Panduan Sholat Maghrib Lengkap Beserta Sunah-Sunahnya

Sholat Maghrib merupakan satu dari lima waktu sholat yang menjadi kewajiban setiap orang yang mengaku sebagai muslim.

Waktu diperbolehkannya melaksanakan sholat Maghrib adalah dari mulai terbenamnya matahari hingga hilangnya awan yang berwarna merah di cakrawala.

Batas waktu dari sholat fardhu ini memang sempit, tetapi bukan menjadi alasan untuk tidak dikerjakan.

Kamu justru harus bergegaslah begitu mendengar adzan untuk melakukan ibadah wajib ini sebelum kehabisan waktu.

Agar sholat yang kamu kerjakan sah, kamu perlu memperhatikan betul-betul perihal syarat dan rukunnya ini. Berikut Hasana.id paparkan mengenai tata cara sholat Maghrib.

Tata Cara Sholat Maghrib

Apabila ada yang mengajukan pertanyaan, “sholat Maghrib berapa rakaat?” tentunya kamu sudah bisa menjawabnya, bukan?

Ya, sholat Maghrib terdiri dari tiga rakaat dan dikerjakan dengan tata cara tertentu.

Apabila kamu masih sering menemui keraguan dalam menjalankan ibadah sholat Maghrib, silakan simak penjelasan mengenai tata caranya di bawah ini baik-baik, ya!

Niat

Sholat berjamaah dan munfarid (dikerjakan sendirian) memiliki niat yang berbeda. Niat untuk sholat maghrib sendiri adalah seperti di bawah ini.

أُصَلِّ فَرْضَ الْمَغْرِبِ ثَلَاثَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى

Usholli fardha maghribi tsalaatsa raka`aatin mustaqbilal qiblati adaa`an lillaahi ta’aala.

Artinya: “Aku berniat shalat fardhu Maghrib tiga rakaat, menghadap kiblat, tepat waktu, karena Allah Ta’aala”

Sedangkan untuk lafal niat sholat Maghrib Arab secara berjamaah adalah tinggal menambahkan beberapa kata pada niat di atas.

Untuk imam, setelah kata “adaa’an” ditambahkan dengan kata “imaaman”, sedangkan bagi makmum, setelah kata “adaa’an” dilajutkan dengan kata “ma’muman”.

Takbiratul Ihram

Tabiratul ihram yang benar adalah dilakukan bersamaan dengan membaca niat dalam hati seraya melawalkan bacaan takbir, “Allahu Akbar”.

Lafalkan bacaan ini secara pelan-pelan saja.

Gerakan ini merupakan pertanda bagi seseorang yang ingin melaksanakan sholat agar tidak berbuat sesuatu di luar bacaan dan gerakan sholat.

Apabila dilakukan, maka sholat tidaklah sah.

Doa Iftitah

Sebelum membaca surah Al-Fatihah, bacalah doa iftitah setelah takbiratul ihram dengan posisi tangan bersedekap di antara pusar dan dada.

Doa iftitah sendiri hukumnya adalah sunah. Meskipun begitu, terdapat syarat yang jika tidak dipenuhi, maka kesunahannya akan gugur atau hilang.

Berikut adalah syaratnya.

  1. Doa iftitah dikerjakan selain pada sholat jenazah karena sholat ini dianjurkan untuk dikerjakan secara singkat.

Meskipun sholat jenazah dilakukan di atas kuburan atau sholat ghoib dan mayatnya berada di daerah yang jauh, membaca doa ifititah tetap tidak disunahkan.

  1. Pembacaan doa iftitah dianjurkan apabila waktunya cukup untuk mengerjakan sholat.

Jika hanya memiliki waktu sedikit, tidak dianjurkan untuk membacanya dan lakukan yang wajib-wajib saja.

  1. Dia iftitah boleh dibaca oleh makmum yang tidak khawatir ketinggalan sebagian surah Al-Fatihah.
  2. Ketika menjadi makmum dan menjumpai imam masih dalam posisi berdiri, doa iftitah boleh dibaca.

Akan tetapi jika menjadi makmum masbuq dan menjumpai imam tidak dalam posisi berdiri, misalnya sedang ruku’ atau sujud, doa iftitah tidak disunahkan untuk dibaca.

Sederhananya, doa iftitah bisa dibaca apabila waktu yang tersedia untuk melaksanakan sholat Maghrib masih cukup dan sholat dapat selesai tanpa keluar dari waktunya.

Namun, bagi mereka yang sudah telanjur membaca taawudz atau surah Al-Fatihah, tidak perlu membaca doa iftitah.

Hal tersebut tidak dianjurkan lantaran telah kehilangan momentumnya.

Taawudz (Membaca Surah Al-Fatihah)

Berbeda dengan doa iftitah, membaca surah Al-Fatihah hukumnya wajib karena merupakan salah satu dari rukun sholat.

Apabila tidak dibaca, sholat Maghrib yang kamu kerjakan menjadi tidak sah.

Dalam membacanya, tangan masih dalam posisi sedekap. Bacalah taawudz secara pelan-pelan saja.

Namun, untuk Imam, bacalah dengan lantang hingga terdengar oleh makmum yang berada di belakangnya.

Membaca Surah Lain dalam Al-Qur’an

Membaca salah satu surah dalam Al-Qur’an hukumnya adalah sunah. Kamu bisa memilih surat pendek, panjang, atau beberapa potong ayat untuk dibaca.

Pilihlah surat yang kamu hafal. Untuk imam, pilihlah surat sesuai dengan kemampuan dan perhatikan ketersediaan waktu jamaahnya.

Bacaan surat dalam Al-Qur’an ini dilakukan dengan posisi tangan masih bersedekap. Bagi imam, bacalah surat ini dengan suara lantang agar terdengar oleh makmumnya.

Khusus untuk sholat Maghrib berjamaah, surah dalam Al-Qur’an akan dibacakan oleh imam secara zahr (keras) pada rakaat pertama dan kedua.

Apabila surah Al-Fatihah telah selesai dibacakan oleh imam, makmum tidak dianjurkan untuk membaca surat atau ayat Al-Qur’an.

Alasannya adalah makmum hanya mendengarkan bacaan Al-Qur’an yang dilantunkan oleh Imam saja. Terkait hal ini, Allah Swt berfirman:

وَإِذَا قُرِئ الْقُرْآنُ فَاسْتَمِعُواْ لَهُ وَأَنصِتُواْ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

Wa ‘Idhā Quri’a Al-Qur’ānu Fāstami`ū Lahu Wa ‘Anşitū La`allakum Turĥamūna

Artinya: “Dan apabila dibacakan Al-Qur’an maka dengarkanlah dan diamlah agar kamu mendapat rahmat.” (QS Al-A’raf: 204)

Sementara itu, membaca surah atau ayat Al-Qur’an pada rakaat ketiga dalam sholat Maghrib bisa merujuk pada penjelasan dalam kitab Fath al-Mu’in.

Di dalam kita tersebut ditegaskan bahwa membaca surah atau ayat Al-Qur’an pada rakaat ketiga dan keempat pada sholat adalah hal yang tidak disunahkan.

Dengan begitu, bacaan sholat Maghrib rakaat ke 3 berupa surah atau ayat Al-Qur’an tidak masalah jika tidak dikerjakan.

Hal ini berlaku baik bagi yang melaksanakannya secara berjamaah atau munfarid. Dengan kata lain, pada rakaat ini, kamu cukup membaca Al-Fatihah saja.

Namun, ketidaksunahan ini tidak berlaku bagi makmum masbuq yang menjumpai imam pada rakaat ke-3 sehingga tidak sempat membaca surah/ayat Al-Qur’an pada rakaat ke-1 dan ke-2.

Dalam kondisi demikian, ia disunahkan untuk membacanya pada rakaat ketiga.

Hal ini dimaksudkan sebagai pengganti bacaan surat atau ayat Al-Qur’an yang seharusnya dibaca pada rakaat pertama dan kedua yang terlewat.

Ruku’

Setelah selesai membaca surah atau ayat Al-Qur’an, gerakan selanjutnya adalah ruku’.

Pada gerakan ini, posisikan tubuh dibungkukkan hingga membentuk sudut 90 derajat (siku-siku) dengan lutut sebagai tumpuan untuk kedua tangan.

Jika posisi dirasa sudah sempurna, bacalah bacaan ruku’ sebagai berikut.

سُبْحَانَ رَبِّيْ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ

Subhaana rabbiya al-‘azhiimi wa bi hamdihi.

Artinya:

“Maha Suci Tuhanku Yang Mahaagung dan Mahasuci dengan segala puji kepada-Nya.”

Bacaan ruku’ ini dilafalkan sebanyak tiga kali.

I’tidal

Setelah doa ruku’ sudah dibaca dengan sempurna, lanjutkan dengan i’tidal, yaitu gerakan kembali berdiri tegak, tetapi posisi tangan lurus di samping paha, bukan bersedekap.

Berikut Hasana.id catatkan bacaan i’tidal apabila kamu belum menghafalnya.

سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ … رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ وَالشُّكْرُ حَمْدًا كَثِيْرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيْهِ مِلْءُ السَّمَاوَاتِ وَمِلْءُ الْأَرْضِ وَمِلْءُ مَا بَيْنَهُمَا وَمِلْءُ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ

Sami’a Allahu liman hamidahu. Rabbana wa laka al-hamdu wa al-syukru hamdan katsiiran thoyyiban mubaarakan fiihi, mil’u ssamaawaati wa mil’u l-ardhi, wa mil’u maa bainahumaa wa mil’u maa syi’ta min syai’in ba’du.

Artinya: “Allah senantiasa mendengar kepada siapa yang memuji-Nya. Tuhanku, kepada Engkaulah segala pujian, segala kesyukuran, pujian yang banyak, baik, lagi berkah di dalamnya. Pujian dan kesyukuran itu memenuhi seluruh langit, seluruh bumi, di antara keduanya, dan memenuhi siapa saja yang Engkau kehendaki setelahnya.”

Sujud

Setelah i’tidal, lanjutkan dengan sujud seraya mengucapkan bacaan takbir.

Posisi sujud yang sempurna adalah kedua tangan lurus di samping telinga. Dahi dan lutut sejajar menyentuh lantai serta ujung jari kaki menghadap ke arah kiblat.

Apabila posisi tersebut dirasa sudah mantap, bacalah doa sujud berikut ini.

سُبْحَانَ رَبِّيْ الْأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ اللهم لَكَ سَجَدْتُ وَلَكَ أَسْلَمْتَ وَبِكَ آمَنَتُ أَنْتَ رَبِّي سَجَدَ وَجْهِيْ لِلَّذِيْ خَلَقَهُ وَصَوَّرَهُ وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ تَبَارَكَ اللهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ

Subhaana Rabbiya al-A’laa wa bi hamdihi (dibaca tiga kali) … Allahumma laka sajadtu, wa laka aslamtu, wa bika aamantu. Anta rabbi sajada wajhii lilladzii khalaqahu wa showwarahu wa syaqqa sam’ahu wa bashorohu tabaaraka Allahu ahsanu al-khaaliqin.

Artinya: “Mahasuci Tuhanku Yang Mahatinggi dan Mahasuci … Ya Allah, kepada-Mu aku bersujud, kepada-Mu aku berislam, kepada-Mu aku beriman. Engkaulah Tuhanku. Wajahku bersujud kepada yang menciptakannya, dan membentuknya, dan memberikannya telinga dan mata. Mahasuci Allah, sebaik-baiknya Pencipta.”

Selanjutnya, masuk ke gerakan duduk di antara dua sujud.

Posisi dalam duduk ini adalah tubuh tegak tidak bungkuk, jari kaki kiri lurus ke belakang, sedangkan jari kaki kanan menghadap ke arah kiblat.

Posisikan pantat agar tidak bertumpu pada lantai, melainkan pada tumit kaki kiri.

Sementara itu, posisi jari tangan memegangi lutut. Perubahan posisi dari sujud ke gerakan ini diawali dengan bacaan takbir dan selanjutnya bacalah doa sebagai berikut.

رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَارْحَمْنِيْ وَاجْبُرْنِيْ وَارفَعْنِيْ وَارْزُقْنِيْ وَاهْدِنِيْ وَعَافِنِيْ وَاعْفُ عَنِّيْ

Rabbighfirlii warhamnii wajburnii warfa’nii warzuqnii wahdinii wa ‘aafinii wa’fu ‘annii

Artinya: “Ya Tuhanku, ampunilah aku, kasihanilah aku, benarkanlah aku, angkatlah derajatku, karuniakanlah aku rezeki, sehatkanlah aku, dan maafkanlah aku.”

Jika sudah, lakukan sujud kedua dengan bacaan yang sama dengan sujud pertama. Perubahan posisi ini diawali dengan membaca takbir.

Pada rakaat pertama menuju rakaat kedua sholat Maghrib, ketika hendak bangun dari sujud untuk berdiri tegak kembali, dianjurkan untuk menyelanya dengan duduk sejenak sambil.

Bacalah “Subhanallah” secara perlahan, baru berdiri.

Berdiri Tegak

Pada rakaat kedua dan ketiga, setelah berdiri tegak dan diawali dengan takbir, bacalah surah Al-Fatihah karena doa iftitah hanya disunahkan untuk dibaca pada rakaat pertama.

Rangkaian gerakan dan bacaan selanjutnya adalah sama dengan rakaat pertama, dari ruku’ hingga sujud.

Tasyahud Awal

Posisi duduk pada tasyahud awal sama seperti gerakan duduk di antara dua sujud.

Kemudian, bacalah bacaan tasyahud awal dan setelah sampai pada bacaan syahadat, disunahkan untuk membuka jari telunjuk tegak ke arah depan.

Setelah itu, gerakan sholat dilanjutkan dengan rakaat ketiga dengan cara berdiri tegak, ruku’, sampai sujud kembali.

Tasyahud Akhir

Posisi duduk dalam tasyahud akhir sedikit berbeda dengan tasyahud awal.

Jika pada tasyahud awal posisi pantat bertumpu pada tumit kiri, pada gerakan ini, pantat justru menempel ke lantai.

Sementara itu, pergelangan kaki kiri berada di antara lutut dan ujung jari kaki sebelah kanan atau dikenal sebagai posisi duduk tawaruk.

Tasyahud akhir merupakan salah satu rukun sholat sehingga apabila tidak dikerjakan akan menggugurkan sholat yang artinya sholat menjadi tidak sah dan mesti diulang.

Pada tasyahud akhir, kamu diwajibkan untuk membaca tahiyat akhir dan dilanjutkan dengan berselawat kepada Nabi.

Setelah itu, kamu disunahkan untuk membaca doa.

Membaca doa ini termasuk ke dalam rukun qauli. Menurut Syaikh Zainuddin Al-Malibari, doa yang utama untuk dibaca adalah doa dari Rasulullah saw. berikut ini.

أَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ عَذَابِ النَّارِ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ

Allâhumma innî a’ûdzubika min adzâbil qabri wa min ‘adzâbin nar, wa min fitnatil mahyâ wal mamât wa min fitnatil masîhid dajjâl.

Artinya, “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari siksaan kubur, siksa api neraka, fitnah kehidupan dan kematian, serta berlindung dari fitnah dajal.”

Mengucapkan Salam

Setelah doa di atas selesai dibaca, gerakan selanjutnya adalah mengucapkan salam.

Kepala menoleh ke arah kanan sambil mengucapkan salam, kemudian menoleh ke kiri dan mengucapkan salam lagi.

Sejatinya, bacaan sholat Magrib sama dengan bacaan sholat Isya, Subuh, Dzuhur, maupun Ashar. Hanya saja, bacaan niatnya yang berbeda.

Setelah Sholat Maghrib, Bacalah Doa dan Dzikir

Setelah sholat Maghrib selesai dikerjakan, janganlah langsung beranjak. Ada baiknya jika kamu berdoa dan berdzikir terlebih dahulu jika memiliki waktu.

Doa, dzikir, maupun wirid yang dilakukan setelah sholat fardhu memiliki keutamaan yang luar biasa.

Rasulullah saw. mengatakan bahwa Allah menjamin bahwa doa yang dibaca sesudah ibadah wajib lima waktu akan terkabul.

Di antara doa yang utama adalah doa yang dibaca sesudah kamu mengerjakan sholat Maghrib.

Ibnu Sunni dari Ummu Salamah pernah mengungkapkan bahwa Nabi Muhammad saw. seusai sholat Maghrib masuk ke rumah dan melakukan sholat dua rakaat.

Kemudian, beliau melanjutkannya dengan membaca doa berikut.

يَا مُقَلِّبَ القُلُوبِ والأَبْصَارِ ثَبِّتْ قَلْبَنَا عَلَى دِينِكَ

Yaa muqalibal quluubi wal abshaar, tsabbit quluubanaa ‘alaa diniik.

Artinya; “Wahai Zat yang membolak-balikkan hati dan penglihatan, tetapkanlah hati kami atas agama-Mu.”

Sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh Tirmidzi dari Amarah bin Syabib, ia mengungkapkan bahwa Rasulullah saw. menganjurkan untuk membaca doa seperti berikut.

لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهَ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيرٌ

Laa ilaaha illaahu wahdahu laa syariikalah, lahul mulku walahul hamdu yuhyii wa yumiitu wahuwa ‘alaa kullii syai’in qadiir.

Artinya: “Tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, Yang Maha Esa, Yang tidak ada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya kerajaan, bagi-Nya segala pujian, dia Yang Maha Menghidupkan dan Mematikan, dan Dia atas segala sesuatu Mahakuasa.”

Jika doa di atas dibaca sebanyak sepuluh kali setelah sholat Maghrib niscaya Allah akan mengutus malaikat penjaga untuk menjagamu dari setan hingga pagi hari datang.

Ia akan menganugerahkan setidaknya sepuluh pahala yang dapat mengantarkanmu masuk ke surga.

Allah juga akan menghapus sepuluh dosa yang mencelakakan dan bacaan tersebut setara dengan memerdekakan sepuluh budak mukmin.

Membaca dzikir atau wirid setelah sholat Maghrib merupakan anjuran yang baik untuk dipraktikkan sebagaimana Rasulullah saw. juga telah mengamalkannya.

Tata Cara dan Bacaan Dzikir setelah Sholat Maghrib

Ada banyak keutamaan yang bisa kamu dapat ketika mengamalkan dzikir dan wirid sebagaimana telah dijelaskan di atas.

Untuk itu, jika kamu masih memiliki banyak waktu, jangan lewatkan untuk melakukannya serta membaca doa seusai sholat Maghrib.

Adapun tata cara dan bacaan dzikir setelah sholat Maghrib yang dapat kamu adalah sebagai berikut.

  • Awali dengan membaca istighfar sebanyak tiga kali dengan tetap mempertahankan posisi kaki seperti pada tasyahud akhir.
  • Setelahnya, lafalkan bacaan sifat Allah dan bertaubat. Kemudian, baca doa di bawah ini sebanyak sepuluh kali.

لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهَ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيرٌ

Laa ilaaha illaahu wahdahu laa syariikalah, lahul mulku walahul hamdu yuhyii wa yumiitu wahuwa ‘alaa kullii syai’in qadiir.

Artinya: “Tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, Yang Maha Esa, Yang tidak ada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya kerajaan, bagi-Nya segala pujian, dia Yang Maha Menghidupkan dan Mematikan, dan Dia atas segala sesuatu Maha Kuasa.”

  • Lanjutkan dengan membaca doa perlindungan dari neraka (7 kali) disambung dengan doa memohon untuk diberi keselamatan.

Pada saat ini, posisi kaki boleh kamu ubah menjadi duduk bersila.

  • Kemudian, baca surah Al-Fatihah, Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas, dan bagian awal dari surah Al-Baqarah.

Jika sudah, baca ayat kursi, surah Al-Baqarah ayat 248, dan bagian akhir surah Al-Baqarah.

  • Disunahkan juga setelahnya untuk membaca beberapa ayat pada bagian awal surah Ali Imran.

Lalu, baca bacaan tasbih sebanyak 33 kali dan akhiri tasbih dengan bacaan “subhanallahi wabihamdihi daaimaa abadaa.”

  • Lanjut lagi dengan membaca bacaan takbir sebanyak 33 kali dan akhiri dengan lafal takbir panjang serta beberapa rangkaian bacaan dzikir lainnya.

Lakukan Ibadah Sholat Maghrib Sesempurna Mungkin

Mengingat sholat Maghrib adalah ibadah wajib maka lakukanlah sesempurna mungkin.

Apabila ada sesuatu yang masih membuatmu ragu, entah itu masalah gerakan atau bacaan, carilah ilmu-ilmu terkait hal itu untuk dipelajari.

Kamu juga bisa mencari tahu dengan cara bertanya kepada orang yang lebih memahami tentang hal ini. Dengan begitu, kamu bisa memperbaiki sholatmu.

Apabila sholat yang sudah kamu kerjakan ternyata tidak dihitung keabsahannya, sama saja dengan kamu meninggalkannya.

Tentu hal ini sangat disayangkan karena kamu bukan hanya tidak mendapat pahala, tetapi bahkan dosalah yang diperoleh.

Semoga informasi yang telah Hasana.id paparkan ini bisa menjawab pertanyaanmu seputar sholat Maghrib.

Pembahasan lain berkaitan dengan ibadah ini yang telah saya bahas pun juga mudah-mudahan bisa bermanfaat untukmu.

Dari pembahasan di atas, bisa disimpulkan bahwa ternyata ada beberapa hal yang disunahkan dan tidak dianjurkan dikerjakan dalam satu rangkaian sholat wajib.

Apabila kamu sudah tahu tentang hal-hal yang menjadi sunah, alangkah lebih baik untuk mengerjakannya.

Setidaknya, lakukan ibadah semaksimal mungkin sesuai yang kamu bisa.

Apabila merasa informasi mengenai sholat Maghrib ini bermanfaat, kamu boleh membagikan ke sahabat, kerabat, atau saudaramu.

Mudah-mudahan, artikel ini juga bisa berguna pula untuk mereka dan insyaallah menjadi pahala pula bagimu.

Sumber:

https://islam.nu.or.id/post/read/82687/ketentuan-waktu-shalat-fardhu

https://www.laduni.id/post/read/61581/petunjuk-lengkap-shalat-maghrib

https://islam.nu.or.id/post/read/84687/macam-macam-doa-iftitah-dan-syarat-kesunnahannya

https://islam.nu.or.id/post/read/124157/hukum-membaca-doa-iftitah-setelah-surat-al-fatihah

https://islam.nu.or.id/post/read/105309/setelah-fatihah-baca-surat-pendek-pada-rakaat-ketiga-dan-keempat

https://islam.nu.or.id/post/read/85469/hukum-baca-doa-tasyahud-sebelum-salam

https://www.laduni.id/post/read/69421/susunan-lengkap-wirid-setelah-shalat-maghrib-dan-subuh-beserta-keutamaannya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *