Panduan Sholat Ashar Lengkap dengan Bacaan dan Doa-Doanya

Semoga sholat ashar-mu tidak sering bolong, ya. Kali ini Hasana.id ingin membahas topik khusus tentang sholat ashar, barangkali bisa membuat kamu makin bersemangat menjalankannya. Tentu saja juga tanpa bermaksud empat sholat fardhu lainnya.

Sholat Ashar

Sholat ashar merupakan salah satu dari rangkaian ibadah sholat fardhu yang wajib dilaksanakan umat muslim. Porsinya memakan sebanyak empat rakaat, mengurangi kewajiban 17 rakaat sholat lima waktu setiap hari.

Waktu sholat ashar ditetapkan oleh para ulama sejak saat panjang suatu bayangan telah sama dengan benda aslinya, sampai dengan waktu matahari terbenam. Pada umumnya kita mengenal waktu tersebut sebagai sore hari.

Di Indonesia, waktu ashar umumnya berlangsung mulai sekitar pukul tiga hingga enam sore. Tentunya itu tergantung tempat tinggal kamu berada di zona waktu yang mana. Seperti diketahui, Indonesia menerapkan tiga zona waktu, yakni timur, tengah, dan barat.

Waktu Sholat Ashar yang Dianjurkan

Alquran telah menjelaskan bagaimana sebaiknya sholat dikerjakan pada waktu yang telah ditetapkan. Keterangan tentang hal itu disebutkan dalam Surat An-Nisa ayat ke 103. Bunyinya adalah sebagai berikut:

اِنَّالصَّلٰوةَكَانَتْعَلَىالْمُؤْمِنِيْنَكِتٰبًامَّوْقُوْتًا

Inna shalaata kaanat ’alalmu’minuuna kitaaban mauquutann

Artinya:

“Sesungguhnya sholat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.”

Imam An-Nawawi menerangkan bahwa beliau merumuskan pembagian batas waktu sholat ashar menjadi lima berdasarkan tingkat keutamaannya. Berikut pembagian waktu sholat ashar yang tercantum dalam kitab Syarh al-Muslim tersebut.

  1. Waktu utama, adalah pada awal waktu.
  2. Waktu ikhtiar, selama bayang-bayang masih sepanjang benda aslinya.
  3. Waktu jawaz mubah, setelah bayang-bayang menjadi lebih pendek, tetapi matahari belum berwarna kekuningan.
  4. Waktu jawaz makruh, ketika matahari sudah kekuningan sampai terbenam.
  5. Waktu uzur, adalah waktu dhuhur bagi yang menjamak sholat dhuhur dan ashar di awal waktu karena alasan tertentu.

Sholat ashar yang dikerjakan di dalam waktu-waktu tersebut masih bisa dikatakan tepat waktu. Namun, apabila terlambat akibat sesuatu hal hingga batas waktu sholat ashar telah lewat, maka pilihan satu-satunya adalah dengan meng-qadha-nya.

Hukum Sholat Ashar

Sebagai rukun Islam kedua, sholat memiliki derajat tertinggi di antara rangkaian ibadah lainnya. Oleh karena itu, sholat wajib dijaga agar tak sampai ditinggalkan. Kalau tidak, ancamannya dosa, bahkan murtad dan jauh dari Allah Swt.

Sholat dalam pengertian etimologi berarti doa, atau lengkapnya berdoa secara lahir dan batin. Di dalamnya mengandung berbagai model ibadah, mulai dzikir, sujud, berdoa, shalawat, hingga memuliakan sesama makhluk.

Kalau syahadat merupakan syarat pertama masuk Islam, maka sholat adalah tiang agama. Sholat terdiri dari dua macam, yaitu wajib dan sunah. Sholat Ashar sendiri termasuk bagian dari rukun Islam kedua, maka status hukumnya juga wajib atau fardhu ‘ain.

Sholat fardhu tentu wajib dikerjakan, terutama oleh mereka yang memenuhi syarat. Tata cara pelaksanaannya pun telah ditentukan secara baku oleh Allah Swt. sendiri, dengan menganjurkan umat untuk meniru yang diperagakan Nabi Muhammad saw.

Rukun Sholat

Tata cara mengerjakan sholat ashar sama dengan empat sholat fardhu lainnya. Perbedaannya hanya terletak pada niat, karena waktu pelaksanaannya tentu berbeda. Berikut rukun dan syarat sah, serta hal-hal yang disunahkan dalam mengerjakan sholat.

  1. Niat, diucapkan secara lisan dan dalam hati. Niat sholat berbeda antara imam dan makmum dalam sholat berjamaah. Sementara jika sholatnya dikerjakan sendiri, maka bacaannya sama dengan niat imam.
  2. Berdiri bagi yang mampu. Bagi yang tidak mampu, diperbolehkan duduk atau sambil merebahkan diri. Beberapa riwayat bahkan mengisahkan tentang sholatnya orang-orang sakit yang dilakukan menggunakan isyarat kedipan mata.
  3. Takbiratul ihram, mengangkat dua tangan sambil mengucapkan kalimat takbir.
  4. Membaca Surat Al-Fatihah
  5. Rukuk, membungkukkan separuh badan, bertumpu pada dua kaki yang tetap tegak.
  6. Tumakninah, adalah ketenangan, ada yang mengartikannya berdiam sejenak sebelum melakukan gerakan transisi ke posisi berikutnya. Tapi, ada pula yang memastikan bahwa tumakninah adalah sholat dengan tenang agar mencapai kekhusyukan.
  7. I’tidal, berdiri atau bangun dari rukuk dengan tumakninah
  8. Sujud dengan tumakninah
  9. Duduk iftirasy dengan tumakninah
  10. Duduk tahiyat
  11. Membaca doa tahiyat dan shalawat
  12. Salam
  13. Tertib menjalankan setiap rukun sholat sesuai urutannya dalam setiap rakaat.

Syarat Sahnya Sholat

  1. Islam. Hanya orang Islam-lah yang sholatnya dianggap sah, tentu apabila mengikuti rukun dan ketentuan-ketentuannya. Seorang non-muslim yang ingin mengerjakan sholat diperkenankan, tetapi sholatnya dinilai tidak sah.
  2. Akil balig. Adalah pertanda seseorang sudah cukup dewasa untuk mengemban kewajiban beribadah, dalam hal ini sholat. Akil berarti berakal, paham, mengetahui, atau tidak gila. Sedang balig sama dengan usia-usia pubertas yang pertama.
  3. Suci. Terbebas dari hadas kecil dan besar, baik yang menempel di badan maupun pakaian. Hadas besar dapat disucikan dengan mandi. Sedangkan wudhu dapat menyucikan hadas kecil, atau tayamum apabila tidak memungkinkan.
  4. Menutup aurat. Laki-laki wajib menutup setidaknya bagian tubuh dari area pusar ke lutut. Sementara aurat wanita adalah seluruh bagian tubuhnya, kecuali wajah dan telapak tangan.
  5. Sholat pada waktunya. Tidak sah apabila sholat dikerjakan tidak pada waktunya, secara sengaja dan tanpa alasan yang kuat. Namun, ada peluang untuk mengganti atau meringkas sholat pada waktu-waktu khusus yang benar-benar mendesak.
  6. Menghadap kiblat. Pada umumnya kiblat mengarah ke barat, karena Indonesia terletak di timur Kakbah. Apabila ragu-ragu, gunakan kompas untuk mencari arah kiblat secara akurat. Namun jika salah, sholat tetap sah asalkan hati masih menghadap kiblat.
  7. Mampu membedakan rukun dan sunah. Kuncinya, rukun wajib dilaksanakan dan tidak boleh ditinggalkan. Sebaliknya, sunah boleh dilakukan dan tidak ada ganjarannya jika tidak dikerjakan.

Tata Cara Sholat Ashar Lengkap dengan Bacaannya

Usai memantaskan diri dengan berwudhu, selanjutnya baru bisa melaksanakan sholat Ashar. Agar lebih afdhal, dianjurkan untuk sholat berjamaah di masjid. Tapi, jika tidak memungkinkan, sholat sendirian masih lebih baik daripada meninggalkannya sama sekali.

1. Berdiri Tegak dan Menghadap Kibalt

Pertama-tama, ambil posisi sholat ashar dengan berdiri tegak menghadap kiblat. Renggangkan kaki hingga selebar bahu, jari-jari kaki menghadap lurus ke kiblat. Sementara pandangan mata sedikit menunduk ke arah tempat sujud.

2. Membaca Niat

Setelah berada dalam posisi sempurna, barulah mengucapkan niat. Pada dasarnya niat ada di dalam hati, tetapi juga perlu diucapkan secara lisan guna meningkatkan kemantapan. Berikut bacaan niat sholat ashar.

  • Bacaan niat sholat ashar sendiri atau untuk imam jika berjamaah

أُصَلِّى فَرْضَ العَصْرِأَرْبَعَ رَكَعاَتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً إِمَامًا لله تَعَالَى

Ushallii fardhal ‘Ashri arba’a raka’aatin mustaqbilal qiblati adaaanimaamanlillaahi ta’aalaa.

Artinya:

Saya berniat mengerjakan sholat fardhu Ashar sebanyak empat raka’at dengan menghadap kiblat, sebagai imam, karena Allah Ta’ala.

  • Bacaan niat sholat ashar berjamaah

أُصَلِّى فَرْضَ العَصْرِأَرْبَعَ رَكَعاَتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً مَأْمُوْمًا لله تَعَالَى

Ushallii fardhal ‘Ashri arba’a raka’aatin mustaqbilal qiblati adaaanmakmuuman lillaahi ta’aalaa.

Artinya:

Saya berniat mengerjakan sholat fardhu Ashar sebanyak empat raka’at dengan menghadap kiblat, sebagai makmum, karena Allah Ta’ala.

3. Takbiratul Ihram

Setelah niat, rakaat pertama sholat ashar dimulai dengan gerakan takbiratul ihram, yaitu mengangkat kedua tangan hingga telapak sejajar dengan kedua telinga. Sambil mengangkat dua tangan, berbarengan dengan mengucapkan kalimat takbir.

اَللّهُاَكْبَرُ

Allahu’akbar

Artinya:

“Allah Maha Besar”

Takbiratul ihram menandakan bahwa seseorang telah masuk dalam ibadah sholat. Itu berarti dia sebaiknya tidak melakukan hal-hal lain di luar rukun sholat ashar. Apalagi gerakan atau sesuatu hal lain yang bisa membatalkan sholat.

4. Tangan Bersedekap

Takbiratul ihram berakhir dengan tangan bersedekap. Posisi bersedekap, tangan kiri menempel pada perut atau dada, dengan tangan kanan menutupinya. Telapak tangan kanan melingkupi pergelangan tangan kiri.

5. Membaca Doa Iftitah

Selesai takbiratul ihram dan bersedekap disunahkan untuk membaca doa iftitah. Terdapat beberapa perbedaan mengenai doa iftitah yang dibaca kalangan umat muslim. Namun, kebanyakan muslim di Indonesia menggunakan doa berikut.

كَبِيْرًاوَالْحَمْدُ ِللهِكَثِيْرًاوَسُبْحَانَاللهِبُكْرَةًوَأَصِيْلاً

إِنِّىْوَجَّهْتُوَجْهِيَلِلَّذِيْفَطَرَالسَّمَاوَاتِوَاْلأَرْضَحَنِيْفًامُسْلِمًاوَمَاأَنَامِنَالْمُشْرِكِيْنَ

إِنَّصَلاَتِيْوَنُسُكِيْوَمَحْيَايَوَمَمَاتِيْ ِللهِرَبِّالْعَالَمِيْنَ. لاَشَرِيْكَلَهُوَبِذلِكَأُمِرْتُوَأَنَامِنَالْمُسْلِمِيْنَ

Kabiira wal-hamdu lillaahi katsiiraa wa subhaanallaahi bukrataw wa ashiilaa.
Innii wajjahtu wajhiya lil-ladzii fatharas-samaawaati wal-ardha haniifam muslimaw wa maa ana minal-musyrikiin.
Inna shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillaahi rabbil-‘aalamiin. Laa syariikalahu wa bidzaalika umirtu wa ana minal-muslimiin.

Artinya:

“Allah Maha Besar lagi sempurna kebesaran-Nya, segala puji hanya kepunyaan Allah, pujian yang banyak, dan Maha Suci Allah di waktu pagi dan petang.
Kuhadapkan wajahku (hatiku) kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dengan keadaan lurus dan menyerahkan diri dan aku bukanlah dari golongan kaum musyrikin.
Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanya untuk Allah, Tuhan seluruh alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya dan dengan itu aku diperintahkan untuk tidak menyekutukan-Nya. Dan aku dari golongan orang muslimin.”

6. Membaca Al-Fatihah

Lalu dilanjutkan dengan membaca Surat Al-Fatihah, diikuti bacaan surat pendek atau ayat-ayat Alquran lainnya. Apabila sholat ashar berjamaah, sebaiknya tidak memilih ayat yang terlalu panjang, mengingat setiap jamaah memiliki kemampuan berbeda.

7. Takbiratul Ihram

Setelah selesai, ulangi gerakan takbiratul ihram sambil mengucap kalimat yang sama. Ini dilakukan sebagai transisi dari posisi berdiri tegak menuju rukuk. Posisi rukuk adalah badan membungkuk, membentuk siku-siku seperti huruf L yang terbalik.

Lengan lurus dan kaki lurus, siku tidak ditekuk, dengan kedua telapak tangan melingkupi lutut. Punggung dan kepala rata atau sejajar. Pandangan tetap mengarah ke tempat sujud. Kemudian membaca kalimat tasbih rukuk sebanyak tiga kali.

سُبْحَانَرَبِّيَالْعَظِيْمِوَبِحَمْدِهِ

Subhaana rabbiyal azhiimi wa bi hamdihi

Artinya:

“Maha Suci Tuhanku yang Maha Agung dan memujilah aku kepada-Nya.”

8. I’tidal

Kemudian kembali berdiri tegak atau i’tidal. Pada saat bangkit, disunahkan untuk mengangkat tangan seperti ketika takbiratul ihram. Sementara, bacaan doa pada saat gerakan transisi dari membungkuk menuju berdiri adalah sebagai berikut.

سَمِعَاللهُلِمَنْحَمِدَه

Sami’allahu liman hamidah

Artinya:

Allah mendengar orang yang memuji-Nya.

Setelah sampai pada posisi tegak i’tidal, tangan tidak perlu lagi bersedekap. Namun, beberapa mahzab menganut posisi tangan bersedekap. Keduanya tidak ada yang salah, karena merupakan hasil ijtihad masing-masing. Bacaan doa i’tidal adalah.

رَبَّنَالَكَالْحَمْدُمِلْءُالسَّموَاتِوَمِلْءُالاَرْضِوَمِلْءُمَاشِئتَمِنْشَيْئٍبَعْدُ

Rabbanaa lakal hamdu, Mil ussamaawaati wamil-ul ardhi wamil-u maasyi’ta min syai-in ba’du.

Artinya:

“Ya Allah ya Tuhan kami, bagi-Mu-lah segala puji, sepenuh langit dan sepenuh bumi, dan sepenuh apa saja yang Engkau kehendaki sesudah itu.”

9. Sujud

Lalu sholat ashar dilanjutkan dengan bersujud. Lagi-lagi, transisi dari i’tidal menuju sujud diiringi dengan mengucapkan kalimat takbir.

Posisi sujud menempelkan tapak jari-jari kaki, sepasang lutut, dua telapak tangan, kening, dan pucuk hidung ke permukaan lantai atau tempat sholat ashar. Di sini posisi pantat lebih tinggi daripada wajah.

Lengan direnggangkan dari ketiak, dengan telapak tangan sejajar bahu, atau sebagian muslim meletakkannya di samping telinga. Kerenggangan kaki pun masih sama lebarnya dengan bahu. Kemudian membaca tasbih sujud sebanyak tiga kali.

سُبْحَانَرَبِّيَالأَعْلَىوَبِحَمْدِهِ

Subhaana rabbiyal a’la wa bi hamdihi

Artinya:

“Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi, dan dengan segala puji bagi-Nya.”

10. Duduk Iftirasy

Lalu mengucapkan takbir pada saat bangun dari sujud menuju posisi iftirasy atau duduk di antara dua sujud. Duduk tegak dengan kaki ditekuk ke dalam, bertumpu pada kaki kiri dan kanan. Sedang telapak tangan diletakkan di atas paha, mendekati lutut.

Kaki kiri dibiarkan menekuk sebagai tumpuan, sedang kaki kanan sebagai penyangga. Telapak kaki tangan berposisi berdiri tegak, sehingga permukaannya menghadap ke belakang. Jari-jari kaki kanan ditekuk keluar (menghadap kiblat). Doa duduk iftirasy, yaitu:

رَبِّاغْفِرْلِيْوَارْحَمْنِيْوَاجْبُرْنِيْوَارْفَعْنِيْوَارْزُقْنِيْوَاهْدِنِيْوَعَافِنِيْوَاعْفُعَنِّيْ

Rabbighfirlii warhamnii wajburnii warfa’nii warzuqnii wahdinii wa ‘aafinii wa’fu ‘annii.

Artinya:

“Ya Allah, ampunilah aku, kasihanilah aku, cukupilah aku, angkatlah derajatku, berikanlah rejeki kepadaku, berikanlah petunjuk kepadaku, berilah kesehatan kepadaku dan ampunilah aku.”

Lalu dilanjutkan dengan sujud kedua, membaca doa yang sama sebanyak tiga kali.

11. Berdiri untuk Melanjutkan Rakaat Kedua

Setelah itu, kembali berdiri untuk melaksanakan rakaat kedua. Gerakan pada rakaat kedua sama-sama seperti rakaat sholat ashar yang pertama.Namun, usai sujud kedua ditambahkan satu rukun lagi, yaitu duduk tahiyat awal.

12. Duduk Tahiyat Awal

Posisi duduk tahiyat awal sama persis dengan duduk iftirasy. Hanya saja ada sebuah isyarat yang membedakan keduanya, selain juga bacaan doanya. Isyarat yang dimaksud adalah posisi jari telunjuk tangan kanan yang menuding ke arah kiblat.

Pada beberapa aliran, isyarat tersebut dimulai sejak awal duduk tahiyat. Tapi, sebagian menetapkan baru mengisyaratkan telunjuk ketika sampai pada bacaan shalawat. Berikut bacaan doa tahiyat:

اَلتَّحِيَّاتُالْمُبَارَكَاتُالصَّلَوَاتُالطَّيِّبَاتُ ِللهِ. اَلسَّلاَمُعَلَيْكَأَيُّهَاالنَّبِيُّوَرَحْمَةُاللهِوَبَرَكَاتُهُ. اَلسَّلاَمُعَلَيْنَاوَعَلَىعِبَادِاللهِالصَّالِحِيْنَ. أَشْهدُاَنْلاَإِلَهَإِلاَّاللهُوَاَشْهَدُأَنَّمُحَمَّدًارَسُوْلُاللهِ

At-tahiyyaatul mubaarakatush-shalawaatuth-thayyibaatulillaahi. Assalaamu ‘alaika ayyuhan-nabiyyu wa rahmatullaahi wa barakaatuhu. Assalaamu ‘alainaa wa ‘alaa ‘ibaadillaahish-shaalihiina. Asyhadu an laa ilaaha illallaahu wa asyhadu anna Muhammadar Rasuulullaahi

Artinya:

“Segala kehormatan, keberkahan, rahmat dan keselamatan (shalawat), serta kebaikan hanyalah kepunyaan Allah. Keselamatan, rahmat dan berkah dari Allah semoga tetap tercurah atasmu, wahai Nabi (Muhammad). Keselamatan, rahmat dan berkah dari Allah semoga juga tercurah atas kami, dan juga atas seluruh hamba Allah yang soleh. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan allah.”

Lalu diikuti bacaan shalawat kepada Nabi Muhammad saw.

اَللَّهُمَّصَلِّعَلَىمُحَمَّدٍوَعَلَىاَلِمُحَمَّدٍ

Allaahumma shalli ‘alaa Muhammadin. Wa ‘alaa aali Muhammadin

Artinya:

Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan keselamatan untuk Nabi Muhammad.Dan juga limpahkanlah rahmat dan keselamatan kepada keluarga Muhammad.

13. Berdiri Melanjutkan Rakaat Ketiga dan Keempat

Selanjutnya, kembali berdiri untuk rakaat ketiga dan keempat. Gerakannya tetap sama seperti sholat ashar rakaat pertama. Kecuali pada rakaat keempat yang diakhiri dengan duduk tahiyat akhir setelah sujud kedua.

14. Tahiyat Akhir

Posisi tahiyat akhir atau duduk tawaruk hampir sama seperti tahiyat awal. Hanya saja, kali ini lebih landai. Perbedaannya terletak pada posisi kaki kiri, yang kali ini diselipkan di bawah betis kaki kanan, sehingga panggul kaki kiri menyentuh lantai.

Doa yang dibaca pada duduk tawaruk sama persis dengan tahiyat awal. Namun, kali ini bacaan shalawatnya lebih lengkap, yaitu untuk Rasulullah saw. dan Nabi Ibrahim alaihissalam.

اَللَّهُمَّصَلِّعَلَىمُحَمَّدٍوَعَلَىاَلِمُحَمَّدٍ،كَمَاصَلَّيْتَعَلَىإِبْرَاهِيْمِوَعَلَىاَلِإِبْرَاهِيْمِ. وَبَارِكْعَلَىمُحَمَّدٍوَعَلَىاَلِمُحَمَّدٍ،كََمَابَارَكْتَعَلَىإِبْرَاهِيْمِوَعَلَىاَلِإِبْرَاهِيْمِ . فِىالْعَالَمِيْنَإِنَّكَحَمِيْدٌمَجِيْدٌ

Allaahumma shalli ‘alaa Muhammadin. Wa ‘alaa aali Muhammadin kamaa shallaita ‘alaa Ibraahiim, wa ‘alaa aali Ibraahiim, wa baarik ‘ala Muhammadin wa ‘alaa aali Muhammadin, kamaa baarakta ‘alaa Ibraahiim wa ‘alaa aali Ibraahiim, fil ‘aalamiina innaka hamiidun majiidun.

Artinya:

“Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan keselamatan (Shalawat) untuk Nabi Muhammad. Dan juga limpahkanlah rahmat dan keselamatan (shalawat) kepada keluarga Muhammad, sebagaimana telah Engkau limpahkan rahmat dan keselamatan (shalawat) kepada Ibrahim dan kepada keluarga Ibrahim. Limpahkanlah keberkahan kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah melimpahkan keberkahan kepada Ibrahim dan kepada keluarga Ibrahim. Di seluruh alam semesta, sesungguhnya Engkau adalah Maha Terpuji lagi Maha Agung (Mulia).”

15. Salam

Terakhir, penghujung sholat ashar ditandai dengan gerakan salam, yaitu menoleh hingga sekitar 90 derajat. Dimulai ke arah kanan, kemudian ke kiri. Sambil membaca kalimat berikut ini setiap kali menengokkan kepala.

السَّلاَمُعَلَيْكُمْوَرَحْمَةُاللهِوَبَرَكَاتُهُ

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Artinya:

“Semoga keselamatan dan rahmat Allah, serta keberkahan-Nya selalu terlimpah padamu.”

Sunah dalam Sholat

  1. Niat yang mantap diiringi dengan gairah dan semangat tinggi untuk mengerjakan sholat. Selain itu, sholat seharusnya dilaksanakan dengan niat yang tulus dan ikhlas, semata-mata demi mendekat kepada Allah Ta’ala.
  2. Sholat dilakukan dengan penuh konsentrasi. Fokus pada rukun dan bacaan-bacaan, tanpa memikirkan hal-hal lain, apalagi melamun. Kosongkan hati dan pikiran dari segala macam kesibukan dan hiruk pikuk aktivitas.
  3. Hendaknya mengerjakan sholat dengan khusyuk, di mana Allah Swt. menjadi fokus utama dalam sholat. Salah satu cara agar khusyuk dan fokus kepada Allah adalah menghadap dan mengarahkan pandangan mata ke tempat sujud.
  4. Setiap bacaan dalam sholat sebaiknya direnungkan dengan seksama maknanya. Ini juga dapat membantu meningkatkan kekhusyukan.
  5. Apabila selesai sholat, disunahkan untuk berdzikir dan membaca doa-doa. Itu berlaku baik ketika sholat sendiri maupun berjamaah. Berdzikir dan berdoa sebaiknya disuarakan dengan lemah lembut, sebagaimana tuntunan Rasulullah saw.

Sholat Wustha

Alquran menyinggung perintah mendirikan sholat dalam Surat Al-Baqarah ayat ke-238, termasuk sholat wustha.

Pengertian Sholat Wustha

Bagi yang belum mengetahui apa itu sholat wustha, ini adalah sebutan dari salah satu dari sholat lima waktu, seperti telah disepakati oleh para ulama.

حَافِظُوْاعَلَىالصَّلَوٰتِوَالصَّلٰوةِالْوُسْطٰىوَقُوْمُوْالِلّٰهِقٰنِتِيْنَ

Haafizhuu ‘alaa alshshalawaati waasshalaatil wusthaa waquumuu lillaahi qaanitiina

Artinya:

“Peliharalah semua shalat(mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa. Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyuk.” (Surat Al-Baqarah: 238)

Istilah wustha sendiri secara bahasa bisa berarti adil, di tengah-tengah, memiliki keutamaan tersendiri, tengah-tengah satu bilangan atau suatu waktu. Pertanyaannya, manakah di antara sholat lima waktu yang dimaksud dengan sholat wustha?

Sebagian ulama menyebut sholat wustha adalah sholat dhuhur, ada yang menganggapnya ashar, bahkan subuh. Semua mendasarkan pendapatnya dengan menitikberatkan pada keutamaan waktu-waktu tersebut.

Hadis tentang Sholat Wusta

Namun, di antara berbagai pendapat yang ada, hanya satu pendapat terkuat, yaitu sholat wustha adalah sholat ashar. Mengapa demikian? Pasalnya banyak dalil-dalil kuat yang mendukung pendapat tersebut, seperti dari HR. Bukhari Muslim.

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا يَزِيدُ أَخْبَرَنَا هِشَامٌ عَنْ مُحَمَّدٍ عَنْ عَبِيدَةَ عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ح و حَدَّثَنِي عَبْدُ الرَّحْمَنِ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ قَالَ حَدَّثَنَا هِشَامٌ قَالَ حَدَّثَنَا مُحَمَّدٌ عَنْ عَبِيدَةَ عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَوْمَ الْخَنْدَقِ حَبَسُونَا عَنْ صَلَاةِ الْوُسْطَى حَتَّى غَابَتْ الشَّمْسُ مَلَأَ اللَّهُ قُبُورَهُمْ وَبُيُوتَهُمْ أَوْ أَجْوَافَهُمْ شَكَّ يَحْيَى نَارًا

Haddatsanaa ‘abdullahibnu muhammadin haddatsanaa yaziidu akhbaronaa hisyaamun ‘an muhammadin ‘an ‘abiidata ‘an ‘aliyyin rodhiyallahu’anhu qoola annabiyyu shollallaahu ‘alaihi wasallama haddatanii ‘abdurohmani haddatsanaa yahyabnu sa’iidin qoola haddatsanaa hisyaamun qoola haddatsanaa muhammadun ‘an ‘abiidata ‘an ‘aliyyin rodhiyallaahu’anhu annannabiyya shollallaahu ‘alaihi wasallama qoola yaumal khondaqi habasuunaa ‘an sholaatilwustho hatta ghoobasysyamsu malaallaahu qubuurohum wabuyuutahum auajwaafahum syakkayahyaanaaran

Artinya:

Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Muhammad Telah menceritakan kepada kami Yazid Telah mengabarkan kepada kami Hisyam dari Muhammad dari Abidah dari Ali radliallahu ‘anhu dia berkata; Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Dan telah menceritakan kepadaku Abdurrahman Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sa’id dia berkata; Telah menceritakan kepada kami Hisyam dia berkata; Telah menceritakan kepada kami Muhammad dari Abidah dari Ali radliallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda pada hari Perang Khandaq: “Mereka telah menyibukkan kita dari shalat wustha yaitu shalat asar, hingga matahari terbenam, semoga Allah memenuhi kuburan dan rumah mereka atau perut -Yahya merasa ragu- mereka dengan api.”

Demikian pembahasan Hasana.id tentang sholat ashar pada kesempatan kali ini. Semoga panduan dan uraian di atas dapat dipahami dengan jelas, serta memberi bermanfaat bagi kamu sekalian.

Referensi:
https://islam.nu.or.id/post/read/82687/ketentuan-waktu-sholat-fardhu
https://www.laduni.id/post/read/54583/tata-cara-sholat-wajib

https://islam.nu.or.id/post/read/82648/aturan-dan-cara-niat-melakukan-sholat

Click to access 8.%20BAB%20III__2018508PMH.pdf

Click to access SKRIPSI%20WASITO%20ADI.pdf

Click to access BAB%20II.pdf

http://nahdlatululama.id/blog/2017/10/01/syarat-dan-rukun-shalat/
https://islam.nu.or.id/post/read/83025/inilah-rukun-rukun-dalam-shalat
https://islam.nu.or.id/post/read/86761/enam-kesunahan-shalat
https://shareoneayat.com/hadits-bukhari-4169

LSI:
Cara sholat ashar
Niat sholat ashar
Niat sholat ashar berjamaah
Niat sholat ashar sendiri
Waktu sholat ashar
Batas waktu sholat ashar