5 Rasul Ulul Azmi, Kisah Keteladanan, dan Mukjizatnya

Rasul Ulul Azmi adalah yang terbaik di antara orang-orang pilihan. Allah Ta’ala mengutus mereka hadir ke dunia dengan tugas-tugas khusus. Oleh karena itu, Allah pun membekali mereka dengan sejumlah keistimewaan yang tidak dimiliki utusan lainnya.

Siapakah di antara para utusan Allah yang termasuk Rasul Ulul Azmi? Tentang hal ini, barangkali kamu semua sudah mengetahuinya. Rasul Ulul Azmi totalnya ada 5 orang. Nama-nama Rasul Ulul Azmi, yaitu Nabi Nuh a.s., Nabi Ibrahim a.s., Nabi Musa a.s., Nabi Isa Al-Masih, dan Rasulullah Muhammad saw.

Alasan kenapa hanya 5 Rasul Ulul Azmi, tentu hanya Allah yang mengetahuinya. Umat Islam hanya diperintahkan untuk mengimaninya, juga menjadikan mereka suri teladan dalam kehidupannya

Untuk itu, mari kita mengingat kembali kisah-kisah tentang Rasul Ulul Azmi, beserta mukjizat dan keistimewaannya.

Nama-nama Rasul Ulul Azmi

Dikatakan bahwa gelar Rasul Ulul Azmi diberikan kepada lima orang rasul yang memiliki kesabaran dan ketabahan luar biasa saat menjalankan tugas dari Allah Ta’ala.

Alquran tidak secara gamblang menerangkan pengertian Rasul Ulul Azmi. Namun, Allah memfirmankan kepada Nabi Muhammad saw. tentang nama-nama rasul yang telah mendapatkan tugas istimewa, di mana beliau kemudian termasuk dalam kelompok pilihan tersebut.

وَإِذْ أَخَذْنَا مِنَ ٱلنَّبِيِّۦنَ مِيثَٰقَهُمْ وَمِنكَ وَمِن نُّوحٍ وَإِبْرَٰهِيمَ وَمُوسَىٰ وَعِيسَى ٱبْنِ مَرْيَمَ ۖ وَأَخَذْنَا مِنْهُم مِّيثَٰقًا غَلِيظًا

Wa iż akhażnā minan-nabiyyīna mīṡāqahum wa mingka wa min nụḥiw wa ibrāhīma wa mụsā wa ‘īsabni maryama wa akhażnā min-hum mīṡāqan galīẓā

Artinya:

“Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari nabi-nabi dan dari kamu (sendiri) dari Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa putra Maryam, dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang teguh.” (Al-Ahzab: 7)

Salah satu kata kunci dari ayat di atas adalah ‘perjanjian’. Perjanjian di sini dapat diartikan sebagai iman dan takwa yang dimiliki para rasul pilihan, yang menjadi bekal bagi mereka dalam menjalankan amanat Allah berupa tugas kerasulan.

Perjalanan hidup Rasul Ulul Azmi dipenuhi berbagai cobaan. Bentuknya pun bermacam-macam, mulai dari caci maki dan hinaan, hingga kesulitan-kesulitan yang mengancam nyawa. Namun, karena tingginya iman dan takwa mereka kepada Allah Ta’ala, para Rasul Ulul Azmi mampu melaluinya dengan baik.

Maka dari itu, penting bagi kita sebagai umat Islam untuk meneladani sifat-sifat Rasul Ulul Azmi, dengan mempelajari riwayat-riwayat tentang kisah hidup lima orang pilihan tersebut. Ada banyak hikmah dan pelajaran yang dapat kamu petik dari kisah masing-masing Rasul Ulul Azmi berikut ini.

Nabi Nuh Alaihissalam

Nabi Nuh alaihissalam dikenal sebagai utusan Allah ketiga yang hidup sampai usianya hampir satu milenium, atau tepatnya 950 tahun. Putra dari Lamak bin Methuselah bin Idris a.s. yang bergelar Rasul Ulul Azmi ini diutus untuk bangsa peradaban Sungai Eufrat dan Tigris.

Konon, bangsa tersebut adalah yang pertama kali menyuling arak dan meminumnya, serta mulai mengembangkan perjudian.

Selain itu, bangsa pimpinan Raja Darmasyil menyembah lima berhala, yaitu wad, siwa’, yaghus, ya’uq, dan nasr, yang ditempatkan di sebuah kuil mewah dan megah, bersama ribuan berhala lainnya.

Nabi Nuh Menerima Tugas Kenabian

Pada waktu Nabi Nuh berusia 480 tahun, Malaikat Jibril datang dan menerangkan tentang tugas kenabian, serta amanat risalah yang Allah mandatkan kepadanya. Sejak itulah Nabi Nuh mulai bertugas untuk menegakkan kebenaran Allah kepada kaumnya.

Sayangnya, ajakan dan seruan Rasul Ulul Azmi satu ini tidak direspon positif. Beliau seringkali mendapatkan perlakuan buruk, misalnya dipukuli atau dicekik sampai pingsan. Praktik-praktik menyimpang umatnya pun tidak berkurang, bahkan makin memburuk seiring berjalannya waktu.

Namun Nabi Nuh tetap menjalankan tugasnya seoptimal mungkin. Beliau terus menerus menyeru umatnya untuk kembali ke jalan Allah, tetapi sangat sedikit yang mengikutinya. Sampai pada suatu ketika, Nabi Nuh berdoa kepada Allah untuk menghilangkan kekafiran di muka Bumi.

Nabi Nuh Membuat Bahtera

Pada dasarnya Allah memang hendak mengazab kaum kafir tersebut, karena perbuatan mereka telah jauh menyimpang. Allah pun memerintahkan Nabi Nuh membuat bahtera guna menyelamatkan dirinya beserta seluruh pengikutnya, juga segala jenis binatang berpasangan.

Nabi Nuh mengerjakan perintah tersebut sepenuh hati. Tentu saja, diselingi dengan ejekan dari orang-orang kafir, termasuk istri dan seorang anaknya, Kan’an. Itu berlangsung sejak permulaan sampai bahtera rampung 40 tahun kemudian.

Azab Allah pasti terjadi. Hanya menunggu waktu hingga turun hujan super lebat yang kemudian menyebabkan banjir dahsyat. Seluruh Bumi pun tenggelam ditelan air bah, termasuk orang-orang kafir yang di dalamnya istri dan anak Nabi Nuh sendiri.

Banjir berlangsung cukup lama. Menurut sebuah riwayat, kapal Nabi Nuh mengapung selama 150 hari hingga berlabuh di Gunung Judi. Di situlah beliau membangun ulang peradaban manusia.

Umat manusia penghuni Bumi saat ini adalah anak turun dari tiga putra beliau yang selamat, yaitu Javeth, Sam, dan Ham.

وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَىٰ قَوْمِهِۦ فَلَبِثَ فِيهِمْ أَلْفَ سَنَةٍ إِلَّا خَمْسِينَ عَامًا فَأَخَذَهُمُ ٱلطُّوفَانُ وَهُمْ ظَٰلِمُونَ

Wa laqad arsalnā nụḥan ilā qaumihī fa labiṡa fīhim alfa sanatin illā khamsīna ‘āmā, fa akhażahumuṭ-ṭụfānu wa hum ẓālimụn

Artinya:

Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka ia tinggal di antara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun. Maka mereka ditimpa banjir besar, dan mereka adalah orang-orang yang zalim. (Al-Ankabut: 14)

Nabi Ibrahim Alaihissalam

Rasul Ulul Azmi berikutnya adalah Nabi Ibrahim alaihissalam. Beliau merupakan keturunan Nabi Nuh dari Syam. Nabi Ibrahim dikenal dengan julukannya yaitu bapak para nabi.

Istri Nabi Ibrahim

Istri pertama beliau, Sarah melahirkan Nabi Ishaq yang kemudian menurunkan Nabi Yaqub, Nabi Yusuf, Nabi Musa, sampai Nabi Isa alaihissalam.

Sementara istri kedua, Siti Hajar adalah ibunda Nabi Ismail. Seperti diketahui, Nabi Ismail kelak memiliki keturunan yang menjadi utusan Allah terakhir. Sedangkan istri yang lainnya, yaitu Kethura dianugerahi anak bernama Madyan yang memiliki cucu Nabi Syu’aib alaihissalam.

Pembangunan Kembali Kakbah oleh Nabi Ibrahim

Selain itu, Nabi Ibrahim juga berperan dalam pembangunan Kakbah dari sisa-sisa reruntuhan sepeninggal Nabi Adam alaihissalam. Beliau melakukannya bersama Nabi Ismail yang lahir di Mekkah. Nantinya, Nabi Muhammad saw. mendapat wahyu untuk menetapkan Kakbah sebagai kiblat umat Islam.

Rasul berjuluk Khalilullah (kesayangan Allah) lahir di Kota Ur, bagian dari Negeri Babilonia pada sekitar 2295 SM. Negeri tersebut dipimpin oleh Raja Namrud yang menyembah berhala, bahkan mengaku sebagai raja tertinggi di muka Bumi.

Nabi Ibrahim mendapatkan anugerah kecerdasan dan hidayah sejak lahir, sehingga tumbuh besar menjadi sosok yang memiliki derajat tinggi. Tidak mengherankan pula, jika pencarian beliau pada kebenaran Allah telah bermula sejak masih muda.

Nabi Ibrahim Menghancurkan Berhala

Salah satu tindakan beliau yang paling berani adalah ketika menghancurkan berhala di kuil pemujaan. Tujuannya adalah untuk membuktikan dan menyadarkan kaumnya bahwa patung-patung itu tidak berdaya, sehingga tidak pantas disembah. Kisah ini nantinya memunculkan mukjizat Nabi Ibrahim a.s.

Raja Namrud mengetahui hal itu, lalu bermaksud untuk menghukum Nabi Ibrahim dengan membakarnya hidup-hidup. Namun, eksekusi pembakaran itu menghasilkan kenyataan di luar dugaan semua pihak. Nabi Ibrahim keluar hidup-hidup dari perapian, tanpa secuil pun dari dirinya yang terbakar.

Melihat peristiwa itu, banyak orang kemudian beralih mengikuti jalan Nabi Ibrahim alaihissalam. Sementara itu, Raja Namrud beserta sejumlah pengikutnya yang lain tetap bersikukuh dengan penyimpangannya, itu termasuk Azar, ayah dari Nabi Ibrahim sendiri.

Lantas Nabi Ibrahim pun pergi meninggalkan Babilonia bersama para pengikutnya, salah satunya adalah keponakannya sendiri, yaitu Nabi Luth alaihissalam. Beliau dikatakan sebagai nabi dan Rasul Ulul Azmi pertama yang berhijrah, menuju Al-Muqoddas atau Negeri Syam di sebelah barat Sungai Eufrat.

فَمَا كَانَ جَوَابَ قَوْمِهِۦٓ إِلَّآ أَن قَالُوا۟ ٱقْتُلُوهُ أَوْ حَرِّقُوهُ فَأَنجَىٰهُ ٱللَّهُ مِنَ ٱلنَّارِ ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَٰتٍ لِّقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ

Fa mā kāna jawāba qaumihī illā ang qāluqtulụhu au ḥarriqụhu fa anjāhullāhu minan-nār, inna fī żālika la`āyātil liqaumiy yu`minụn

Artinya:

Maka tidak adalah jawaban kaum Ibrahim, selain mengatakan: “Bunuhlah atau bakarlah dia”, lalu Allah menyelamatkannya dari api. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang beriman. (Al-Ankabut: 24)

Nabi Musa Alaihissalam

Rasul Ulul Azmi berikutnya, Nabi Musa alaihissalam. Beliau lahir di Tanah Goshen, sebuah daerah di wilayah Mesir. Ibunya bernama Yukabad, sedang ayahnya adalah Imran, putra dari cucu Nabi Ya’qub alaihissalam. Jadi, Nabi Musa merupakan keturunan generasi ke-7 dari Nabi Ibrahim a.s.

Masa hidup Nabi Musa diperkirakan berlangsung pada sekitar 1000 tahun sebelum Masehi. Pada waktu itu, Mesir berada dalam kekuasaan Firaun, atau yang oleh para ahli sejarah dirumuskan sebagai Ramses II. Firaun sendiri dikenal sebagai raja lalim dan sombong karena menuhankan dirinya sendiri.

Selain sombong, Firaun juga dikenal kejam. Dia memutuskan kebijakan untuk membunuh setiap bayi lahir berjenis kelamin laki-laki. Itu dilakukannya setelah mendengar ramalan ahli nujum kerajaan tentang kelahiran sosok lelaki yang akan mengganggu kekuasaannya.

Bertemunya Nabi Musa dengan Firaun

Yukabad melahirkan Musa dalam kondisi negara yang demikian, sehingga Allah mengilhaminya untuk menghanyutkan sang bayi di Sungai Nil. Aliran Nil membawa peti yang memuat bayi Musa ke istana, di mana istri Firaun memungut dan mengangkatnya sebagai putra.

Nabi Musa bertugas menyadarkan Firaun dan masyarakat Mesir. Rasul Ulul Azmi satu ini juga dibekali mukjizat, berupa tongkat yang dapat mengerjakan perintah tertentu atas izin Allah Ta’ala. Nantinya, beliau juga menerima wahyu berupa ajaran-ajaran kebenaran yang termuat dalam Kitab Taurat.

Dalam menjalankan tugasnya itu beliau tidak sendirian, ditemani oleh Nabi Harun a.s., adik kandungnya. Berbagai bentuk mukjizat Rasul Ulul Azmi ditunjukkan pada Firaun. Namun, Firaun malah murka melihatnya, bahkan memerintahkan pembunuhan Nabi Musa beserta pengikutnya (Bani Israil).

Nabi Musa Melarikan diri Menyeberangi Lautan

Nabi Musa dan pengikutnya menyelamatkan diri hingga menemukan jalan buntu di tepi Laut Merah. Allah memerintahkan beliau memukulkan tongkatnya, dan laut pun terbelah. Sementara, Firaun dan pasukannya mengejar melalui jalur yang sama.

Setelah Nabi Musa tiba di seberang, air laut kembali seperti semula. Alhasil, Firaun dan pasukannya yang belum sampai ke daratan tenggelam dan tewas oleh gulungan air laut. Di kemudian hari, penemuan jasad Firaun menjadi peringatan bagi seluruh umat, sekaligus tanda kekuasaan Allah Ta’ala.

فَٱلْيَوْمَ نُنَجِّيكَ بِبَدَنِكَ لِتَكُونَ لِمَنْ خَلْفَكَ ءَايَةً ۚ وَإِنَّ كَثِيرًا مِّنَ ٱلنَّاسِ عَنْ ءَايَٰتِنَا لَغَٰفِلُونَ

Fal-yauma nunajjīka bibadanika litakụna liman khalfaka āyah, wa inna kaṡīram minan-nāsi ‘an āyātinā lagāfilụn

Artinya:

Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami. (Yunus: 92)

Nabi Isa Alaihissalam

Nabi Isa alaihissalam adalah Rasul Ulul Azmi yang keempat dalam daftar ini. Kelahiran Nabi Isa sendiri juga termasuk mukjizat tersendiri, karena tidak melalui proses lumrah seperti kelahiran bayi pada umumnya. Ibunda beliau Maryam adalah seorang perawan yang mengandung atas izin Allah Ta’ala.

Mukjizat Nabi Isa

Keajaiban itu terus berlanjut setelah Nabi Isa lahir. Diceritakan bahwa beliau melindungi sang ibunda dari berbagai fitnah orang-orang kepadanya, atas kelahiran Isa yang tanpa ayah. Nabi Isa berbicara kepada mereka selayaknya orang dewasa, menerangkan bahwa dirinya adalah utusan Allah.

Nabi Isa hidup di daerah Yerusalem, pada waktu itu dikuasai oleh Bangsa Romawi. Tugas beliau adalah untuk meluruskan penyimpangan-penyimpangan ajaran Taurat, salah satunya dilakukan oleh para imam Bani Israil.

Allah menegaskan perintah-Nya kala Nabi Isa berusia 30 tahun. Beliau mendapatkan wahyu pertama berupa perintah untuk menjadi nabi bagi Bani Israil, sekaligus ajaran-ajaran mengesakan Allah yang termuat dalam Kitab Injil.

Selain 2 yang disebutkan sebelumnya, masih ada beberapa mukjizat Rasul Ulul Azmi. Bisa membuat orang buta kembali melihat, menyembuhkan lepra, orang yang baru meninggal dapat dihidupkan kembali, dan juga menghidupkan burung yang terbuat dari tanah lihat dan burung itu terbang.

Al-Hawariyun

Dakwah Rasul Ulul Azmi tentu saja penuh dengan cobaan serta ujian. Ancamannya bukan hanya berasal dari rakyat jelata, tetapi juga tokoh-tokoh agama Bani Israil, para penguasa, dan pembesar kerajaan Romawi.

Pada akhirnya beliau hanya diikuti oleh sangat sedikit orang, tetapi mereka ini benar-benar setia kepada Nabi Isa.

Pengikut Nabi Isa berjumlah 12 orang, mereka disebut dengan istilah Al-Hawariyun yang berarti teman atau pengikut setia nabi. Mereka selalu melindungi dan melindungi nabi. Selain itu, ketika Nabi Isa berdakwah, mereka juga ikut, walaupun harus pergi ke berbagai daerah.

Pengganti Nabi Isa Ketika Disalib

Salah seorang di antara mereka, bahkan menjadi pengganti Nabi Isa kala menjalani hukuman penyaliban. Bani Israil merasa bahwa mereka berhasil membunuh utusan Allah. Padahal, Allah telah lebih dulu mengangkat Nabi Isa ke langit, untuk nantinya dikembalikan ke dunia menjelang hari akhir.

وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا ٱلْمَسِيحَ عِيسَى ٱبْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ ٱللَّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَٰكِن شُبِّهَ لَهُمْ ۚ وَإِنَّ ٱلَّذِينَ ٱخْتَلَفُوا۟ فِيهِ لَفِى شَكٍّ مِّنْهُ ۚ مَا لَهُم بِهِۦ مِنْ عِلْمٍ إِلَّا ٱتِّبَاعَ ٱلظَّنِّ ۚ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًۢا وَإِن مِّنْ أَهْلِ ٱلْكِتَٰبِ إِلَّا لَيُؤْمِنَنَّ بِهِۦ قَبْلَ مَوْتِهِۦ ۖ وَيَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ يَكُونُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا

Wa qaulihim innā qatalnal-masīḥa ‘īsabna maryama rasụlallāh, wa mā qatalụhu wa mā ṣalabụhu wa lākin syubbiha lahum, wa innallażīnakhtalafụ fīhi lafī syakkim min-h, mā lahum bihī min ‘ilmin illattibā’aẓ-ẓanni wa mā qatalụhu yaqīnā. Bal rafa’ahullāhu ilaīh, wa kānallāhu ‘azīzan ḥakīmā

Artinya:

Dan karena ucapan mereka: “Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah”, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (An-Nisa: 157 – 158)

Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam

Rasul Ulul Azmi kelima sekaligus nabi pamungkas, siapa lagi kalau bukan Nabi Muhammad saw. Tentu saja umat Islam telah mengenal beliau dengan baik, bahkan di luar kepala. Berbagai riwayat tentang beliau terekam dengan baik di Alquran, hadis, dan riwayat-riwayat lain yang disusun para cendekiawan.

Kelahiran Nabi Muhammad

Sebagai pengingat saja, Nabi Muhammad adalah putra dari Abdullah dan Aminah. Tanggal 12 Rabiul Awal atau sekitar 29 Agustus tahun 570 Masehi adalah hari kelahiran beliau di Mekkah. Kelahiran beliau ditandai oleh serangan pasukan gajah yang direkam dalam Alquran Surat Al-Fil.

Semasa kecil, beliau ditinggalkan oleh orang-orang terdekatnya. Dimulai dari sang ayah ketika masih dalam kandungan, lalu ibunda, dan kakeknya, Abdul Muthalib. Karena hal itulah kemudian Nabi Muhammad diasuh oleh pamannya Abu Thalib.

Nabi Muhammad tumbuh sebagai orang yang baik perangainya. Rasulullah saw. mendapatkan julukan Al-Amin yang artinya ‘dapat dipercaya’.

Bekerja menjadi penggembala kambing, mengikuti kafilah dagang pamannya, lalu menjadi penjaja dagangan Siti Khadijah dan menikahinya ketika beliau berusia 25 tahun.

Turunnya Wahyu Pertama

Wahyu pertama Allah turunkan ketika Rasulullah saw.berdiam di Gua Hira pada usia 40 tahun. Jibril menyampaikan Surat Al-Alaq ayat 1 – 5. Pada waktu itu, Jibril juga mengangkat Nabi Muhammad menjadi nabi & rasul. Malam itu kemudian diperingati sebagai Nuzulul Quran.

Wahyu pun turun secara berangsur-angsur selama 23 tahun hingga Nabi Muhammad wafat. Lalu rangkaian wahyu-wahyu Allah tersebut dibukukan menjadi Kitab Suci Alquran yang sejatinya adalah pedoman bagi seluruh umat, bukan hanya pemeluk agama Islam.

Agenda dakwah Nabi Muhammad sendiri diwarnai lika-liku. Cobaannya mulai dari hinaan, ancaman pembunuhan, hingga pengusiran yang memicu peristiwa hijrah. Beliau bahkan terlibat sejumlah peperangan melawan kaum musyrik.

Namun, Allah telah menganugerahkan kepada beliau kesabaran, ketabahan, serta ilmu yang tinggi, sehingga mampu menjalankan tugasnya dengan baik.

Pada akhirnya, Nabi Muhammad juga mendapat gelar Rasul Ulul Azmi. Rasulullah meninggal pada 12 Rabiul Awal tahun 11 Hijriah, atau 8 Juni 632 Masehi dalam usia 63 tahun.

Perbedaan Nabi dan Rasul

Sebagaimana diketahui, rasul adalah nabi yang memperoleh wahyu dari Allah dan diperintahkan untuk menyampaikan kepada umat.

Ada perbedaan antara nabi dan rasul. Setiap rasul adalah nabi, tetapi tidak seluruh nabi yang menjadi rasul. Jumlah seluruh nabi sebanyak 124 ribu orang, dan 313 di antaranya bergelar rasul. Alquran sendiri mencatat 25 nama nabi dan rasul yang wajib diimani umat Islam, termasuk 5 Rasul Ulul Azmi.

Perbedaan dari Amanatnya

Perbedaan antara nabi dan rasul terletak pada amanat yang Allah berikan kepada masing-masing. Nabi mendapatkan nubuwwah, yaitu derajat yang tinggi karena mendapatkan wahyu. Sedang rasul ,selain nubuwwah juga memperoleh risalah, yakni mengemban tugas atau misi tertentu.

Ada pendapat yang mengatakan bahwa nabi dan rasul sama-sama memperoleh wahyu dan bertugas menyampaikannya. Namun, kelengkapan wahyu yang mereka terima tidaklah sama.

Wahyu bagi nabi tidak disertai dengan syariat, sedang rasul mendapatkan syariat, lalu berkewajiban menyampaikan dan menerapkannya.

Perbedaan dari Tugasnya

Selain itu, ada pula yang menerangkan perbedaan nabi & rasul ada di tugas yang diemban. Jika nabi memperoleh wahyu untuk diri sendiri dan tidak wajib menyampaikannya. Berbeda dengan rasul yang memiliki kewajiban untuk menyampaikan wahyu kepada umatnya.

Terlepas dari semua perbedaan di atas, nabi dan rasul adalah sama-sama utusan Allah yang menerima wahyu. Lima orang dari mereka adalah rasul yang memiliki gelar Ulul Azmi. Tentunya pemberian gelar Rasul Ulul Azmi ada alasannya sendiri.

فَٱصْبِرْ كَمَا صَبَرَ أُو۟لُوا۟ ٱلْعَزْمِ مِنَ ٱلرُّسُلِ وَلَا تَسْتَعْجِل لَّهُمْ ۚ كَأَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَ مَا يُوعَدُونَ لَمْ يَلْبَثُوٓا۟ إِلَّا سَاعَةً مِّن نَّهَارٍۭ ۚ بَلَٰغٌ ۚ فَهَلْ يُهْلَكُ إِلَّا ٱلْقَوْمُ ٱلْفَٰسِقُونَ

Faṣbir kamā ṣabara ulul-‘azmi minar-rusuli wa lā tasta’jil lahum, ka`annahum yauma yarauna mā yụ’adụna lam yalbaṡū illā sā’atam min nahār, balāg, fa hal yuhlaku illal-qaumul-fāsiqụn

Artinya:

“Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul telah bersabar dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka. Pada hari mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka (merasa) seolah-olah tidak tinggal (di dunia) melainkan sesaat pada siang hari. (Inilah) suatu pelajaran yang cukup, maka tidak dibinasakan melainkan kaum yang fasik.” (Al-Ahqaf: 35)

Demikianlah uraian tentang Rasul Ulul Azmi yang dapat Hasana.id sampaikan. Membahas kisah-kisah nabi dan rasul memang tidak ada habisnya, karena banyak pelajaran yang dapat kita petik darinya. Semoga, sedikit informasi ini bermanfaat dan menambah keimanan kita.