Panduan Lengkap Sholat Dzuhur

Sholat fardhu adalah ibadah yang wajib dikerjakan oleh setiap muslim yang sudah mencapai usia balig, tak terkecuali sholat dzuhur. Karena wajib, yang memiliki kewajiban harus mengerjakannya sesuai dengan syarat dan rukun yang sudah ditetapkan agar ibadah tersebut tidak sia-sia.

Apabila sholat tersebut tidak dihitung, maka sama halnya dengan orang yang meninggalkan sholat. Untuk itu, hal ini amat perlu diperhatikan.

Ada pun mengenai syarat wajib sholat yang harus dipenuhi di antaranya adalah beragam Islam, suci dari hadas kecil atau besar, sudah balig dan berakal, mengetahui tata cara sholat yang benar, mengetahui waktu masuk sholat, dan menutup aurat.

Agar sholat dzuhur yang kamu lakukan tidak sia-sia, kerjakanlah sesuai tata cara sebagaimana telah diajarkan oleh Nabi Muhammad saw. Apabila kamu masih ragu apakah sholat dzuhur yang selama ini dikerjakan sudah tepat atau belum, berikut Hasana.id paparkan panduan lengkapnya.

Pastikan untuk menyimak artikel ini sampai habis, ya!

Tata Cara Sholat Dzuhur

Sholat dzuhur merupakan sholat yang terdiri dari empat rakaat dan satu salam. Di bawah ini saya jelaskan mengenai tata cara sholat dzuhur yang dapat kamu praktikkan agar ibadah yang kamu kerjakan ini sah.

Niat

Niat sholat dzuhur dibagi menjadi beberapa, yaitu untuk imam, makmum, dan munfarid atau sholat yang dilakukan sendiri. Membaca niat merupakan poin penting karena akan memengaruhi kekhusyukan dalam menunaikan ibadah ini.

Bacaan niat diucapkan dalam hati dan dilakukan berbarengan dengan takbiratul ikhram, yaitu pada saat kamu mengangkat kedua tangan. Di mana telapak tangan harus menghadap ke arah kiblat dan jari-jarinya sejajar tingginya dengan puncak telinga. Apabila tidak memiliki uzur, harus berdiri tegak.

Berikut Hasana.id catatkan niat sholat dzuhur secara berjamaah (imam atau makmum):

اُصَلِّيْ فَرْضَ الظُّهْرِ أَرْبَعَ رَكَعاَتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً (مَأْمُوْمًا/إِمَامًا) لله تَعَالَى

Ushallii fardhazh-Zhuhri arba’a raka’aatin mustaqbilal qiblati (adaaan) [makmuuman / imaaman] lilaahi ta’aalaa.

Artinya :

Saya (berniat) mengerjakan sholat fardhu Dzuhur sebanyak empat raka’at dengan menghadap kiblat, (sebagai) [makmum/ imam], karena Allah ta’ala.

Sementara itu, niat sholat dzuhur sendirian atau dilakukan secara munfarid adalah sebagai berikut:

أُصَلِّ فَرْضَ الظُّهْرِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى

Usholli fardha dzuhri arba’a raka`aatin mustaqbilal qiblati adaa`an lillaahi ta’aala

Artinya:

“Aku niat salat fardlu dzuhur, empat raka’at, menghadap kiblat, tepat waktu, karena Allah ta’ala”

Berdiri Tegak

Dalam menunaikan sholat dzuhur, wajib hukumnya untuk dilakukan dengan berdiri tegak karena merupakan salah satu dari rukun sholat. Sikap seperti ini dilakukan mulai dari sebelum takbiratul ihram. Di bawah ini adalah cara untuk melakukannya dengan tepat.

  1. Posisi badan tegak lurus dan tidak membungkuk, kecuali bagi yang sakit.
  2. Tangan rapat dan sejajar di samping badan.
  3. Renggangkan kaki, paling lebar adalah selebar bahu.
  4. Ujung kaki jari semuanya menghadap ke arah kiblat.
  5. Pandangan lurus ke arah tempat sujud.
  6. Posisi badan menghadap ke arah kiblat. Namun apabila tidak mengetahui arah kiblat (bepergian ke tempat baru misalnya), boleh menghadap ke arah mana saya. Yang terpenting di dalam hati tetap berniat menghadap kiblat.

Namun, sikap ini dikecualikan bagi mereka yang sedang sakit dan tidak mampu berdiri.

Mengingat sholat fardhu tetap wajib dilakukan selama akal atau kesadaran masih sehat, seseorang yang tidak mampu melakukannya sebagaimana syarat yang telah ditetapkan pun tetap tidak boleh meninggalkannya.

Oleh karenanya, bagi seseorang yang tidak mampu berdiri tetapi masih memiliki akal yang sehat, Rasulullah mengungkapkan bahwa ia boleh duduk. Apabila duduk saja juga tidak mampu dilakukannya, boleh sholat dengan tidur.

Takbiratul Ihram

Apakah kamu tahu apa arti dari takbiratul ihram? Takbiratul ihram adalah pernyataan takbir yang merupakan penanda pengharaman seseorang yang hendak menunaikan ibadah sholat untuk berbuat apa pun di luar gerakan dan bacaan sholat.

Dalam membacanya, tidak perlu dilantunkan terlalu keras. Bisa didengar oleh telinga sendiri saja sudah cukup. Hal ini dikecualikan bagi imam, ia boleh melantangkannya dengan keras supaya terdengar oleh makmum yang berada di belakangnya.

Ada pun bacaan takbiratul ihram adalah sebagai berikut:

ألله أكبر

Allahu Akbar

Artinya:

“Allah Maha Besar”

Untuk lebih jelasnya, berikut Hasana.id paparkan cara melakukan takbiratul ihram yang benar menurut kebanyakan ulama:

  1. Telapak tangan sejajar dengan bahu.
  2. Ujung jari-jari sejajar dengan puncak telinga.
  3. Ujung ibu jari berada sejajar dengan ujung dari bawah telinga.
  4. Renggangkan jari-jari.
  5. Telapak tangan harus menghadap ke arah kiblat, bukan menghadap ke arah atas atau samping.
  6. Posisi lengan diregangkan dari ketiak (hal ini sunah bagi laki-laki). Untuk perempuan, ada ulama yang menyatakan sunah untuk merapatkannya, tetapi boleh juga untuk merenggangkannya.
  7. Lakukan semua hal di atas bersamaan dengan mengucapkan bacaan takbir.

Mengangkat tangan pada waktu sholat terdapat pada empat bagian, yaitu takbiratul ihram, ketika hendak rukuk, saat iktidal atau bangun dari rukuk, dan saat bangun dari rakaat kedua selesai tasyahud awal untuk berdiri dan meneruskan rakaat ketiga.

Sikap Sedekap

Setelah takbiratul ihram, gerakan sholat dzuhur selanjutnya adalah sikap sedekap. Berikut adalah caranya.

  1. Telapak tangan diletakkan di atas pergelangan tangan kiri, tetapi tidak digenggamkan.
  2. Tangan boleh diletakkan di dada, tetapi juga boleh diletakkan di atas pusar atau di bawah pusar.

Membaca Doa Iftitah

Sikap sedekap dilakukan sekaligus dengan membaca doa iftitah. Doa ini merupakan doa pembuka yang dibaca sebelum surat Al-Fatihah dan hukumnya adalah sunah. Berikut adalah lafal doa iftitah yang bisa dibaca ketika sholat dzuhur.

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا إِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ عَلَى مِلَّةِ إِبْرَاهِيْمَ حَنِيْفًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ إِنَّ صَلاَتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ

Allahu Akbar Kabiira Walhamdu Lillahi Katsiran wa Subhaanallahi Bukratan wa Ashiila. Inni wajjahtu wajhiya lilladzi fatharassamaawati wal ardha haniifan wa maa ana min al-musyrikin. Inna Shalaati wa Nusukii wa Mahyaaya wa Mamaati lillahi rabbi al-‘aalamin. Laa Syariika Lahu wa bidzaalika umirtu wa anaa min al-muslimiin.

Artinya:

“Allah yang Maha Besar sebesar-besarnya, dan segala puji yang banyak hanya kepada Allah, dan maha Suci Allah baik di waktu pagi maupun petang. Sesungguhnya aku hadapkan diriku kepada yang menciptakan seluruh langit dan bumi, dengan lurus mengikuti ajaran agama yang dibawa oleh Nabi Ibrahim a.s. dan aku bukanlah termasuk kelompok orang-orang yang menyekutukan Allah. Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, matiku, hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya, dan dengan keyakinan itulah aku diperintahkan, dan saya termasuk ke dalam kelompok orang-orang yang berserah diri.”

Doa iftitah dibaca dengan suara sangat pelan, hanya bisa didengar oleh telinga kita saja.

Membaca Al-Fatihah

Membaca surat Al-Fatihah adalah salah satu dari rukun sholat dan hukumnya adalah wajib. Apabila tidak dibaca, maka sholat menjadi tidak sah.

Ketika membacanya, posisi tangan masih dalam sikap sedekap. Surat Al-Fatihah dibaca secara pelan dan hanya telinga kita saja yang bisa mendengar, baik ketika sholat secara munfarid atau berjamaah.

Berikut adalah bacaan Al-Fatihah yang dibaca ketika melaksanakan sholat dzuhur.

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Bismillahirrahmaanirrahiim(i)

Artinya

“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang”

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيم

مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ

اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ

صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ

Alhamdu lilla_hi rabbil ‘a_lamin(a). Ar Rahmaanirrahiim(i). Maaliki yaumiddiin(i). Iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin(u). Ihdinash-shirraatal musthaqiim(i). Shiraathal ladziina an’amta ‘alaihim ghairil maghduubi ‘alaihim waladh-dhaalliin(a).

Artinya

Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam, Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang, Pemilik hari pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.

Membaca Surat dalam Al-Qur’an

Setelah membaca surat Al-Fatihah, lanjutkan dengan membaca surat yang ada dalam Al-Qur’an. Kamu boleh memilih surat pendek, surat yang panjang, atau sebagian ayat dari suatu surat.

Apabila sholat dzuhur dilakukan secara munfarid, kamu bebas membaca surat apa pun yang ada dalam Al-Qur’an. Akan tetapi jika menjadi imam dari sholat berjamaah, dianjurkan untuk membaca surat dengan memperhatikan kemampuan dan ketersediaan waktu dari jamaahnya.

Dalam membaca salah satu surat dari Al-Qur’an ini, tangan masih dalam posisi sedekap. Bagi yang sholat munfarid, bacalah secara pelan dan hanya telinga kita saja yang dapat mendengarnya, begitu pula bagi makmum.

Rukuk

Ketika rukuk, posisi tubuh membentuk sudut 90 derajat. Berikut Hasana.id uraikan tahapan mengenai cara melakukan rukuk yang benar.

  1. Angkat kedua tangan sambil membaca takbir, seperti yang dilakukan ketika tabiratul ihram.
  2. Turunkan badan perlahan dalam ke posisi membungkuk.
  3. Kemudian kedua tangan menggenggam lutut, bukan menggenggam betis atau paha. Renggangkan jari-jari dan posisi tangan lurus, serta siku tidak ditekuk.
  4. Posisikan kepala sejajar dengan punggung dan mendatar. Kepala tidak condong ke bawah maupun mendongak ke atas.
  5. Kaki tegak lurus dan lutut tidak ditekuk.
  6. Pinggang diregangkan dari paha.
  7. Pandangan mata lurus ke arah tempat sujud.

Setelah posisi ini sudah mantap, lanjutkan dengan membaca doa rukuk ketika sholat dzuhur dan baca dengan suara pelan. Berikut adalah lafalnya.

سُبْحَانَ رَبِّيْ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ

Subhaana rabbiya al-‘azhiimi wa bi hamdihi (dibaca tiga kali)

Artinya:

“Maha Suci Tuhanku Yang Maha Agung dan Maha Suci dengan segala puji kepada-Nya.”

Ikidal

Iktidal adalah posisi bangkit dari rukuk. Pada posisi ini, badan kembali tegak. Pada saat bangkit, disunahkan untuk mengangkat tangan seperti melakukan takbiratul ihram. Ketika posisi bangkit, bacalah kalimat:

سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ

Sami’a Allahu liman hamidahu

Artinya:

“Allah senantiasa mendengar kepada siapa yang memuji-Nya”

Setelah badan sudah tegak berdiri secara sempurna, posisi tangan adalah rapat di samping badan. Setelahnya, baca doa iktidal sebagai berikut:

رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءُ السَّموَاتِ وَمِلْءُ الاَرْضِ وَمِلْءُ مَا شِئتَ مِنْ شَيْئٍ بَعْدُ

Rabbanaa lakal hamdu mil ussamaawaati wamil-ul ardhi wamil-u maasyi’ta min syai-in ba’du

Artinya:

“Ya Allah ya Tuhan kami, bagi-Mu-lah segala puji, sepenuh langit dan sepenuh bumi, dan sepenuh apa saja yang Engkau kehendaki sesudah itu.”

Setelah rukuk, lanjutkan dengan gerakan sujud. Perubahan posisi menuju ke sujud adalah sambil membaca takbir.

Sujud

Ketika mengucapkan takbir sembari mengubah posisi ke sujud, posisi badan yang tepat adalah tempelkan kedua lutut ke arah lantai terlebih dahulu. Setelah itu letakkan dahi dan hidung. Kemudian kedua telapak tangan dan kedua lutut serta kedua kaki menempel ke lantai.

Ada pun bacaan doa sujud dalam sholat dzuhur adalah sebagai berikut.

سُبْحَانَ رَبِّيَ الأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ

Subhaana rabbiyal a’la wa bi hamdihi. (dibaca tiga kali)

Artinya:

“Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi, dan dengan segala puji bagi-Nya.”

Sujud adalah menempelkan kening ke lantai. Setidaknya, terdapat tujuh anggota badan yang menyentuh lantai. Di antaranya wajah, kening, hidung, kedua telapak tangan, dua lutut, dan dua ujung telapak kaki.

Sementara itu, cara melakukan sujud yang benar dalam sholat dzuhur adalah seperti yang diterangkan di bawah ini.

  1. Turunkan badan dari posisi iktidal.
  2. Mulailah dengan menekuk lutut sembari melafalkan takbir.
  3. Letakkan dua lutut ke lantai.
  4. Posisikan kedua telapak tangan ke lantai.
  5. Letakkan kening dan hidung ke lantai.
  6. Pastikan telapak tangan dibuka, bukan dikepalkan. Namun, jari-jari tetap dirapatkan dan ini merupakan satu-satunya gerakan jari tangan dirapatkan. Pada gerakan lain, jari-jari tangan selalu direnggangkan.
  7. Bagi laki-laki, disunahkan lengan diregangkan dari ketiak. Ada pun untuk perempuan, ada yang menyatakan merapatkan pada ketiak adalah sunah. Akan tetapi tetap boleh merenggangkannya.
  8. Renggangkan pinggang dari paha.
  9. Posisi pantat harus lebih tinggi dari posisi wajah.
  10. Hendaknya, sujud dilakukan dengan tenang, apabila sudah mantap, ucapkanlah doa sujud.

Duduk di Antara Dua Sujud

Ketika bangun dari sujud, ucapkanlah takbir dan lakukan duduk di antara dua sujud. Ada pun posisi duduk ini juga telah diatur, yakni tubuh tegak dan jari kaki kiri lurus ke belakang (tidak menghadap ke arah kiblat), sementara jari kaki kanan menghadap ke arah kiblat.

Posisikan pantat bagian kiri bertumpu pada tumit dari kaki kiri. Posisikan tangan sehingga tidak sampai memegangi atau menggenggam lutut.

Posisi seperti ini juga dikenal dengan istilah iftirasy. Setelah membaca takbir dan posisi duduk di antara dua sujud sudah mantap, bacalah doa sebagai berikut.

رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَارْحَمْنِيْ وَاجْبُرْنِيْ وَارفَعْنِيْ وَارْزُقْنِيْ وَاهْدِنِيْ وَعَافِنِيْ وَاعْفُ عَنِّيْ

Rabbighfirlii warhamnii wajburnii warfa’nii warzuqnii wahdinii wa ‘aafinii wa’fu ‘annii

Artinya:

“Ya Tuhanku, ampunilah aku, kasihanilah aku, benarkanlah aku, angkatlah derajatku, karuniakanlah aku rezeki, sehatkanlah aku, dan maafkanlah aku.”

Setelah membaca doa di atas, kembalilah untuk melakukan sujud kedua dengan doa yang sama dengan sujud pertama.

Setelah itu, bangun dan kembali dengan diawali membaca takbir dilanjutkan dengan membaca Al-Fatihah, dan lakukan semua urutan gerakan yang telah dijelaskan di atas.

Namun, pada rakaat kedua setelah sujud kedua, kamu diwajibkan untuk melakukan posisi duduk tasyahud awal.

Duduk Tasyahud Awal

Ketika duduk tasyahud awal dalam sholat dzuhur, kamu diwajibkan untuk membaca doa di bawah ini:

التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِىُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ أَللهُمَّ صَلِّ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

At-tahiyyaatu al-mubaarakaatu al-shalawaatu al-thoyyibaatu lillahi. Assalaamu ‘alaika ayyuhannabiyyu wa rahmatullahi wa barakaatuhu. As-Salaamu ‘alainaa wa ‘alaa ‘ibaadillahi as-shoolihin. Asyhadu an laa ilaaha illa Allah wa Asyhadu anna muhammadarrasuulullah. Allahumma Sholli ‘ala Sayyidinaa Muhammad.

Artinya:

“Segala ucapan selamat, keberkahan, shalawat, dan kebaikan adalah bagi Allah. Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepadamu wahai Nabi beserta rahmat Allah dan barakah-Nya. Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan pula kepada kami dan kepada seluruh hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu adalah utusan Allah. Ya Allah aku sampai shalawat kepada junjungan kita Nabi Muhammad.”

Ketika bacaan sudah sampai pada bacaan Asyhadu an laa ilaa ha illa Allah…, disunahkan untuk memposisikan jari telunjuk kanan terbuka tegak ke arah depan.

Dalam rukun sholat, sebenarnya tasyahud awal tidaklah disebutkan. Menurut Mazhab Imam Syafi’i, gerakan ini adalah sunah ab’adh di mana jika ditinggalkan baik sengaja atau tidak, disunahkan untuk melakukan sujud sahwi guna mengganti kekurangannya.

Tasyahud awal hanya dilakukan pada sholat yang terdiri lebih dari dua rokaat. Selain sholat dzuhur, tasyahud awal juga dilakukan pada sholat ashar, maghrib, dan isya.

Gerakan selanjutnya dalam sholat dzuhur ini adalah berdiri tegak kembali dan lakukan gerakan sesuai dengan urutan yang telah dijelaskan sebelumnya.

Setelah sujud kedua pada rakaat keempat sholat dzuhur, bacaan yang harus dibaca adalah tasyahud akhir.

Tasyahud Akhir

Berbeda dengan tasyahud awal, tasyahud akhir telah tertulis dalam rukun sholat. Setelah sujud kedua pada sholat dzuhur dan membaca takbir, ketika posisi duduk sudah sempurna, lanjutkan dengan membaca doa tasyahud akhir. Berikut adalah lafalnya:

التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِىُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ أَللهُمَّ صَلِّ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ ، وبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

At-tahiyyaatu al-mubaarakaatu al-shalawaatu al-thoyyibaatu lillahi. Assalaamu ‘alaika ayyuhannabiyyu wa rahmatullahi wa barakaatuhu. As-Salaamu ‘alainaa wa ‘alaa ‘ibaadillahi as-shoolihin. Asyhadu an laa ilaaha illa Allah wa Asyhadu anna muhammadarrasuulullah. Allahumma Sholli ‘ala Sayyidinaa Muhammad. Wa ‘ala aali sayyidina Muhammad Kamaa shollayta ‘ala sayyidina Ibrahim. Wa Baarik ‘ala sayyidina Muhammad wa ‘ala aali sayyidina Muhammad. Kamaa baarakta ‘ala sayyidinaa Ibrahim, wa ‘ala sayyidina Ibrahim, fil ‘aalamiina innaka hamiidun majiid.

Artinya:

“Segala ucapan selamat, keberkahan, shalawat, dan kebaikan adalah bagi Allah. Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepadamu wahai Nabi beserta rahmat Allah dan barakah-Nya. Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan pula kepada kami dan kepada seluruh hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu adalah utusan Allah. Ya Allah aku sampai shalawat kepada junjungan kita Nabi Muhammad, serta kepada keluarganya. Sebagaimana Engkau sampaikan shalawat kepada Nabi Ibrahim a.s., serta kepada para keluarganya. Dan, berikanlah keberkahan kepada junjungan kita Nabi Muhammad, serta kepada keluarga. Sebagaimana, Engkau telah berkahi kepada junjungan kita Nabi Ibrahim, serta keberkahan yang dilimpahkan kepada keluarga Nabi Ibrahim. Di seluruh alam raya ini, Engkaulah Yang Maha Terpuji lagi Maha Kekal.”

Cara Duduk Tasyahud Akhir

Tasyahud akhir juga dikenal dengan sebutan duduk tawaruk. Ada pun caranya adalah sebagai berikut:

  1. Bangkit dari sujud kedua, yakni pada rakaat terakhir dari sholat dzuhur sambil mengucapkan takbir.
  2. Telapak kaki kiri dimasukkan ke bawah kaki kanan sehingga panggul tidak menyentuh lantai.
  3. Posisikan telapak kaki kanan secara tegak dan jari-jarinya menghadap ke arah kiblat.
  4. Badan tegak lurus.
  5. Siku ditekuk dan tangan sejajar dengan paha.
  6. Telapak tangan dibuka dan jari-jarinya direnggangkan serta menghadap ke arah kiblat.
  7. Posisikan telapak tangan di atas paha, sementara ujung jari sejajar dengan lutut.
  8. Disunahkan untuk memberi isyarat dengan telunjuk diangkat (seperti posisi menunjuk sesuatu).

Ucapkan Salam

Setelah tasyahud akhir selesai dilakukan, lanjutkan sholat dzuhur dengan mengucapkan salam. Pada gerakan salam, posisi kepala adalah menengok ke arah kanan kemudian kiri.Gerakan menengok dalam sholat dzuhur ini dilakukan kira-kira searah dengan bahu. Namun untuk imam, salam dilakukan sampai makmum dapat melihat hidungnya.

Ketika menengok, lakukanlah dengan membaca salam seperti berikut:

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Assalaamu ‘Alaikum Warahmatullahi wa Barakaatuhu

Artinya:

“Keselamatan senantiasa tercurah kepada kalian, juga rahmat Allah dan keberkahan-Nya.”

Demikianlah panduan sholat dzuhur lengkap yang Hasana.id bisa paparkan. Semoga informasi ini dapat membantumu menyempurnakan ibadah wajib ini.

Jika dirasa informasi ini bermanfaat, silakan bagikan ke orang-orang terdekatmu. Dengan begitu, penjelasan mengenai sholat dzuhur ini juga dapat memberi manfaat bagi banyak orang.

Sumber:

https://www.laduni.id/post/read/61579/petunjuk-lengkap-shalat-dzuhur

https://www.laduni.id/post/read/54583/tata-cara-sholat-wajib

https://islam.nu.or.id/post/read/119130/tata-cara-shalat-dengan-posisi-duduk-di-kursi