Sholawat Nariyah: Bacaan Arab, Latin, Makna [LENGKAP]

Dari beragam macam jenis sholawat, ada  satu shalawat yang begitu populer, yaitu sholawat Nariyah. Sebelum membahas mengenai apa itu sholawat Nariyah, baiknya kita mengingat dahulu jasa Rasulullah saw terhadap umat.

Islam tersebar ke seluruh pelosok dunia ini melalui perantara seorang manusia yang agung, kekasih Allah, yaitu Nabi Muhammad shallalaahu ‘alihi wa sallam.

Nabi saw diutus untuk mengenalkan Tuhan kepada kita, menunjukkan bagaimana melaksanakan ibadah dengan benar untuk menyembah Allah, satu-satunya Tuhan yang berhak untuk disembah.

Begitu banyak jasa Rasulullah yang tidak dapat kita balas. Tertuang jelas di dalam kitab atau buku sirah nabawiyah. Maka wajar apabila sejak masa sahabat hingga sekarang, nama Rasulullah selalu disebut setiap waktu.

Shalawat yang dianjurkan untuk dilakukan sebanyak mungkin ini memiliki makna tersendiri. Sholawat disisi Allah, berbeda dengan makna sholawat yang diucapkan oleh malaikat, begitu juga manusia.

Pada umumnya, shalawat terbagi menjadi dua jenis, yaitu sholawat ma’tsurat dan ghairu ma’tsurat.

Shalawat ma’tsurat adalah sholawat yang disusun oleh Nabi baik dari redaksi, cara, dan waktu membacanya serta fadilahnya.

Lain halnya dengan sholawat ghairu ma’tsurat yang merupakan sholawat yang disusun oleh selain Nabi. Penyusunnya antara lain para sahabat, tabi’in, dan ulama.

Shalawat ghairu ma’tsurat itu seperti sholawat Thibbil qulub, sholawat Al fatih, sholawat Munjiah, dan lain-lain.

sholawat nariyah latin

Mengenal Lebih Dalam Sholawat Nariyah

Salah satu bentuk aktualisasi kecintaan kita kepada Nabi Muhammad adalah dengan bershalawat, sebanyak-banyaknya, kapan saja dan di mana saja dalam keadaan yang layak.

Itulah mengapa banyak ulama terdahulu mengarang beragam shalawat. Salah satunya shalawat Nariyah ini.

Shalawat Nariyah disusun oleh seorang ulama yang bernama Syaikh Ibrahim bin Muhammad At Tazi, beliau selain seorang faqih yang masyhur, juga ahli tasawuf dan Muhaddits.

Ulama besar berkebangsaan Maghribi (sekarang Maroko) ini wafat pada tanggal 9 Sya’ban tahun 866 H.

Penduduk Maroko lebih populer menyebut shalawat ini dengan sebutan shalawat Nariyah, yang artinya “Api”.

Penamaan ini merupakan tafaul/sikap optimis kita, sebagaimana api yang begitu cepat melahap benda seperti itu pula hajat kita cepat terkabul.

Ada pula yang mengatakan, dinamakan shalawat nariyah karena barangsiapa yang membacanya sebanyak empat ribu empat ratus empat puluh empat (4444) kali maka segala hajat pembacanya akan cepat dikabulkan.

Selain dinamakan shalawat Nariyah, shalawat ini juga populer dengan nama shalawat Tafrijiyyah.

sholawat nariyah dan artinya

Kontroversi Penamaan Sholawat Nariyah

Nabi sedari awal menyebutkan bahwa islam akan terpecah kepada 73 firqah/golongan, dan hanya satu yang akan masuk surga, yaitu Ahlus Sunnah Wal Jama’ah.

Antara satu kelompok dengan kelompok lainnya tentu akan memiliki sudut pandang dan cara memahami ayat dan hadits. Mirisnya ada satu kelompok yang memahami ajaran islam dengan begitu sempit.

Ada satu kelompok yang mempersoalkan penamaan shalawat Nariyah. Menurut mereka “Nar” bermakna “neraka” dan “iyah” bermakna “pengikut”.

Mereka menyimpulkan shalawat Nariyah adalah Shalawat yang dilantunkan oleh pengikut neraka. Na’udzubillah. Jelas sekali pemikiran mereka begitu sempit memahami bahasa.

Jika memaknai “Nar” adalah neraka, mari kita lihat sebuah ayat dengan redaksi berikut ini.

إِذۡ رَءَا نَارٗا فَقَالَ لِأَهۡلِهِ ٱمۡكُثُوٓاْ إِنِّيٓ ءَانَسۡتُ نَارٗا لَّعَلِّيٓ ءَاتِيكُم مِّنۡهَا بِقَبَسٍ أَوۡ أَجِدُ عَلَى ٱلنَّارِ هُدٗى

Artinya:

“Ketika ia (Musa) melihat api, maka ia berkata kepada keluarganya: Tinggallah kalian disini, sesungguhnya aku melihat api. Mudah-mudahan aku dapat membawa sedikit daripadanya kepadamu, atau aku akan mendapat petunjuk di tempat api itu.” (QS Thaha, 10)

Jelas dalam redaksi ayat di atas, Nar berarti Api, bukan neraka.

Berbagai Penjelasan Mengenai Sholawat Nariyah

Menurut Syaikh Al Ghummari, penamaan Nariyah ini karena adanya tashrif  atau perubahan dari kata yang sebenarnya taziyah.

Sebab keduanya memiliki kemiripan dalam bahasa Arab yaitu النارية dan التازية yang berbeda pada titik dan huruf.

Di negara asalnya Maroko, shalawat ini bernama Shalawat At Taziyah, sesuai nama kota pengarangnya.

Bila yang menjadi alasan kontroversi adalah sanad, maka Syaikh Ali Jum’ah (DR Ali Ghoma) mufti Mesir yang digelari Allamah Ad Dunya memiliki sanad yang jelas dari gurunya Syaikh Al Ghummari.

Syaikh Abdullah Al Ghummari adalah seorang ahli hadits dari Maroko yang tersambung langung sanad keilmuannya kepada muallif (pengarang) shalawat Nariyah Syaikh Ahmad At Tazi Al Maghribi (Maroko).

Sementara dalam kitab Khazinatul Asrar, sebuah kitab yang memuat ilmu tasawuf dan tareqat karangan Syaikh Muhammad Haqqi Afandi An Nazili, disebutkan bahwa Syaikh Al Qurthubi menamakan shalawat ini dengan shalawat Tafrijiyah yang diambil berdasarkan teks shalawatnya (تنفرج).

Demikian halnya dengan Syaikh Yusuf Ismail An Nabhani menyebutnya dengan shalawat Attafrijiyah di dalam kitabnya Afdhal Ash-shalawat ‘ala as-sadat  pada urutan ke 63.

Dari beberapa hujjah di atas kita dapat menolak beberapa syubhat atau propaganda dari kelompok-kelompok yang alergi dan anti dengan shalawat Nariyah.

sholawat nariyah lirik arab

Bacaan Sholawat Nariyah

Ada satu adat yang unik dilakukan oleh umat islam sehabis azan. Biasanya sebelum iqamat, muazzin membacakan shalawat sembari menunggu orang-orang masuk masjid.

Jika lafaz shalawatnya panjang, dibaca sekali saja. Kemudian bila pendek biasanya dibaca tiga kali.

Di sebuah pesantren dekat dengan tempat saya tingal, shalawat yang dibaca adalah shalawat nariyah dengan lafaz berikut.

اللَّهُمَّ صَلِّ صَلاَةً كَامِلَةً وَسَلِّمْ سَلاَمًا تَامًّا عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الَّذِيْ تُنْحَلُ بِهَ الْعُقَدُ وَتَنْفَرِجُ بِهِ الْكُرَبُ وَتُقْضَى بِهِ الْحَوَائِجُ وَتُنَالُ بِهِ

 

 الرَّغَائِبُ وَحُسْنُ الْخَوَاتِيْمِ وَيُسْتَسْقَى الْغَمَامُ بِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ وَعَلىَ آلِهِ وَصَحْبِهِ عَدَدَ كُلِّ مَعْلُوْمٍ لَكَ

 Bacaan shalawat di atas akan lebih indah dilantunkan dan didengar jika dibacakan dengan irama yang syahdu.

Bacaan Sholawat Nariyah Arab dan Latin

Ada baiknya shalawat nariyah yang memiliki banyak keberkahan  dan sebagai salah satu upaya bertawasul ini dihafal dan dihayati maknanya.

Pun begitu, jika ada diantara kita yang belum mampu membaca teks arabnya, kita juga dapat membaca shalawat ini dari teks latinnya.

Agar lebih mudah, kami akan menyusunnya menjadi beberapa baris dilengkapi teks Arab dan latin.

ٍ اللَّهُمَّ صَلِّ صَلاَةً كَامِلَة

Allaahumma sholli sholaatan kaamilatan

وَسَلِّمْ سَلاَمًا تَامًّا

Wa sallim salaaman taamman

عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الَّذِيْ تُنْحَلُ بِهَ الْعُقَدُ

‘Ala Sayyidinaa Muhammadinilladzi tunhalu bihil ‘uqadu

وَتَنْفَرِجُ بِهِ الْكُرَبُ

Watanfariju bihil kurabu

وَتُقْضَى بِهِ الْحَوَائِجُ

Watuqdho bihil hawaaiju

وَتُنَالُ بِهِ الرَّغَائِبُ

Watunaalu bihirroghooibu

وَحُسْنُ الْخَوَاتِيْمِ وَيُسْتَسْقَى الْغَمَامُ بِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ

Wahusnul khowaatiimi wayustasqal ghomaamu biwajhihil kariimi

وَعَلىَ آلِهِ وَصَحْبِهِ عَدَدَ كُلِّ مَعْلُوْمٍ لَكَ

Wa ‘ala aalihi wa sohbihi ‘adada kulli ma’luumillaka

sholawat nariyah arab latin dan artinya

Terjemahan dan Makna Sholawat Nariyah

Setelah membaca teks Arab serta bacaan sholawat nariyah barusan ada baiknya lagi kita memahami makna dari sholawat yang kita baca.

Dengan meresapi setiap makna apa yang kita baca, suatu ketenangan jiwa akan kita dapatkan.

اللَّهُمَّ صَلِّ صَلاَةً كَامِلَة

Ya Allah, limpahkanlah rahmat yang sempurna

وَسَلِّمْ سَلاَمًا تَامًّا

Dan berikanlah kesejahteraan yang sempurna

عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الَّذِيْ تُنْحَلُ بِهَ الْعُقَدُ

Kepada baginda Nabi kita, Nabi Muhammad. Seseorang yang terlepas dengannya berbagai ikatan(kesusahan)

وَتَنْفَرِجُ بِهِ الْكُرَبُ

Dan dengan Nabi Muhammad pula dibebaskan berbagai kesulitan

وَتُقْضَى بِهِ الْحَوَائِجُ

Dan dengan Nabi Muhammad ditunaikan segala hajat

وَتُنَالُ بِهِ الرَّغَائِبُ

Dan tercapailah segala keinginan

وَحُسْنُ الْخَوَاتِيْمِ وَيُسْتَسْقَى الْغَمَامُ بِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ

Dan kematian yang baik dan memberi siraman (kebahagian) kepada orang sedih dengan wajahnya Nabi yang mulia

وَعَلىَ آلِهِ وَصَحْبِهِ عَدَدَ كُلِّ مَعْلُوْمٍ لَكَ

Dan kepada keluarga Nabi dan segenap sahabatnya dengan seluruh ilmu yang engkau miliki.

Keutamaan Sholawat Nariyah

Membaca sholawat adalah suatu kegemaran umat islam. Tidak mengapa bagi kita menyibukkan diri dengan memperbanyak membaca sholawat di setiap kesempatan.

Justru sangat disayangkan, begitu banyak waktu kita yang telah terbuang sia-sia dengan berbagai kesibukan yang tidak berfaedah.

Setidaknya dengan mambaca sholawat kita telah mendapatkan pahala dan syafa’at. Di samping itu kita juga akan meraih berbagai keutamaan melazimkan diri membaca sholawat .

Khususnya shalawat nariyah yang memiliki berbagai keutamaan.

Imam Qurthubi ra menyatakan bahwa barangsiapa yang membaca shalawat ini setiap hari sebanyak empat puluh satu (41) kali, seratus (100) kali, atau lebih dari itu, maka Allah akan:

  1. Menghapuskan kesedihannya.
  2. Melenyapkan kedukaannya dan bencana yang menimpamya.
  3. Memudahkan segala urusan.
  4. Menerangi hati nurani.
  5. Meninggikan kedudukan.
  6. Memperbaiki keadaan yang sedang dihadapi.
  7. Memperluas rezeki.
  8. Membukakan pintu-pintu kebaikan.
  9. Menjadikan ucapan kita diterima orang lain.
  10. Menyelamatkan dari gejolak zaman.
  11. Tidak kelaparan dan tidak juga kemiskinan.
  12. Menjadikan kita dicintai oleh masyarakat.
  13. Jika kita meminta sesuatu kepada Allah akan cepat dikabulkan.

Imam Ad-Daunuri ra menyatakan bahwa barangsiapa selepas sholat membaca shalawat nariyah sebanyak sebelas (11) kali dan menjadikannya sebagai wirid, rezekinya tak terputus dan kelak derajatnya juga akan ditinggikan Allah.

Dalam kitab Khazinatul Asrar halaman 179 dijelaskan bahwa “salah satu shalawat yang mustajab ialah shalawat tafrijiyyah qurthubiyyah.”

Semua keutamaan yang telah disebutkan hanyalah sebagian dari banyaknya keutamaan shalawat Nariyah. Untuk dapat memperolehnya tentulah kita harus mengamalkan shalawat dengan berkesinambungan dan istiqamah.

Semoga dengan beberapa keutamaan yang telah disebutkan dapat menjadi semangat dan motivasi bagi kita untuk gemar bershalawat kepada Nabi Muhammad.

sholawat nariyah adalah

Anjuran Memperbanyak Sholawat Nariyah dan Sholawat Lainnya

Mengucapkan shalawat (صلوات) yang menjadi kalimat jamak dari mufrad shalah(صلاة) merupakan lambang cinta kasih umat islam kepada Nabi Muhammad saw.

Di hari kiamat kelak, siapa saja diantara umat Nabi yang rajin mengamalkan shalawat semasa hidupnya InsyaAllah Nabi akan melihat kepada umat tersebut dan  memberikan syafaatnya.

Syafaat yang dimaksud adalah pertolongan dari Nabi agar umatnya yang rajin bershalawat terlepas dari azab neraka. Karena sholawat adalah suatu ibadah yang langsung diterima oleh Nabi.

Ibarat seseorang memberikan surat cinta kepada orang yang dikasihinya. Begitupula dengan shalawat sebagai wujud cinta kepada Nabi Muhammad kekasih Allah.

Mengetahui Makna Sholawat Secara Keseluruhan

Sebelumnya kita telah mengetahui beberapa ulasan tentang shalawat Nariyah secara khusus. Karena selain shalawat Nariyah sangat banyak shalawat lainnya yang disusun oleh Alim ulama, guru-guru kita.

Disini kita perlu mendalami makna shalawat secara luas, sehingga menjadikan kita lebih paham apa itu shalawat.

As sholah (صلاة) secara bahasa artinya adalah doa, meminta ampunan, rahmat, pemuliaan dan pujian. Dengan demikian shalat lima waktu  yang kita kerjakan dinamakan shalat karena di dalamnya berisi doa dan istighfar.

Adapun makna shalawat yang sering kita baca memilki makna yang berbeda berdasarkan siapa yang mengucapkannya.

Bila Allah yang mengucapakan shalawat seperti dalam surat Al Ahzab ayat 56, arti shalawat adalah rahmat ta’zhim (rahmat yang disertai pengagungan), atau pemulian dan pujian dari Allah kepada Nabi-NYa.

Bila selain dari Allah seperti para malaikat dan umat Nabi, shalawat bermakna mendoakan atau meminta ampun kepada Allah.

Membaca shalawat kepada Nabi adalah memohon ampunan kepada Allah agar memberikan kesejahteraan kepada hamba pilihan-Nya itu.

Syeh Yusuf An-Nabhany mengutip dari Ar raghib mengatakan bahwa shalah/shalawat menurut bahasa adalah doa, pemberkahan dan pemuliaan.

Sebagian ulama ada  yang memaknai shalawat adalah taslim. Maknanya ialah doa agar diberikan keselamatan dari segala bencana, kekurangan, dan penyakit.

Apabila shalawat itu dari Allah, bermakna tazkiyah (perbersihan). Jika dari malaikat bermakna istighfar (meminta ampunan) dan jika dari manusia bermakna doa.

Dengan demikian membaca shalawat adalah bagian dari tahiyyah (penghormatan).

Dapat dipahami bahwa ketika Allah memerintahkan kita bershalawat adalah mendoakan dengan penuh rahmat.

Allah juga akan memerintahkan kepada Nabi untuk mendoakan rahmat kepada umatnya yang telah  bershalawat sebagaimana ketetapan dalam QS An-Nisa ayat 86:

وَإِذَا حُيِّيتُم بِتَحِيَّةٖ فَحَيُّواْ بِأَحۡسَنَ مِنۡهَآ أَوۡ رُدُّوهَآۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٍ حَسِيبًا

Wa idza huyyitum bitahiyyatin fa hayyu biahsana minha au rudduha innaAllaaha ‘ala kulli syain hasiiba

Artinya:

“….Maka lakukanlah penghormatan dengan penghormatan yang lebih baik atau kembalikanlah penghormatan itu….”

Ketika Nabi mengembalikan shalawat yang kita baca kepada beliau, itulah yang dinamakan dengan syafaat Nabi. Terlebih seluruh ulama telah sepakat bahwasanya doa Nabi tidak akan ditolak oleh Allah.

Ingin dapat syafaat Nabi, perbanyaklah baca shalawat!

do a sholawat nariyah

Pentingnya Membaca Sholawat

Anjuran membaca shalawat adalah suatu perintah. Umumnya dipahami perintah itu bermakna wajib. Mayoritas ulama sepakat membaca shalawat sekali dalam seumur hidup adalah suatu kewajiban.

Imam Qurtubhy sampai mengatakan bahwa kewajiban tersebut adalah ijma’ ulama.

Jika kita mencoba memahami, makna kewajiban di atas sangatlah benar. Bagaimana mungkin seorang umat tidak berterima kasih kepada Nabi yang begitu menaruh perhatian besar kepada umatnya.

Maka wajib bagi kita untuk bershalawat kepada Nabi dan meniatkannya sebagai suatu kewajiban sekali seumur hidup.

Tidak hanya dzikir, berdoa, membaca tahlil, tahmid dan sebagainya, bershalawat juga sangat dianjurkan karena merupakan ibadah dan qurbah (suatu upaya mendekatkan diri kepada Allah) dan dituntut untuk memperbanyaknya.

Pendapat Tentang Bersholawat kepada Selain Nabi

Mengenai masalah ini, mayoritas ulama menyatakan tidak boleh membaca syair shalawat kepada selain Nabi. Karena shalawat adalah syiar khusus kepada Nabi dan Rasul.

Allamah Abu Su’ud memilki pendapat yang berbeda, menurut beliau boleh bershalawat kepada selain Nabi tetapi sebelumnya harus diawali dengan bershalawat kepada Nabi.

Tidak hanya bershalawat kepada Nabi, kita juga dianjurkan untun bershalawat kepada keluarga dan sahabat Nabi sebagaiman yang Allah sebutkan dalam QS At Taubat ayat 103.

خُذۡ مِنۡ أَمۡوَٰلِهِمۡ صَدَقَةٗ تُطَهِّرُهُمۡ وَتُزَكِّيهِم بِهَا وَصَلِّ عَلَيۡهِمۡۖ إِنَّ صَلَوٰتَكَ سَكَنٞ لَّهُمۡۗ وَٱللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

Artinya:

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan menyucikan mereka, dan mendoalah untuk mereka. Bahwa sesungguhnya doa kamu itu menjadi ketentraman bagi jiwa mereka.  Dan Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui”

Hadis Anjuran Bersholawat

Pada dasarnya anjuran bershalawat ini bersumber daripada Nabi dalam beberapa hadits di bawah ini.

Bershalawat agar doa dikabulkan

سمعَ رسولُ اللَّهِ صلَّى اللَّهُ عليهِ وسلَّمَ رجلًا يَدعو في صلاتِهِ لم يُمجِّدِ اللَّهَ تعالى ولم يُصلِّ علَى النَّبيِّ صلَّى اللَّهُ عليهِ وسلَّمَ فقالَ رسولُ اللَّهِ صلَّى اللَّهُ عليهِ وسلَّمَ عجِلَ هذا ثمَّ دعاهُ فقالَ لَهُ أو لغيرِهِ إذا صلَّى أحدُكُم فليَبدَأ بتَمجيدِ ربِّهِ جلَّ وعزَّ والثَّناءِ علَيهِ ثمَّ يصلِّي علَى النَّبيِّ صلَّى اللَّهُ عليهِ وسلَّمَ ثمَّ يَدعو بَعدُ بما شاءَ

Artinya:

“……..apabila salah seorang diantara kamu membaca shalawat ,hendaklah dimulai dengan mengagungkan Allah ‘Azza wa jalla dan memujinya, setelah itu bacalah shalawat kepada Nabi dan setelah itu barulah berdoa dengan doa yang dikehendaki” (HR Abu Dawud, Ahmad dan Tirmidzi)

Anjuran Bershalawat agar dilipat gandakan pahala

عَنْ عَبْدِاللهِ بْنِ عَمْرٍو بْنِ الْعَاصِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا اَنَّهُ سَمِعَ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا رواه مسلم))

Artinya:

Barangsiapa yang bershalawat kepadaku satu kali, niscaya Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali ” (HR Muslim)

Dianjurkan untuk bershalawat agar ditinggikan derajat

مَن صلَّى عليَّ صلاةً واحدةً صلَّى اللَّهُ عليهِ عشرَ صلَواتٍ ، وحُطَّت عنهُ عشرُ خطيئاتٍ ، ورُفِعَت لَهُ عشرُ درجاتٍ

Artinya:

“Barangsiapa bershalawat kepadaku satu kali, niscaya Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali, dihapuskan dari padanya sepuluh keburukan dan ditinggikan baginya sepuluh derajat.” (HR Ahmad)

Agar dapat berkumpul bersama Nabi di akhirat, kita sangat dianjurkan untuk bershalawat sebagaimana hadis berikut.

وعن ابن مسْعُودٍ أنَّ رسُول اللَّهِ ﷺ قَالَ: أَوْلى النَّاسِ بِي يوْمَ الْقِيامةِ أَكْثَرُهُم عَليَّ صَلاَةً رواه الترمذي

Artinya:

Sebaik-baik manusia disisiku di hari kiamat adalah mereka yang memperbanyak shalawat kepadaku”(HR Tirmidzi)

Bershalawat agar mendapatkan syafaat di akhirat

وعن عبدِ الله بن عمرو بن العاص رضي الله تعالى عنهما أنّه سَمِعَ رسولَ الله صلى الله عليه وسلم يقول: إذا سَمِعْتُمُ النِدَاءَ فقولوا مثلَ ما يقولُ ثمَّ صَلُّوا عَلَيَّ، فإنّه مَنْ صَلّى عَلَيَّ صلاةً صلى اللهُ عليه بها عَشْرَا، ثمّ سلوا اللهَ ليَ الوَسِيْلَةَ، فإنّها مَنْزِلَةٌ في الجنّة لا تنبغي إلاّ لِعَبْدٍ مِنْ عباد الله، وأرجو أن أكونَ أنا هو، فَمَنْ سألَ لِيَ الوَسِيْلَةَ حَلَّتْ لَهُ الشَفَاعَة  (روه مسلم)

Artinya:

Dari Abdullah bin Umar, dia mendengar Rasulullah SAW bersabda:” jika kalian mendengar azan, maka ucapkanlah seperti yang diucapkan muazzin, kemudian bershalawatlah kepadaku.

Sesungguhnya orang yang bershalawat kepadaku satu kali, maka Allah akan bershalwat untuknya sepuluh kali. Lalu mintalah kepada Allah wasilah untukku  karena wasilah adalah suatu tempat di surga yang tidak dikaruniakan melainkan kepada salah satu hamba.

Dan aku berharap akulah hamba tersebut. Barangsiapa memohon untukku wasilah, maka ia akan meraih syafaat.” (HR Muslim)

Nabi menganjurkan kita untuk bershalawat di dalam berbagai keadaan, di manapun dan kapanpun

لا تجعلوا قبري عيدا وصلوا علي فان صلاتكم تبلغوني حيث كنتم

Artinya:

“jangan jadikan makamku seperti hari raya*, dan bershalawatlah kepadaku, sebab sesungguhnya shalawat kalian  akan sampai  kepadaku dimanapun kalian berada” (Disahihkan oleh Abu Dawud)

*Hari raya diramaikan setahun sekali, maksud hadis tersebut adalah jangan malas mengunjungi
makam nabi.

Dalam sehari semalam usahakanlah untuk bershalawat sebanyak dua puluh kali

من صلى علي يصبح عشرا وحين يمسي عشرا ادركته شفاعتي يوم القيامة

Artinya:

“Barangsiapa shalawat kepadaku sepuluh kali  di pagi dan sore hari, maka kelak di hari kiamat dia akan mendapat syafaatku”(diriwayatkan oleh Imam Thabrani dari Abu Darda’ dengan dua sanad dan salah satunya bagus dan perawinya dapat dipercaya)

Nabi juga menganjurkan kita untuk bershalawat di waktu spesial yaitu hari Jumat dan malam Jumat sebagaimana dalam hadis berikut.

اكثروا من الصلاة على في الليلة الغراء و اليوم الازهر

Artinya:

“perbanyakah membaca shalawat kepadaku di malam jumat dan hari jumat”(diriwayatkan oleh Imam Boihaqi dan Thabrani)

Dalam hadis yang lain Nabi mengatakan.

من صلى علي يوم الجمعة ثمانين مرة غفر الله ذنوب ثمانين سنة

Artinya:

“barangsiapa yang bershalawat kepadaku sebanyak 80 kali pada hari jumat, maka Allah akan mengampuni dosanya selama 80 tahun”(hadits hasan diriwayatkan oleh Daruquthni)

sholawat nariyah beserta artinya

Penutup

Kita telah sampai di akhir pembahasan Shalawat Nariyah, dimana secara umunya nabi memerintahkan untuk memperbanyak membaca shalawat. Baik shalawat yang Ma’tsurat maupun Ghairu Ma’tsurat.

Imam Abu Talib Al Makki menyatakan “seseorang dikatakan banyak bershalawat adalah dalam sehari semalam dia bershalawat minimalnya 300 kali.”

Akan terasa berat jika melantunkan shalawat nariyah sebanyak itu. Islam tidak memberatkan penganutnya dalam beribadah, shalawat Nariyah bisa dibaca kapan saja dan diaman saja. Bisa sambil duduk santai dan berkendaraan.

Dan kita hanya perlu membiasakannya. Semoga tulisan ini dapat membangkitkan gairah kita untuk bershalawat dan khususnya mengamalkan shalawat nariyah. Amiin.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *