Sekilas Tentang Kitab Riyadhus Shalihin dan Alasan untuk Membacanya

Di antara karya-karya yang dihasilkan oleh para ulama besar pada periode awal Hijriyah, nama kitab Riyadhus Shalihin memang terbilang sangat terkenal karena memiliki banyak manfaat.

Kitab yang ditulis oleh Imam Abu Zakariya Yahya bin Syaraf an-Nawawy ad-Dimasyqy tersebut telah menjadi rujukan bagi para ulama sampai sekarang.

Lalu, apa isi kitab tersebut dan mengapa kita perlu mengetahuinya? Untuk menjawabnya, Hasana.id akan membahas lebih lanjut mengenai hal tersebut di bawah ini. Yuk, simak!

Mengapa Kamu Wajib Baca Kitab Riyadhus Shalihin?

Sebagaimana kita tahu, Allah Swt. telah menurunkan Al-Qur’an dan mengutus Nabi Muhammad saw. sebagai petunjuk bagi umat Islam dalam beribadah dan menjalani kehidupan sehari-hari.

Melengkapi hal tersebut adalah hadits-hadits yang diriwayatkan oleh para sahabat Nabi.

Ucapan dan perilaku Nabi tersebut bisa menjadi sumber pelajaran bagi umat Muslim tentang sunah Rasul dari dulu sampai sekarang.

Sunah Rasul tersebut kemudian menjadi perhatian utama para ulama atas izin Allah Swt. sehingga para ulama menuliskannya dalam kitab sunan, shihah, musnad, dan mu’jam-mu’jam.

Imam an-Nawawy melalui Riyadhus Shalihin dan kitab-kitabnya yang lain telah menjadi salah satu ulama yang sangat memperhatikan terjaganya sunah Rasul.

Selain karyanya yang sangat fenomenal tersebut, karya-karya Imam an-Nawawy lainnya juga banyak memperoleh sanjungan dan pujian dari para ulama lain.

Mereka bahkan mempelajari, mengambil faedah, dan menjadikan kitab tersebut sebagai referensi dalam karya mereka sendiri.

Lalu, apa yang membuat kitab Riyadhus Shalihin patut untuk dijadikan referensi bacaan dalam rangka memperdalam ilmu tentan Islam?

Memuat Bimbingan Meraih Kebahagiaan Dunia dan Akhirat

Atas izin Allah Swt., kitab ini memuat kandungan yang dapat membimbing kita untuk menata dan menumbuhkan jiwa Islami.

Kitab ini dapat melahirkan kekuatan dalam jiwa kita agar senantiasa menghiasi diri dengan ibadah demi kebahagiaan dan kebaikan baik di dunia maupun di akhirat.

Kitab ini mengandung targhib dan tarhib serta kebutuhan umat Islam dalam hal agama, akhirat, dan dunia.

Merupakan jenis kitab tarbiyah, Riyadhus Shalihin mengandung pembinaan yang baik dengan cakupan berbagai ragam aspek kehidupan, baik lingkup pribadi maupun sosial kemasyarakatan.

Menariknya, Imam an-Nawawy menyampaikan hal tersebut dengan metode pemaparan yang jelas dan mudah dipahami oleh orang-orang yang telah lama belajar agama ataupun orang awam.

Materi Diambil dari Kitab-Kitab Sunah Tepercaya

Dalam menulis Riyadhus Shalihin, Imam an-Nawawy mengambil materi dari beberapa kitab sunah terpercaya.

Termasuk di dalamnya adalah hadits-hadits shahih yang diriwayatkan oleh Abu Daud, Muslim, al-Bukhari, at-Tirmidziy, an-Nasaa’I, dan Ibnu Majah.

Imam an-Nawawy menjamin bahwa referensi hadits yang ada dalam kitabnya tersebut semuanya shahih karena ia tidak memasukkan sebuah hadits kecuali telah diyakini keshahihannya.

Selain itu, sunah-sunah Rasul yang tertulis dalam kitabnya adalah apa yang juga ia tunaikan sehingga tidak ada hadits yang lemah di dalamnya.

Ditulis oleh Ulama Berpengetahuan Luas

Tidak bisa dipungkiri bahwa Imam an-Nawawy merupakan sosok ulama yang mempunyai keluasan ilmu serta pemahaman mendalam terhadap sunah Nabi Muhammad saw.

Ia dikenal sebagai salah satu ulama besar pada abad ke-7 Hijriah dan telah menghasilkan lebih dari 30 karya tulis yang menjadi rujukan bagi para ulama masa kini.

Sejak masih muda, Imam an-Nawawy telah menghadiri sekitar 12 halaqah dalam sehari. Ia juga dikenal sangat rajin dalam menuntut ilmu dan menghafal banyak pengetahuan.

Dalam Syadzaratudz Dzahab, diceritakan bahwa ia mempunyai kebiasaan menulis segala hal yang berhubungan dengan suatu hal, baik itu sulit maupun mudah.

Pemahamannya terhadap ilmu agama tersebut menjadikan Riyadhus Shalihin sebagai rujukan yang tepat jika kamu ingin memperdalam sunah-sunah yang diajarkan oleh Rasulullah saw.

Mengikuti Seruan untuk Menuntut Ilmu

Alasan lain untuk membaca kitab karangan Imam an-Nawawy ini adalah sebagai bentuk mengikuti perintah Allah Swt., yaitu untuk menuntut ilmu.

Al-Qur’an surah Al-Mujadilah ayat 11 berikut ini menegaskan perintah Allah untuk menuntut ilmu.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا۟ فِى ٱلْمَجَٰلِسِ فَٱفْسَحُوا۟ يَفْسَحِ ٱللَّهُ لَكُمْ ۖ وَإِذَا قِيلَ ٱنشُزُوا۟ فَٱنشُزُوا۟ يَرْفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ دَرَجَٰتٍ ۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

Yā ayyuhallażīna āmanū iżā qīla lakum tafassaḥụ fil-majālisi fafsaḥụ yafsaḥillāhu lakum, wa iżā qīlansyuzụ fansyuzụ yarfa’illāhullażīna āmanụ mingkum wallażīna ụtul-‘ilma darajāt, wallāhu bimā ta’malụna khabīr.

Artinya:

“Hai orang-orang beriman, apabila dikatakan kepadamu, ‘Berlapang-lapanglah dalam majelis’ maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, ‘Berdirilah kamu’ maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Dengan membaca Riyadhus Shalihin, kamu bisa mendapatkan berkah dan faedah dari menuntut ilmu yang diwajibkan oleh Allah Swt.

Mengenal Lebih Jauh tentang Kitab Riyadhus Shalihin

Beberapa alasan di atas tentu menumbuhkan keinginan kita untuk mengenal lebih jauh mengenai kitab yang ditulis oleh Imam an-Nawawy tersebut.

Lebih dikenal dengan judul singkatnya, judul lengkap dari kitab tersebut adalah Riyadhu al-Shalihin Min Kalami Sayyidi al-Mursalin.

Artinya dalam bahasa Indonesia adalah Taman Orang-Orang Saleh yang Dipetik dari Hadits Rasulullah saw.

Sayangnya, belum ditemukan referensi yang akurat terkait latar belakang penulisan kitab ini.

Akan tetapi, dalam mukadimahnya, an-Nawawy memberi isyarat bahwa kaum muslim pada waktu itu tidak menunaikan ajaran-ajaran islam secara kaffah.

Mereka juga tidak mengamalkan ajaran-Nya secara sungguh-sungguh.

Itulah sebabnya Imam an-Nawawy berinisiatif menyusun kitab Riyadhus Shalihin sebagai referensi dan panduan untuk menunaikan amalan-amalan islam sesuai Al-Qur’an dan hadits.

Sesuai dengan namanya, kitab ini juga ditulis dengan maksud supaya kaum muslim bisa menjadi orang-orang saleh dan sanggup menjauhkan diri dari segala hal yang dilarang oleh Allah Swt.

Isi Kitab Riyadhus Shalihin Karya Imam an-Nawawy

Secara umum, kitab ini mengandung ilmu tarbiyah dalam berbagai aspek kehidupan umat manusia, baik secara pribadi maupun kehidupan sosial.

Dalam menulis kitab fenomenalnya tersebut, Imam an-Nawawy membaginya dalam beberapa kitab pembahasan.

Setiap kitab yang ada memiliki judul yang sesuai dengan hadits-hadits yang dimuat di dalamnya.

Dengan kata lain, setiap bagian membahas mengenai satu permasalahan khusus yang sejenis dan diikuti dengan hadits-hadits yang terkait dengannya.

Kitab Riyadhus Shalihin sendiri memuat 17 kitab, 265 bab, dan terdiri dari 1897 hadits.

Meskipun membahas hadits Rasulullah saw., Imam an-Nawawy membuka sebagian besar pembahasannya dengan menyebutkan ayat-ayat Al-Qur’an.

Ayat-ayat Al-Qur’an tersebut sesuai dengan hadits-hadits yang sedang dibahas sehingga dapat menjadi dalil penguat untuk hadits-haditsnya.

Kemudian, ayat dan hadits tersebut dihubungkan dengan bab-bab pembahasan yang ada.

Hal inilah yang membuat karya Imam an-Nawawy tersebut makin istimewa dan layak menjadi referensi bagi setiap umat muslim yang ingin membina diri menuju ketakwaan kepada Allah.

Kandungan Utama dalam Kitab Riyadhus Shalihin

Sebagai pedoman bagi umat Islam berdasarkan Al-Qur’an dan hadits Rasulullah saw., kitab ini memiliki dua kandungan utama, yaitu tarhib dan targhib.

Secara istilah, tarhib artinya ancaman atau hukuman, sementara targhib adalah pemikat, penyemangat, atau bujukan.

Melihat kedua maksud tersebut, targhib bisa diartikan sebagai janji yang membuat kita merasa bahagia karena suatu kenikmatan, kebahagiaan, atau kebaikan di dunia dan akhirat.

Adapun tarhib merupakan suatu siksaan atau ancaman sebagai akibat dari melakukan hal yang tidak dilarang oleh Allah Swt.

Dua hal tersebutlah yang membuat kitab ini cocok menjadi referensi untuk mengamalkan ajaran-ajaran Islam.

Pembahasan Kitab Riyadhus Shalihin dan Terjemahannya

Sebagaimana disebutkan sebelumnya, karya Imam an-Nawawy ini merupakan kitab yang terdiri beberapa kitab lainnya.

Oleh sebab itu, kita ini juga dikenal dengan nama Abwabul Mutafarriqah atau kitab yang memuat bab-bab yang berbeda.

Salah satu bab pembahasan yang ada di dalamnya adalah bab “Keikhlasan dan Niat”.

Bab ini membahas mengenai ikhlas dan bagaimana menghadirkan niat dalam melakukan berbagai perbuatan.

Bagian ini juga membahas lebih dalam mengenai niat yang terlihat atau pun yang tersembunyi.

Kemudian, ada juga bab “Taubat” yang membahas cara membulatkan tekad untuk membersihkan diri dari hal-hal yang berbau dosa yang pernah dilakukan sebelumnya.

Kitab Riyadhus Shalihin juga membahas mengenai bab Sabar, yaitu bagaimana cara membatasi jiwa kita dari keinginan untuk mencapai suatu hal yang lebih baik di masa depan.

Kamu juga bisa menemukan bab “Siddiq” atau kebenaran, “Ketakwaan”, dan “Muroqobah”, yaitu tentang menumbuhkan perasaan selalu diawasi oleh Allah Swt.

Sebagai panduan untuk berserah diri kepada Allah Ta’ala, Imam an-Nawawy juga memasukkan bab “Tawakkal” pada kitab ini.

Jika kamu ingin memahami lebih dalam mengenai cara untuk bertindak lurus dalam melakukan perbuatan-perbuatan baik, bab “Istiqomah” dari kitab ini bisa menjadi referensi.

Bab-Bab dalam Riyadhus Shalihin

Selain yang sudah disebutkan sebelumnya, ada juga bab-bab pembahasan lainnya yang bisa kamu temukan dalam kitab ini.

Dalam salah satu pembahasannya, Imam an-Nawawy memasukkan bab “Merenung”.

Di sini, kita dibawa untuk memikirkan kebesaran Allah Swt. dan seberapa fananya dunia yang kita diami sekarang ini.

Bab ini juga membahas kengerian kehidupan di akhirat bagi mereka yang tidak mau mengikuti perintah-Nya serta hal-hal yang berkaitan dengan perkara tersebut.

Kita juga bisa belajar cara memutus angan-angan diri, membersihkannya, dan membawa jiwa kita untuk menuju perbuatan-perbuatan yang lebih baik.

Selanjutnya, kitab ini juga membahas mengenai bab “Bersegera dalam Kebaikan”.

Pembahasannya meliputi anjuran untuk bergegas melakukan sesuatu yang baik dan mendorong orang lain yang akan melakukan hal baik untuk menyegerakannya tanpa keraguan.

Kemudian, terdapat bab “Kebaikan Akhir Umur” yang berisi anjuran untuk menambah amal kebaikan pada saat kita mulai menapaki usia senja.

Dibahas juga bab “Mujahadah” atau bersungguh-sungguh dalam kitab ini.

Sementara itu, bab “Jalan-Jalan Kebaikan” berisi keterangan-keterangan mengenai berbagai jalan kebaikan yang bisa ditempuh umat Islam untuk meraih ridha-Nya.

Selengkapnya, kamu bisa membaca poin-poin berikut ini terkait bab-bab lainnya yang dibahas dalam kitab buah karya ulama besar Imam an-Nawawy tersebut.

Memelihara Amal dan Sunah

Kitab ini juga membahas mengenai bab “Memelihara Amal”, terutama menjaga amal saleh dengan konsisten.

Terdapat juga bab “Seimbang dalam Ketaatan” yang membahas mengenai kesederhanaan dalam menjalankan perintah-Nya.

Sementara itu, bab “Memelihara Sunah” membahas perintah-perintah untuk menjaga sunah Rasulullah saw. lengkap dengan adab-adabnya.

Berbicara tentang memelihara sunah, kamu juga tidak boleh melewatkan bab “Sunah Baik dan Buruk” saat membaca kitab Riyadhus Shalihin.

Di dalam bab tersebut dijelaskan tentang cara memulai sunah yang dianjurkan dan tidak dianjurkan.

Perintah dan Larangan

Terkait hal ini, Imam an-Nawawy memasukkan bab “Perintah dan Larangan” dalam kitabnya. Di sana, tertulis kewajiban umat Islam untuk tunduk kepada hukum Allah Swt.

Kemudian, dibahas juga mengenai bagaimana seharusnya sikap seorang umat yang diajak kembali untuk menaati perintah Allah Swt.

Kamu juga akan menemukan pembahasan mengenai perintah untuk menuju pada kebaikan dan mencegah diri terjerumus pada kemungkaran.

Imam an-Nawawy juga memasukkan bab “Larangan Bid’ah Dholalah” dalam Riyadhus Shalihin. Bab ini membahas larangan untuk melakukan bid’ah serta ajaran-ajaran Islam yang dibuat-buat.

Petunjuk, Nasihat, dan Tolong-Menolong

Kitab ini juga mengandung bab “Nasihat” serta bab “Memberikan Petunjuk” yang menerangkan mana yang baik dan memuat ajakan untuk menghindari kesesatan.

Terdapat juga bab “Tolong-Menolong” yang membahas mengenai keutamaan saling bekerja sama dalam ketakwaan dan kebajikan.

Bab “Amar Ma’ruf Nahi Munkar” juga dibahas dalam kitab ini oleh Imam an-Nawawy.

Kamu juga bisa memahami pentingnya memenuhi suatu amanah dalam bab “Perintah Menunaikan Amanah”.

Munafik dan Aniaya

Dua sifat buruk yang dibenci oleh Allah Swt. tersebut juga dibahas lebih dalam oleh Imam an-Nawawy dalam kitabnya.

Dalam bab “Ucapan Tak Sesuai Perbuatan”, dijelaskan beratnya siksaan bagi umat muslim yang mencegah kemungkaran atau memerintahkan kebaikan, tetapi hanya sebatas di lisan saja.

Dengan kata lain, orang tersebut mengatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan perbuatannya.

Dijelaskan juga bahaya aniaya dalam bab “Haram Menganiaya”. Terdapat keterangan tentang larangan untuk berlaku dzalim kepada sesama.

Ada juga pembahasan mengenai perintah mengembalikan apa saja yang kita ambil secara dzalim dari orang lain.

Kehormatan dan Menutupi Aib

Riyadhus Shalihin juga mengandung bab “Kehormatan Kaum Muslim”.

Bab ini menjelaskan tentang hak-hak kaum muslim dan bagaimana kita seharusnya mengasihi serta menyayangi sesama.

Selain itu, terdapat juga bab “Menutupi Cela” yang membahas mengenai anjuran untuk menutupi aib dari kaum muslim lainnya.

Kamu juga dapat menemukan penjelasan mengenai larangan untuk menyebarkan aib seorang kaum muslim apabila tidak ada alasan mendesak untuk melakukan hal tersebut.

Melengkapi bab-bab tersebut adalah bab “Syafaat” yang membahas bagaimana kita harus memberikan pertolongan kepada sesama dan bab “Mendamaikan Sesama Manusia”.

Suami, Wanita, dan Nafkah

Pembahasan terkait kehidupan suami-istri juga tidak luput dari pemikiran sang penulis Riyadhus Shalihin.

Dalam bab “Hak Suami”, kamu bisa memahami seperti apa hak seorang suami atas istrinya menurut Al-Qur’an dan hadits.

Sebagai penyeimbang, kamu dapat membaca juga bab “Kewajiban Suami” agar memahami hal-hal yang wajib dilakukan oleh seorang lelaki sebagai suami kepada istri dan keluarganya.

Salah satu yang termasuk dalam hal tersebut adalah menafkahi keluarga.

Terkait nafkah, Imam an-Nawawy juga menjelaskan mengenai bab “Memberikan Nafkah” dalam kitabnya.

Di sini, kamu bisa belajar mengenai anjuran untuk memberikan infak dari suatu hal yang disukai dan sesuatu yang baik.

Masih dalam ruang lingkup yang sama, terdapat juga bab “Memerintah Keluarga”.

Pembahasan dalam bab ini melingkupi kewajiban membimbing keluarga, anak-anak, dan semua orang yang berada di bawah tanggung jawabnya untuk beribadah dan bertakwa kepada Allah.

Bab Pembahasan Lainnya

Selain hal-hal di atas, masih ada banyak tema lain yang dibahas dalam kitab ini.

Di antaranya adalah bab “Hak Tetangga”, “Memutuskan Ikatan Keluarga”, “Berbakti kepada Orang Tua”, “Memuliakan Ulama”, dan “Memuliakan Orang Lain”.

Kemudian, Imam an-Nawawy juga menulis bab “Berziarah”, “Ahli Bait Rasulullah”, “Cinta karena Allah”, “Ancaman Menyakiti”, “Tanda Kecintaan Allah”, “Menjalankan Hukum”, dan lain sebagainya.

Kesimpulan

Dari uraian di atas, kamu bisa memahami seberapa lengkap dan mendalam kitab yang ditulis oleh Imam an-Nawawy tersebut.

Karena kepopulerannya, kamu juga bisa menemukan berbagai karya Syarah Riyadhus Shalihin dari para ulama lainnya.

Kitab-kitab tersebut sebagai tambahan referensi dan penjelasan tentang apa yang dirangkum Imam an-Nawawy dalam kitabnya.

Akhirnya, dapat disimpulkan bahwa Riyadhus Shalihin merupakan kitab yang patut kamu ketahui dan pahami sebab berbagai keutamannya.