Tata Cara Sholat Idul Adha dan Amalan Sunah yang Dianjurkan

 

Selain identik dengan mengurbankan hewan ternak untuk dibagikan kepada mereka yang tidak mampu, Hari Raya Kurban juga ditandai dengan ibadah sunah sholat Idul Adha.

Adapun syarat dan rukun sholatnya hampir mirip dengan sholat lainnya. Begitu juga dengan hal-hal yang membatalkan sholat ini dan ucapan-ucapan yang disunahkan.

Namun, berbeda dengan sholat fardhu, sholat Hari Raya Kurban tidak didahului dengan adzan ataupun iqamah. Selain itu, niat sholat Idul Adha dan anjuran takbir juga tidak sama.

Waktu sholat Idul Adha sendiri adalah dari setelah terbitnya matahari sampai ketioka waktu dzuhur tiba.

Namun, sholat ini dianjurkan untuk dilakukan pada waktu lebih awal untuk memberi kesempatan kepada mereka yang akan berkurban usai sholat Id dilakukan.

Sholat Idul Adha dikerjakan secara berjamaah sebanyak dua rakaat dan terdapat khutbah seusai sholat.

Apabila terlambat datang ke tempat diadakannya sholat Id maupun ada halangan lain, kamu bisa menunaikan ibadah ini secara munfarid atau sendirian di rumah daripada tidak sama sekali.

Agar sholat yang dilakukan sah, kamu perlu memperhatikan tata caranya yang benar.

Di sini, Hasana.id akan memaparkannya untukmu sebagai panduan agar sholat Idul Adha yang dijalankan semakin sempurna.

Tata Cara Sholat Idul Adha

Tentunya ketika ditanya mengenai sholat Idul Adha ada berapa rakaat, kamu sudah mengetahui jawabannya, kan?

Ya, sholat sunah ini terdiri dari dua rakaat seperti yang telah disinggung sebelumnya.

Untuk tata caranya, Hasana.id akan menguraikannya pada penjelasan di bawah ini. Pastikan kamu menyimaknya dengan baik.

Niat

Dalam sholat, niat merupakan sesuatu yang sangat pokok. Apabila tidak disertai dengan niat, maka sholat yang dilaksanakan tidaklah sah atau batal.

Niat ada di dalam hati, yang menandakan adanya kesengajaan dari seseorang untuk menunaikan suatu ibadah tertentu, dalam hal ini adalah sholat Idul Adha.

Menurut para ahli fiqih, niat memiliki dua fungsi. Pertama adalah untuk membedakan antara aktivitas ibadah dan aktivitas sehari-hari yang bukan ibadah.

Terkait hal ini, bisa diambil contoh seseorang yang melakukan keramas.

Apabila ia melakukannya sebagai rutinitas dan tidak diniatkan sebagai mandi wajib, aktivitas tersebut belum bisa menghilangkan hadas besar.

Fungsi niat yang kedua adalah membedakan aktivitas ibadah satu dengan ibadah yang lainnya. Di sini, saya contohkan seseorang membaca niat khusus sholat Idul Adha.

Jadi, niat itu akan membedakan bahwa sholat yang akan dilakukannya adalah sholat Idul Adha, bukan sholat Jumat karena niat untuk kedua macam sholat tersebut berbeda.

Lafadz Niat Sholat Idul Adha

Niat merupakan getaran batin sehingga tidak perlu dilafalkan.

Namun, jika ingin memantapkan hati dan agar lebih berkonsentrasi untuk melakukan ibadah yang akan dikerjakan, kamu bisa melafalkan niat di dalam hati.

Adapun untuk bacaan niat sholat Idul Adha adalah sebagai berikut:

أُصَلِّيْ سُنَّةً لعِيْدِ اْلأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ (مَأْمُوْمًاإِمَامًا) لِلهِ تَعَــــــــالَى

Usholli rak’ataini sunnatan li ‘idil adha (ma’muman/imaman) lillahi ta’ala

Artinya: “Aku berniat sholat sunah Idul Adha dua rakaat (menjadi makmum/imam) karena Allah Ta’ala.”

Selain niat di atas, ada pula bacaan niat yang lebih panjang, yaitu:

أُصَلِّيْ سُنَّةً لِعِيْدِ الْأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ (مَأْمُوْمًاإِمَامًا) للهِ تَعَالَى

Ushallî sunnata-li ‘îdil adl-hâ rak‘ataini mustaqbilal qiblati (ma’mûman/imâman) lillâhi ta‘âlâ.

Artinya: “Aku niat melaksanakan sholat sunah Idul Adha dua rakaat, menghadap kiblat (sebagai makmum/imam) karena Allah Ta‘ala.”

Niat di atas digunakan apabila kamu melakukan sholat Idul Adha secara berjamaah.

Namun, jika ada hal lain yang membuatmu harus melakukan sholat Id ini sendiri, niat yang dibaca sedikit berbeda.

Berikut adalah niat sholat Idul Adha sendiri yang bisa kamu ucapkan.

اُصَلِّى سُنُّةً عِيْدِ الْاَضْحَى رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ للهِ تَعَالَى

Usholli sunnatan ‘iidil adhaa rok’ataini mustaqbilal qiblati lillaahi ta’ala.

Artinya: “Aku berniat sholat sunah Idul Adha dua rakaat menghadap kiblat karena Allah ta’ala.”

Selain membaca niat sholat Idul Adha Arab, kamu juga bisa menggunakan bahasa lokal, tetapi dengan catatan, kedudukan lafal niat tersebut adalah sekunder.

Maksudnya adalah membantu seseorang yang akan melaksanakan sholat agar lebih mantap dan berkonsentrasi dalam mengerjakan ibadah.

Menurut mazhab Syafi’i, niat sama artinya dengan sengaja melakukan sesuatu yang dilaksanakan bersamaan dengan aktivitas pertama pada saat mengerjakan sholat.

Maksudnya, dalam konteks Idul Adha ini, misalnya, jika niat dilafalkan sebelum takbiratul ihram, maka niatnya itu sendiri diucapkan dalam hati secara bersamaan dengan takbiratul ihram.

Takbiratul Ihram

Tahap kedua yang dilakukan dalam sholat Idul Adha setelah niat adalah takbiratul ihram yang dilakukan bersamaan dengan niat.

Dengan melakukan takbiratul ihram, kamu diharapkan untuk tidak berbuat apa pun di luar gerakan dan bacaan sholat.

Berikut adalah bacaan takbir ketika takbiratul ihram.

ألله أكبر

Allahu Akbar.

Artinya: “Allah Mahabesar.”

Untuk imam, bacalah takbir secara lantang agar para jamaah di belakangnya bisa mendengar.

Namun, apabila sholat ini dilakukan sendiri di rumah, takbiratul ihram cukup dibaca pelan dan hanya telingamu saja yang dapat mendengarnya.

Perlu diketahui juga bahwa jumlah takbir sholat Idul Adha berbeda dengan sholat lain pada umumnya.

Setelah takbir pertama, doa yang dibaca adalah doa iftitah. Kemudian, disunahkan melakukan takbir lagi sebanyak tujuh kali untuk rakaat pertama.

Di sela-sela takbir, kamu disunahkan untuk membaca bacaan sebagai berikut.

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا

Allahu Akbar kabiira walhamdu lillahi katsiran wa subhaanallahi bukratan wa ashiila.

Artinya: “Allah Mahabesar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, Mahasuci Allah, baik di waktu pagi maupun petang.”

Selain itu, kamu diperbolehkan juga membaca:

سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ

Subhanallahi walhadulillahi walaa ilaaha illallahu wallahu akbar

Artinya: “Mahasuci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan selain Allah, Allah Mahabesar.”

Doa Iftitah

Iftitah adalah doa pembuka yang dilafalkan sebelum membaca surah Al-Fatihah dan hukumnya adalah sunah.

Pada saat membaca doa ini, posisi tangan harus bersedekap di atas antara pusar dan dada. Tempatkan tangan kanan di atas tangan kiri dan tidak menggenggam.

Berikut adalah doa iftitah yang bisa kamu baca.

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا إِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ عَلَى مِلَّةِ إِبْرَاهِيْمَ حَنِيْفًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ إِنَّ صَلاَتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ

Allahu Akbar kabiira walhamdu lillahi katsiran wa subhaanallahi bukratan wa ashiila. Inni wajjahtu wajhiya lilladzi fatharassamaawati wal ardha haniifan wa maa ana min al-musyrikin. Inna shalaati wa susukii wa mahyaaya wa mamaati lillahi rabbi al-‘aalamin. Laa syariika lahu wa bidzaalika umirtu wa anaa min al-muslimiin.

Artinya:

“Allah yang Mahabesar sebesar-besarnya dan segala puji yang banyak hanya kepada Allah, dan Mahasuci Allah baik di waktu pagi maupun petang. Sesungguhnya, aku hadapkan diriku kepada yang menciptakan seluruh langit dan bumi, dengan lurus mengikuti ajaran agama yang dibawa oleh Nabi Ibrahim a.s. dan aku bukanlah termasuk kelompok orang-orang yang menyekutukan Allah. Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, matiku, hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya dan dengan keyakinan itulah aku diperintahkan, dan saya termasuk ke dalam kelompok orang-orang yang berserah diri.”

Setelah membaca doa iftitah, lakukan takbir lagi sebanyak tujuh kali seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya.

Membaca Surah Al-Fatihah

Setelah selesai membaca doa iftitah dan takbir sudah dilakukan sebanyak tujuh kali, selanjutnya bacalah Al-Fatihah.

Surah Al-Fatihah sendiri hukumnya wajib dan merupakan salah satu rukun sholat. Tanpa membacanya, sholat Idul Adha yang kamu lakukan akan menjadi tidak sah (batal).

Ketika membaca surah Al-Fatihah, posisi tangan masih bersedekap. Bagi imam, bacalah surat ini secara keras (zahr) hingga terdengar oleh makmum yang berada di belakangnya.

Namun, apabila sholat Idul Adha dilakukan sendiri, bacalah cukup dengan suara pelan.

Membaca Salah Satu Surah dalam Al-Qur’an

Sama seperti sholat lain, setelah Al-Fatihah selesai dibaca, selanjutnya yang dilakukan adalah membaca salah satu surat yang ada dalam Al-Qur’an.

Apabila sholat dilakukan secara berjamaah, makmum harus mengikuti apa yang imam baca.

Bagi imam, dianjurkan untuk membaca surah yang ia rasa mampu untuk dibaca secara baik dan memperhatikan kesediaan waktu dari para jamaahnya.

Surah yang dipilih bisa surat pendek, panjang, atau hanya potongan dari beberapa ayat.

Ruku’

Untuk gerakan ruku’, posisikan tubuhmu sehingga membentuk sudut 90 derajat. Kemudian, bacalah doa ruku’ sama seperti yang kamu lakukan pada sholat lima waktu.

I’tidal

I’tidal adalah kembali ke posisi berdiri tegak setelah kamu melakukan ruku’. Namun, posisi tangan tidak bersedekap, melainkan lurus di samping paha.

Bacalah bacaan I’tidal secara pelan. Bisa didengar oleh telinga sendiri saja sudah cukup.

Sujud

Untuk menuju posisi ini, pertama kali yang dilakukan adalah menekuk kedua lutut terlebih dahulu secara perlahan hingga menyentuh lantai.

Setelah itu, posisikan kedua tangan lurus sejajar dengan telinga. Pastikan dahi dan lutut sejajar menyentuh lantai. Sementara itu, jari-jari kaki menghadap ke arah kiblat.

Setelah posisi sujud sudah dirasa mantap, bacalah doa sujud sebanyak tiga kali. Setelah itu, lanjutkan dengan gerakan duduk di antara dua sujud.

Posisi tubuh adalah duduk tegak dan jari-jari dari kaki kiri lurus ke belakang, tidak mengarah ke kiblat, sementara pantat bagian kiri bertumpu pada kaki kiri sehingga tidak menyentuh lantai.

Posisi jari tangan adalah memegang lutut dan membaca doa duduk di antara dua sujud sebagai berikut.

رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَارْحَمْنِيْ وَاجْبُرْنِيْ وَارفَعْنِيْ وَارْزُقْنِيْ وَاهْدِنِيْ وَعَافِنِيْ وَاعْفُ عَنِّيْ

Rabbighfirlii warhamnii wajburnii warfa’nii warzuqnii wahdinii wa ‘aafinii wa’fu ‘annii.

Artinya: “Ya Tuhanku, ampunilah aku, kasihanilah aku, benarkanlah aku, angkatlah derajatku, karuniakanlah aku rezeki, sehatkanlah aku, dan maafkanlah aku.”

Apabila doa di atas sudah selesai dibaca, lanjutkan dengan sujud kedua sambil membaca takbir. Ketika bersujud, bacalah doa yang sama seperti pada sujud pertama.

Setelah selesai dan sebelum bangun untuk berdiri tegak melanjutkan sholat Idul Adha rakaat kedua, disunahkan untuk duduk sejenak sambil membaca “Subhanallah” secara pelan.

Bangun dan Berdiri Tegak

Setelah bangun dari sujud, lakukan takbir sebanyak lima kali dengan mengangkat tangan dan melafalkan bacaan takbir.

Di sela-sela takbir, bacalah doa seperti yang telah dijelaskan pada rakaat pertama di atas.

Perlu diketahui, hukum membaca takbir sebanyak tujuh kali pada rakaat pertama dan lima kali pada rakaat kedua adalah sunah.

Jika kebetulan kamu mengerjakan sholat Idul Adha secara munfarid dan lupa dengan gerakan ini, hal itu tidak menggugurkan keabsahan sholatmu.

Setelahnya, bacalah surah Al-Fatihah dan surah lain dalam Al-Qur’an. Pada rakaat kedua ini, surah yang disunahkan untuk dibaca adalah surah Al-Ghasyiyah.

Jika sudah, lanjutkan kembali gerakan ruku’, sujud, duduk di antara dua sujud, dan sujud kedua.

Tasyahud

Dalam gerakan ini, posisikan pantat kiri menyentuh lantai. Sementara itu, pergelangan kaki kiri diposisikan di antara lutut dan ujung jadi kanan.

Gerakan seperti ini kemudian dikenal dengan sebutan duduk tawaruk.

Jika dirasa posisinya sudah mantap, lanjutkan dengan membaca doa tasyahud akhir sama seperti pada sholat lain pada umumnya.

Ketika sudah sampai pada lafal “Asyhadu an laa ilaa ha illa Allah…,” dianjurkan untuk membuka jari telunjuk dan posisikan secara tegak ke arah depan.

Salam

Jika rangkaian sholat Idul Adha di atas sudah dikerjakan semua, gerakan selanjutnya adalah mengucapkan salam.

Dalam gerakan ini, posisikan tubuh untuk duduk, sementara jari telunjuk kembali menutup.

Tolehkan kepala ke arah kanan sambil mengucapkan salam dan dilanjutkan menoleh ke kiri dengan mengucapkan salam juga.

Apabila sholat dilakukan secara berjamaah, jangan buru-buru untuk meninggalkan masjid atau tempat sholat Id diadakan untuk mendengarkan khutbah hingga selesai.

Amalan Sunah Sebelum atau Sesudah Sholat Idul Adha

Idul Adha merupakan momen yang datang satu tahun sekali. Oleh karena keistimewaannya tersebut, ada baiknya kamu untuk melakukan ibadah dengan sesempurna mungkin.

Selain sholat Idul Adha, ada beberapa amalan sunah lain yang bisa kamu kerjakan di Hari Raya Kurban ini.

Berikut Hasana.id rangkumkan informasi terkait ibadah sunah yang bisa kamu lakukan, baik sebelum maupun setelah sholat dilaksanakan.

Mengumandangkan Takbir

Pada saat Hari Raya Kurban tiba, takbir boleh dikumandangkan sejak terbenamnya matahari malam Id sampai imam naik ke atas mimbar untuk berkhutbah esok paginya.

Takbir kemudian bisa dilanjutkan lagi sampai pada tanggal 13 Dzulhijjah.

Mandi Sebelum Sholat Idul Adha

Sebelum berangkat ke masjid atau tempat diselenggarakannya Idul Adha, ada baiknya kamu membersihkan diri dengan mandi.

Waktu yang disunahkan untuk melaksanakannya adalah mulai dari pertengahan malam, sebelum subuh, dan sesudah subuh.

Namun, waktu yang paling utama adalah sesudah subuh karena merupakan waktu yang paling dekat dengan dilaksanakannya ibadah sholat Id.

Merapikan Diri

Sebelum melaksanakan sholat Idul Adha, umat muslim disunahkan untuk merapikan diri, yakni dengan memotong kuku, memotong rambut, dan memakai wangi-wangian.

Sebenarnya, hal tersebut bisa dilakukan kapan saja, terlebih bagi laki-laki yang hendak melaksanakan sholat Jumat setiap minggunya.

Mengenakan Pakaian Terbaik

Amalan sunah selanjutnya yang bisa dilakukan sebelum melaksanakan sholat Idul Adha adalah mengenakan pakaian terbaik, yaitu yang bersih dan suci.

Untuk laki-laki, pakaian yang dianjurkan untuk dikenakan adalah yang berwarna putih.

Sementara itu, kaum perempuan dianjurkan untuk memakai pakaian yang sederhana, yaitu yang biasa dipakai sehari-hari.

Alasannya, bagi perempuan, memakai pakaian dan berdandan yang berlebihan hukumnya adalah makruh. Begitu pula dengan memakai wangi-wangian yang berlebihan.

Berjalan Kaki Menuju Masjid

Pada saat hendak menuju ke tempat sholat Id diselenggarakan, baik masjid ataupun lapangan, dianjurkan untuk berjalan kaki bagi yang mampu, bukan dengan menaiki kendaraan.

Tujuannya adalah agar di jalan, sesama umat muslim bisa saling bertegur sapa dan saling mengucapkan salam.

Namun, bagi orang yang memang tidak mampu berjalan kaki, misalnya lansia atau seseorang dengan kondisi tertentu, menuju masjid dengan menaiki kendaraan diperbolehkan.

Makan Seusai Sholat

Berbeda dengan Idul Fitri yang disunahkan untuk makan sebelum melaksanakan sholat, pada momen ini, kamu justru disunahkan makan setelah sholat Idul Adha selesai dikerjakan.

Laksanakan Ibadah Sholat Idul Adha Semaksimal Mungkin

Lengkap sudah informasi terkait tata cara sholat Idul Adha beserta amalan-amalan sunah yang bisa dikerjakan sebelum maupun setelah sholat Id dilaksanakan ketika hari raya kurban tiba.

Untuk mendapatkan keutamaan dari Idul Adha ini, ada baiknya apabila kamu melaksanakan semua amalan sunah yang dianjurkan mengingat kesempatan ini hanya datang satu tahun sekali.

Tentunya, kamu tidak mau, kan, melewatkan satu hal pun dan harus menunggu sampai satu tahun lagi?

Namun, tetap lakukan semampu yang kamu bisa karena akan percuma jika kamu memaksakan diri untuk melaksanakan semua amalan sunah tersebut dengan hati yang tidak ikhlas.

Hal tersebut hanya akan berkahir sia-sia.

Saya berharap, setelah membaca informasi ini, kamu jadi mengerti cara mengerjakan sholat Idul Adha yang baik dan benar sehingga ibadah yang kamu lakukan ini bisa makin sempurna.

Sumber:

https://islam.nu.or.id/post/read/71109/tata-cara-shalat-idul-adha

https://islam.nu.or.id/post/read/47618/enam-amalan-sunnah-di-idul-adha

https://islam.nu.or.id/post/read/80882/lafal-niat-shalat-idul-adha