Bacaan Tasbih, Tahmid, Takbir dan Keutamaannya

Zikir adalah salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. Salah satu upayanya adalah dengan sering-sering membaca kalimat thayyibah, yaitu takbir, tasbih, tahmid. Kalimat thayyibah sangatlah sederhana dan bisa dihafalkan oleh siapa saja.

Selain tiga bacaan tersebut, masih ada bacaan lain yang termasuk ke dalam kalimat thayyibah, antara lain salam, basmalah, tahlil, al-hauqalah, dan istighfar.

Bagi kamu yang ingin mempelajari tentang zikir, yaitu bacaan takbir, tasbih, tahmid, dan kalimat thayyibah yang lainnya secara lebih mendalam, Hasana.id telah merangkumkan informasinya untukmu. Yuk, baca sampai akhir!

Bacaan Takbir

Kalimat takbir sering didapati dalam seruan adzan setiap hari. Bacaan takbir adalah الله أكبر (Allahu akbar) yang artinya adalah Allah Maha Besar.

Pada dasarnya, membaca takbir merupakan salah satu bagian dari zikir. Dengan bertakbir, seseorang akan ingat kepada keagungan Allah Swt. Oleh karenanya, tidak ada larangan dalam bertakbir selama masih dalam batas kewajaran.

Berdasarkan petunjuk aturan pembacaan takbir, bacaan ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu takbir mursal dan takbir muqayyad. Takbir mursal adalah takbir yang tidak terikat waktu karena dianjurkan membacanya sepanjang malam, contohnya adalah pada takbir di malam Idulfitri dan Idul Adha.

Sedangkan takbir muqayyad adalah takbir yang terbatas pada waktu. Contohnya seperti pembacaan takbir setelah selesai salam fardhu selama hari raya Idul Adha dan hari tasyrik, yaitu setiap tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah.

Makna Takbir

Sudah sepatutnya jika manusia dengan segala keterbatasannya mengakui kebesaran Allah. Ketika menyadari akan kebesaran-Nya, ucapan yang pantas untuk dilafalkan adalah bacaan takbir, yaitu Allahu akbar.

Salah satu contohnya adalah penggunaan bacaan takbir di hampir setiap perpindahan dari rukun salat yang kita kerjakan setiap hari. Sudah semestinya kesadaran akan kemahabesaran selalu diingat dalam kehidupan sehari-hari.

Manusia sejatinya sangatlah kecil di hadapan Allah. Meskipun kecil dan hampir tidak ada artinya jika dibandingkan dengan luasnya alam semesta, Allah selalu peduli dengan kita.

Apabila kita senantiasa menyadari kebesaran Allah dan meresapinya hingga ke lubuk hati terdalam, kita akan mudah menerima pencerahan rohani.

Hati akan menjadi terang dan menjadikan kehidupan kita dengan segala nikmat yang Allah Swt. akan menjadi indah.

Dengan begitu, manusia menjadi senantiasa besyukur dan menumbuhkan sifat rendah hati atau tawadu, serta lebih bisa menghargai orang lain.

Dengan saling menghargai dan menghormati satu sama lain, berhubungan dengan orang lain akan terjalin dalam suasana damai.

Jika sebaliknya, yaitu tidak ada rasa rendah hati dalam diri manusia, itu akan menyebabkan dirinya merasa sangat hebat.

Ketika sudah merasa paling benar, ia akan menjadi pribadi yang arogan. Sikap takabur atau sombong seperti ini sudah jelas sangat menentang Allah.

Untuk itu, orang yang menjalankan salat setiap hari dan melafalkan takbir terus menerus harusnya bisa meresapi makna takbir.

Apabila seseorang masih salat tetapi kelakuannya masih arogan dan sombong, mungkin ia belum meresapi makna takbir yang diucapkannya sendiri dalam hatinya.

Makna Takbir menurut Beberapa Tokoh Islam

Dalam Al-Qur’an Surat Al-Isra ayat 111, Allah memerintahkan manusia untuk mengagungkannya dengan pengagungan yang sebesar-besarnya. Firman Allah tersebut adalah:

وَقُلِ ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ ٱلَّذِى لَمْ يَتَّخِذْ وَلَدًا وَلَمْ يَكُن لَّهُۥ شَرِيكٌ فِى ٱلْمُلْكِ وَلَمْ يَكُن لَّهُۥ وَلِىٌّ مِّنَ ٱلذُّلِّ ۖ وَكَبِّرْهُ تَكْبِيرًۢا

Wa qulil-ḥamdu lillāhillażī lam yattakhiż waladaw wa lam yakul lahụ syarīkun fil-mulki wa lam yakul lahụ waliyyum minaż-żulli wa kabbir-hu takbīrā

Artinya:

“Dan katakanlah: ‘Segala puji bagi Allah Yang tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia bukan pula hina yang memerlukan penolong dan agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebesar-besarnya.’”

Imam Ja’far Shodiq menegaskan bahwa makna dari bacaan Allahu akbar tidak hanya berarti Allah Maha besar dari segala sesuatu, melainkan Allah Maha Besar untuk disifati.

Maksudnya, tak ada seorang pun manusia yang mampu membayangkan seperti apa kebesaran Allah. Tidak ada pula satu kata pun yang mampu menjelaskan sifat-sifat kebesaran Allah Swt.

Sementara itu menurut Ibnu Taimiyah, ia menjelaskan bahwa takbir merupakan kalimat yang sering diucapkan pada saat hari raya atau acara keagamaan lainnya. Takbir menjadi kalimat penting yang berfungsi sebagai pembuka salat.

Keutamaan Takbir

Takbir memiliki beberapa keutamaan, di antaranya adalah sebagai berikut.

Mendatangkan Pahala

Mengagungkan Allah merupakan salah satu perintah-Nya. Barangsiapa yang melakukannya akan diganjar dengan pahala dan kebaikan.

Mudah Bersyukur

Allah Swt. berfirman dalam Surat Al-Baqarah ayat 185, yang bunyinya:

يُرِيدُ ٱللَّهُ بِكُمُ ٱلْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ ٱلْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا۟ ٱلْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا۟ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

yurīdullāhu bikumul-yusra wa lā yurīdu bikumul-‘usra wa litukmilul-‘iddata wa litukabbirullāha ‘alā mā hadākum wa la’allakum tasykurụn

Artinya:

“Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.”

Mendapat Keberanian

Pada zaman dulu, kalimat takbir sering diucapkan oleh pemimpin pasukan atau panglima yang sedang berjihad di medan perang.

Bacaan ini diucapkan untuk membakar semangat dari para mujahid supaya tidak merasa takut dengan segala sesuatu kecuali Allah.

Memperoleh Ketenangan

Kalimat takbir yang diucapkan dengan yakin akan membuat kita tidak merasa takut dengan apa pun kecuali Allah.

Jika dihayati baik-baik, kita dapat merasakan bahwa semuanya akan menjadi lebih mudah atas izin Allah karena kita senantiasa selalu bersama Allah Yang Maha Besar.

Bacaan Tasbih

Tasbih artinya adalah menyucikan Allah Swt dari sifat-sifat makhluk ciptaan-Nya. Adapun lafal tasbih adalah سبحان الله (subhanallah) yang artinya Maha Suci Allah.

Menurut bahasa, kalimat subhanallah terdiri dari dua kata, yaitu subhana dan Allah. Kata subhana berasal dari kata sabaha yasbahu yang memiliki arti menjauh, kemudian arti tersebut berkembang menjadi suci.

Maksudnya, sesuatu yang suci tentunya jauh dari hal-hal yang bersifat kotor atau najis.

Maka dari itu, kalimat subhanallah pada hakikatnya mengandung arti bahwa Allah jauh dari kemungkinan-kemungkinan buruk atau negatif yang kemungkinan terlintas di benak umat-Nya.

Penggunaan Kalimat Tasbih

Sebagaimana arti dari bacaan ini, lafal tasbih dipilih Rasulullah saw. ketika beliau menyaksikan perilaku yang tidak semestinya yang dilakukan oleh sahabatnya.

Hal ini telah diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim, dikutip dari kitab Al-Adzkar karya Imam an-Nawawi, yakni:

روينا في صحيحي البخارى ومسلم عن أبي هريرة رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم لقيه وهو جنبٌ فانسل فذهب فاغتسل فتفقده النبي فلما جاء قال أين كنت يا أبا هريرة فقال يا رسول الله لقيتني وأنا جنبٌ فكرهت أن أجالسك حتى أغتسل فقال سبحان الله إن المؤمن لا ينجس

Artinya:

“Sebuah hadits diriwayatkan kepada kami di dalam Shahih Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah RA bahwa suatu hari Nabi Muhammad SAW berpapasan dengannya saat masih junub di sebuah jalan di Madinah. Abu Hurairah lalu pergi diam-diam meninggalkan Rasulullah kemudian mandi bersuci. Rasulullah SAW sendiri mencari ke mana sahabatnya menghilang. ‘Kamu tadi ke mana Abu Hurairah?’ tanya Rasulullah SAW setelah Abu Hurairah datang. ‘Saat tadi kita bertemu, aku masih kondisi junub ya Rasul. Aku enggan duduk bersamamu sebelum aku mandi,’ jawab Abu Hurairah. ‘Subhanallah, orang beriman itu tidak najis,’ sambut Rasulullah SAW,” (Lihat Imam An-Nawawi, Al-Adzkar Al-Muntakhabah min Kalami Sayyidil Abrar Shallallahu Alaihi wa Sallama, Darul Hadits, Kairo, tahun 1424 H/2003 M, halaman 308).

Di Indonesia sendiri, tak jarang kita menemukan penggunaan subhanallah yang terbalik dengan bacaan masyaallah.

Perlu diketahui bahwa apabila subhanallah digunakan ketika mendapati perilaku yang tidak semestinya, maka masyaallah digunakan pada hal yang sebaliknya.

Masyaallah bisa digunakan ketika mendapati sesuatu yang membuat takjub atau terpesona.

Sebagaimana kisah Sayyidina Umar yang pernah melontarkan lafal takbir di hadapan Rasulullah sebagai rasa terima kasih karena tidak menceraikan istri-istrinya.

Hal tersebut dijelaskan adalah kitab Al-Futuhatur Rabbaniyyah alal Adzkarin Nawawiyyah, yaitu:

باب التعجب بلفظ التسبيح والتهليل ونحوهما أى كالتكبير والحوقلة. وترجم البخارى باب التكبير والتسبيح عند التعجب، أخرج البخارى فى تعليقاته بصيغة الجزم عن ابن أبى ثور عن ابن عباس عن عمر قال قلت للنبى صلى الله عليه وسلم طلقت نسائك قال لا قلت الله أكبر

Artinya:

“Bab takjub yang diekpresikan dengan lafal tasbih, tahlil, dan lafal serupa keduanya antara lain seperti lafal takbir, lâ hawla wa lâ quwwata illâ billâh (hawqalah). Imam Bukhari mendahului bab takbir dan tasbih ketika takjub oleh sesuatu. Ia meriwayatkan hadits dalam Ta‘liqat-nya dari Ibnu Abi Tsaur, dari Ibnu Abbas, dari Sayyidina Umar r.a. ‘Aku bertanya, ‘Apakah benar ente ceraikan istri-istri ente?’ Rasulullah saw. menjawab, ‘Tidak.’ ‘Allâhu akbar,’ kujawab,’” (Lihat Muhammad bin Alan As-Shiddiqi, Al-Futuhatur Rabbaniyyah alal Adzkarin Nawawiyyah, Dar Ihya‘it Turatsil Arabi, Beirut, Libanon, juz 6 halaman 317).

Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa sejumlah lafal zikir bisa digunakan untuk mengekspresikan ketakjuban dari melihat sebuah pemandangan indah atau kabar baik.

Sebenarnya, tak ada lafal tertentu untuk kondisi tertentu. Artinya, seseorang boleh membaca takbir, tasbih, tahmid, tahlil, hawqalah, masyaallah, dan zikir lainnya yang serupa.

Bacaan Tahmid

Bacaan tahmid dan artinya adalah الحمد لله (Alhamdulillah) yang bermakna segala puji bagi Allah. Tahmid biasanya dibaca setelah melaksanakan salat fardhu bersamaan dengan membaca tasbih dan takbir.

Kalimat tahmid merupakan suatu kalimat yang mulia. Di dalamnya terdapat pengakuan atas keesaan Allah dan pujian kepada-Nya.

Dengan membiasakan diri mengucapkan alhamdulillah, maka Allah akan menghapus segala keburukan yang ada dalam diri umat-Nya.

Rasulullah pernah bersabda bahwa siapa saja yang mengucapkan kalimat laa ilaha illallah, itu akan dicatat sebagai 20 kebaikan dan dihapus 20 keburukan darinya.

Sementara itu bagi siapa saja yang mengucapkan alhamdulillahi rabbil ‘alamiin akan diganjar dengan 30 kebaikan dan dihapus 30 keburukan darinya.

Kalimat Tahmid dalam Al-Qur’an

Dalam Al-Qur’an, kalimat tahmid dijadikan sebagai pembuka untuk beberapa surat, seperti Al-An’am, Al-Kahfi, Saba, dan Fathir. Kalimat tahmid di dalam Al-Qur’an banyak bersanding dengan kebesaran-kebesaran Allah.

Menurut para ulama, terdapat hikmah yang bisa diambil darinya, yaitu kita perlu lebih banyak mengingat kebesaran Allah untuk bisa memuji-Nya sebagaimana yang tercantum dalam Al-Qur’an Surat Al-A’raf ayat 43, yang berbunyi:

وَنَزَعْنَا مَا فِى صُدُورِهِم مِّنْ غِلٍّ تَجْرِى مِن تَحْتِهِمُ ٱلْأَنْهَٰرُ ۖ وَقَالُوا۟ ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ ٱلَّذِى هَدَىٰنَا لِهَٰذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِىَ لَوْلَآ أَنْ هَدَىٰنَا ٱللَّهُ ۖ لَقَدْ جَآءَتْ رُسُلُ رَبِّنَا بِٱلْحَقِّ ۖ وَنُودُوٓا۟ أَن تِلْكُمُ ٱلْجَنَّةُ أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ

Wa naza’nā mā fī ṣudụrihim min gillin tajrī min taḥtihimul-an-hār, wa qālul-ḥamdu lillāhillażī hadānā lihāżā, wa mā kunnā linahtadiya lau lā an hadānallāh, laqad jā`at rusulu rabbinā bil-ḥaqq, wa nụdū an tilkumul-jannatu ụriṡtumụhā bimā kuntum ta’malụn

Artinya:

Dan Kami cabut segala macam dendam yang berada di dalam dada mereka; mengalir di bawah mereka sungai-sungai dan mereka berkata: “Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki kami kepada (surga) ini. Dan kami sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk kalau Allah tidak memberi kami petunjuk. Sesungguhnya telah datang rasul-rasul Tuhan kami, membawa kebenaran”. Dan diserukan kepada mereka: “ltulah surga yang diwariskan kepadamu, disebabkan apa yang dahulu kamu kerjakan.”

Selain ayat di atas, pujian kepada Allah juga dibahas dalam Al-Qur’an Surat Al-Mukmin ayat 65, yakni:

هُوَ ٱلْحَىُّ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ فَٱدْعُوهُ مُخْلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ ۗ ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ

Huwal-ḥayyu lā ilāha illā huwa fad’ụhu mukhliṣīna lahud-dīn, al-ḥamdu lillāhi rabbil-‘ālamīn

Artinya:

“Dialah Yang hidup kekal, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia; maka sembahlah Dia dengan memurnikan ibadat kepada-Nya. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.”

Tahmid adalah Doa Paling Utama

Diriwayatkan dari Jabin bin Abdullah, Rasulullah bersabda bahwa zikir yang paling afdal adalah laa ilaha illallah, dan doa yang paling afdal adalah Alhamdulillah.

Para ulama berpendapat bahwa memuji Allah juga merupakan doa, yaitu seorang hamba meminta kepada Penciptanya dengan cara yang halus dan rendah hati.

Dengan memuji Allah, seseorang tersebut telah mensyukuri apa yang telah Allah berikan kepadanya.

Seorang hamba yang senantiasa bersyukur kepada Allah, maka Allah akan menambah nikmat untuknya.

Bacaan Takbir, Tasbih, Tahmid adalah Amalan Pembimbing Masuk Surga

Bacaan takbir, tasbih, tahmid merupakan bacaan yang sering digunakan sebagai zikir setelah salat lima waktu.

Membacanya termasuk salah satu amalan yang bisa membimbing seseorang ke surga.

Sebagaimana yang telah disebutkan dalam kitab Sunah Abi Dawud, at-Tirmidzi, an-Nasa’i dari Abdillah bin ‘Umar. Rasulullah bersabda bahwa terdapat dua perkara bagi seorang muslim di mana jika dijaga akan masuk surga.

Dua perkara itu tergolong mudah, tetapi hanya sedikit orang yang mau menjalankannya, yaitu membaca takbir, tasbih, tahmid, masing-masing 10 kali setiap selesai salat lima waktu.

Apabila dijumlah, total bacaannya adalah 150 kali dalam ucapan dan 1.500 kebaikan dalam timbangan amal.

Rasulullah saw. juga menyarankan untuk membaca takbir 34 kali, serta tahmid dan tasbih masing-masing 33 kali menjelang tidur. Apabila ditotal akan menjadi 100 kali dalam ucapan dan 1.000 kebaikan dalam timbangan amal.

Mendengar penjelasan Nabi Muhammad saw. tersebut, para sahabat lantas menanyakan alasan kenapa dua hal itu mudah tetapi sedikit yang melaksanakannya. Rasulullah kemudian memberikan jawabannya:

يَأْتِيْ أَحَدَكُمْ فِيْ مَنَامِهِ فَيُنَوِّمُهُ قَبْلَ أَنْ يَقُوْلَهُ وَيَأْتِيْهِ فِيْ صَلَاتِهِ فَيُذَكِّرُهُ قَبْلَ أَنْ يَقُوْلَهَا إسناده صحيح

yaatii akhadakum fiimanaa mihi fayunawwimuhu qabla an yaquulahu wayaatiihi fii shalaatihi fayudzakkiruhu qabla an yaquulahaa sanaadihi shakhiikh

Artinya:

“Setan datang kepada salah satu dari kalian ketika tidur. Setan menidurkannya sebelum ia membaca dzikir tersebut (tasbih, tahmid, dan takbir). Dan ia (setan) datang dalam shalatnya kemudian mengingatkan hajat-hajatnya sebelum ia membaca dzikir tersebut.” Sanad hadits adalah shahih. (Syekh Nawawi, Al-Adzkar, Semarang: Pustaka ‘Alawiyah, hal. 68-69).

Dua perkara mudah yang disebutkan dalam hadis tersebut adalah membaca zikir seusai salat fardhu dan menjelang tidur. Menurut Rasulullah, amalan ini sangat mudah dan ringan, tetapi sedikit yang bisa konsisten menjalankannya.

Cara Membaca Kalimat Takbir, Tasbih, Tahmid setelah Salat Fardhu

Di antara aktifitas zikir yang bisa dilakukan oleh umat muslim setelah menjalankan salat fardhu lima waktu adalah dengan membaca bacaan tahmid dan takbir, serta tasbih.

Untuk menerapkannya, Rasulullah saw. telah mengajarkan enam cara yang sah sebagaimana telah diriwayatkan dalam hadis-hadis yang sahih.

Pertama

Cara pertama adalah membaca lafal tasbih sebanyak 33 kali, tahmid 33 kali, dan takbir juga 33 kali. Setelah selesai, kemudian ditutup dengan kalimat seperti ini:

لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

laa ilaha illallahu wahdahu laa syarikalahu lahul mulku walalhul hamdu wahuwa ‘ala kulli syai-in qodiir

Artinya:

Tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, milik-Nya segala kekuasaan dan bagi-Nya segala pujian, dan Dialah Yang Mahakuasa atas segala sesuatunya.

Cara ini dilakukan berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, di mana Rasulullah saw. bersabda:

مَنْ سَبَّحَ اللَّهَ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَحَمِدَ اللَّهَ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَكَبَّرَ اللَّهَ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ فَتْلِكَ تِسْعَةٌ وَتِسْعُونَ وَقَالَ تَمَامَ الْمِائَةِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ غُفِرَتْ خَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ

man sabbakhallaha fii duburi kulli shalaatin tsalaastaa watsalaatsiina wakhamidallaha tsalaatsan watsalaatsiina wakabbaralaaha tsalaatsan watsalaatsiina fatlika tis’atun watis’uuna waqaala tamaamal miatilaa ilaha illallaahu wakhdahu laasyariikalahu lahulmulkuwalahul khamdu wahuwa ‘alaa kulli syaiin qadiirun ghufirat khathayaahu wainkaanat mitsla zabadil bakhri

Artinya:

“Barang siapa yang bertasbih sebanyak 33x, bertahmid sebanyak 33x, dan bertakbir sebanyak 33x setelah melaksanakan shalat fardhu sehingga berjumlah 99, kemudian menggenapkannya untuk yang keseratus dengan ucapan laa ilaha illallahu wahdahu laa syarikalahu lahul mulku walalhul hamdu wahuwa ‘ala kulli syai-in qodiir, maka kesalahannya akan diampuni meskipun sebanyak buih di lautan.” (HR. Muslim no. 597).

Kedua

Cara kedua yang bisa kamu lakukan adalah membaca tasbih sebanyak 33 kali, tahmid 33 kali, dan takbir 34 kali sebagaimana Rasulullah bersabda:

معقبات لا يخيب قائلهن أو فاعلهن دبر كل صلاة مكتوبة ثلاث وثلاثون تسبيحة وثلاث وثلاثون تحميدة وأربع وثلاثون تكبيرة

Artinya:

“Ada beberapa amalan penyerta yang barangsiapa mengucapkannya atau melakukannya setelah usai shalat wajib maka dirinya tidak akan merugi, yaitu bertasbih sebanyak 33x, bertahmid sebanyak 33x, dan bertakbir sebanyak 34x.” (HR. Muslim no. 596).

Ketiga

Cara zikir dengan bacaan takbir, tasbih, dan tahmid yang berikutnya adalah dengan menggabungkan ketiganya dan dibaca sebanyak 33 kali. Tulisan Arab takbir, tasbih, tahmid bila digabungkan akan menjadi seperti ini:

ﺳُﺒْﺤَﺎﻥَ ﺍﻟﻠﻪْ ﻭَﺍﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻟِﻠﻪْ ﻭَﻵ ﺍِﻟَﻪَ ﺍِﻟَّﺎ ﺍﻟﻠﻪْ ﻭَﺍﻟﻠﻪُ ﺍَﻛْﺒَﺮْ

subhanallahi walkhamdulillahi walaa ilaha illallahu wallahu akbar

Artinya:

“Maha suci Allah, dan segala puji bagi Allah, tiada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar.”

Cara zikir yang satu ini didasarkan pada sebuah hadis sahih yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim.

Hadis ini menceritakan tentang bagaimana Rasulullah menanggapi keluhan orang-orang miskin. Mereka merasa kalah beramal dengan orang kaya karena hartanya.

Rasulullah saw. kemudian bersabda:

أفلا أعلمكم شيئا تدركون به من سبقكم وتسبقون به من بعدكم ولا يكون أحد أفضل منكم إلا من صنع مثل ما صنعتم قالوا بلى يا رسول الله قال تسبحون وتحمدون وتكبرون خلف كل صلاة ثلاثا وثلاثين

Artinya:

“Maukah kalian aku ajarkan sesuatu yang dapat membuat kalian mengejar orang-orang yang mendahului kalian, dan yang dapat membuat kalian mendahului orang-orang yang sesudah kalian, serta tidak ada seorang pun yang lebih utama kecuali ia melakukan seperti yang kalian lakukan?” Mereka (para orang miskin) menjawab: “tentu, ya Rasulullah”. Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam kemudian menjelaskan: “kalian bertsabih, dan bertahmid, dan bertakbir setiap selesai shalat sebanyak 33x.” (HR. Bukhari no. 843 dan HR. Muslim no. 595).

Keempat

Berzikir dengan bacaan takbir, tasbih, dan tahmid setelah salat fardhu bisa dilakukan dengan cara mengucapkan subhanallah sebanyak 10 kali, alhamdulillah 10 kali, dan Allahuakbar juga sebanyak 10 kali.

Kelima

Cara kelima yang bisa kamu tiru adalah membaca ketiga bacaan takbir, tasbih, dan tahmid sebanyak masing-masing 11 kali. Jadi, jumlah ketiganya adalah 33 kali, lebih singkat daripada cara di mana masing-masing bacaan dibaca 33 kali.

Cara ini bisa menjadi alternatif apabila kamu sedang tidak memiliki banyak waktu, tetapi tetap mau menyempatkan diri untuk berzikir.

Keenam

Cara berikutnya yang bisa kamu terapkan untuk berzikir setelah salat adalah menggabungkan ketiga bacaan tersebut seperti pada cara nomor tiga di atas. Namun, jumlahnya tidaklah 33 kali, melainkan lebih sedikit, yaitu 25 kali.

Terkait hal ini, terdapat hadis yang mengisahkan mengenai seorang sahabat Anshor yang bermimpi mengenai cara zikir. Dikisahkan bahwa dalam mimpi tersebut ada yang berkata demikian:

سبحوا خمسا وعشرين واحمدوا خمسا وعشرين وكبروا خمسا وعشرين وهللوا خمسا وعشرين فتلك مائة

Artinya:
“Bertasbihlah 25x, bertahmidlah 25x, bertakbirlah 25x, dan bertahlillah 25x, maka totalnya menjadi 100x.”

Kemudian pada keesokan harinya, sahabat tersebut menceritakan mimpinya kepada Rasulullah saw. Beliau lantas bersabda:

افعلوا كما قال الأنصاري

Artinya:

“Lakukanlah sebagaimana yang dikatakan oleh sahabat Anshor ini.” (HR. An Nasa-i no. 1351).

Keenam cara tersebut datangnya dari Nabi Muhammad saw. sehingga kamu bisa menggunakan cara mana pun yang kamu mampu. Namun menurut Dr. Sa’id Al Qohtoni, yang paling afdal adalah diamalkan secara bergantian.

Dengan begitu, sama saja akan mengamalkan dan menghidupkan sunah Rasulullah secara lebih komperehensif.

Biasakan Mengerjakan Amalan Zikir yang Sederhana Ini

Melakukan zikir setelah salat fardhu dengan bacaan takbir, tasbih, tahmid agaknya bukanlah sesuatu yang memberatkan. Untuk itu, luangkanlah waktu sebentar untuk berzikir dengan bacaan-bacaan tersebut.

Meskipun sederhana, tetapi jika tidak dibiasakan bisa jadi akan terasa berat. Jika kamu termasuk salah satu orang yang belum menjadikan zikir sebagai kebiasaan, mulailah untuk melakukannya sedikit demi sedikit.

Mengingat begitu luar biasanya keutamaan yang dimiliki oleh kalimat takbir, tasbih, dan tahmid, akan sayang sekali jika amalan ini dilewatkan begitu saja.

Demikianlah informasi seputar bacaan takbir, tasbih, tahmid. Semoga pemaparan yang Hasana.id sajikan ini dapat menambah pengetahuanmu akan keutamaan dari ketiga kalimat tersebut.