Alasan Disunahkannya Puasa Senin Kamis dan Manfaat Menunaikannya

Kenikmatan berpuasa hanya dapat dirasakan oleh orang-orang yang menginginkan kesehatan. Ramadan mempertemukan mereka dengan ibadah puasa, maka tak heran jika bulan ini dirindukan. Bila kamu termasuk yang merindukan Ramadan karena ingin berpuasa, obati rindumu dengan puasa senin kamis!

Setidaknya terdapat 15 jenis puasa sunah yang dianjurkan oleh Rasulullah. Salah satu di antaranya adalah puasa senin kamis.

Rasulullah saw. memberi isyarat untuk menunaikan puasa di kedua hari tersebut dalam sebuah hadis dengan menyebut kegembiraan mengamalkannya.

والمؤكد منه خمسة عشر صوم الاثنين والخميس لأنَّه صلى الله عليه وسلم كَانَ يَتَحَرَّى صومَهما. وقال تُعْرَضُ الأَعْمَالُ يَوْمَ الاِثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ فَأُحِبُّ أَنْ يُعْرَضَ عَمَلِى وَأَنَا صَائِمٌ رواه الترمذي وغيره

Wa qaala tu’radhul a’maalu yaumal itsnaini wal khamiisi fa ahibbu an yu’radha ‘amalii wa anaa shaaim.

Artinya:

Puasa yang dianjurkan berjumlah lima belas. Pertama puasa sunah Senin dan Kamis karena Rasulullah saw. memilih untuk berpuasa pada hari Senin dan Kamis. Rasullah saw. bersabda, ‘Berbagai amal manusia ditampakkan di hadapan (Allah Swt.) pada hari Senin dan Kamis. Aku senang bila amalku dihadapkan pada saat aku berpuasa.’ Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dan lainnya.

Hadis di atas dapat kamu temukan dalam kitab Tuhfatut Thullab bi Syarhi Tahrir Tanqihil Lubab yang ditulis oleh Abu Zakaria Al-Anshari.

Berdasarkan sabda Rasulullah saw. itu, ulama mazhab Syafi’i memosisikan puasa sunah hari Senin dan Kamis pada urutan pertama dan kedua dalam daftar ibadah puasa yang sebaiknya dilakukan oleh seorang muslim.

Nah, artikel ini akan memberikan informasi-informasi mengenai puasa yang menempati posisi pertama dan kedua itu untuk kamu. Selamat membaca!

Tata Cara Puasa Senin Kamis

Tak perlu bingung akan bagaimana melaksanakan puasa senin kamis ini, karena berlaku rukun dan syarat yang sama seperti puasa pada umumnya.

Rukun Puasa Senin Kamis

Berniat

Sejatinya, tidak ada yang mensyaratkan agar niat dilafalkan secara lisan. Jika ingin melakukan suatu amal ibadah, langkah pertama menuju penunaiannya adalah niatnya. Artinya, bila ingin menunaikan puasa, sudah cukup dihitung sebagai niat bila kamu mengutarakannya dalam hati.

Namun, disunahkan melafalkannya untuk membantu menguatkan hatimu. Untuk puasa senin kamis, kamu boleh mengucapkan niat kapan saja, bahkan sesaat sebelum matahari terbenam mendekati waktu maghrib, asalkan belum ada hal-hal yang membatalkan puasa yang dilakukan.

Misalnya begini, hari Senin sebelum fajar, kamu tidak bangun untuk makan sahur dan beraktivitas seperti biasa. Sepanjang melakukan aktivitas, kamu belum mengambil apapun untuk dimakan atau diminum dan menyadarinya siang hari.

Pada keadaan ini, dibolehkan untukmu mengucapkan niat puasa sunah padai hari Senin. Pendapat yang membolehkan ini merujuk pada sebuah hadis yang ditutur oleh ‘Aisyah ra. dengan Muslim sebagai perawinya.

عَنْ عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ : قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ : يَا عَائِشَةُ ، هَلْ عِنْدَكُمْ شَيْءٌ ؟ قَالَتْ : فَقُلْتُ : يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا عِنْدَنَا شَيْءٌ ، قَالَ : فَإِنِّي صَائِمٌ

‘An ‘Aisyah ummil mu’miniina radhiyallaahu ‘anhaa qaalat: qaala lii rasuulullaahi shallallaahu ‘alaihu wasallama dzaa ta yaumin: yaa ‘Aisyah, hal indakum syai-un? Qaalat: fakultu: yaa Rasuulallaah, maa ‘indanaa syai-un. Qaala: fainnii shaaum.

Artinya:

Dari ‘Aisyah Ummul Mukminin ra. bertutur, berkata Rasulullah saw. di suatu haru, ‘Wahai ‘Aisyah, apakah kalian ada sesuatu (makanan)?’ ‘Aisyah menjawab, ‘Wahai Rasulullah, kami tidak memiliki sesuatu.’ Maka Rasulullah pun berkata, ‘Kalau begitu, saya puasa.’”

Menahan Diri

Menahan diri adalah arti harfiah sekaligus hakikat dari puasa itu sendiri. Pada praktiknya, seorang muslim yang berpuasa diharuskan mampu mengontrol perbuatannya dari hal-hal yang membatalkan puasa, yaitu makan, minum, dan menyalurkan syahwat, yang semuanya dilakukan dengan sengaja.

Syarat Sah Puasa Senin Kamis

Puasa yang dilakukan seseorang dikatakan sah jika ia beragama Islam, berakal, bersih dari darah kotor (bagi wanita), dan tidak melakukan hal-hal yang membuat puasanya batal.

Niat Puasa Senin Kamis Beserta Doa Berbuka

Lafal Niat Puasa Senin

Alasan mengapa dipilihnya Senin sebagai hari yang dianjurkan untuk berpuasa di dalamnya adalah karena hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim berikut ini.

قَالَ وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ الِاثْنَيْنِ قَالَ ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيهِ وَيَوْمٌ بُعِثْتُ أَوْ أُنْزِلَ عَلَيَّ فِيهِ

Qaala wasu-ila ‘an shaumi yaumil itsnaini qaala dzaaka yaumun wulidtu fiihi wayaumun bu’itstu aw unzila ‘alayya fiih.

Artinya:

Rasulullah saw. ketika ditanya tentang puasa hari Senin mengatakan, ‘Itu (hari Senin) adalah hari kelahiranku, hari kerasulanku atau hari penurunan wahyu kepadaku.’”

Di hari kedua dalam sepekan ini, Allah Swt. menghendaki lahirnya seseorang yang bagi dunia adalah permata, dan di hari ini pula, Ia yang Mahakuasa mengangkat orang tersebut menjadi Sang Pembawa Risalah. Beliau saw. menjadi jalan bagi dunia agar terasa terang dengan Islam yang bercahaya.

Maka, menambah ibadah di hari Senin dengan puasa sunah terdengar sebagai sesuatu yang amat wajar, bahkan mungkin sudah sepantasnya demikian. Niat puasa sunah hari Senin bisa kamu lihat di bawah ini.

نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمِ الِاثْنَيْنِ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma yaumil itsnaini lillaahi ta’aalaa.

Artinya: “Aku berniat puasa sunah hari Senin karena Allah Swt.

Lafal Niat Puasa Kamis

Dalil dipilihnya Kamis sebagai hari disunahkannya berpuasa, sudah kamu lihat sebelumnya. Ya, semata karena Rasulullah saw. merasa gembira jika ia sedang menunaikan ibadah puasa saat Allah Swt. ‘mengecek’ amalnya di hari Kamis.

Jika atasan di tempatmu bekerja selalu melakukan inspeksi kinerja pegawai di hari Senin dan Kamis tiap pekannya, tentu kamu dan para pekerja lain selalu berusaha memperlihatkan hasil pekerjaan yang terbaik di kedua hari itu, kan? Begitu pula logika berpikir Sang Manusia Mulia saw.

Di bawah ini adalah bacaan niat puasa sunah di hari Kamis.

نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمِ الخَمِيْسِ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma yaumil khamiisi lillaahi ta’aalaa.

Artinya:

Aku berniat puasa sunah hari Kamis karena Allah Swt.

Doa Buka Puasa Senin Kamis

Berbuka di Tempat Sendiri

اللَّهُمَّ لَكَ صُمْت وَعَلَى رِزْقِك أَفْطَرْت. اللَّهُمَّ ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتْ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الْأَجْرُ إنْ شَاءَ اللَّهُ تَعَالَى

Allaahumma laka shumtu wa ‘alaa rizqika afthartu. Allaahumma dzahabazh-zhama-u wab-tallatul-‘uruuqu wa tsabatal-ajru insyaa-allaahu ta’aalaa.

Artinya:

Ya Allah, bagi-Mu aku berpuasa dan atas rezeki-Mu aku berbuka. Ya Allah, hilanglah kehausan dan telah basahlah kerongkongan dan tetaplah pahala, insyaallah.

Berdasarkan teksnya, doa berbuka ini diucapkan setelah membatalkan puasa karena disebutkan ‘haus telah hilang’ dan ‘kerongkongan telah basah’. Kemudian, disunahkan juga untuk membaca doa berikut sebagai tambahan.

وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ وَرَحْمَتَكَ رَجَوْتُ وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ

Wa bika aamantu wa ‘alaika tawakkaltu wa rahmataka rajawtu wa ilaika anabtu.

Artinya:

Dan dengan Engkau aku beriman, dan hanya atas-Mu aku bertawakal, dan hanya rahmat-Mu aku harapkan, dan hanya kepada-Mu aku kembali.

Berbuka di Tempat Orang Lain

Rupanya, ada yang berbeda dari bacaan di atas jika kamu berbuka puasa dengan hidangan yang disediakan orang lain di rumah mereka. Sebelum membatalkan puasa, disunahkan oleh Rasulullah saw. agar mendoakan pemilik rumah dengan doa seperti di bawah ini.

أَفْطَرَ عِنْدَكُمُ الصَّائِمُوْنَ، وَتَنَزَّلَتْ عَلَيْكُمُ الْمَلَائِكَةُ، وَأَكَلَ طَعَامَكُمُ الْأَبْرَارُ، وَغَشِيَتْكُمُ الرَّحْمَةُ

Afthara ‘andakumush-shaa-imuuna, wa tanazzalat ‘alaikumul-malaa-ikatu, wa akala tha’aamakumul-abraaru, wa ghasyiyatkumur-rahmatu.

Artinya:

Berbuka di tempat kalian orang-orang yang berpuasa, dan turun kepada kalian para malaikat, serta menyantap makanan kalian orang-orang yang baik, dan semoga kalian diliputi oleh rahmat Tuhan.” (HR. Ahmad dari Anas bin Mâlik r.a.)

Tata Cara Berbuka Puasa Senin Kamis

Berlaku tata cara berbuka yang umum dilakukan pada ibadah-ibadah puasa lainnya, baik yang wajib maupun sunah.

Menyegerakan Berbuka

Jika yakin sudah masuk waktu berbuka, tinggalkan apa-apa yang kamu kerjakan dan segera batalkan puasa. Jangan sengaja menunda-nunda dengan alasan apapun, kecuali bila kamu ragu-ragu akan ketepatan waktunya, contohnya saat berada di luar negeri dengan minoritas muslim.

Batalkan Puasa Sebelum Salat Magrib

Berbuka puasa dengan takjil harus lebih dahulu dikerjakan daripada salat magrib karena sifatnya lebih mendesak. Lalu, hidangan utama dapat dimakan setelah menegakkan salat magrib untuk menghindari rasa sesak akibat perut penuh saat sembahyang.

Utamakan Takjil dengan Rutab

Terdapat urutan prioritas akan jenis takjil yang disunahkan. Berikut ini daftar terkait yang disusun berdasarkan yang paling utama.

  1. Rutab (kurma basah atau yang sudah tua)
  2. Tamar (kurma kering)
  3. Air zamzam
  4. Air dari sungai Nil
  5. Air biasa (air minum kemasan/mineral)
  6. Makanan atau minuman yang manis

Urutan di atas berarti berbuka dengan rutab untuk takjil adalah opsi utama dan disunahkan memakannya dalam jumlah ganjil. Jika tidak ada, kamu dapat menggantinya dengan tamar. Bila tak tersedia juga, berbukalah dengan air zamzam. Begitu seterusnya hingga urutan terakhir.

Membaca Doa

Setelah berbuka puasa, membaca doa adalah sunah berikutnya. Angkat kedua telapak tanganmu ke atas saat membacanya dan ucapkan lafal doa seperti yang sudah tertulis pada sub-bab sebelumnya.

Mengangkat tangan saat berdoa adalah adab mengutarakan permohonan pada Allah Swt. dengan segala kerendahan diri. Jika meminta pada sesama hamba saja memerlukan adab, apalah lagi memohon pada Yang Mencipta makhluk.

عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ رَبَّكُمْ حَيِيٌّ كَرِيمٌ يَسْتَحْيِي مِنْ عَبْدِهِ أَنْ يَرْفَعَ إِلَيْهِ يَدَيْهِ فَيَرُدَّهُمَا صِفْرًا أَوْ قَالَ خَائِبَتَيْنِ

‘An nabiyyi shallallaahu ‘alaihi wa sallam qaala inna rabbakum hayiyyu kariimun yastahyii min ‘abdihi an yarfa’a ilaihu yadaihi fayarudduhumaa shifran au qaala khaa-ibataini.

Artinya:

“… dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda: ‘Sesungguhnya Rabb kalian Maha Hidup lagi Maha Pemurah, Malu dari hamba-Nya yang mengangkat kedua tangannya kepada-Nya kemudian mengembalikannya dengan tangan hampa,’ atau bersabda: ‘… kedua tangannya yang tidak mendapatkan apa-apa.’

Makan dan Minum Secukupnya

Perhatikan makanan dan minuman yang disiapkan dan dimakan. Pastikan bahwa jumlahnya cukup, sehingga tidak ada yang terbuang dan kamu tidak berlebihan mengambilnya.

Begitulah tata cara berbuka puasa. Jangan lupa sertakan adab makan seperti biasa, yaitu membaca doa sebelum dan sesudah menyantap hidangan.

Hal-Hal yang Membatalkan Puasa

Ada beberapa hal selain minum dan makan yang menyebabkan puasa jadi batal jika dilakukan dengan sengaja dan dalam keadaan sadar bahwa dirinya sedang berpuasa.

Keluar Mani

Yang dapat membatalkan puasa adalah keluar mani yang disebabkan karena jimak (bersetubuh), onani (memuaskan diri), dan melakukan kontak fisik dengan lawan jenis.

Sementara itu, tidak mengapa jika mani keluar tersebab mimpi basah. Puasanya tetap sah dan boleh dilanjutkan, asalkan segera mandi wajib.

Muntah dengan Sengaja

Sekilas, kamu mungkin heran mengapa muntah dengan sengaja termasuk tindakan yang membatalkan puasa. Jika tidak mengandung racun, adakah orang yang menyengaja bertindak demikian?

Tindakan memuntahkan makanan dengan sadar ini rupanya tak aneh dilakukan di kalangan para sahabat Rasulullah saw.

Bagi mereka, radhiyallahu ‘anhum, jika terdapat sedikit saja keraguan akan asal penganan yang dimakan, seketika itu juga makanan tersebut akan dimuntahkan dengan sengaja.

Memasukkan Sesuatu ke Dalam Rongga Tubuh yang Terbuka

Termasuk ke dalam rongga yang terbuka adalah lubang hidung, telinga, mulut, kemaluan, serta dubur. Sedangkan, pori-pori kulit tidak tergolong kategori ini, sehingga suntikan pada lengan atau pantat tidak membatalkan puasa.

Manfaat Puasa Senin Kamis

Puasa senin kamis dapat memberi manfaat sebagaimana ibadah ini diniatkan.

Membuat Tubuh Sehat

Jika kamu terbiasa menjalankan puasa senin kamis dengan niat ingin memiliki tubuh yang sehat, itulah yang akan didapatkan. Mengapa bisa demikian?

Karena dengan berpuasa, kamu memberi waktu istirahat pada organ pencernaanmu. Di saat beristirahat ini, lemak dalam tubuh yang menempel pada organ-organ pencernaan akan terdegradasi. Hal ini akan membuat organmu bersih dan meminimalisasi risiko obesitas.

Terbiasa berpuasa dua kali dalam sepekan juga akan menjauhkan kamu dari konstipasi serta meningkatkan imunitas akibat terjadinya peningkatan limfosit dalam tubuh hingga sepuluh kali lipat.

Mengontrol Hawa Nafsu

Jika puasa dilakukan sebagai sarana untuk belajar mengontrol hawa nafsu, kamu akan dapat menguasainya dengan baik.

Karena dengan menahan diri dari makan, minum, dan menyalurkan syahwat di jam-jam produktif, otak akan mengirim sinyal pada tubuh untuk dapat membedakan keinginan dengan kebutuhan.

Hal ini akan dapat mencegahmu dari sikap berlebih-lebihan yang datang karena rasa ingin dan mencukupkan diri sewajarnya tersebab butuh. Sejalan dengan itu, kamu juga akan belajar mengontrol rasa cinta pada dunia.

Membentuk Tubuh Selalu Prima

Bila puasa ditunaikan dengan niat agar kamu dapat menjadi pribadi yang prima, diri tegar, fisik bugar, dan pikiran segar akan mudah didapatkan.

Nur Solikhin, dalam buku Tata Cara dan Tuntunan Segala Jenis Puasa, menuliskan bahwa Presiden RI ke-3, B.J. Habibie, termahsyur gemar menunaikan ibadah sunah ini, sehingga dapat merasakan keajaiban puasa senin kamis.

Mendapat Ketenangan Jiwa dan Kemudahan Hidup

Bila terbiasa berpuasa sunah karena ingin mendekatkan diri pada-Nya semata, kamu akan dengan mudah mendapatkan ketenangan jiwa dan kemudahan dalam menjalani hidup. Hal ini merujuk pada firman Allah dalam sebuah hadis qudsi berikut.

وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا وَإِنْ سَأَلَنِي لَأُعْطِيَنَّهُ وَلَئِنْ اسْتَعَاذَنِي لَأُعِيذَنَّهُ وَمَا تَرَدَّدْتُ عَنْ شَيْءٍ أَنَا فَاعِلُهُ تَرَدُّدِي عَنْ نَفْسِ الْمُؤْمِنِ يَكْرَهُ الْمَوْتَ وَأَنَا أَكْرَهُ مَسَاءَتَهُ (صحيح البخاري ج: 5 ص: 2384)

… Wa maa taqarraba ilayya ‘abdii bitsai-in ahabba ilayya mimmaf-taradhtu ‘alaihi. Wa maa yazaalu ‘abdii yataqarabu ilayya binnawaafili hatta uhibbahu. Fa-idzaa akhbabtuhu, kuntu sam’ahul ladzii yasma’u bihi, wa basharahul ladzii yubshiru bihi, wa yadahul latii yabthisyu bihaa, wa rijlahul latii yamsyii bihaa. Wa in sa-alanii la-u’thiyannahu, wa lainis ta’aadzanii la-u ‘iidzannahu, wa maa taraddadtu ‘an syai-in anaa faa-‘iluhu taraddudii ‘an nafsil mu’mini yakrahu’ mauta, wa anaa akrahu musaa-atahu. (Shahiih al-Bukhariy j: 5, s: 2384)

Artinya:

“… Tidak seorang hamba pun mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang paling Aku cintai, melainkan dengan apa yang telah Aku wajibkan kepadanya. Hamba-Ku tidak akan berhenti mendekati-Ku dengan perbuatan-perbuatan sunah hingga Aku mencintainya. Ketika Aku telah mencintainya, maka Aku akan menjadi telinganya yang digunakannya untuk mendengar, Aku akan menjadi matanya yang digunakannya untuk melihat, Aku akan menjadi tangannya yang digunakannya untuk memukul, Aku akan menjadi kakinya yang digunakannya untuk berjalan. Jika dia meminta kepada-Ku, sungguh Aku akan mengabulkannya. Dan jika meminta perlindungan-Ku, maka sungguh Aku akan melindunginya.” (hadis riwayat al-Bukhari, j.5, h.2384)

Jika kamu mendekatkan diri pada Allah Swt. dengan amalan sunah, Yang Mahakuasa akan memberikan limpahan cinta-Nya padamu dengan menjanjikan bahwa Ia akan selalu membersamaimu dalam hidup.

Tidak akan keliru telingamu, indra penglihatanmu, tanganmu, dan kakimu, karena apa-apa yang kamu dengar, lihat, perbuat, dan tuju, semua atas tuntunan Allah Yang Mahasegala.

Bila sudah dicintai-Nya, kamu tak perlu lagi mengkhawatirkan kemungkinan salah mengorientasikan hidup, karena Ia Swt. yang akan mengarahkannya untukmu. Dengan begitu, kamu akan mendapatkan ketenangan jiwa.

Merasa Cukup dengan Rezeki yang Didapat

Kalau puasa diniatkan agar kamu menjadi pribadi yang lebih mensyukuri nikmat melalui rasa lapar, Allah Swt. akan membuat dirimu merasa cukup dengan rezeki yang ada.

Berpuasa seharusnya memaksamu mengurangi porsi makan sebagaimana biasa. Jika pada hari lain kamu terbiasa dengan tiga kali waktu makan atau lebih, dengan puasa senin kamis porsi tersebut akan berkurang secara otomatis.

Ajaibnya, kamu tidak akan merasa kurang, bahkan makan sedikit saja pada waktu berbuka sudah cukup membuatmu kenyang. Jika dirutinkan, puasa sunah ini tentu akan merampingkan bujet belanjamu pula.

Disunahkan Melakukan Hal Ini

Di hari kamu menunaikan puasa senin kamis, melakukan hal-hal tertentu ini dapat menambah pahala bagimu.

Makan Sahur di Akhir Waktu

Puasamu tetap sah sekalipun kamu tidak bangun untuk makan sahur sebelum fajar jika mengacu pada hadis Rasulullah saw. tentang waktu melafalkan niat di atas.

Namun, nabi Muhammad saw. tetap menganjurkan untuk melakukannya karena terdapat keberkahan dalam makanan sahur, maka sahurlah meski hanya dengan seteguk air.

Ditimbang dari beragam sudut, yang dimaksud keberkahan dalam sahur adalah seperti yang dijelaskan oleh Imam Ibnu Hajar al-‘Aswalani rahimahullah berikut.

  • Mengikuti ajaran Rasulullah saw.
  • Menjadi alasan kuatnya tubuh untuk menunaikan puasa hingga akhir.
  • Mencegah akhlak buruk yang mungkin muncul akibat menahan lapar.
  • Menjadi jalan untuk bersedekah sahur dan makan bersama-sama dengan saudara muslim lain yang membutuhkan.
  • Membedakan puasa yang dilakukan umat muslimin dengan ahli kitab.
  • Menjadi kesempatan untuk berdoa dan berzikir di waktu yang diijabah.
  • Menambah semangat ibadah.

Rentang waktu sahur dimulai sejak setengah malam. Kamu akan mendapatkan pahala dari sahur yang dilakukan dalam kurun waktu tersebut. Jika sahur dilakukan sebelumnya, tidak akan berarti apa-apa.

Misalnya, malam di Indonesia dimulai pukul 18.30 WIB dan berakhir pukul 03.30 WIB. Maka, malam di negara ini sepanjang 9 jam dengan waktu sahur yang dianjurkan mulai pukul 10.00 WIB. Akan tetapi, Rasulullah saw. lebih suka makan sahur di akhir waktu, sesaat sebelum waktu subuh datang.

Mandi Sebelum Fajar

Diperbolehkan sahur dalam keadaan junub, tetapi disunahkan mandi setelahnya sepanjang fajar belum terbit.

Menjaga Lidah

Perhatikan lisan saat sedang berpuasa. Jangan sampai kamu melakukan hal-hal yang tidak diperbolehkan dengan lidahmu, misalnya berbohong, memaki, mencela, dan lain-lain. Tidak usah pula menanggapi celaan dari orang lain agar barakah puasamu tidak hilang.

Disunahkan untukmu mengucapkan, “Saya berpuasa,” sebanyak dua kali jika kamu dicela oleh seseorang. Boleh diucapkan dalam hati atau dikeraskan agar menjadi nasihat bagi yang mencelamu.

Tidak Menggosok Gigi atau Bersiwak

Ada dua pendapat mengenai kebolehan menggosok gigi setelah matahari terbit. Imam Ibnu Hajar al-Haitamy menghukuminya makruh dan memberi anjuran untuk meninggalkannya sekalipun tujuannya untuk mengenyahkan bau mulut bukan karena puasa, seperti saat bangun tidur.

Sementara itu, Imam Ramli justru berpendapat menghilangkan bau mulut karena puasa dengan menggosok gigi adalah sunah.

Memperbanyak

Dianjurkan bagi kamu untuk memperbanyak sedekah dan tilawah Al-Qur’an saat berpuasa.

Seputar Puasa Senin Kamis: Istri Berpuasa Sunah tanpa Izin Suami

Bagi seorang istri, hukum menaati suaminya adalah wajib dan harus menjadi prioritas utama dalam hidupnya setelah taat kepada Allah Swt. dan Rasulullah saw. Oleh karenanya, mendapatkan rida suami dalam beraktivitas merupakan suatu keharusan.

رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّمَا امْرَأَةٍ مَاتَتْ وَزَوْجُهَا عَنْهَا رَاضٍ دَخَلَتْ الْجَنَّةَ

Rasuulullaahu shallallaahu ‘alaihi wasallama ayyumam-ra-atin maatat wazaujuhaa ‘anhaa raadhin dakhalat aljannata

Artinya:

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Wanita manapun yang meninggal dan suaminya dalam keadaan ridha (kepadanya), niscaya dia masuk surga.

Merujuk pada hadis di atas, istri harus senantiasa berada dalam rida suami bagaimanapun kondisinya jika ingin masuk surga. Rugilah sang istri jika sudah berlelah-lelah menunaikan puasa senin kamis, tetapi suaminya tidak rida karena ia berhasrat pada istrinya saat tengah berpuasa, misalnya.

Maka, wajib hukumnya bagi sang istri untuk mendapatkan izin suami sebelum menunaikan puasa senin kamis. Namun, terdapat pengecualian di mana istri boleh berpuasa sunah tanpa meminta izin, yaitu sebagai berikut.

  1. Suami sedang tidak berada di satu tempat dengan istrinya, misalnya pergi dinas ke luar kota.
  2. Pasangan suami dan istri ini sedang dalam keadaan tidak boleh berhubungan, misalnya ihram.

Selain dari dua pengecualian di atas, diharamkan menunaikan puasa senin kamis tanpa izin, seperti yang disabdakan Rasulullah saw. dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari di bawah ini.

لَا يَحِلُّ لِلْمَرْأَةِ أَنْ تَصُومَ وَزَوْجُهَا شَاهِدٌ إِلَّا بِإِذْنِهِ

Laa yahillu lilmar-ati antashuuma wa zaujuhaa syaahidun illaa bi-idznihi.

Artinya:

Tidak halal bagi wanita untuk berpuasa sedangkan suaminya hadir kecuali dengan ada izin darinya.”

Dengan mengetahui tata cara serta penunaian yang tepat, insyaallah pahala puasa senin kamis mengalir untukmu. Selamat berpuasa!

Sumber:

https://islam.nu.or.id/post/read/123550/lafal-niat-puasa-sunnah-hari-kamis

https://islam.nu.or.id/post/read/123555/lafal-niat-puasa-sunnah-hari-senin

https://alpontren.com/index.php?mact=News,cntnt01,print,0&cntnt01articleid=14&cntnt01showtemplate=false&cntnt01returnid=49

https://www.nu.or.id/post/read/57647/menguak-makna-puasa-puasa-dalam-islam

https://lbm.mudimesra.com/2012/07/fiqih-puasa.html

https://www.hadits.id/hadits/tirmidzi/1081

https://lbm.mudimesra.com/2012/06/puasa-sunat-bagi-istri-tanpa-izin-suami.html

https://lbm.mudimesra.com/2020/04/keberkahan-dari-makan-sahur.html

https://lbm.mudimesra.com/2015/06/peran-puasa-dalam-beribadah-.html

https://www.hadits.id/hadits/majah/3855

https://islam.nu.or.id/post/read/120274/tata-cara-berbuka-puasa-sesuai-tuntunan-syariat?_ga=2.155831931.1381832224.1613042969-583326084.1612144276

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *