Sholawat Munjiyat, Doa yang Terselubung dalam Salam atas Rasul

Ada banyak bacaan sholawat nabi yang bisa dipraktikkan, salah satu di antaranya adalah sholawat munjiyat.

Bersholawat mudah dilakukan kapan dan di mana saja.

Hampir-hampir, tak perlu meluangkan waktu khusus untuk melakukannya karena kamu bisa melakukan ibadah ini sambil mengerjakan hal lain.

Bagaimana bacaan sholawat munjiyat itu? Apakah berbeda dengan sholawat lainnya? Jika pertanyaan ini terlintas dalam benakmu sekarang, kamu wajib membaca artikel ini sampai habis.

Jika pertanyaan-pertanyaan ini yang terlintas dalam benakmu sekarang, kamu wajib membaca artikel ini sampai habis.

Hasana.id akan membahas sholawat munjiyat, lengkap dengan teks dalam bahasa Arab beserta arti, cara membaca, sejarah, keutamaan, serta informasi-informasi lain yang melengkapi.

Jangan sampai kamu melewatkan apa pun, ya!

Lafal Sholawat Munjiyat

Dalam bahasa Indonesia, sholawat munjiyat artinya “sholawat penyelamat”.

Umumnya, bacaan ini dilafalkan sebelum memulai membaca doa-doa tertentu, doa tahlil, dan doa setelah shalat hajat dengan maksud agar Allah Swt. segera mengabulkannya.

Lafal, cara membaca, dan arti sholawat munjiyat adalah sebagai berikut.

اَللهم صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً تُنْجِيْنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ الْأَهْوَالِ وَالْآفَاتِ، وَتَقْضِيْ لَنَا بِهَا جَمِيْعَ الْحَاجَاتِ، وَتُطَهِّرُنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ السَّيِّئَاتِ، وَتَرْفَعُنَا بِهَا عِنْدَكَ أَعْلَى الدَّرَجَاتِ، وَتُبَلِّغُنَا بِهَا أَقْصَى الْغَايَاتِ مِنْ جَمِيْعِ الْخَيْرَاتِ فِيْ الْحَيَاةِ وَبَعْدَ الْمَمَاتِ

Allaahumma shalli ‘alaa sayyidinaa Muhammadin wa ‘alaa aali sayyidinaa muhammadin shalaatan tunjiinaa bihaa min jamii’il-ahwaali wal-aafaat, wa taqdhii lanaa bihaa jamii’al-haajaat, wa tuthahhirunaa bihaa min jamii’is-sayyi-aat, wa tarfa’unaa bihaa ‘indaka a’lad-darajaat, wa tuballighunaa bihaa aqshal-ghaayaati min jamii’il-khairaati fil-hayaati wa ba’dal-mamaat.

Artinya:

Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad yang dengan sholawat itu, Engkau akan menyelamatkan kami dari semua keadaan yang menakutkan dan dari semua cobaan. Dengan sholawat itu, Engkau akan mengabulkan hajat kami. Dengan sholawat itu, Engkau akan menyucikan kami dari segala keburukan. Dengan sholawat itu, Engkau akan mengangkat kami ke derajat paling tinggi. Dengan sholawat itu pula, Engkau akan menyampaikan kami kepada tujuan yang paling sempurna dalam semua kebaikan, ketika hidup dan setelah mati.

Asal Mula Terciptanya Sholawat Munjiyat

Terdapat dua versi yang berkaitan dengan asal mula terciptanya sholawat ini. Berikut penjelasan kedua versi tersebut.

Versi Abdurrahman bin Abdissalam ash-Shafuri

Dalam Nudhah al-Majalis wa Muntakhab an-Nafais, Abdurrahman bin Abdissalam ash-Shafuri menuliskan kronologi peristiwa yang dialami seorang arif hingga sholawat munjiyat ini tercipta.

Dikisahkan, orang arif tersebut tengah melakukan perjalanan laut dengan kapal sebelum badai mulai menerjang dan hampir membuat beliau dan penumpang lainnya tenggelam.

Dalam kekacauan tersebut, ia sempat tertidur dan berjumpa dengan Rasulullah saw. dalam mimpinya.

Rasulullah saw. kemudian menyabdakan bacaan sholawat munjiyat dan meminta orang arif tersebut untuk melafalkan di depan orang-orang lain di atas kapal agar mereka mengikuti.

Setelah itu, pemilik kisah ini terbangun dan langsung melakukan instruksi Nabi Muhammad saw. Atas izin Allah Swt, badai yang menerjang mereka mereda.

Versi Syaikh Umar bin ‘Ali bin Salim al-Fakihani

Lebih jelas, Syaikh Umar bin ‘Ali bin Salim al-Fakihani menuliskan kisah yang serupa dalam kitab lain berjudul Al-Fajr al-Munir fi as-Shalat ala al-Basyir wa an-Nadzir.

Syaikh Umar menjelaskan bahwa orang arif yang dimaksud bernama Syaikkh as-Shalih Musa ad-Dharir, salah satu petinggi tarekat Syadziliyah.

Dikisahkan, Syekh as-Shalih Musa ad-Dharir tengah melakukan perjalanan laut sebelum badai Aqlabiyah mulai menerjang dan mengakibatkan banyak penumpang kapal tenggelam.

Sedikit orang yang masih selamat berteriak karena khawatir akan tenggelam juga.

Karena kantuk yang sangat berat, Syaikh as-Shalih Musa ad-Dharir tertidur dan Rasulullah saw. datang dalam mimpinya.

Nabi kemudian menyabdakan bacaan sholawat munjiyat dan memintanya agar memberi tahu penumpang kapal agar turut membacanya.

Setelah itu, Syaikh as-Shalih Musa ad-Dharir terbangun dan menceritakan mimpi yang beliau saksikan.

Mereka pun membaca sholawat tersebut sesuai instruksi Rasulullah saw. Akhirnya, badai mereda setelah mereka mengulang-ulang bacaan tersebut hingga sekitar tiga ratus kali.

Waktu untuk Membaca Sholawat Munjiyat

Telah disebutkan sebelumnya bahwa bersholawat tak memerlukan waktu luang khusus karena dapat dilakukan sekalipun kamu tengah mengerjakan sesuatu.

Namun, kamu dianjurkan memperbanyak membaca sholawat, tak terkecuali sholawat munjiyat, pada masa-masa tertentu, sebagaimana disabdakan Rasulullah saw. dalam hadits-hadits.

Hari Jumat

Bagi umat muslim, hari Jumat merupakan hari terbaik dan paling utama di antara waktu lainnya dalam satu pekan.

Pada hari itu, Allah Swt. menciptakan Nabi Adam as. sebagai manusia pertama.

Malaikat Israfil pun kelak menjalankan tugasnya meniup sangkakala yang mengakibatkan hancurnya dunia pada hari Jumat.

Perbanyaklah membaca sholawat ini pada hari Jumat karena Rasulullah saw. menganjurkan orang beriman untuk menambah sholawat seperti dinyatakan dalam hadits berikut.

قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ مِنْ أَفْضَلِ أَيَّامِكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فَأَكْثِرُوا عَلَيَّ مِنْ الصَّلَاةِ فِيهِ فَإِنَّ صَلَاتَكُمْ مَعْرُوضَةٌ عَلَيَّ

Qaalan-nabiyyu shallallaahu ‘alaihi wa sallama inna min afdhali ayyaamikum yaumal-jumu’ati fa-aktsiruu ‘alayya mish-shalaati fiihi fa-inna shalaatakum ma’ruudhatun ‘alayya.

Artinya:

Nabi saw. bersabda, ‘Sesungguhnya hari Jumat adalah di antara hari-hari kalian yang terbaik maka perbanyaklah sholawat kepadaku pada hari itu karena sesungguhnya, sholawat kalian disampaikan kepadaku’.’” (Hadis Sunan Abu Dawud No. 1.308)

Setelah Azan Berkumandang

Terdapat waktu-waktu yang jika seorang muslim berdoa di dalamnya, Allah Swt. niscaya akan mengabulkannya, salah satunya adalah antara azan dan iqamah.

Nah, karena sholawat munjiyat juga serupa dengan memanjatkan permintaan pada Yang Maha Mengabulkan doa, perbanyaklah bersholawat setelah azan selesai dikumandangkan.

Hal ini disampaikan Rasulullah saw. dalam hadits riwayat Abu Dawud dari Abdullah bin Amru bin al-‘Ash.

إِذَا سَمِعْتُمْ الْمُؤَذِّنَ فَقُولُوا مِثْلَ مَا يَقُولُ ثُمَّ صَلُّوا عَلَيَّ فَإِنَّهُ مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلَاةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا ثُمَّ سَلُوا اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ لِي الْوَسِيلَةَ فَإِنَّهَا مَنْزِلَةٌ فِي الْجَنَّةِ لَا تَنْبَغِي إِلَّا لِعَبْدٍ مِنْ عِبَادِ اللَّهِ تَعَالَى وَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ أَنَا هُوَ فَمَنْ سَأَلَ اللَّهَ لِي الْوَسِيلَةَ حَلَّتْ عَلَيْهِ الشَّفَاعَةُ

Idzaa sami’tumul-mu-adzdzina faquuluu mitsla maa yaquulu tsumma shalluu ‘alayya fa-innahu man shalla ‘alayya shalaatan shallallaahu ‘alaihi bihaa ‘asyran tsumma salullaaha ‘azza wa jalla lil-wasiilata fa-innahaa manzilatun fil-jannati laa tanbaghii illaa li’abdin min ‘ibaadillaahi ta’aalaa wa arjuu an akuuna anaa huwa faman sa-alallaaha lil-wasiilata hallat ‘alaihisy-syafaa’ah.

Artinya:

“Apabila kalian mendengar muazin mengumandangkan azan, ucapkanlah seperti apa yang diucapkannya. Kemudian, bacalah sholawat untukku karena sesungguhnya orang yang membaca sholawat sekali untukku maka Allah akan menganugerahkan sepuluh sholawat (rahmat) kepadanya. Lalu, mohonlah kepada Allah Azza wa Jalla wasilah untukku karena wasilah itu suatu kedudukan yang tinggi dalam surga, yang tidak pantas kecuali bagi seseorang di antara hamba-hamba Allah Ta’ala. Dan aku berharap semoga akulah yang akan menempatinya. Barang siapa yang memohonkan wasilah kepada Allah untukku, niscaya dia akan mendapat syafaat.” (Hadis Sunan Abu Dawud No. 439)

Sebelum Mulai Berdoa

Terkabul atau tidaknya sebuah doa yang dipanjatkan kepada Allah Swt. sejatinya bergantung pada yang memanjatkannya.

Terdapat faktor-faktor penentu, yang jika dilakukan dapat “membujuk” Allah untuk memperkenankan doamu segera, misalnya membaca sholawat munjiyat sebelum mulai berdoa.

Hal ini bukan mengada-ada karena merujuk pada sebuah hadits yang dirawi oleh at-Tirmidzi dari ‘Abdullah.

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ كُنْتُ أُصَلِّي وَالنَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ مَعَهُ فَلَمَّا جَلَسْتُ بَدَأْتُ بِالثَّنَاءِ عَلَى اللَّهِ ثُمَّ الصَّلَاةِ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ دَعَوْتُ لِنَفْسِي فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَلْ تُعْطَهْ سَلْ تُعْطَهْ

… ‘An ‘abdillaahi qaala kuntu ushallii wan-nabiyyu shallallaahu ‘alaihi wa sallama wa abuu bakrin wa ‘umaru ma’ahu falammaa jalastu bada’tu bits-tsanaa-i ‘alallaahi tsummash-shalaati ‘alan-nabiyyi shallallaahu ‘alaihi wa sallama tsumma da’autu linafsii fa qaalan-nabiyyu shallallaahu ‘alaihi wa sallama sal tu’thah sal tu’thah…

Artinya:

Dari ‘Abdullah, dia berkata, ‘Saya pernah shalat bersama Rasulullah saw. sedangkan Abu Bakar dan ‘Umar sedang bersamanya, tatkala saya duduk dan mulai memuji kepada Allah serta sholawat atas Nabi saw., kemudian saya berdoa untuk diriku. Maka Nabi saw. bersabda, ‘Mintalah kepada Allah, niscaya kamu akan diberi. Mintalah kepada Allah, niscaya kamu akan diberi.’’” (Hadis Jami’ At-Tirmidzi No. 541 – Kitab Jumat)

Pada Sepertiga Malam Terakhir

Sepertiga malam terakhir termasuk dalam waktu-waktu yang mustajab untuk berdoa.

Mengisi penuh waktu ini dengan membaca sholawat akan membuat pelafalnya mendapat fadilah berupa diampuni dosa dan dikeluarkan dari kesedihan.

Rasulullah saw. bersabda mengenai keutamaan bersholawat baginya setelah lewat waktu dua pertiga malam.

Dari Ubai bin Ka’ab r.a., at-Tirmidzi merekam sabda Rasulullah saw. tersebut dalam sebuah hadits panjang berikut ini.

عَنْ الطُّفَيْلِ بْنِ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ عَنْ أَبِيهِ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا ذَهَبَ ثُلُثَا اللَّيْلِ قَامَ فَقَالَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ اذْكُرُوا اللَّهَ اذْكُرُوا اللَّهَ جَاءَتْ الرَّاجِفَةُ تَتْبَعُهَا الرَّادِفَةُ جَاءَ الْمَوْتُ بِمَا فِيهِ جَاءَ الْمَوْتُ بِمَا فِيهِ قَالَ أُبَيٌّ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي أُكْثِرُ الصَّلَاةَ عَلَيْكَ فَكَمْ أَجْعَلُ لَكَ مِنْ صَلَاتِي فَقَالَ مَا شِئْتَ قَالَ قُلْتُ الرُّبُعَ قَالَ مَا شِئْتَ فَإِنْ زِدْتَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكَ قُلْتُ النِّصْفَ قَالَ مَا شِئْتَ فَإِنْ زِدْتَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكَ قَالَ قُلْتُ فَالثُّلُثَيْنِ قَالَ مَا شِئْتَ فَإِنْ زِدْتَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكَ قُلْتُ أَجْعَلُ لَكَ صَلَاتِي كُلَّهَا قَالَ إِذًا تُكْفَى هَمَّكَ وَيُغْفَرُ لَكَ ذَنْبُكَ

… ‘An thufailib-ni ubayyib-ni ka’bin ‘an abiihi qaala kaana rasuulullaahi shallallaahu ‘alaihi wa sallama idzaa dzahaba tsulutsal-laili qaama fa qaala yaa ayyuhan-naasudz-kurullaahadz-kuruullaaha jaa-at arraajifatu tatba’uhar-raadifatu jaa-al-mautu bimaa fiihi jaa-al-mautu bimaa fiihi qaala ubayyun qultu yaa rasuulallaahi innii uktsirush-shalaata ‘alaika fakum aj’alu laka min shalaatii fa qaala maa syi’ta qaala qultur-rubu’a qaala maa syi’ta fa-in zidta fahuwa khairun laka qultun-nishfa qaala maa syi’ta fa-in zidta fahuwa khairun laka qaala qultu fats-tsulutsaini qaala maa syi’ta fa-in zidta fahuwa khairun laka qultu aj’alu laka shalaatii kullahaa qaala idzan tukfa hammaka wayughfaru laka dzanbuk..

Artinya:

… Dari Ath-thufail bin Ubaik bin Ka’ab dari ayahnya berkata: Bila dua pertiga malam berlalu, Rasulullah saw. bangun lalu bersadba, ‘Wahai sekalian manusia, ingatlah Allah, ingatlah Allah. Tiupan pertama datang dan diiringi oleh tiupan kedua. Kematian datang dengan yang ada padanya. Kematian datang dengan membawa segala kelanjutannya. Kematian datang dengan membawa segala kelanjutannya.’ Berkata Ubai, ‘Wahai Rasulullah, aku sering membawa sholawat untuk Baginda, lalu seberapa banyak aku bersholawat untuk baginda?’. Rasulullah saw. menjawab, ‘Terserah’. Aku bertanya, ‘Seperempat?’. Rasulullah saw. menjawab, ‘Terserah, jika kau tambahi, itu lebih baik bagimu’. Aku bertanya, ‘Setengah?’. Beliau menjawab, ‘Terserah, jika kau tambahi, itu lebih baik bagimu’. Aku bertanya, ‘Dua pertiga?’. ‘Terserah, jika kau tambahi, itu lebih baik bagimu’. Aku berkata, ‘Aku akan menjadikan seluruh doaku untuk baginda’. Beliau bersabda, ‘Kalau begitu, kau dicukupkan dari dukamu dan dosamu diampuni.’’” (Hadis Jami’ At-Tirmidzi No. 2.381 – Kitab Sifat Kiamat, Penggugah Hati, dan Warak)

Sebuah keyakinan lain juga mengemuka tentang karomah sholawat munjiyat yang dilafalkan setelah menegakkan shalat Tahajud.

Keyakinan tersebut adalah apa-apa yang diinginkan pasti akan dikabulkan oleh Allah Swt. jika kamu membaca sholawat munjiyat 100 kali pada waktu ini.

Ketika Bertemu dengan Sesama Muslim

Seluruh aktivitas yang dilakukan seorang muslim berpotensi mengandung pahala dan kebaikan jika sesuai dengan adabnya, termasuk ketika bertemu dengan saudaranya seiman.

Bila kamu bertemu sesama muslim, jangan sia-siakan kesempatan di mana dosa-dosamu dapat diampuni. Caranya adalah dengan bersalaman dengannya, lalu membaca sholawat munjiyat.

Ketika pertemuanmu dengannya berakhir, dosa-dosamu akan diampuni, bukan hanya yang telah berlalu, melainkan juga yang belum kamu lakukan.

Ketika Berada dalam Majelis

Ketika seorang muslim berada di tengah-tengah sebuah majelis, bersholawat di dalamnya adalah sunah.

Jika tidak diamalkan, ia akan merugi di hari kiamat, walaupun ia masuk surga.

Mengapa demikian? Hal tersebut disebabkan oleh pahalanya yang amat besar dan terlalu sayang jika tidak didapatkan.

Karena itu, upayakan membaca sholawat munjiyat tiap kali kamu berada dalam majelis agar tidak menjadi seorang muslim yang merugi di hari kiamat.

Fadhilah Sholawat Munjiyat

Karena dianjurkan oleh Allah Swt, bersholawat pasti mengandung kebaikan bagi umat muslim. Sholawat munjiyat pun sudah tentu memiliki fadhilahnya sendiri.

Dianugerahi Sepuluh Rahmat

Fadhilah yang pertama mengacu pada hadits riwayat Abu Dawud No. 439 yang sudah disebutkan sebelumnya.

Rasulullah saw. bersabda bahwa seorang hamba yang membaca sholawat sekali untuk Nabi akan mendapatkan sepuluh rahmat dari Allah Swt.

Jadi, jangan ragu untuk memperbanyak bacaan sholawat munjiyat jika ingin mendapat rahmat Allah Swt. berpuluh-puluh kali lipat.

Didoakan Malaikat

Dengan membaca sholawat munjiyat, seorang muslim akan didoakan oleh para malaikat sesuai dengan apa yang ia sholawatkan.

Hal ini merujuk pada hadits Rasulullah saw. yang dirawi oleh Ibnu Majah dari Amir bin Rabi’ah.

عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُصَلِّي عَلَيَّ إِلَّا صَلَّتْ عَلَيْهِ الْمَلَائِكَةُ مَا صَلَّى عَلَيَّ فَلْيُقِلَّ الْعَبْدُ مِنْ ذَلِكَ أَوْ لِيُكْثِرْ

‘An nabiyyi shallallaahu ‘alaihi wa sallama qaala maa min muslimin yushallii ‘alayya illaa shallat ‘alaihil-malaa-ikatu maa shallaa ‘alayya falyuqillal-‘abdu min dzaalika au liyuktsir.

Artinya:

Dari Nabi saw, beliau bersabda, ‘Tidaklah seorang muslim bersholawat kepadaku kecuali para malaikat akan mendoakan kepadanya sebagaimana ia bersholawat kepadaku. Maka ucapkanlah sholawat baik sedikit atau banyak’.’” (Hadis Sunan Ibnu Majah No. 897)

Dihapuskan Kesalahan dan Diangkat Derajat

Bukan hanya satu, melainkan sepuluh kesalahan yang akan dihapuskan dan sepuluh derajat yang akan diangkat sebagai ganjaran atas satu kali sholawat munjiyat yang kamu baca.

Rasulullah saw. menyabdakan keutamaan bersholawat untuk beliau ini dalam sebuah hadis riwayat An-Nasa’i dari Anas bin Malik.

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلَاةً وَاحِدَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ عَشْرَ صَلَوَاتٍ وَحُطَّتْ عَنْهُ عَشْرُ خَطِيئَاتٍ وَرُفِعَتْ لَهُ عَشْرُ دَرَجَاتٍ

Qaala rasuulullaahi shallallaahu ‘alaihi wa sallama man shallaa ‘alayya shalaatan waahidatan shallallaahu ‘alaihi ‘asyra shalawaatin wa huththat ‘anhu ‘asyru khathiiaatin wa rufi’at lahu ‘asyru darajaat.

Artinya:

Rasulullah saw. bersabda, ‘Barang siapa bersholawat kepadaku satu kal, maka Allah akan mengucapkan sholawat kepadanya sepuluh kali, dihapuskan darinya sepuluh kesalahan, dan ia diangkat sepuluh derajat untuknya.’” (Hadis Sunan An-Nasa’i No. 1.280)

Berada Paling Dekat dengan Rasulullah Saw.

Pengagum setia seorang artis pasti rela membayar tiket termahal demi sebuah kesempatan untuk melihat idolanya dari posisi paling dekat.

Hal tersebut dipandang sebagai sesuatu yang wajar. Lantas, bagaimana jika yang diidolakan adalah sang manusia sempurna, Rasulullah saw.?

Untuk berada paling dekat dengan Rasulullah saw. pada hari kiamat nanti, kamu tak akan ditarik biaya. Jangankan membayar harga termahal, mengeluarkan uang satu peser saja tidak.

Caranya adalah dengan menjadi yang terbanyak dalam membaca sholawat munjiyat. Dengan cara ini, sebuah posisi paling dekat Rasulullah saw. tersedia untukmu pada hari kiamat kelak.

Sebuah hadits yang dirawi oleh Tirmidzi dari Abdullah bin Mas’ud merekam sabda terkait.

رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَوْلَى النَّاسِ بِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَكْثَرُهُمْ عَلَيَّ صَلَاةً

Rasuulallaahi shallallaahu ‘alaihi wa sallama qaala aulan-naasi bii yaumal-qiyaamati aktsaruhum ‘alayya shalaatan.

Artinya:

Rasulullah saw. bersabda: ‘Orang yang paling dekat denganku pada hari kiamat adalah yang paling banyak bersholawat kepadaku’.” (Hadits Jami’ at-Tirmidzi No. 446 – Kitab Salat)

Terhibur ketika Berduka

Sungguh beruntung menjadi seseorang yang beriman. Ajaran agamanya mengandung solusi, obat, juga penghiburan sehingga ia tak perlu ke mana-mana ketika tengah dirundung duka.

Berpaling pada Allah Swt. saja akan membuatnya cukup.

Jika duka merundungmu, bangun saja pada sepertiga malam terakhir, ingatlah Allah Swt. dengan mendirikan shalat dan gunakan waktu berdoa sepenuhnya untuk membaca sholawat munjiyat.

Kamu akan keluar dari kesedihan setelah itu. Hal ini merujuk pada hadits panjang yang diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dari Ubai bin Ka’ab yang telah disebutkan di atas.

Pengantar Doa ke Langit

Rupanya, ada alasan mengapa disunahkan membaca sholawat munjiyat kepada Rasulullah saw. terlebih dahulu sebelum mulai berdoa.

Ternyata, hal tersebut disebabkan oleh sifat sholawat sebagai pengantar doa-doa yang dilafalkan dari bumi menuju langit.

Tanpa diantar dengan sholawat, doa-doa tidak akan dapat naik dan terhenti di sebuah tempat antara bumi dan langit.

Maka, “dorong”lah doa-doa yang sudah kamu panjatkan dengan bacaan sholawat ini agar permintaanmu segera dikabulkan-Nya.

Sebuah hadits yang diriwayatkan at-Tirmidzi dari ‘Umar bin al-Khaththab r.a. berikut ini merekam fadhilah sholawat tersebut.

عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ قَالَ إِنَّ الدُّعَاءَ مَوْقُوفٌ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ لَا يَصْعَدُ مِنْهُ شَيْءٌ حَتَّى تُصَلِّيَ عَلَى نَبِيِّكَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

… ‘An ‘umarab-nil-khaththaabi qaala innad-du’aa-a mauquufun bainas-samaa-i wal-ardhi laa yash’adu minhu syai-un hatta tushalliya ‘alaa nabiyyika shallallaahu ‘alaihi wa sallam.

Artinya:

… Dari ‘Umar bin Al-Khaththab dia berkata, ‘Sesungguhnya, doa akan terhenti di antara bumi dan langit. Ia tidak akan naik sehingga kamu bersholawat kepada Nabimu, saw’.” (Hadis Jami’ At-Tirmidzi No. 448 – Kitab Salat)

Menjadi Cahaya di Hari Kiamat

Rasulullah saw. berkata bahwa sholawat akan menjadi cahaya untuk pelafalnya pada hari akhir kelak.

Hadits yang dimaksud dirawi oleh Ibnu Umar dan disabdakan dalam konteks mengisi majelis dengan sholawat.

Namun, tak berlebihan agaknya jika mengharapkan cahaya atas sholawat Nabi yang dibaca di luar majelis.

زينوا مجالسكم بالصلاة علي فان صلاتكم علي نور لكم يوم القيامة

Artinya:

“Hiasilah majelis-majelis kalian dengan bershalawat kepadaku karena shalawat kalian kepadaku adalah cahaya bagi kalian di hari kiamat.”

Anjuran Bersholawat

Sholawat artinya doa kepada Allah Swt. untuk Nabi Muhammad saw. beserta keluarga dan para sahabat beliau jika dipandang dari sisi etimologi.

Namun, bila doanya ditujukan bagi Rasulullah saw., bukankah secara otomatis beliaulah yang akan mendapat kebaikannya?

Sesungguhnya tidak demikian karena bukan hanya Rasulullah saw. yang diuntungkan dari sholawat atas beliau.

Tanpa ada yang bersholawat pun, Nabi saw. sudah dijanjikan surga oleh Allah Swt.

Begini pengibaratannya. Rasulullah yang mulia seumpama dengan gelas yang terisi penuh dengan kebaikan.

Bila kamu menambahkan kebaikan ke dalam gelas tersebut, isinya akan tumpah, kan? Yang tertumpah itu adalah bagian kebaikan yang akan kembali kepadamu.

Dengan kata lain, kebaikan yang kamu dapatkan sama banyaknya dengan yang kamu tambahkan ke dalam gelas tersebut.

Karena itu, sering-seringlah bersholawat atas Nabi karena makin banyak sholawat yang kamu ucapkan, kamu makin beruntung.

Di samping itu, Allah Swt. juga menganjurkan untuk membaca sholawat sesuai dengan firman-Nya yang terekam dalam Al-Qur’an surah Al-Ahzab ayat 56.

إِنَّ اللهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً

Innallaaha wa malaaikatahu yushalluuna ‘alan-nabiyyi yaa ayyuhal ladzii na aamanuu shalluu ‘alaihu wasallimuu tasliimaa.

Artinya:

Sesungguhnya, Allah dan para malaikat-Nya bersholawat untuk nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bersholawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.

Karena merupakan anjuran, tidak ada keharusan untuk bersholawat. Namun, melakukannya tentu berpahala dan meninggalkannya pasti membuatmu rugi.

Kamu dapat memanfaatkan kecanggihan teknologi, seperti mengunduh file sholawat munjiyat berformat MP3 untuk mempermudahmu menghafal dan melafalkannya kapan saja.

Dengan begitu, tak akan terlewat olehmu bersholawat untuk Nabi setiap hari.

Cara tersebut efektif bagi orang-orang dengan kecerdasan audio, yang dapat menghafal sesuatu dengan mendengarkannya berulang-ulang.

Akan tetapi, jika kamu membutuhkan peraga yang dapat dilihat (visual), unduh saja video berisi bacaan sholawat yang dilafalkan seorang ustadz.

Contohnya adalah sholawat munjiyat oleh Yusuf Mansur. Insyaallah, itu lebih dapat membantumu.

Penutup

Secara khusus, sholawat munjiyat dipercaya sebagai amalan yang membuat seorang muslim terkabulkan hajatnya dengan segera serta selamat dari segala bentuk kesulitan.

Tujuannya agar ia memiliki lebih banyak jalan untuk mendapatkan rahmat Allah Swt, menambah amal baik baginya, dan “menambal” kekurangan pada ibadah wajib yang dilakukannya.

Jika dicari secara daring, kamu akan menemukan orang-orang yang membagikan pengalaman mengamalkan sholawat munjiyat berupa kemudahan dalam mengerjakan urusan-urusan mereka.

Kemudahan-kemudahan tersebut datang dalam beragam bentuk, seperti tercapainya target pekerjaan atau banyak yang mengingatkan ketika khilaf menyerang.

Selain itu, bisa juga berupa terwujudnya keinginan secara perlahan-lahan, datangnya rezeki dari arah yang tidak terduga, bertemu dengan jodoh dalam waktu dekat, dan lainnya.

Jadi, jangan lupakan sholawat munjiyat dalam keseharianmu karena sholawat yang disampaikan bagi Rasulullah saw. pasti akan sampai kepada beliau di mana saja kamu berada.

وَصَلُّوا عَلَيَّ فَإِنَّ صَلَاتَكُمْ تَبْلُغُنِي حَيْثُ كُنْتُمْ

Wa shalluu ‘alayya fa inna shalaatakum tablughunii haitsu kuntum.

Artinya:

… bersholawatlah kepadaku. Sesungguhnya, sholawat kalian akan sampai kepadaku di mana pun kalian berada.” (Hadis riwayat Abu Dawud No. 1.746)

Sumber:

https://islam.nu.or.id/post/read/109411/shalawat-munjiyat–bacaan–sejarah-dan-keutamaannya

https://islam.nu.or.id/post/read/99130/20-waktu-yang-disunahkan-membaca-shalawat–bagian-i-

Karomah Sholawat Munjiyat dan Sejarahnya