj.

Mereka katakan bahwa Yajuj Majuj adalah dua kabilah yang selalu melakukan pengintaian, merusak, serta menghancurkan daerah yang mereka tinggali tersebut. Sebagai ganti permintaannya, Zulkarnain akan dibayar dengan pajak.

Surah al-Kahfi: 95

قَالَ مَا مَكَّنِّى فِيهِ رَبِّى خَيْرٌ فَأَعِينُونِى بِقُوَّةٍ أَجْعَلْ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ رَدْمًا

Qaala maa makkannii fiihi rabbii khairun fa a’iinuunii biquwwatin aj’al bainakum wa bainahum radmaa.

Artinya:

Zulkarnain berkata: ‘Apa yang telah dikuasakan oleh Rabb-ku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik, maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding antara kamu dan mereka,’

Zulkarnain menjawab permintaan tersebut dengan mengatakan bahwa beliau tak memerlukan pembayaran pajak dari mereka, karena Allah Swt. telah memberikan kekuasaan yang jauh lebih baik dari itu.

Beliau dengan sukarela akan membuatkan dinding kuat anti-tembus yang dapat memisahkan Yajuj dan Majuj dari peradaban mereka. Mereka cukup menyediakan kebutuhan, seperti perlengkapan dan tenaga, yang diperlukan oleh Zulkarnain saja.

Ayat-ayat berikutnya menceritakan bagaimana Zulkarnain membangun dinding kuat yang terbuat dari potongan-potongan besi yang dibakar dan dituangkan tembaga mendidih di atasnya. Material bangunan ini amat kuat sehingga Yajuj Majuj tak dapat mendaki atau melubanginya sampai pada suatu masa.

Keluarnya Yajuj Majuj

Benar bahwa Yajuj Majuj kini dikurung tembok tinggi yang tak dapat dipanjat atau dilubangi dalam sekali usaha. Meski demikian, setiap hari mereka mencoba menggalinya sedikit demi sedikit, sejak pertama kali dinding tersebut berdiri hingga hari ini.

Dinding Kembali Seperti Semula

Rahmat Allah Swt-lah yang menjadikan dinding tersebut kembali utuh seperti semula tiap kali mereka melubanginya. Hadis yang dirawi dari Abu Hurairah r.a. berikut menjelaskan sabda Rasulullah saw. mengenai hal ini.

عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي السَّدِّ قَالَ يَحْفِرُونَهُ كُلَّ يَوْمٍ حَتَّى إِذَا كَادُوا يَخْرِقُونَهُ قَالَ الَّذِي عَلَيْهِمْ ارْجِعُوا فَسَتَخْرِقُونَهُ غَدًا فَيُعِيدُهُ اللَّهُ كَأَشَدِّ مَا كَانَ حَتَّى إِذَا بَلَغَ مُدَّتَهُمْ

‘An nabiyyi shallallaahu ‘alaihi wa sallama fis-saddi qaala yahfiruunahu kulla yaumin hattaa idzaa kaaduu yakhriquunahu qaalal-ladzii ‘alaihim irji’uu fa satakhriquunahu ghadan fa yu’iiduhullaahu ka-asyaddi maa kaana hattaa idzaa balagha muddatahum.

Artinya:

Dari Nabi saw. tentang dinding (yang dibangun Zulkarnain), beliau bersabda: ‘Setiap hari mereka (Yakjuj wa Makjuj) menggalinya, sehingga ketika dinding itu hampir mereka menembusnya, pemimpinnya mengatakan: ‘Sekarang pulanglah kalian, karena esok hari kalian pasti bisa menembusnya!’ Akan tetapi, Allah mengembalikannya seperti semula.’

(Hadis Jamik At-Tirmidzi No. 3078 – Kitab Tafsir Al-Qur’an)

Namun, kaum muslimin harus mengetahui bahwa keadaan ini tak akan terjadi selamanya. Allah Swt. sudah menetapkan suatu masa, di mana dua kabilah perusak itu akan dapat merobohkan tembok tersebut dan keluar dari sarang mereka saat ini.

Kabar dari Rasulullah saw.

Dalam hadis lain yang dirawi dari Ummul Mu’minin Zainah binti Jahsy r.a., Rasulullah saw. pernah menemuinya dan mengabarkan soal benteng Yajuj Majuj dengan gusar.

عَنْ زَيْنَبَ بِنْتِ جَحْشٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَخَلَ عَلَيْهَا يَوْمًا فَزِعًا يَقُولُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَيْلٌ لِلْعَرَبِ مِنْ شَرٍّ قَدْ اقْتَرَبَ فُتِحَ الْيَوْمَ مِنْ رَدْمِ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ مِثْلُ هَذِهِ وَحَلَّقَ بِإِصْبَعَيْهِ الْإِبْهَامِ وَالَّتِي تَلِيهَا قَالَتْ زَيْنَبُ بِنْتُ جَحْشٍ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَنَهْلِكُ وَفِينَا الصَّالِحُونَ قَالَ نَعَمْ إِذَا كَثُرَ الْخُبْثُ

‘An zainaba binti jahsyin anna rasuulallaahi shallsllaahu ‘alaihi wa sallama dakhala ‘alaihaa yauman faji’an yaquulu laa ilaaha illallaahu wailun lil ‘arabi min syarrin qad aqtaraba futihal-yauma min radmi ya’juuja wa ma’juuja mitslu hadzihi wa hallaqa bi ishba’aihil-ibhaami wal-latii taliihaa qaalat ainabu bintu jahsyin fa qultu yaa rasuulallaahi afanahliku wa fiinash-shaalihuuna qaala na’am idzaa katsural-khubts.

Artinya:

Dari Zainab binti Jahsyi, Rasulullah saw. suatu hari menemuinya dengan gusar seraya mengatakan, ‘Celaka bangsa Arab dari keburukan yang telah dekat! Hari ini telah dibuka benteng Yakjuj wa Makjuj seperti ini,’ seraya beliau melingkarkan kedua jarinya, telunjuk dan jempol. Zainab binti Jahsyi mengatakan, ‘Maka aku bertanya, ‘Apakah kita akan juga dibinasakan padahal di tengah-tengah kami masih ada orang-orang saleh?’ Nabi menjawab: ‘Iya, jika kejahatan telah merajalela.’’

(Hadis Sahih Al-Bukhari No. 6602 – Kitab Fitnah)

Lubang yang diisyaratkan Rasulullah saw. dalam hadis di atas kira-kira berdiameter 5 cm. Artinya, dinding Yajuj Majuj telah berlubang sebesar itu 1400 tahun yang lalu.

Kiamat Sudah Dekat

Kaum muslimin di masa kini tinggal menunggu waktu saja hingga orang-orang perusak ini berhasil merobohkan seluruhnya atas izin Allah Swt.

Saat itu tiba, kamu akan tahu bahwa kiamat sudah amat dekat masa terjadinya, sesuai dengan apa yang disabdakan Rasulullah saw. mengenai tanda-tanda hari akhir. Allah Swt. pun mengisyaratkan hal yang serupa dalam surah al-Kahfi berikut ini.

وَتَرَكْنَا بَعْضَهُمْ يَوْمَئِذٍ يَمُوجُ فِى بَعْضٍ وَنُفِخَ فِى ٱلصُّورِ فَجَمَعْنَٰهُمْ جَمْعًا

Wa taraknaa ba’dhahum yauma-idziy yamuuju fii ba’dhiw wa nufikha fish-shuuri fa jama’naahum jam’aa.

Artinya:

Kami biarkan mereka di hari itu bercampur aduk antara satu dengan yang lain, kemudian ditiup lagi sangkakala, lalu Kami kumpulkan mereka itu semuanya,

(Surah al-Kahfi: 99)

Hari itu’ adalah hari di mana Yajuj Majuj keluar dari tembok yang mengurung mereka. Jumlah orang-orang perusak ini amat banyak sehingga Allah Swt. menggunakan klausa ‘mereka di hari itu bercampur aduk antara satu dengan yang lain’.

Kemudian, setelah mengabarkan keluarnya Yajuj Majuj, sangkakala ditiup. Tak keliru agaknya jika kedekatan pemberitaan peristiwa yang pertama dan yang kedua menjadi penanda bahwa keduanya terjadi secara kronologis dan dalam waktu yang berdekatan pula.

Setelah Nabi ‘Isa a.s. Turun

Tak ada yang mengetahui dengan pasti perihal kiamat serta urutan terjadinya tanda-tanda menuju hari akhir.

Meski demikian, KH. M. Hasyim Asy’ari menuliskan sebagian pertanda hari berbangkit secara berurutan dalam kitab Risalah Ahlussunnah wal Jama’ah dengan berdasar pada sabda Rasulullah saw. Hadis ini sangat panjang, dirawi oleh At-Tirmidzi dari An-Nawwas bin Sam’an Al-Kila’ r.a.

Munculnya Dajal

Menurut KH. M. Hasyim Asy’ari dalam Risalah, kemunculan Dajal akan terjadi lebih dahulu jika dibandingkan dengan sebagian tanda-tanda kiamat kubra lainnya. Ia berada di bumi selama empat puluh hari saja.

Akan tetapi, hari pertama terasa seperti satu tahun, hari kedua seperti satu bulan, hari ketiga sepanjang satu pekan, dan selebihnya seperti hari-hari biasa.

قَالَ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا لَبْثُهُ فِي الْأَرْضِ قَالَ أَرْبَعِينَ يَوْمًا يَوْمٌ كَسَنَةٍ وَيَوْمٌ كَشَهْرٍ وَيَوْمٌ كَجُمُعَةٍ وَسَائِرُ أَيَّامِهِ كَأَيَّامِكُمْ

… qaala qulnaa yaa rasuulallaahi wa maa labtsuhu fil-ardhi qaala arba’iina yauman yaumun kasanatin wa yaumun kasyahrin wa yaumun kajumu’atin wa saa-iru ayyaamihi ka-ayyaamikum…

Artinya:

“… kami bertanya: ‘Berapa lama ia tinggal di bumi?’ Rasulullah saw. menjawab: ‘Empat puluh hari, satu hari seperti setahun, satu hari seperti sebulan, satu hari seperti satu pekan, dan hari-hari lainnya seperti hari-hari kalian…’

(Hadis Jamik At-Tirmidzi No. 2166 – Kitab Fitnah)

Nabi Isa Turun ke Dunia

Dajal akan mencari pengikut sebanyak-banyaknya dengan menunjukkan kemampuan dan mengaku-aku sebagai tuhan bagi manusia. Setelah itu, Allah Swt. menurunkan Nabi Isa a.s. ke dunia, tepatnya di sekitar menara putih yang terletak di sebelah timur Kota Damaskus, Suriah.

إِذْ هَبَطَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ عَلَيْهِ السَّلَام بِشَرْقِيِّ دِمَشْقَ عِنْدَ الْمَنَارَةِ الْبَيْضَاءِ

… idz habatha ‘iisab-nu maryama ‘alaihis-salaami bi syarqiyyi damasyqa ‘indal-manaaratil-baidhaa’…

Artinya:

… tiba-tiba ‘Isa putra Maryam turun di sebelah timur Damaskus di menara putih…

(Hadis Jamik At-Tirmidzi No. 2166 – Kitab Fitnah)

Misinya hanya untuk membunuh Dajal di sebuah daerah yang menjadi akses masuk Kota Ludd, Palestina, dan menyelamatkan hamba-hamba Allah Swt. yang dilindungi dari fitnah Dajal.

قَالَ فَيَطْلُبُهُ حَتَّى يُدْرِكَهُ بِبَابِ لُدٍّ فَيَقْتُلَهُ قَالَ فَيَلْبَثُ كَذَلِكَ مَا شَاءَ اللَّهُ قَالَ ثُمَّ يُوحِي اللَّهُ إِلَيْهِ أَنْ حَوِّزْ عِبَادِي إِلَى الطُّورِ فَإِنِّي قَدْ أَنْزَلْتُ عِبَادًا لِي لَا يَدَانِ لِأَحَدٍ بِقِتَالِهِمْ

… qaala fa yathlubuhu hattaa yudrikum bi baabi luddin fa yaqtulahu qaala fa yalbatsu kadzaalika maa syaa-allaahu qaala tsumma yuuhillaahu ilaihi an hawwiz ‘ibaadii ilath-thuuri fa innii qad anzaltu ‘ibaadan lii laa yadaani li ahadin bi qitaalihim…

Artinya:

Rasulullah saw. bersabda: ‘’Isa mencari Dajal hingga menemuinya di pintu Ludd lalu membunuhnya.’ Rasulullah saw. bersabda: ‘Ia juga tinggal lama hingga Allah mewahyukan padanya agar menggiring manusia ke Thursina karena Aku telah menempatkan hamba-hamba-Ku yang tidak seorang pun bisa memeranginya.’

(Hadis Jamik At-Tirmidzi No. 2166 – Kitab Fitnah)

Masa Yajuj Majuj

Setelah Dajal terbunuh itulah Yajuj Majuj dibangkitkan oleh Allah Swt. Dua kabilah perusak ini meluncur dari tiap-tiap dataran tinggi dalam rombongan-rombongan. Tiap kelompok terdiri dari orang yang sangat banyak. Rasulullah saw. sebutkan jumlahnya dengan pengibaratan berikut ini.

Melintasnya Yajuj Majuj di Danau Tiberias

قَالَ فَيَمُرُّ أَوَّلُهُمْ بِبُحَيْرَةِ الطَّبَرِيَّةِ فَيَشْرَبُ مَا فِيهَا ثُمَّ يَمُرُّ بِهَا آخِرُهُمْ فَيَقُولُ لَقَدْ كَانَ بِهَذِهِ مَرَّةً مَاءٌ

… qaala fa yamurru awwaluhum bi buhairatith-thabariyyati fa yasyrabu maa fiihaa tsumma yamurru bihaa aakhiruhum fa yaquulu laqad kaana bi hadzihi marratan maa’…

Artinya:

… Rasulullah saw. bersabda: ‘Lalu yang terdepan melintasi Danau Thabariyah dan minum kemudian yang belakang melintasi, ia berkata: ‘Tadi di sini ada airnya.’’…

(Hadis Jamik At-Tirmidzi No. 2166 – Kitab Fitnah)

Danau Thabariyyah atau Tiberias terletak di perbatasan Palestina dengan Suriah. Luas permukaan airnya yang mencapai 164 km2 menjadikan danau ini sebagai danau air tawar terluas di Palestina. Kedalamannya pun berada di urutan kedua setelah Laut Mati.

Pembunuhan Oleh Yajuj Majuj

Nah, ketika rombongan-rombongan Yajuj Majuj melintasi danau yang super luas dan dalam ini, mereka meminum habis airnya hingga tak menyisakan apa-apa bagi kelompok yang terakhir. Artinya, silakan kamu bayangkan seberapa banyak jumlah orang-orang ini.

Keadaan dunia pada masa Yajuj Majuj berkeliaran di atasnya sangatlah kacau. Mereka membunuhi setiap penduduk bumi yang ditemui dengan sombongnya dan berpikir untuk membunuh makhluk langit juga. Betapa bodohnya!

ثُمَّ يَسِيرُونَ حَتَّى يَنْتَهُوا إِلَى جَبَلِ بَيْتِ مَقْدِسٍ فَيَقُولُونَ لَقَدْ قَتَلْنَا مَنْ فِي الْأَرْضِ فَهَلُمَّ فَلْنَقْتُلْ مَنْ فِي السَّمَاءِ فَيَرْمُونَ بِنُشَّابِهِمْ إِلَى السَّمَاءِ فَيَرُدُّ اللَّهُ عَلَيْهِمْ نُشَّابَهُمْ مُحْمَرًّا دَمًا وَيُحَاصَرُ

… tsumma yasiiruuna hattaa yantuhuu ilaa jabali baiti maqdisin fa yaquuluuna laqad qatalnaa man fil-ardhi fa halluma falnaqtul man fis-samaa-i fa yarmuuna bi nusysyaabihim ilas-samaa-i fa yaruddullaahu ‘alaihim nusysyaabahum muhmarran daman wa yuhaashar…

Artinya:

… mereka berjalan hingga sampai ke Gunung Baitul Maqdis. Mereka berkata: ‘Kami telah membunuh orang-orang yang ada di bumi. Ayo, kita bunuh yang ada di langit.’ Mereka pun melesatkan panah mereka ke langit, lalu Allah membalikkan panah mereka bermerah darah…

(Hadis Jamik At-Tirmidzi No. 2166 – Kitab Fitnah)

Hancurnya Ya’juj Ma’juj

عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ وَأَصْحَابُهُ حَتَّى يَكُونَ رَأْسُ الثَّوْرِ يَوْمَئِذٍ خَيْرًا لِأَحَدِهِمْ مِنْ مِائَةِ دِينَارٍ لِأَحَدِكُمْ الْيَوْمَ قَالَ فَيَرْغَبُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ إِلَى اللَّهِ وَأَصْحَابُهُ قَالَ فَيُرْسِلُ اللَّهُ إِلَيْهِمْ النَّغَفَ فِي رِقَابِهِمْ فَيُصْبِحُونَ فَرْسَى مَوْتَى كَمَوْتِ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ

… ‘isab-nu maryama wa ash-haabuhu hattaa yakuuna ra’suts-tsauri yauma-idzin khairan li ahadihim min mi-ati diinaarin li ahadikum alyauma, qaala fayarghabu ‘iisabnu maryama ilallaahi wa ash-haabuhu, qaala fayursilullaahu ilaihim annaghafa fii riqaabihim fayushbihuuna farsaa mautaa kamauti nafsin waahidah…

Artinya:

“… Isa putra Maryam dan para sahabatnya terkepung hingga kepala kerbau saat itu lebih baik bagi salah seorang dari mereka daripada seratus dinar milik salah seorang dari kalian hari ini. Lalu, Isa putra Maryam dan para sahabatnya berdoa kepada Allah.’ Rasulullah saw. bersabda: ‘Lalu Allah mengutus cacing di leher mereka lalu mereka mati seperti matinya satu jiwa…’

(Hadis Jamik At-Tirmidzi No. 2166 – Kitab Fitnah)

Nabi Isa a.s. diperintahkan oleh Allah Swt. untuk mengungsikan kaum muslimin yang masih selamat pasca-Dajal ke Gunung Thursina atau Gunung Sinai yang terletak di Mesir. Di atas gunung ini, sang nabi beserta pengikut-pengikutnya terkepung oleh Yajuj Majuj.

Mereka tak berani turun karena khawatir akan dibunuh oleh Yajuj Majuj. Saking terjepitnya keadaan mereka, Rasulullah saw. mengatakan bahwa kepala kerbau lebih baik dari emas ratusan dinar tersebab dapat atau tidaknya kedua barang ini menjadi bahan pangan.

Kemudian, Nabi Isa as. berdoa kepada Allah Swt. untuk menumpas habis dua kabilah perusak itu. Doa tersebut dikabulkan dengan dikirimkan-Nya ulat unta ke tengkuk-tengkuk orang-orang Yakjuj wa Makjuj. Esok harinya, mereka tewas seluruhnya.

Masalah Belum Berakhir

قَالَ وَيَهْبِطُ عِيسَى وَأَصْحَابُهُ فَلَا يَجِدُ مَوْضِعَ شِبْرٍ إِلَّا وَقَدْ مَلَأَتْهُ زَهَمَتُهُمْ وَنَتَنُهُمْ وَدِمَاؤُهُمْ قَالَ فَيَرْغَبُ عِيسَى إِلَى اللَّهِ وَأَصْحَابُهُ قَالَ فَيُرْسِلُ اللَّهُ عَلَيْهِمْ طَيْرًا كَأَعْنَاقِ الْبُخْتِ قَالَ فَتَحْمِلُهُمْ فَتَطْرَحُهُمْ بِالْمَهْبِلِ وَيَسْتَوْقِدُ الْمُسْلِمُونَ مِنْ قِسِيِّهِمْ وَنُشَّابِهِمْ وَجِعَابِهِمْ سَبْعَ سِنِينَ قَالَ وَيُرْسِلُ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مَطَرًا لَا يُكَنُّ مِنْهُ بَيْتُ وَبَرٍ وَلَا مَدَرٍ

… qaala wa yahbithu ‘iisa wa ash-haabuhu falaa yajidu maudhi’a syibrin illaa wa qad mala-at-hu zahamatuhum wa natanuhum wa dimaa-uhum, qaala fayarghabu ‘iisaa ilallaahi wa ash-haabuhu, qaala fayursilullaahu ‘alaihim thairan ka-a’naaqil-bukhti, qaala fatahmiluhum fatathrahuhum bil-mahbili wayastauqidul-muslimuuna min qisiyyihim wa nusysyaabihim wa ji’aabihim sab’a siniina, qaala wayursilullaahu ‘alaihim matharan laa yukannu minhu baitu wa barin wa laa madar…

Artinya:

“… ‘lalu Isa dan para sahabatnya datang, tidak ada satu sejengkal tempat pun melainkan telah dipenuhi oleh bangkai dan bau busuk darah mereka.’ Rasulullah saw. bersabda: ‘Lalu Isa dan para sahabatnya berdoa kepada Allah, lalu Allah mengirim burung seperti leher unta.’ Rasulullah saw. bersabda: ‘Burung itu membawa mereka dan melemparkan mereka ke lubang tanah. Kaum muslimin menjadikan panah, anak panah, dan wadah panah mereka sebagai bahan bakar selama tujuh tahun.’ Rasulullah saw. bersabda: ‘Lalu Allah mengirim hujan kepada mereka, tidak ada rumah dari bulu atau rumah dari tanah yang menghalangi turunnya hujan…’”

(Hadis Jamik At-Tirmidzi No. 2166 – Kitab Fitnah)

Jasad Yajuj Majuj Dimana-mana

Apa yang dapat diharapkan dari dua kabilah pembawa kehancuran di muka bumi selain masalah? Saat hidupnya, mereka membuat kerusakan dan menyulitkan manusia, setelah matipun orang-orang ini meninggalkan derita, karena kini, seluruh permukaan daratan dipenuhi oleh jasad Yajuj Majuj.

Nabi ‘Isa a.s. dan sahabat-sahabatnya yang turun dari atas gunung tak bisa menginjakkan kaki di manapun. Mereka pun memohon bantuan sekali lagi pada Allah Swt. agar Yang Mahakuasa berkenan memberikan solusi dari masalah tersebut.

Datang Burung yang Lehernya Menyerupai Unta

Allah Swt. mengabulkan permohonan mereka kembali. Diutus-Nya burung-burung yang menyerupai leher unta untuk mengangkut bangkai Yajuj Majuj yang bergelimpangan dan melemparkannya ke liang tanah.

Orang-orang yang tak terhitung jumlahnya ini meninggalkan barang-barang yang amat banyak. Dari senjatanya saja, kaum muslimin dapat menjadikannya bahan bakar dan tak akan kehabisan persediaan mereka hingga tujuh tahun ke depan.

Namun, setelah bangkai Yajuj Majuj diangkut dan dibuang pun, persoalan masih belum juga selesai. Kotoran dan genangan darah yang mereka tinggalkan membawa masalah pula bagi indra-indra penglihatan dan penciuman manusia normal.

Untuk membersihkannya, Allah Swt. menurunkan hujan yang amat lebat dari langit yang membersihkan segala kekacauan sisa-sisa kehidupan Yajuj Majuj.

Penutup

Babak akhir dari episode kehidupan di dunia ditandai dengan kembalinya keberkahan bumi dan umat manusia dapat hidup dengan layak seperti sedia kala. Namun, hal itu tidak akan berlangsung lama, karena Allah Swt. tiba-tiba meniupkan angin yang berembus amat lembut.

Angin ini melewati tiap-tiap tengkuk manusia. Orang-orang yang masih memiliki keimanan di hatinya walaupun sedikit, akan meninggal dunia tatkala terkena hembusan angin tersebut. Sedangkan, mereka yang mengedepankan hawa nafsu tak akan terkena pengaruh apa pun.

Pada mereka inilah hari kiamat akan berlaku. Demikian Allah Swt. menetapkan segala sesuatunya.

Kemunculan Yajuj Majuj adalah sesuatu yang pasti terjadi sebagai tanda mendekatnya hari akhir, seperti halnya keniscayaan kiamat itu sendiri. Yang dapat dilakukan bukanlah menghindarinya, melainkan mempersiapkan diri sebaik mungkin agar dapat menyambut akhir hidup yang baik.

Semoga artikel ini membantumu mengetahui Yajuj Majuj dan menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenainya, ya!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *