Kisah Nabi Zakariya, Nabi yang Diutus untuk Menyadarkan Bani Israil

Sebagai seorang Muslim, tentu kamu diharuskan untuk mengimani dan percaya akan adanya Nabi yang pernah hidup di masa lampau.

Bahkan, mengimani Nabi dan Rasul di dalam Islam adalah wajib hukumnya. Di antara ke-25 Nabi yang disebutkan di dalam Al-Quran, salah satunya adalah kisah dari Nabi Zakariya a.s.

Dibandingkan dengan Nabi yang lain, kisah Nabi Zakariya ini banyak dikenal karena kesebaran dan ketabahan beliau dalam menanti seorang putra.

Tidak heran kisah Nabi Zakariya a.s. kerap dikaitkan dengan doa untuk diberikan keturunan. Nah, bagi kamu yang tertarik dengan kisah mengenai Nabi Zakariya, berikut cerita yang telah Hasana.id rangkumkan!

Nabi Zakariya Menjadi Nabi

Nabi Zakariya a.s. merupakan salah satu Nabi yang kisahnya menjadi suri teladan bagi para pasangan yang tengah menanti keturunan. Sebanyak 7 kali nama Nabi Zakariya a.s. disebutkan di dalam Al-Quran. Adapun surat-surat yang menyebutkan nama beliau, antara lain:

  1. Ali Imran ayat 37-41
  2. Maryam ayat 1-15
  3. Al-Anbiya’ ayat 89-90

Tidak hanya disebutkan dalam Al-Quran, nama Nabi juga tercantum pada Alkitab, tepatnya Injil Lukas pasal 1. Bicara mengenai Nabi Zakariya a.s., beliau diangkat menjadi Nabi pada tahun 2 Sebelum Masehi.

Beliau juga disebutkan hanya memiliki satu orang putra saja yang selanjutnya juga dikenal oleh umat Muslim sebagai Nabi Yahya a.s.

Perjalanan hidup Nabi Zakariya a.s. dan sang istri dalam mendapatkan momongan tidak berjalan dengan mulus. Bahkan, beliau harus menunggu dan memanjatkan doa selama bertahun-tahun lamanya kepada Allah Swt. untuk bisa mendapatkan seorang anak.

Tidak hanya itu saja, Nabi Zakariya a.s. diketahui memiliki saudara kandung laki-laki yang bernama Imran. Beliau sendiri diangkat menjadi Nabi oleh Allah saat berusia 90 tahun.

Meskipun saat itu usianya tidak terbilang muda, Allah Swt. menugaskan Nabi Zakariya a.s. untuk menyadarkan dan membimbing Bani Israil yang ada di Palestina agar kembali ke jalan Allah Swt.

Terkait hal itu pulalah akhirnya Nabi Zakariya a.s. tak henti-hentinya memohon kepad Alalah Swt. agar segera dikaruniai seorang anak agar kelak bisa melanjutkan tugasnya dalam berdakwah dan menyadarkan Bani Israil.

Hal ini dilakukan oleh beliau karena merasa sangat khawtir jika dirinya sudah meninggal maka Bani Israil akan kembali ke jalan yang sesat dan melakukan perbuatan maksiat.

Nabi Zakariya a.s. juga khawatir jika kaumnya kelak akan mengubah (menambah atau mengurangi) syariat dari Nabi Musa a.s. yang telah tercantum pada kitab Taurat sesuai dengan keinginan mereka yang tentu saja akan sangat berbeda dengan ketentuan Allah Swt.

Kisah Maryam binti Imran

Jika bicara mengenai kisah Nabi Zakariya a.s. maka akan berkaitan dengan kisah Maryam binti Imran. Imran sendiri merupakan saudara kandung beliau sekaligus ulama dan pemuka agama Kaum Bani Israil.

Kisah hidup Imran dan sang istri dalam menanti momongan ternyata tidak berbeda jauh dengan Nabi Zakariya a.s. dan Elizabeth.

Dikisahkan bahwa ibu dari Maryam merupakan wanita yang mandul sehingga dari hari pertama pernikahan keduanya sampai saat itu belum pernah sekalipun ia mendapatkan kebahagiaan atas lahirnya seorang anak.

Tidak heran jika hal ini membuat istri dari Imran merasa sedih dan kesepian. Baik Imran dan sitri pun sangat berharap jika suatu saat nanti Allah Swt. memberikan momongan yang dapat menjadikan keluarganya lebih harmonis.

Ibu dari Maryam pun kerap merasa sedih tatkala melihat seekor induk burung yang tengah memberi makan anaknya. Tak hanya bersedih, ibu dari Maryam juga merasa iri dengan induk burung tersebut.

Di lain waktu, ibu dari Maryam juga melihat seorang wanita yang tengah hamil yang membuatnya semakin sedih dan berharap agar Allah Swt. segera memberikan momongan kepadanya dan sang suami.

Sayangnya, bertahun-tahun lamanya keluarga ibu dari Maryam dan Imran tidak kunjung mendapatkan momongan. Padahal sudah beragam cara dilakukan keduanya agar bisa mendapatkan seorang anak.

Di titik inilah akhirnya istri dari Imran tersadar bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini berasal dari kuasa dan kehendak Allah Swt.

Istri dari Imran pun bersujud siang dan malam dengan khusyuk dan penuh kerendahan hati, memohon kepada Allah Swt. agar diberikan keturunan.

Nadzar Istri Imran

Bahkan, istri dari Imran pun mengucapkan nazar jika anak yang dikandungnya kelak akan menjadi abdi Allah Swt. di Baitul Maqdis. Tidak lama setelah itu, istri Imran-pun hamil dan melahirkan seorang anak perempuan yang dinamai Maryam.

Sebagai tambahan informasi, pada saat itu hanya maka laki-lakilah yang bisa menjadi abdi Allah Swt. tetapi karena nazar dari istri Imran dilakukan dengan sungguh-sungguh maka Allah Swt. pun menerima nazar tersebut. Setelah menjalani masa sapih, akhirnya Maryam kecil pun diserahkan ke Baitul Maqdis.

Namun, karena Maryam adalah seorang perempuan, maka para rahib memperebutkan hak asuh atau perwalian dirinya.

Apalagi diketahui bahwa Imran, sang ayah telah meninggal dunia saat ibu dari Maryam tengah mengandung dirinya. Singkatnya, perwalian Maryam pun dipilih dengan mengadakan undian yang akhirnya dimenangkan oleh Nabi Zakariya a.s.

Kisah Nabi Zakariya dalam Mengasuh Maryam binti Imran

Setelah mendapatkan hak asuh dan perwalian dari Maryam, Nabi Zakariya ternyata juga ditugaskan untuk menjaga keselamatan Maryam.

Terkait hal inilah akhirnya Nabi juga diharuskan untuk menjauhkan Maryam dari keramaian yang beramai-ramai mendatangi Baitul Maqdis hanya untuk melihat sosok Maryam.

Maryam juga ditempatkan di lantai teratas Baitul Maqdis sehingga orang-orang pun tidak bisa melihatnya.

Selama menjadi pengawas dan wali dari Maryam, putri semata wayang Imran, Nabi ternyata juga menganggap keponakannya tersebut seperti anak kandungnya sendiri.

Di suatu hari, Nabi Zakariya a.s. tengah melihat Maryam berzikir dan bersujud kepada Allah Swt. dengan khusyuk. Bahkan, Maryam tidak menghiraukan buah-buahan yang tersaji di depannya.

Nabi pun takjub sekaligus bertanya-tanya dari mana asal buah-buahan tersebut padahal saat itu sedang musim dingin. Sedangkan buah-buahan yang ada di depan Maryam merupakan buah-buahan yang hanya berbuah di musim panas.

Bertanyalah Nabi akan asal-usul buah tersebut kepada Maryam. Dijawab oleh Maryam bahwa buahyang ada di depannya merupakan pemberian Allah Swt.

Maryam juga menyebut bahwa Allah adalah Maha Pemberi yang membuat Nabi Zakariya a.s. semakin mengakui kealiman dan mukjizat dari Maryam yang nantinya akan menjadi ibu dari Nabi Isa a.s.

Nabi Zakariya dan Istrinya, Elizabeth

Sebelumnya disebutkan bahwa Nabi yang baru diutus untuk berdakwah di usia 90 tahun ini selalu memanjatkan doa kepada Allah Swt. agar diberikan keturunan yang dapat melanjutkan tugasnya.

Hal ini lantaran selama 90 tahun lamanya, beliau dan sang istri, Elizabeth masih belum dikaruniai seorang anak oleh Allah Swt.

Apalagi setelah Nabi Zakariya a.s. mengasuh dan menyaksikan sendiri keponakannya tersebut merupakan seorang wanita yang berbeda dan terpilih.

Setelah menyaksikan sendiri akan kealiman dari Maryam semasa mengunjunginya di Baitul Maqdis, Nabi Zakariya a.s. pun semakin berharap agar Allah Swt. memberinya seorang anak.

Bahkan, Nabi berdoa kepada Allah Swt. agar segera diberikan keturunan yang dapat mewarisi dirinya dan juga mewarisi sebagian dari keluarga Ya’qub sehingga bisa meneruskan pimpinan dan tuntunan Nabi dalam berdakwah di kalangan Bani Israil.

Apalagi pada saat itu, Nabi merasa cemas akan kerusakan moral dan iman dari Bani Israil yang semakin memburuk.

Tidak lama setelah itu, Allah Swt. mengutus malaikat Jibril untuk memberikan kabar kepada Nabi dan istrinya, Elizabeth bahwa keduanya akan dikaruniai seorang anak bernama Yahya. Kabar gembira ini juga ditandai dengan tanda Nabi Zakariya a.s. tidak bisa bicara selama tiga hari tiga malam.

Seperti yang telah diberitakan oleh malaikat Jibril, tak lama setelah itu Elizabeth pun hamil dan melahirkan seorang bayi laki-laki yang diberi nama Yahya.

Sesuai dengan janji Allah Swt., kelak Yahya putra dari Nabi Zakariya a.s. juga akan diangkat menjadi seorang Nabi yang meneruskan langkah Nabi dalam menegakkan agama Islam.

Lahirnya Nabi Yahya

Kelahiran Nabi Yahya a.s. yang telah didamba-dambakan oleh Nabi dan istrinya, Elizabeth membawa sukacita. Bahkan, hal ini juga menjadi salah satu bukti kebesaran Allah Swt. yang mampu memberikan seorang momongan kepada Nabi dan istrinya yang sudah tua.

Kehadiran Nabi Yahya a.s. pun membuat Nabi Zakariya a.s. merasa lega karena putranya kelak bisa meneruskan dakwahnya dalam menyadarkan kembali kaum Bani Israil.

Apalagi pada saat itu, perbuatan Bani Israil semakin jauh dari jalan Allah Swt. dan kerap melakukan perbuatan yang dibenci oleh Allah Swt. Sedangkan Nabi Yahya a.s. sendiri diceritakan tumbuh menjadi anak yang berbakti kepada kedua orang tuanya.

Ia juga dikenal sebagai anak yang pandai dan memiliki pikiran tajam sehingga tidak mudah terpengaruh dengan kebiasaan atau gaya hidup yang dilakukan oleh Bani Israil di sekitarnya.

Saat dewasa, Nabi Yahya a.s. juga dikenal sebagai pemuda ahli agama. Tidak heran jika akhirnya Nabi Yahya a.s. mengikuti sang ayah untuk berdakwah dan menegakkan Islam di kalangan Bani Israil.

Terkabulnya Doa Nabi Zakariya

Doa merupakan salah satu hal yang kerap diucapkan oleh umat Muslim untuk memohon atau meminta sesuatu kepada Allah Swt. Perintah untuk berdoa ini juga tercantum dalam QS Ghafir ayat 60 yang berbunyi:

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْ ۗاِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَࣖ

wa qāla rabbukumud’ụnī astajib lakum, innallażīna yastakbirụna ‘an ‘ibādatī sayadkhulụna jahannama dākhirīn

Artinya:

“Dan Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina.”

Terkait dengan doa-doa dalam agama Islam, terdapat salah satu doa yang paling dikenal oleh umat Muslim. Khususnya yang tengah berikhtiar dalam meminta keturunan.

Ialah doa yang dipanjatkan oleh Nabi Zakariya a.s. saat memohon kepada Allah Swt. agar segera diberikan keturunan yang dapat meneruskan tugasnya dalam berdakwah dan menyadarkan Bani Israil.

Nabi Zakariya a.s. yang bersungguh-sungguh berdoa pun terus memohon dan bersujud kepada Allah Swt. tidak peduli siang atau malam.

Bahkan, Bani Israil pun sempat mengejek bahwa doa yang dipanjatkan oleh Nabi dan istrinya, Elizabeth tidak akan pernah didengarkan atau pun dikabulkan oleh Allah Swt.

Bunyi Doa Nabi Zakariya

Adapun doa Nabi Zakariya a.s. saat memohon kehadiran seorang momongan juga tertuang dalam surat Ali Imran ayat 38 yang berbunyi:

هُنَالِكَ دَعَا زَكَرِيَّا رَبَّهُۥ ۖ قَالَ رَبِّ هَبْ لِى مِن لَّدُنكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً ۖ إِنَّكَ سَمِيعُ ٱلدُّعَآءِ

hunālika da’ā zakariyyā rabbah, qāla rabbi hab lī mil ladungka żurriyyatan ṭayyibah, innaka samī’ud-du’ā`

Artinya:

“Di sanalah Zakariya mendoa kepada Tuhannya seraya berkata: “Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa”.”

Sedangkan kisah lahirnya Nabi Yahya a.s. juga tercantum dalam QS Ali Imran ayat 39, yang berbunyi:

فَنَادَتْهُ ٱلْمَلَٰٓئِكَةُ وَهُوَ قَآئِمٌ يُصَلِّى فِى ٱلْمِحْرَابِ أَنَّ ٱللَّهَ يُبَشِّرُكَ بِيَحْيَىٰ مُصَدِّقًۢا بِكَلِمَةٍ مِّنَ ٱللَّهِ وَسَيِّدًا وَحَصُورًا وَنَبِيًّا مِّنَ ٱلصَّٰلِحِينَ

fa nādat-hul-malā`ikatu wa huwa qā`imuy yuṣallī fil-miḥrābi annallāha yubasysyiruka biyaḥyā muṣaddiqam bikalimatim minallāhi wa sayyidaw wa ḥaṣụraw wa nabiyyam minaṣ-ṣāliḥīn

Artinya:

Kemudian Malaikat (Jibril) memanggil Zakariya, sedang ia tengah berdiri melakukan shalat di mihrab (katanya): “Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang puteramu) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang Nabi termasuk keturunan orang-orang saleh”.

Malaikat Jibril Menyampaikan Berita Gembira

Setelah memanjatkan doa khusus tersebut, tidak lama datanglah malaikat Jibril yang diutus oleh Allah Swt. untuk menyampaikan berita kepada Nabi bahwa dirinya dan sang istri akan mendapatkan seorang putra.

Saat itu, malaikat Jibril memanggil Nabi yang tengah mendirikan salat di Mihrab. Kisah ini tertuang dalam QS Maryam ayat 7, yang berbunyi:

يَٰزَكَرِيَّآ إِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلَٰمٍ ٱسْمُهُۥ يَحْيَىٰ لَمْ نَجْعَل لَّهُۥ مِن قَبْلُ سَمِيًّا

yā zakariyyā innā nubasysyiruka bigulāminismuhụ yaḥyā lam naj’al lahụ ming qablu samiyyā

Artinya:

Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia.

Pertama kali mendengar kabar gembira tersebut, Nabi Zakariya a.s. tidak percaya begitu saja. Bahkan, Nabi sampai meminta tanda khusus akan berita gembira tersebut.

Allah Swt. pun memberikan tanda bahwa kehadiran momongan Nabi dan istrinya, Elizabeth dengan tidak bisa berbicaranya Nabi selama 3 hari 3 malam.

Atas kehadiran dan lahirnya Nabi Yahya a.s. di tengah-tengah keluarganya, Nabi Zakariya a.s. pun tidak henti-hentinya bersyukur kepada Allah.

Hikmah dari Kisah Nabi Zakariya

Seperti yang telah diketahui di atas, Nabi merupakan seorang Nabi yang diangkat di usia 90 tahun. Bahkan, beliau juga tidak memiliki momongan selama waktu tersebut. cobaan ini rupanya tidak membuat Nabi Zakariya a.s. kemudian berpasrah diri kepada Allah Swt.

Sebaliknya, Nabi justru terus berusaha disertai dengan doa hanya kepada Allah Swt. tidak peduli siang atau malam agar segera diberikan seorang keturnan yang kelak dapat melanjutkan tugasnya dalam berdakwah di kalangan Bani Israil.

Bukti bahwa Allah Maha Pendengar

Salah satu hikmah yang dapat diambil dari kisah Nabi Zakariya a.s. adalah terkabulnya doa dalam memohon keturunan kepada Allah Swt.

Bahkan, Allah Swt. mengabulkan doa yang dipanjatkan oleh Nabi dan istrinya meskipun pada saat itu keduanya selalu mendapat cemoohan dan ejekan dari Bani Israil di sekitarnya

Namun, Nabi dan istrinya yang berpasrah dan percaya akan kuasa Allah Swt. tidak pernah berhenti dalam memanjatkan doa.

Hal inilah yang bisa dijadikan pelajaran bagi setiap umat Muslim agar tidak patah semangat dalam memohon sesuatu kepada Allah Swt. Apalagi Allah Swt. dikenal sebagai Maha Segalanya yang dapat mengubah sesuatu atau pun mengabulkan doa hamba-Nya dalam sekejap.

Jangan Pernah Berhenti Berharap dan Berdoa kepada Allah

Kisah dari Nabi juga mengajarkan kamu agar tidak putus asa dalam memanjatkan doa. Ingatlah bahwa Allah Swt. akan selalu mengabulkan doa yang diminta oleh hamba-Nya.

Kendati demikian, tentu saja kamu tidak bisa menentukan kapan Allah Swt. harus memenuhi permintaan doa tersebut. Allah Swt. merupakan Maha Yang Mengetahui sehingga doamu baru dikabulkan ketika momennya tepat.

Manusia memang bisa berusaha dan berharap tetapi kembali pada keputusan Allah lah yang akan mengabulkan doa tersebut. Apalagi Allah Swt. akan memberikan yang terbaik bagi hamba-Nya di waktu yang tepat.

Menjadi Orang yang Amanah

Dalam kisah Nabi Zakariya a.s. juga disebutkan bahwa beliau merupakan wali dari Maryam binti Imran. Sebagai seorang wali dan pengawas Maryam di Baitul Maqdis, tentu saja Nabi memiliki sejumlah tugas. Mulai dari mengajari Maryam mengenai agama Islam hingga melindungi keselamatan Maryam.

Rupanya, Nabi juga melakukan tugasnya tersebut dengan amanah. Bahkan, hampir setiap hari Nabi menengok keponakannya itu. Beliau sudah menganggapnya seperti anak kandungnya sendiri.

Hal inilah yang bisa dijadikan pelajaran bagi setiap muslim agar selalu amanah dalam melaksanakan kewajiban dan tugas yang diberikan.

Siapa yang menyangka jika kisah Nabi Zakariya a.s. ternyata berkaitan dengan kelahiran Nabi Yahya a.s. dan juga Maryam binti Imran yang kelak dikenal sebagai ibu dari Nabi Isa a.s.

Selain itu, dari cerita Nabi Zakariya a.s. dapat dipetik banyak pelajaran hidup yang bisa diterapkan umat Muslim agar senantiasa berada di jalan Allah Swt.

Source:

https://islam.nu.or.id/post/read/78473/ketika-nabi-zakaria-mengharap-kehadiran-anak

https://islam.nu.or.id/post/read/64100/kesabaran-doa-nabi-zakaria

https://pondokislam.com/kisah-nabi-zakaria/

Kisah Nabi Zakaria As Saat Bersama Maryam Binti Imran

https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20200514165601-289-503457/kisah-nabi-zakaria-dan-kelembutan-doa-memohon-keturunan

https://www.nu.or.id/post/read/42453/menyegarkan-iman-dengan-kisah-para-nabi

https://news.detik.com/berita/d-5183101/iman-kepada-rasul-allah-rukun-iman-ke-berapa-ini-fungsi-dan-dalilnya

 

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

close-link