Menelusuri Kisah Nabi Yahya yang Dipenggal Raja Herodes Antipas

Dibandingkan dengan cerita atau riwayat nabi dan rasul lainnya, kisah Nabi Yahya termasuk yang tidak begitu populer.

Namun, dari kisah Nabi Yahya, kamu juga dapat memetik banyak pelajaran hidup serta bukti kebesaran Allah Swt.

Nabi Yahya dalam kisah-kisah tentang beliau sering kali dikaitkan dengan Nabi Zakariya, Nabi Isa, Maryam, dan juga Raja Herodes.

Tidak heran jika nama Nabi Yahya juga dikenal dan tercantum dalam kitab agama lain, seperti agama Kristen.

Nah, bagi kamu yang penasaran seperti apa kisah hidup dari seorang Nabi Yahya yang sesungguhnya, tidak ada salahnya untuk meluangkan waktu membaca kisahnya berikut ini.

Tentang Nabi Yahya

Kisah Nabi Yahya merupakan salah satu kisah yang sedikit berbeda dengan kisah para nabi lain, terutama terkait dengan kematian Nabi Yahya sendiri.

Jika kebanyakan nabi meninggal ketika sudah berusia lanjut, Nabi Yahya justru menjadi korban kekejaman dan kezaliman dari pemimpin tiran dan kaumnya yang zalim ketika masih belia.

Kisah Nabi Yahya ini tidak hanya dijelaskan di dalam Al-Qur’an, tetapi juga tercantum dalam Alkitab dan disebut dengan nama Yohanes Pembaptis.

Al-Qur’an menggunakan nama Yahya, yang ternyata merujuk pada nama dalam bahasa Ibrani, yaitu Yehia.

Yehia sendiri merupakan nama orang yang diperintahkan untuk menjaga peti tabut perjanjian yang berisi barang suci milik Bani Israil, tidak terkecuali gulungan kitab Taurat.

Namun, banyak ahli tafsir yang kerap mengaitkan nama Yahya dengan arti “mempercepat” atau “menghidupkan”.

Para ahli tafsir berpendapat demikian berdasarkan pada fakta istri Nabi Yahya yang dikatakan mandul, tetapi kemudian justru dikaruniai seorang putra.

Di dalam Al-Qur’an, nama Yahya disebutkan sebanyak 5 kali, yaitu pada surah Ali Imran ayat 39, surah Maryam ayat 7, 12–15, dan surah Al-Anbiya’ ayat 89–90.

Kisah Kelahiran Nabi Yahya a.s

Berbicara mengenai Nabi Yahya, ia merupakan putra Nabi Zakaria dan sekaligus saudara sepupu Maryam, ibunda Nabi Isa a.s.

Kelahiran Nabi Yahya sendiri merupakan sebuah bukti kebesaran Allah Swt. Mengapa? Begini kisahnya.

Nabi Zakaria menjadi wali yang bertanggung jawab atas Maryam binti Imran, keponakannya yang menjadi abdi Allah Swt. di Baitul Maqdis.

Tidak heran jika hampir setiap hari, Nabi Zakaria mengunjungi Maryam.

Pada satu hari, Nabi Zakaria melihat sendiri mukjizat dari sang keponakan yang taat kepada Allah Swt. tersebut.

Maryam mengandung seorang bayi tanpa ada satu lelaki pun yang pernah mendekati, apalagi menyentuhnya.

Atas mukjizat dan kemuliaan yang diperoleh Maryam, Nabi Zakaria pun makin berharap agar Allah Swt. kelak juga memberikan karunia kepada dirinya dan sang istri.

Dalam kisah Nabi Yahya, diceritakan bahwa ia memohon agar diberi momongan yang dapat meneruskan tugasnya dalam berdakwah.

Pada saat itu, Nabi Zakaria telah memasuki usia 90 tahun, sedangkan sang istri merupakan wanita yang mandul.

Mahasuci Allah Swt. yang selalu mendengar doa-doa hamba-Nya. Pada usia 90 tahun, Nabi Zakaria pun mendapatkan kabar gembira dari malaikat Jibril.

Malaikat Jibril yang diutus oleh Allah Swt. menyampaikan kabar kepada Nabi Zakaria jika sebentar lagi dirinya akan memiliki seorang putra yang bernama Yahya.

Mendengar kabar tersebut, istri Nabi Zakaria sempat tidak percaya karena ia merupakan wanita yang mandul.

Namun, atas kebesaran Allah Swt, istri Nabi Zakaria diperkenankan untuk mengandung seorang putra yang kelak juga diangkat menjadi nabi.

Berita Kelahiran Nabi Yahya dalam Al-Qur’an

Kelahiran Nabi Yahya juga terekam dalam QS Ali Imran ayat 39, yang berbunyi:

فَنَادَتْهُ ٱلْمَلَٰٓئِكَةُ وَهُوَ قَآئِمٌ يُصَلِّى فِى ٱلْمِحْرَابِ أَنَّ ٱللَّهَ يُبَشِّرُكَ بِيَحْيَىٰ مُصَدِّقًۢا بِكَلِمَةٍ مِّنَ ٱللَّهِ وَسَيِّدًا وَحَصُورًا وَنَبِيًّا مِّنَ ٱلصَّٰلِحِينَ

Fa nādat-hul-malā`ikatu wa huwa qā`imuy yuṣallī fil-miḥrābi annallāha yubasysyiruka biyaḥyā muṣaddiqam bikalimatim minallāhi wa sayyidaw wa ḥaṣụraw wa nabiyyam minaṣ-ṣāliḥīn

“Kemudian Malaikat (Jibril) memanggil Zakaria, sedang ia tengah berdiri melakukan shalat di mihrab (katanya), “Sesungguhnya, Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang puteramu) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu), dan seorang nabi yang termasuk keturunan orang-orang saleh.”

Selain ayat tersebut, kisah Nabi Yahya juga tertuang pada QS Maryam ayat 7, ketika Allah mengabarkan kelahirannya kepada sang ayah. Berikut bunyi ayat tersebut.

يَٰزَكَرِيَّآ إِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلَٰمٍ ٱسْمُهُۥ يَحْيَىٰ لَمْ نَجْعَل لَّهُۥ مِن قَبْلُ سَمِيًّا

Yā zakariyyā innā nubasysyiruka bigulāminismuhụ yaḥyā lam naj’al lahụ ming qablu samiyyā.

Artinya:

“Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia.”

Kelahiran Nabi Yahya menjadi pelita yang menerangi keluarga kecilnya Nabi Zakaria.

Karunia tersebut juga ditandai dengan hilangnya kemampuan bicara Nabi Zakaria selama 3 hari 3 malam.

Kisah Nabi Zakaria yang menanti momongan selama bertahun-tahun juga memberikan suri teladan bagi umat muslim.

Kita hendaknya selalu bersabar dan tetap berdoa kepada Allah Swt. jika memang bersungguh-sungguh menginginkan sesuatu.

Kisah Nabi Yahya yang Mengasihi Binatang

Ketika masih berusia anak-anak, kisah Nabi Yahya pun cukup menarik untuk dicermati.

Diceritakan bahwa Yahya tumbuh menjadi anak yang cerdas dan memiliki akhalkul karimah. Bahkan, ia juga dikenal sebagai pemuda yang pandai dalam menahan hawa nafsu.

Dalam QS Ali Imran ayat 39 juga disebutkan bahwa Yahya termasuk ke dalam orang-orang yang saleh. Tidak hanya itu saja, Yahya juga dikenal sebagai sosok yang sangat mengasihi binatang.

Hal ini juga terekam dalam kisah Nabi Yahya kecil yang pernah menegur teman-teman seusianya yang gemar menyiksa binatang.

Pada saat itu, ia menegur seorang temannya yang sedang menyiksa seekor burung dan meminta mereka agar melepaskan burung tersebut.

Ia juga pernah mengingatkan teman-temannya yang kerap melempari unta dengan batu.

Yahya memberikan nasihat kepada teman-temannya itu agar tidak lagi menyakiti binatang karena binatang juga termasuk makhluk ciptaan Allah Swt.

Keistimewaan Nabi Yahya

Nabi Yahya tumbuh menjadi pemuda yang taat agama seperti sang ayah.

Bahkan, sedari kecil, Yahya sudah mempelajari kitab Taurat dengan bersungguh-sungguh, seperti yang telah dijelaskan pada QS Maryam ayat 12, yang berbunyi:

يَٰيَحْيَىٰ خُذِ ٱلْكِتَٰبَ بِقُوَّةٍ ۖ وَءَاتَيْنَٰهُ ٱلْحُكْمَ صَبِيًّا

Yā yaḥyā khużil-kitāba biquwwah, wa ātaināhul-ḥukma ṣabiyyā.

Artinya:

“Hai Yahya, ambillah Al Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh. Dan kami berikan kepadanya hikmah selagi ia masih kanak-kanak.”

Sewaktu kecil, Yahya yang diajak bermain oleh anak-anak seusianya menolak ajakan tersebut. Yahya pun menjawab bahwa mereka semua diciptakan bukan untuk bermain.

Kisah Nabi Yahya berkaitan dengan banyaknya keistimewaan yang diberikan kepadanya juga tertera dalam QS Maryam ayat 15, yang berbunyi:

وَسَلَٰمٌ عَلَيْهِ يَوْمَ وُلِدَ وَيَوْمَ يَمُوتُ وَيَوْمَ يُبْعَثُ حَيًّا

Wa salāmun ‘alaihi yauma wulida wa yauma yamụtu wa yauma yub’aṡu ḥayyā.

Artinya:

“Kesejahteraan atas dirinya pada hari ia dilahirkan dan pada hari ia meninggal dan pada hari ia dibangkitkan hidup kembali.”

Keistimewaan yang diberikan Allah Swt. kepada Nabi Yahya ini pun bahkan membuat Nabi Isa pada saat itu juga memohon kepada Allah agar dirinya diberikan keistimewaan seperti Yahya.

Hal ini juga tercantum pada QS Maryam ayat 33, yang berbunyi:

وَٱلسَّلَٰمُ عَلَىَّ يَوْمَ وُلِدتُّ وَيَوْمَ أَمُوتُ وَيَوْمَ أُبْعَثُ حَيًّا

Was-salāmu ‘alayya yauma wulittu wa yauma amụtu wa yauma ub’aṡu ḥayyā.

Artinya:

“Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali”.

Allah Swt. juga memberikan keistimewaan kepada Nabi Yahya pada saat hari akhir tiba kelak.

Hal ini diriwayatkan oleh at-Thabari yang menceritakan Nabi Muhammad saw. pernah bersabda bahwa semua anak Adam akan memiliki dosa pada hari kiamat, kecuali Nabi Yahya.

Sayangnya, kisah Nabi Yahya berakhir dengan peristiwa yang cukup tragis.

Kematian Nabi Yahya ini juga menjadi bukti dari kezaliman dan kekejaman Raja Herodus Antipas yang tega memenggal kepalanya hanya untuk memenuhi permintaan seorang wanita.

Nabi Yahya dan 5 Perintah Allah

Kisah Nabi Yahya dalam hal perjalanan dakwahnya memang tidak diceritakan di dalam Al-Qur’an.

Namun, sebuah riwayat hadits menyebutkan jika bahwa ia pernah mengumpulkan kaum Bani Israil di Baitul Maqdis.

Pada saat itu, ia mengajak kaum Bani Israil yang masih tergolong kelompok orang kafir untuk kembali ke jalan Allah Swt.

Hadits riwayat al-Harits al-Asy’ari menyebutkan bahwa Nabi Muhammad saw. menceritakan Allah Swt. pernah mengutus Yahya dengan lima kalimat untuk diamalkan oleh Bani Israil.

Pada saat itu, Nabi Yahya sempat merasa ragu.

Namun, ia diyakinkan oleh Nabi Isa yang mengatakan bahwa perintah Allah Swt. tersebut diberikan kepada Nabi Yahya untuk diamalkan oleh Yahya sendiri sekaligus Bani Israil.

Nabi Isa pun juga mengatakan bahwa jika Nabi Yahya tidak dapat menyampaikan perintah tersebut, Nabi Isa-lah yang akan menyampaikannya kepada Bani Israil.

Nabi Yaya menjawab bahwa ia takut Allah Swt. akan menyiksa atau menenggelamkan dirinya jika Nabi Isa mendahuluinya dalam menyampaikan perintah Allah Swt.

Akhirnya, Nabi Yahya mengumpulkan Bani Israil di Baitul Maqdis dan menyampaikan lima perintah Allah Swt. Adapun kelima perintah Allah Swt. tersebut adalah:

  1. menyembah Allah Swt. dan tidak menyekutukan-Nya dengan apa pun;
  2. mendirikan shalat;
  3. menjalankan puasa;
  4. bersedekah; serta
  5. berzikir kepada Allah Swt.

Sayangnya, kelima perintah tersebut tidak pernah dilakukan oleh Bani Israil.

Sepeninggal Nabi Zakariya dan Nabi Yahya, Bani Israil yang ketika itu dipimpin oleh Herodus Antipas dibinasakan oleh tentara musuh yang juga menjadi azab dari Allah Swt.

Nabi Yahya dan Nabi Isa

Nabi Yahya dan Nabi Isa rupanya memiliki kedekatan layaknya saudara. Apalagi, usia keduanya pun tidak terpaut jauh.

Nabi Zakariya, Nabi Yahya, dan Nabi Isa diutus oleh Allah Swt. untuk menyadarkan Bani Israil. Tidak hanya menyembah berhala, pada saat itu, perbuatan Bani Israil juga makin menjad-jadi.

Selain menyembah berhala, Bani Israil juga dikenal sebagai kaum yang zalim. Pada saat itu, Herodus Antipas, pemimpin Bani Israil, dikenal sebagai sosok yang zalim dan tiran.

Herodus Antipas juga menjadi raja yang kejam. Bahkan, rakyatnya wajib mematuhi setiap perkataan yang keluar dari mulut Herodus Antipas.

Pada zaman ini pula, Nabi Yahya mengenalkan cara bertaubat kepada Bani Israil dengan mandi di Sungai Jordan atau yang dikenal dengan sebutan Asy-Syari’ah.

Cara bertaubat yang diceritakan dalam kisah Nabi Yahya ini juga dikenal sebagai mandi besar untuk menyucikan diri dari hadas baik besar maupun kecil.

Namun, dalam agama Kristen, cara pertaubatan ini dikenal dengan nama pembaptisan.

Raja Herodus Antipas Memerintahkan Pemenggalan Kepala Nabi Yahya

Kisah Nabi Yahya tidak terlepas dari masa kepemimpinan Raja Herodus Antipas, yang merupakan pengganti dari Raja Herodus Agung.

Herodus Antipas sendiri menguasai wilayah Galilea dan Perea.

Dikisahkan bahwa Yahya sempat mengecam pernikahan yang dilakukan oleh Herodus Antipas dengan Herodias.

Apalagi, Herodias merupakan mantan istri dari kakak Herodus Antipas, Herodus Filipus I.

Menurut Nabi Yahya, hal tersebut sangat bertentangan dengan ajaran yang tercantum pada kitab Taurat.

Mengetahui hal tersebut, Herodias sangat marah dan menyimpan dendam hingga pada akhirnya ia memanfaatkan Salome, sang putri, untuk merencanakan pembunuhan terhadap Nabi Yahya.

Pada saat Raja Herodus Antipas menggelar pesta yang dihadiri oleh tamu-tamu penting, Salome menyajikan tarian yang membuat raja tersihir.

Bahkan, raja berjanji akan mengabulkan permintaan dari Salome.

Sejumlah ahli tafsir menyebutkan jika permintaan Salome ini dipengaruhi sang ibu, Herodias, yang dendam terhadap Nabi Yahya karena mengecam pernikahannya dengan Herodus Antipas.

Akhirnya, Salome meminta kepada Raja Herodus Antipas untuk memberikan kepala Yahya.

Tidak ingin mengingkari janjinya, Raja Herodus Antipas pun akhirnya memerintahkan prajurit dan pengikutnya untuk mencari Nabi Yahya dan memenggal kepalanya.

Kisah Nabi Yahya pun berakhir dengan peristiwa itu.

Tak cukup hanya mememenggalnya, kepala Nabi Yahya disuguhkan di atas nampan dan diberikan kepada Salome.

Lantas, Salome memberikannya kepada sang ibu, Herodias, yang sangat gembira mengetahui Nabi Yahya telah tewas.

Mendengar kabar kematian Nabi Yahya, para pengikutnya pun mengambil jenazahnya dan menguburkannya dengan layak.

Salah satu tempat yang dipercaya sebagai makam dari kepala Nabi Yahya adalah Masjid Agung Umayyah yang berada di Damaskus.

Adapun tempat tubuh Yahya sendiri disebut berada di Masjid Nabi Yahya yang ada di Sebastia, Nablus.

Balasan Allah kepada Raja Herodus Antipas

Kisah Nabi Yahya yang dipenggal kepalanya oleh Raja Herodus Antipas berujung pada balasan Allah kepada penguasa zalim tersebut.

Setelah terbunuhnya Yahya, dikisahkan bahwa Raja Herouds Antipas beserta kaumnya dibinasakan oleh tentara musuhnya.

Berdasarkan catatan sejarah, pada abad ke-36 Masehi, terjadi konflik yang disebabkan oleh perceraian Herodus Antipas dengan istri pertamanya, Phasaelis.

Phasaelis merupakan putri dari Aretas IV Philopatris dari Nabatea. Perceraian antara Raja Herodus Antipas dengan Phasaelis pun berimbas dengan perebutan wilayah kekuasaan.

Bahkan, kedua kerajaan ini melakukan perang secara terbuka.

Pada akhirnya, pasukan Raja Herodus Antipas mengalami kekalahan hebat, apalagi pada saat itu, diketahui jika para buronan bekas pemerintahan Herdous II juga berpihak ke Nabatea.

Sejak kekalahan tersebut, Antipas pun kembali mencari sekutu. Herodias, sang istri yang juga menjadi pencetus pemenggalan Nabi Yahya, ternyata juga ikut andil.

Herodias meminta Antipas untuk mengajukan permintaan kepada Caligula agar ia memberikan gelar raja kepada Antipas.

Sayangnya, Agrippa, saudara Herodias, mengungkapkan konspirasi Antipas kepada Caligula.

Akhirnya, Antipas pun dikirim ke pengasingan oleh Caligula dan memberikan wilayah kekuasaan Antipas kepada Agrippa.

Hikmah Kisah Nabi Yahya

Yahya yang dikenal sebagai salah satu Nabi yang saleh juga memberikan suri teladan bagi umat muslim lewat perbuatannya. Adapun hikmah yang bisa kamu dapatkan bisa dibaca di bawah ini.

Berbakti kepada Orang Tua

Nabi Yahya dikenal sebagai anak yang patuh dan berbakti kepada orang tuanya. Bahkan, ia juga turut serta dalam membantu sang ayah, Nabi Zakaria, berdakwah di kalangan Bani Israil.

Kisah Nabi Yahya yang berbakti kepada orang tuanya ini tentu menjadi teladan yang sangat penting untuk diikuti, terutama para generasi muda yang sering kali lupa tentang hal satu ini.

Taat kepada Allah Swt.

Semenjak kecil, Yahya telah diajarkan untuk selalu beribadah kepada Allah Swt., bahkan Nabi Zakaria juga mengajarkan ilmu-ilmu agama kepada Yahya semenjak usia dini.

Tidak heran jika Nabi Yahya juga menjadi manusia yang saleh dan beriman.

Menjadi Orang yang Mengasihi Makhluk Hidup

Dari kisah Nabi Yahya di atas, bisa disimpulkan bahwa beliau merupakan orang yang sangat mengasihi makhluk hidup.

Bahkan, Yahya kerap menegur teman-temannya yang gemar menyiksa binatang hanya untuk kesenangan mereka. Kalau binatang saja wajib dikasihi, apalagi manusia, bukan?

Setelah membaca kisah Nabi Yahya, tentunya kamu bisa mengambil banyak hikmah dan teladan yang bisa dijadikan pedoman hidup sebagai umat muslim.

Semoga keteladanan sang nabi bisa selalu diaplikasikan dalam kehidupan kita sehari-hari.

Source:

https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20200515044127-289-503569/kisah-nabi-yahya-as-menentang-pernikahan-yang-tak-halal

https://ltnnujabar.or.id/belajar-dari-nasihat-nabi-yahya-kepada-umatnya/

https://pcnukabbandung.org/kisah-nabi-yahya-as-yang-tersamarkan/

https://jabar.inews.id/berita/kisah-nabi-yahya-dibunuh-raja-herodus

http://id.dbpedia.org/page/Salome_anak_Herodias

https://lirboyo.net/tag/khutbah-jumat/

https://www.islamawareness.net/Prophets/zakariyah.html

Prophet Yahya (AS)

https://kalam.sindonews.com/read/155462/70/inilah-5-perintah-allah-kepada-bani-israel-yang-disampaikan-nabi-yahya-1599314982

Nabi Yahya dan Nabi Isa