Mengenal Sholat Tasbih dan Manfaat Dahsyat Mengamalkannya

Sholat tasbih adalah salat sunah yang di dalamnya banyak terdapat kalimat tasbih. Para ulama menganjurkannya berdasarkan dua buah hadis panjang mengenai tata cara penunaiannya yang masing-masing dirawi oleh Abu Dawud dari Ibnu ‘Abbas dan at-Tirmidzi dari Ibnu Mubarak.

Hadis-hadis ini menjadi dasar disunahkannya sholat tasbih oleh para ulama dan dirujuk pula dalam beragam kitab fikih.

Termasuk di antara para ulama yang menyunahkan sholat tasbih adalah Abul Mahasin ar-Rayani dan Abu Muhammad al-Baghawi yang berasal dari kalangan mahzab Syafi’i. Informasi ini bisa dilihat dalam kitab Al-Adzkar karya Imam Nawawi.

Sebagaimana salat sunah lain, seperti salat tahajud, yang memiliki keutamaan dan menjadi ‘penambal’ amalan wajib bagi seorang muslim, adakah fadilah dari sholat tasbih? Kapan dan bagaimana cara menegakkannya?

Jika pertanyaan-pertanyaan tersebut mampir di benakmu sekarang ini, kamu harus membaca artikel ini lebih jauh untuk mendapatkan jawabannya, karena Hasana.id akan memberi infonya padamu! Nah, duduk yang nyaman dan selamat membaca!

Tata Cara Sholat Tasbih

Pelaksanaan sholat tasbih sama dengan salat-salat pada umumnya. Hanya saja, pada masing-masing rukun ditambahkan kalimat tasbih:

سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ

Subhaanallaah walhamdulillaah walaa ilaaha illallaah wallaahu akbar.

Artinya:

Maha Suci Allah dan segala puji bagi Allah, tiada tuhan selain Allah, Allah Mahabesar.”

Adapun mengenai teknis lengkap penunaiannya, terdapat dua cara yang bisa dipraktikkan dengan merujuk pada masing-masing hadis yang telah disinggung di atas.

Tata Cara Sholat Tasbih Berdasarkan Hadis Abu Dawud dari Ibnu ‘Abbas

عَشْرَ خِصَالٍ أَنْ تُصَلِّيَ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ تَقْرَأُ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ فَاتِحَةَ الْكِتَابِ وَسُورَةً فَإِذَا فَرَغْتَ مِنْ الْقِرَاءَةِ فِي أَوَّلِ رَكْعَةٍ وَأَنْتَ قَائِمٌ قُلْتَ سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ خَمْسَ عَشْرَةَ مَرَّةً ثُمَّ تَرْكَعُ فَتَقُولُهَا وَأَنْتَ رَاكِعٌ عَشْرًا ثُمَّ تَرْفَعُ رَأْسَكَ مِنْ الرُّكُوعِ فَتَقُولُهَا عَشْرًا ثُمَّ تَهْوِي سَاجِدًا فَتَقُولُهَا وَأَنْتَ سَاجِدٌ عَشْرًا ثُمَّ تَرْفَعُ رَأْسَكَ مِنْ السُّجُودِ فَتَقُولُهَا عَشْرًا ثُمَّ تَسْجُدُ فَتَقُولُهَا عَشْرًا ثُمَّ تَرْفَعُ رَأْسَكَ فَتَقُولُهَا عَشْرًا فَذَلِكَ خَمْسٌ وَسَبْعُونَ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ تَفْعَلُ ذَلِكَ فِي أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ

… ‘Asyra khishaalin an tushalliya arba’a raka’aatin taqra-u fii kulli rak’atin faatihatal-kitaabi wa suuratan fa-idzaa faraghta minal-qiraa-ati fii awwali rak’atin wa anta qaa-imun qulta subhaanallaahi wal-hamdulillaahi wa laa ilaaha illallaahu wallaahu akbaru khamsa ‘aysrata marratan tsumma tarka’u fataquuluhaa wa anta raaki-un ‘asyran tsumma tarfa-u ra’saka mir-rukuu’i fataquuluhaa ‘asyran tsumma tahwii saajidan fataquuluhaa wa anta saajidun ‘asyran tsumma tarfa’u ra’saka mis-sujuudi fataquuluhaa ‘asyran tsumma tasjudu fataquuluhaa ‘asyran tsumma tarfa’u ra’saka fataquuluhaa ‘asyran fadzaalika khamsun wasab’uuna fii kulli rak’atin taf’alu dzaalika fii arba’i raka’aatin…

Artinya:

“… Paman mengerjakan salat empat rakaat, dan setiap rakaat membaca al-Fatihah dan surah. Apabila selesai membaca itu, dalam rakaat pertama dan masih berdiri, bacalah, ‘Subhanallah wal hamdulillah walaa ilaaha illallah wallahu akbar (Maha suci Allah, segala puji bagi Allah, tidak ada ilah selain Allah dan Allah Maha besar)’ sebanyak 15 kali, lalu rukuk. Dan dalam rukuk membaca bacaan seperti itu sebanyak 10 kali. Kemudian, mengangkat kepala dari rukuk (iktidal) juga membaca seperti itu sebanyak 10 kali. Lalu, sujud juga membaca 10 kali. Setelah itu, mengangkat kepala dari sujud (duduk di antara dua sujud) juga membaca 10 kali. Lalu, sujud juga membaca 10 kali. Kemudian, mengangkat kepala dan membaca 10 kali. Jumlahnya ada 75 kali dalam setiap rakaat, paman dapat melakukannya dalam empat rakaat.’

Jika hadis ini disimpulkan, langkah-langkahnya menjadi berikut ini.

  1. Membaca niat sholat tasbih.

أُصَلِّيْ سُنَّةَ التَّسْبِيْحِ رَكْعَتَيْنِ\أَرْبَعَ رَكْعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ القِبْلَةِ للهِ تَعَالَى

Ushallii sunnatat-tasbiihi rak’ataini/arba’a rak’aatin mustaqbilal-qiblatillaahi ta’aalaa.

Artinya:

Saya niat sholat sunah tasbih dua rakaat/empat rakaat menghadap kiblat karena Allah taala.

  1. Takbiratulihram, lalu membaca doa iftitah dan surah al-Fatihah seperti biasa.
  2. Membaca surah al-Hadid untuk rakaat pertama, al-Hasyr untuk rakaat kedua, ash-Shaf untuk rakaat ketiga, dan at-Taghabun untuk rakaat keempat.

Atau, dapat pula membaca surah al-Zalzalah untuk rakaat pertama, al-‘Adiyat untuk rakaat kedua, at-Takatsur untuk rakaat ketiga, dan al-Ikhlash untuk rakaat keempat.

  1. Membaca kalimat tasbih 15 kali sebelum bungkuk untuk rukuk.
  2. Rukuk, lalu membaca bacaan rukuk seperti biasa.
  3. Membaca kalimat tasbih 10 kali sebelum bangun untuk iktidal.
  4. Iktidal, lalu membaca bacaan iktidal seperti biasa.
  5. Membaca kalimat tasbih 10 kali sebelum turun untuk sujud.
  6. Sujud, lalu membaca bacaan sujud seperti biasa.
  7. Membaca kalimat tasbih 10 kali sebelum bangun untuk duduk di antara dua sujud.
  8. Duduk di antara dua sujud, lalu membaca bacaan duduk di antara dua sujud seperti biasa.
  9. Membaca kalimat tasbih 10 kali sebelum sujud kedua.
  10. Sujud kedua, lalu membaca bacaan sujud seperti biasa.
  11. Membaca kalimat tasbih 10 kali sebelum bangun untuk duduk istirahah.
  12. Duduk istirohah, lalu membaca kalimat tasbih 10 kali sebelum bangun untuk rakaat kedua.
  13. Lakukan poin 2 tanpa doa iftitah hingga poin 11 untuk rakaat kedua.
  14. Membaca kalimat tasbih 10 kali sebelum bangun untuk tasyahud.
  15. Tasyahud, lalu membaca bacaan tasyahud seperti biasa.
  16. Membaca kalimat tasbih 10 kali sebelum salam.
  17. Salam.
  18. Membaca doa sholat tasbih.

اللَّهُمَّ إِنِّيْ أّسْأّلُكَ تَوْفِيْقَ أَهْلِ الهُدَى وَأَعْمَالَ أَهْلِ الْيَقِيْنِ وَمُنَاصِحَةَ أَهْلِ التًوْبَةِ وَعَزَمَ أَهْلِ الصَّبْرِ وَوَجَلَ أَهْلِ الْخَشْيَةِ وَطَلَبَ أَهْلِ الرَّغْبَةِ وَتَعَبُّدَ أَهْلِ الْوَرَعِ وَعِرْفَانَ أَهْلِ الْعِلْمِ حَتَّى أَخَافَكَ.

 اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ مُخَافَةَ تُحْجِزُنِيْ عَنْ مَعَاصِيْكَ حَتَّى أَعْمَلَ بِطَاعَتِكَ عَمَلاً أَسْتَحِقُّ بِهِ رٍضَاكَ وَحَتَّى أُنَاصِحَكَ فِيْ التَّوْبَةِ وَخَوْفًا مِنْكَ حَتَّى أًخْلِصَ لَكَ النّصِيْحَةَ وَحَتَّى أَتَوَكَّلَ عَلَيْكَ فِيْ اْلأُمُوْرِ كُلِّهَا وَحَتَّى أَكُوْنَ حُسْنَ الظًّنِّ بِكَ سُبْحَانَ خَالِقَ النُّوْرِ

Allaahumma innii as-aluka taufiiqa ahlil-hudaa, wa a’maala ahlil-yaqiini, wa munaashihata ahlit-taubati, wa ‘azama ahlish-shabri, wa wahabla ahlil-khasy-yati, wa thalaba ahlir-raghbati, wa ta’abbuda ahlil-wara’i, wa ‘irfaana ahlil-‘ilmi hattaa akhfak. Allaahumma innii as-aluka mukhaafata tuhjizunii ‘an ma’aashiika hattaa a’mala bithaa’atika ‘amalan astahiqqu bihi rindhaaka wa hattaa unaashihaka fit-taubati wa khaufan minka hattaa akhlisha lakan-nashiihata wa hattaa atawakkala ‘alaika fil-umuuri kullihaa wa hattaa akuuna husnazh-zhanni bika subhaana khaaliqan-nuur.

Artinya:

Ya Allah, kepada-Mu aku meminta petunjuk mereka yang terima hidayah, amal-amal orang yang yakin, ketulusan mereka yang bertobat, keteguhan hati mereka yang bersabar, kekhawatiran mereka yang takut (kepada-Mu), doa mereka yang berharap, ibadah mereka yang warak, dan kebijaksanaan mereka yang berilmu agar aku menjadi takut kepada-Mu.

Ya Allah, masukkanlah rasa takut di kalbuku yang dapat menghalangi diri ini untuk mendurhakai-Mu. Dengan demikian, aku dapat beramal saleh yang mengantarkanku pada rida-Mu, dan aku bertobat setulusnya karena takut kepada-Mu. Dengan itu pula, aku beribadah secara tulus karena malu kepada-Mu. Dengan rasa takut itu, aku menyerahkan segala urusanku kepada-Mu. Karena itu juga, aku dapat berbaik sangka selalu kepada-Mu. Mahasuci Engkau Pencipta cahaya (lain riwayat, Pencipta api).

Tata Cara Sholat Tasbih Berdasarkan Hadis at-Tirmidzi dari Ibnu Mabarak

فَقَالَ يُكَبِّرُ ثُمَّ يَقُولُ سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ وَتَبَارَكَ اسْمُكَ وَتَعَالَى جَدُّكَ وَلَا إِلَهَ غَيْرُكَ ثُمَّ يَقُولُ خَمْسَ عَشْرَةَ مَرَّةً سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ ثُمَّ يَتَعَوَّذُ وَيَقْرَأُ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ وَفَاتِحَةَ الْكِتَابِ وَسُورَةً ثُمَّ يَقُولُ عَشْرَ مَرَّاتٍ سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ ثُمَّ يَرْكَعُ فَيَقُولُهَا عَشْرًا ثُمَّ يَرْفَعُ رَأْسَهُ مِنْ الرُّكُوعِ فَيَقُولُهَا عَشْرًا ثُمَّ يَسْجُدُ فَيَقُولُهَا عَشْرًا ثُمَّ يَرْفَعُ رَأْسَهُ فَيَقُولُهَا عَشْرًا ثُمَّ يَسْجُدُ الثَّانِيَةَ فَيَقُولُهَا عَشْرًا يُصَلِّي أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ عَلَى هَذَا فَذَلِكَ خَمْسٌ وَسَبْعُونَ

… Faqaala yukabbiru tsumma yaquulu subhaanakallaahumma wa bihamdika wa tabaarakas-mukaa wa ta’aalaa jadduka walaa ilaaha ghairuka tsumma yaquulu khamsa ‘asyrata marratan subhaanallaahi wal-hamdulillaahi walaa ilaaha illallaahu wallaahu akbaru tsumma yata’awwadzu wa yaqra-u bismillaahir-rahmaanir-rahiimi wa faatihatal-kitaabi wa suuratan tsumma yaquulu ‘asyra marraatin subhaanallaahi wal-hamdulillaahi walaa ilaaha illallaahu wallaahu akbaru tsumma yarka’u fayaquuluhaa ‘asyran tsumma yarfa’u ra’sahu mir-rukuu’i fayaquuluhaa ‘asyran tsumma yasjudu fayaquuluhaa ‘asyran tsumma yarfa’u ra’saahu fayaquuluhaa ‘asyran tsumma yasjuduts-tsaaniyah fayaquuluhaa ‘asyran yushallii arba’a raka’aatin ‘alaa hadzaa fadzaalika khamsun wa sab’uuna…

Artinya:

“… Ia bertakbir kemudian membaca, ‘subhaanaka allahumma wa bihamdika wa tabaarakasmuka wa ta’ala jadduka walaa ilaaha ghairuka.’ Kemudian, dia membaca, ‘subhaanallah walhamdulillah wa laailaaha illallah wallahu akbar,’ sebanyak 15 kali, kemudian ia bertaawuz dan membaca, ‘bismillah,’ dilanjutkan dengan membaca surah al-Fatihah dan surah yang lain. Kemudian, ia membaca, ‘subhaanallah walhamdulillah wa laailaaha illallah wallahu akbar,’ sebanyak 10 kali. Kemudian rukuk dan membaca kalimat itu 10 kali. Lalu mengangkat kepala dari rukuk dengan membaca kalimat tersebut 10 kali. Kemudian sujud dengan membaca kalimat tersebut 10 kali. Lalu mengangkat kepalanya dengan membaca kalimat tersebut 10 kali. Kemudian sujud yang kedua kali dengan membaca kalimat tersebut 10 kali. Ia melakukan seperti itu sebanyak empat rakaat, yang setiap satu rakaatnya membaca tasbih sebanyak 75 kali…”

Jika hadis ini disimpulkan, langkah-langkahnya menjadi berikut ini.

  1. Membaca niat sholat tasbih, bacaannya dapat dilihat di atas.
  2. Takbiratulihram, lalu membaca doa iftitah seperti biasa.
  3. Membaca kalimat tasbih 15 kali.
  4. Membaca surah al-Fatihah seperti biasa.
  5. Membaca surah al-Hadid untuk rakaat pertama, al-Hasyr untuk rakaat kedua, ash-Shaf untuk rakaat ketiga, dan at-Taghabun untuk rakaat keempat.

Atau, dapat pula membaca surah al-Zalzalah untuk rakaat pertama, al-‘Adiyat untuk rakaat kedua, at-Takatsur untuk rakaat ketiga, dan al-Ikhlash untuk rakaat keempat.

  1. Membaca kalimat tasbih 10 kali sebelum bungkuk untuk rukuk.
  2. Rukuk, lalu membaca bacaan rukuk seperti biasa.
  3. Membaca kalimat tasbih 10 kali sebelum bangun untuk iktidal.
  4. Iktidal, lalu membaca bacaan iktidal seperti biasa.
  5. Membaca kalimat tasbih 10 kali sebelum turun untuk sujud.
  6. Sujud, lalu membaca bacaan sujud seperti biasa.
  7. Membaca kalimat tasbih 10 kali sebelum bangun untuk duduk di antara dua sujud.
  8. Duduk di antara dua sujud, lalu membaca bacaan duduk di antara dua sujud seperti biasa.
  9. Membaca kalimat tasbih 10 kali sebelum sujud kedua.
  10. Sujud kedua, lalu membaca bacaan sujud seperti biasa.
  11. Membaca kalimat tasbih 10 kali sebelum bangun untuk rakaat kedua.
  12. Lakukan poin 2 tanpa doa iftitah hingga poin 15 untuk rakaat kedua.
  13. Membaca kalimat tasbih 10 kali sebelum bangun untuk tasyahud.
  14. Tasyahud, lalu membaca bacaan tasyahud seperti biasa.
  15. Membaca kalimat tasbih 10 kali sebelum salam.
  16. Salam.
  17. Membaca doa sholat tasbih, bacaannya dapat dilihat di atas.

Jika diperhatikan, perbedaan antara kedua tata cara pelaksanaan sholat tasbih terletak pada kalimat tasbih yang dibaca saat berdiri di rakaat pertama dan duduk istrahah. Mayoritas umat Islam di Indonesia menggunakan cara yang pertama.

Waktu Sholat Tasbih

Tidak ada waktu yang tetap dalam melaksanakan sholat tasbih. Ibadah ini bisa ditunaikan kapan pun, baik malam maupun siang hari, selama tidak terlarang menegakkan salat di waktu itu.

Meski begitu, Imam Nawawi berpendapat dalam Al-Adzkar bahwa tata cara sholat tasbih yang ditunaikan di siang hari berbeda dengan malam hari.

  1. Jika ditunaikan di siang hari, sholat tasbih dikerjakan sebanyak 4 rakaat dengan atau tanpa salam setiap 2 rakaat. Artinya, boleh mengerjakan 2 rakaat kemudian salam sebanyak 4 rakaat, atau langsung 4 rakaat sekaligus dengan 1 salam.
  2. Jika ditunaikan di malam hari, sholat tasbih dikerjakan sebanyak 4 rakaat dengan salam setiap 2 rakaat.

Seorang muslim dianjurkan untuk mengerjakan sholat tasbih setiap hari jika sanggup. Bila tidak mampu, salat ini dapat dikerjakan sekali dalam sepekan tiap hari Jumat, sekali dalam sebulan, sekali dalam setahun, atau sekali seumur hidup.

Manfaat Sholat Tasbih

Dalam kitab Al-Minhajul Qawim-nya, Ibnu Hajar al-Haitami menuliskan sebuah pernyataan menarik dari Imam As-Subki tentang orang yang mengetahui keutamaan sholat tasbih tetapi tetap tidak mengerjakannya. Beliau menyebutkan yang demikian sebagai orang yang memandang rendah agama.

Apa saja manfaat atau keutamaan sholat tasbih ini?

Mendapatkan Banyak Pahala

Perintah bertasbih dalam Al-Qur’an telah diulang-ulang oleh Allah Swt. di berbagai ayat, seperti pada surah ath-Thur ayat 49, Ali ‘Imran ayat 41, dan al-Hijr ayat 98. Hal ini dimaksudkan agar seorang muslim selalu mengingat-Nya.

Karena diperintahkan, sudah tentu yang mengerjakannya akan mendapat pahala. Nah, secara otomatis, seorang muslim yang mengerjakan sholat tasbih akan diberikan pahala yang banyak oleh Allah Swt. dari mengucapkan kalimat tasbih.

Diampuni Dosa-Dosa Besar

Sholat tasbih dapat menghapus dosa-dosa pelakunya. Hal ini merujuk pada hadis panjang yang telah disinggung di awal. Hasana.id akan melampirkan potongan awal hadis ini, selebihnya adalah tata cara pelaksanaan sholat tasbih yang bisa kamu lihat pada subbab terkait.

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ – رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا – أَنَّ «النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِلْعَبَّاسِ بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ: ” يَا عَبَّاسُ! يَا عَمَّاهُ! أَلَا أُعْطِيكَ؟ أَلَا أَمْنَحُكَ؟ أَلَا أحبوكَ؟ أَلَا أَفْعَلُ بِكَ؟ عَشْرَ خِصَالٍ إِذَا أَنْتَ فَعَلْتَ ذَلِكَ، غَفَرَ اللَّهُ لَكَ ذَنْبَكَ أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ، قَدِيمَهُ وَحَدِيثَهُ، خَطَأَهُ وَعَمْدَهُ، صَغِيرَهُ وَكَبِيرَهُ، سِرَّهُ وَعَلَانِيَتَهُ…

‘Anib-ni ‘Abbaasin – radhiyallaahu ‘anhumaa – anna >> annabiyya shallallaahu ‘alaihi wa sallama qaa la lil ‘abbaasiib-ni ‘abdil-muththalibi: “Yaa ‘Abbaas! Yaa ‘ammaah! Alaa u’thiika? Alaa amnahuka? Alaa af’alu bika? ‘Asyra khishaalin idzaa anta fa’alta dzalika, ghafarallaahu laka dzanbaka awwalahu wa aakhirahu, qadiimahu wa hadiitsahu, khatha-ahu wa ‘amdahu, shaghiirahu wa kabiirahu, sirrahu wa ‘alaaniyatahu…

Artinya:

Dari Abdullah bin Abbas ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda kepada Abbas bin Abdul Muthalib, ‘Wahai Abbas, pamanku, tidakkah aku memberimu? Tidakkah aku memberi tahumu? Tidakkah aku lakukan kepadamu? Sepuluh perkara bila engkau melakukannya maka Allah ampuni dosamu ; yang awal dan yang akhir, yang lama dan yang baru, yang tak dilakukan karena kesalahan dan yang disengaja, yang kecil dan yang besar, yang sembunyi-sembunyi dan yang terang-terangan…’”

Dalam teks, Rasulullah saw. menyebutkan bahwa dengan mengerjakan sholat tasbih, Allah Swt. akan mengampuni dosa yang dilakukan di awal dan akhir, yang lalu dan saat ini, yang tidak disengaja dan disengaja, yang besar dan kecil, serta yang diperlihatkan dan tidak.

Detail yang Rasulullah saw. sebutkan mengacu pada kesimpulan: semua dosa akan diampuni oleh Allah Swt.

Hanya saja, seorang muslim harus menyertakan syarat-syarat tobat nasuha, yaitu meminta ampun, menyesal melakukannya, berjanji tidak mengulangi, dan mengiringi penyesalan tersebut dengan amal baik.

Begitu yang dijelaskan oleh Sayid Muhammad al-Maliki dalam kitab Syaraful Ummah al-Muhammadiyah. Lebih jauh disebutkan bahwa yang diampuni-Nya tidak meliputi dosa-dosa yang berkenaan dengan hubungan terhadap sesama manusia.

Keutamaan Bacaan Tasbih

Banyaknya kalimat tasbih yang dibaca dalam salat ini menjadikannya disebut sebagai sholat tasbih. Maka, wajar rasanya jika kamu juga mengetahui keutamaan bacaan tasbih.

Banyak hadis yang mengungkapkan sabda-sabda Sang Nabi mengenai fadilah yang akan didapat seorang muslim ketika membaca kalimat tasbih. Bayangkan, dari mengucapkan kalimat saja, kamu bisa mendapatkan keuntungan-keuntungan berikut ini dalam hidup sebagai hamba-Nya. Sangat mudah!

Diampuni Dosa-Dosa Meskipun Sangat Banyak

Sempatkan dirimu membaca kalimat ‘subhaanallaahi wa bihamdih’ sebanyak 100 kali dalam sehari. Waktu yang dibutuhkan tak lebih dari 3 menit, tetapi dosa-dosamu akan diampuni, tak peduli berapa pun banyaknya.

Memberatkan Timbangan Amal

Ada dua kalimat yang Allah Swt. amat suka mendengarnya, yaitu ‘subhaanallaahi wa bihamdih’ dan ‘subhaanallaahil ‘azhiim’. Jika diucapkan, kalimat-kalimat ini akan menambah berat timbangan amal baikmu di akhirat kelak.

Namamu Akan Disebut

Namamu akan disebut di sekeliling arasy dengan dengungan seperti dengung lebah bila memuji Allah Swt. melalui ucapan tasbih, tahlil, dan tahmid. Artinya, ketika kamu masih menjalani hidup di bumi, namamu sudah mendahuluimu mendekati-Nya.

Lebih Baik dari yang Baik

Apakah kamu tahu berapa pahala yang akan didapatkan dari berinfak di jalan-Nya? Ya, tujuh ratus kali lipat dari nilai yang diinfakkan! Lalu, berapa yang akan didapatkan dari membebaskan 100 orang hamba sahaya serta menginfakkan 100 ekor kuda lengkap dengan peralatan perang dan 100 unta gemuk?

Total saja semua biaya yang dibutuhkan untuk melakukan ketiganya, lalu kali dengan 700, maka kamu akan mendapatkan bilangan yang fantastis.

Akan tetapi, ada suatu amalan amat mudah yang pahalanya lebih baik daripada bilangan fantastis tersebut, yaitu mengucapkan takbir, tahmid, dan tasbih, masing-masing sebanyak seratus kali.

Menggugurkan Kesalahan dengan Mudah

Jika kamu ingin Allah Swt. merontokkan kesalahan-kesalahan yang melekat pada dirimu, rutinlah mengucapkan kalimat tasbih. Seketika kekeliruan-kekeliruanmu dahulu akan gugur semudah pohon melepas daun-daunnya.

Menumbuhkan Pohon di Surga

Setiap kalimat tasbih yang kamu ucapkan akan menumbuhkan pohon atas namamu di surga. Dengan kata lain, ini cara termudah untuk mengkavling sebuah taman berisi pohon-pohon tersebut di surga-Nya untukmu sendiri.

Kamu bahkan belum berada di sana, tapi tamanmu sudah terbangun. Maka, bayangkan kamu akan memasukinya suatu saat nanti.

Bagimu Seribu Kebaikan

Pasti sulit berbuat seribu amal baik dalam waktu singkat. Jumlahnya tidak main-main untuk dilakukan. Namun, dengan menyebut kalimat tasbih seratus kali, kamu akan dianggap sudah melakukan seribu buah kebaikan dan semuanya akan dicatat di kitab amalmu.

Bukan hanya itu, seribu keburukan dari dirimu pun akan dihapuskan-Nya.

Tak Ada yang Lebih Baik Darimu

Jika kamu ingin menjadi orang dengan pahala terbanyak di hari kiamat, rutinkanlah membaca ‘subhaanallaah wal hamdulillaah’ di waktu pagi dan sore hari. Dengan begitu, tak ada yang akan menyamakan banyaknya pahalamu kecuali orang-orang yang juga mengamalkan bacaan tersebut.

Terjaga dari Godaan Setan

Setan tak akan berhenti menggoda manusia untuk melakukan perbuatan buruk karena memang itu pekerjaannya.

Maka, bacalah ‘laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariikalah, lahul mulku wa lahul hamdu, wa huwa ‘alaa kulli syai’in qadiir’ dan kamu akan terjaga dari godaan mereka yang terkutuk hingga sore hari menjelang.

Seputar Sholat Tasbih

Mengganti Bacaan Tasbih yang Terlupa Saat Rukuk

Karena serupa dengan tata cara salat pada umumnya, merupakan hal yang wajar jika kemudian seseorang tanpa sadar melewatkan bacaan tasbih pada bagian tertentu. Jika ia melewatkannya pada bagian rukuk, bagaimana ketentuan yang berlaku?

Dalam ibadah sunah ini, kalimat tasbih yang dibaca adalah sebanyak 75 kali pada tiap rakaat. Sehingga, jumlah keseluruhan untuk empat rakaat adalah 300 kali. Jika ada bagian yang terlewat oleh seseorang, hitungannya tidak genap seperti yang dianjurkan.

Untuk kekhilafan semacam ini, Imam Baghwi pernah ditanyakan hal yang serupa. Beliau menjawab rukuknya tidak boleh diulangi dan yang terlewat tidak pula boleh diganti saat iktidal karena rukunnya yang pendek.

Orang tersebut boleh menggantinya pada saat sujud karena sujud merupakan rukun salat yang hukumnya sunah untuk dipanjangkan bacaannya.

Sholat Tasbih Berjamaah atau Sendiri?

Sholat tasbih umum dikerjakan oleh kaum muslimin Indonesia secara berjamaah pada malam nisfu Syakban. Padahal syariat tidak mengatur demikian. Lalu, bagaimana hukumnya?

Boleh saja mengerjakan sholat tasbih dengan berjamaah, tetapi pahalanya sama seperti salat sendirian. Jika salat sunah ini dikerjakan berjamaah dengan tujuan untuk mengenalkan dan mengajak masyarakat menunaikannya, pahala yang akan didapat adalah pahala karena kebaikan menyeru untuk salat.

Yang tidak diperbolehkan menunaikannya secara berjamaah adalah ketika muncul anggapan di masyarakat bahwa sholat tasbih disyariatkan berjamaah.

Penutup

Kalimat tasbih mengandung puji-pujian dan rasa syukur terhadap Allah Swt. serta pengakuan bahwa hanya Ia Yang Mahabesar saja yang berhak disembah. Dengan mengucapkannya, dijanjikan-Nya pahala juga pengampunan.

Sholat tasbih menjadi kesempatan bagi hamba untuk mengucapkan kalimat tasbih sebanyak yang dianjurkan dalam empat rakaat penunaiannya.

Jika kamu mencari peluang untuk meminta ampun atas kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat, segeralah berwudu dan tegakkan sholat tasbih ini. Barengi dengan niat memperbaiki kekeliruan yang telah lalu serta janji untuk tidak mengulanginya kembali. Insyaallah, Allah Swt. akan mengampunimu.