Kisah Nabi Isa a.s. Sejak Lahir hingga Dibangkitkan Menjelang Hari Akhir

Nabi Isa alaihissalam adalah salah satu dari lima Rasul Ulul Azmi. Beliau mendapat tempat tersendiri di hati umat Islam, bahkan juga diimani oleh pemeluk Kristiani. Kisah-kisah tentang beliau akan disampaikan lebih lanjut dalam uraian di bawah ini.

Keluarga Ali Imran

Alquran banyak memuat kisah para nabi dan rasul. Nama Nabi Isa adalah yang paling banyak disebut dalam kitab suci muslim tersebut. Selain itu, ada satu nama lagi yang bahkan tidak digolongkan sebagai nabi, tetapi Alquran mengabadikannya menjadi nama salah satu surat.

إِنَّ ٱللَّهَ ٱصْطَفَىٰٓ ءَادَمَ وَنُوحًا وَءَالَ إِبْرَٰهِيمَ وَءَالَ عِمْرَٰنَ عَلَى ٱلْعَٰلَمِينَ

Innallāhaṣṭafā ādama wa nụḥaw wa āla ibrāhīma wa āla ‘imrāna ‘alal-‘ālamīn

Artinya:

“Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing).” (Ali Imran: 33)

Nama tersebut adalah Ali Imran. Beliau bukan termasuk 25 nabi dan rasul, tetapi adalah salah satu orang istimewa yang memperoleh karunia kesalehan kepada Allah Ta’ala. Diceritakan bahwa beliau merupakan keturunan dari Nabi Sulaiman alaihissalam, juga kakek dari Nabi Isa.

Alkisah, Ali Imran beristrikan Hannah yang juga solehah. Dikisahkan bahwa Hannah mengalami kemandulan, tetapi senantiasa memohon agar Allah mengaruniakannya seorang anak. Beliau pun ber-nazar, suatu hari jika anaknya lahir akan dia jadikan pelayan bagi Baitul Maqdis.

إِذْ قَالَتِ ٱمْرَأَتُ عِمْرَٰنَ رَبِّ إِنِّى نَذَرْتُ لَكَ مَا فِى بَطْنِى مُحَرَّرًا فَتَقَبَّلْ مِنِّىٓ ۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْعَلِيمُ

Iż qālatimra`atu ‘imrāna rabbi innī nażartu laka mā fī baṭnī muḥarraran fa taqabbal minnī, innaka antas-samī’ul-‘alīm

Artinya:

(Ingatlah), ketika isteri Imran berkata: “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu terimalah (nazar) itu dari padaku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (Ali Imran: 36)

Allah Ta’ala mengabulkan nazar istri Imran, kemudian lahirlah Maryam dari kandungan Hannah. Nama Siti Maryam juga diabadikan menjadi nama surat yang berada di urutan ke-19 dalam Alquran. Beliau adalah satu-satunya wanita yang disebut dalam Alquran.

Siti Maryam

Nama Maryam secara bahasa berarti “perempuan hamba Tuhan”. Sebagaimana nazar ibunya yang Allah kabulkan, pada usia lima tahun beliau pindah dari Nazareth ke Baitul Maqdis, Yerusalem. Kemudian setelah sang ayah meninggal dunia, Nabi Zakaria mendapatkan tugas untuk mengasuh Maryam.

Sebagian besar ulama berpendapat bahwa Nabi Zakaria adalah suami dari saudari Maryam, yaitu Asy-ya’ atau Elizabeth. Namun, ada pandangan lain yang menyebutkan bahwa Elizabeth ini adalah saudari Hannah, sehingga Nabi Zakaria adalah paman Maryam.

Terlepas dari pendapat mana yang benar, meninggalnya Ali Imran mewariskan tugas beliau kepada sang putri. Ali Imran tidak memiliki putra, sehingga Maryam-lah yang harus menggantikannya sebagai pemelihara Baitul Maqdis.

Maryam, Penerus Pemelihara Baitul Maqdis

Siti Maryam tumbuh menjadi perempuan solehah. Beliau hidup sebagai sosok yang memelihara kesucian dan gemar berpuasa, serta menjalankan tugasnya dengan penuh kesungguhan, sampai nyaris tak pernah terlihat di luar Baitul Maqdis.

Nabi Zakaria selalu menengok aktivitas saudari iparnya itu. Setiap kali berkunjung, beliau selalu mendapati keanehan tentang adanya makanan di tempat Maryam. Padahal, Maryam sendiri hampir tidak pernah keluar dari tempat ibadahnya.

فَتَقَبَّلَهَا رَبُّهَا بِقَبُولٍ حَسَنٍ وَأَنۢبَتَهَا نَبَاتًا حَسَنًا وَكَفَّلَهَا زَكَرِيَّا ۖ كُلَّمَا دَخَلَ عَلَيْهَا زَكَرِيَّا ٱلْمِحْرَابَ وَجَدَ عِندَهَا رِزْقًا ۖ قَالَ يَٰمَرْيَمُ أَنَّىٰ لَكِ هَٰذَا ۖ قَالَتْ هُوَ مِنْ عِندِ ٱللَّهِ ۖ إِنَّ ٱللَّهَ يَرْزُقُ مَن يَشَآءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ

Fa taqabbalahā rabbuhā biqabụlin ḥasaniw wa ambatahā nabātan ḥasanaw wa kaffalahā zakariyyā, kullamā dakhala ‘alaihā zakariyyal-miḥrāba wajada ‘indahā rizqā, qāla yā maryamu annā laki hāżā, qālat huwa min ‘indillāh, innallāha yarzuqu may yasyā`u bigairi ḥisāb

Artinya:

“Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakariya pemeliharanya. Setiap Zakariya masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakariya berkata: “Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?” Maryam menjawab: “Makanan itu dari sisi Allah”. Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab. (Ali Imran: 37)

Setelah mendengar pernyataan itu, Nabi Zakaria memohon kepada Allah agar dikaruniai keturunan yang sama solehnya seperti Maryam. Allah Maha Mengabulkan doa hamba-Nya, di kemudian hari Elizabeth melahirkan Yahya alaihissalam yang menjadi penerus kenabian Zakaria.

Kelahiran Nabi Isa a.s.

Adalah Malaikat Jibril yang menjadi perantara Allah Swt. untuk menjamin kebutuhan gizi Siti Maryam. Jibril alaihissalam jugalah yang mengabarkan kepada Maryam bahwa Allah akan memberikan karunia besar baginya, berupa seorang anak laki-laki yang akan menjadi tanda kebesaran-Nya.

إِذْ قَالَتِ ٱلْمَلَٰٓئِكَةُ يَٰمَرْيَمُ إِنَّ ٱللَّهَ يُبَشِّرُكِ بِكَلِمَةٍ مِّنْهُ ٱسْمُهُ ٱلْمَسِيحُ عِيسَى ٱبْنُ مَرْيَمَ وَجِيهًا فِى ٱلدُّنْيَا وَٱلْءَاخِرَةِ وَمِنَ ٱلْمُقَرَّبِينَ وَيُكَلِّمُ ٱلنَّاسَ فِى ٱلْمَهْدِ وَكَهْلًا وَمِنَ ٱلصَّٰلِحِينَ

Iż qālatil-malā`ikatu yā maryamu innallāha yubasysyiruki bikalimatim min-husmuhul-masīḥu ‘īsabnu maryama wajīhan fid-dun-yā wal-ākhirati wa minal-muqarrabīn wa yukallimun-nāsa fil-mahdi wa kahlaw wa minaṣ-ṣāliḥīn

Artinya:

(Ingatlah), ketika Malaikat berkata: “Hai Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putra yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya Al Masih Isa putra Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah), dan dia berbicara dengan manusia dalam buaian dan ketika sudah dewasa dan dia adalah termasuk orang-orang yang saleh”. (Ali Imran: 45 – 46)

Malaikat Jibril juga menyampaikan pesan Allah Swt. bagi Maryam guna menghadapi mukjizat kelahiran putranya. Beliau diperintahkan untuk menjauh dari lingkungan tempat tinggalnya, agar tidak ada seorang pun yang tahu bahwa dirinya sedang mengandung.

Beliau pun pergi ke tempat yang jauh di timur. Konon, daerah tersebut adalah sebuah lembah di Bait al-Lahm atau Betlehem. Ada banyak kisah tentang durasi kehamilan Maryam. Sebagian mengatakan kandungannya berusia normal, 9 bulan. Ada pula yang berpendapat cuma 6 bulan dan 7 bulan.

Alquran menerangkan bahwa kemudian Maryam melahirkan Nabi Isa di bawah sebatang pohon kurma. Sebagaimana kelahiran normal pada umumnya, Maryam merasakan sakit luar biasa.

Namun, Malaikat Jibril membantunya dengan petunjuk-petunjuk Allah untuk memakan buah kurma dan minum dari sumber air di bawah pohon.

Mukjizat-Mukjizat Nabi Isa alaihissalam

Alkisah Maryam melahirkan seorang bayi mungil berkulit putih bersih dan tampan. Setelah cukup umur, beliau kembali ke daerah tempat tinggalnya sambil menggendong bayi tersebut. Tentu saja, Maryam menjadi bahan pergunjingan karena dikira telah berbuat zina, melahirkan anak tanpa suami.

Dapat Berbicara Ketika Bayi

Lebih buruk lagi, karena beliau berasal dari keluarga terpandang yang dikenal soleh, maka cemooh masyarakat pun makin gencar. Namun, beliau telah mendapat petunjuk dari Allah Ta’ala untuk tidak merespon berbagai hinaan tersebut. Sebaliknya, malah bayinya sendiri yang menjawab pergunjingan itu.

قَالَ إِنِّى عَبْدُ ٱللَّهِ ءَاتَىٰنِىَ ٱلْكِتَٰبَ وَجَعَلَنِى نَبِيًّا وَجَعَلَنِى مُبَارَكًا أَيْنَ مَا كُنتُ وَأَوْصَٰنِى بِٱلصَّلَوٰةِ وَٱلزَّكَوٰةِ مَا دُمْتُ حَيًّا وَبَرًّۢا بِوَٰلِدَتِى وَلَمْ يَجْعَلْنِى جَبَّارًا شَقِيًّا وَٱلسَّلَٰمُ عَلَىَّ يَوْمَ وُلِدتُّ وَيَوْمَ أَمُوتُ وَيَوْمَ أُبْعَثُ حَيًّا

Qāla innī ‘abdullāh, ātāniyal-kitāba wa ja’alanī nabiyyā wa ja’alanī mubārakan aina mā kuntu wa auṣānī biṣ-ṣalāti waz-zakāti mā dumtu ḥayyā wa barram biwālidatī wa lam yaj’alnī jabbāran syaqiyyā was-salāmu ‘alayya yauma wulittu wa yauma amụtu wa yauma ub’aṡu ḥayyā

Artinya:

Berkata Isa: “Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi, dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup; dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali”. (Maryam: 30 – 33)

Itulah mukjizat Nabi Isa berikutnya setelah proses kelahirannya yang fenomenal, yakni berbicara layaknya orang dewasa kala masih bayi. Tentunya, dua peristiwa ajaib tersebut mengundang perhatian banyak masyarakat.

Respon yang Berlebihan Sebagian Golongan

Sayangnya mukjizat kelahiran tersebut memicu respon yang berlebihan. Ada sebagian golongan yang kemudian memusuhi Nabi Isa dan keluarganya. Sedangkan sebagian yang lain menganggap Isa bin Maryam adalah anak biologis Tuhan, sementara telah jelas bahwa Allah adalah Maha Tunggal.

قَالُوا۟ ٱتَّخَذَ ٱللَّهُ وَلَدًا ۗ سُبْحَٰنَهُۥ ۖ هُوَ ٱلْغَنِىُّ ۖ لَهُۥ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۚ إِنْ عِندَكُم مِّن سُلْطَٰنٍۭ بِهَٰذَآ ۚ أَتَقُولُونَ عَلَى ٱللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ

Qāluttakhażallāhu waladan sub-ḥānah, huwal-ganiyy, lahụ mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, in ‘indakum min sulṭānim bihāżā, a taqụlụna ‘alallāhi mā lā ta’lamụn

Artinya:

Mereka (orang-orang Yahudi dan Nasrani) berkata: “Allah mempunyai anak”. Maha Suci Allah; Dialah Yang Maha Kaya; kepunyaan-Nya apa yang ada di langit dan apa yang di bumi. Kamu tidak mempunyai hujjah tentang ini. Pantaskah kamu mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui? (Yunus: 68)

Sebagian pengikut Isa Almasih menilai kemuliaan beliau di luar batas. Padahal, beliau sendiri sudah mengutarakan bahwa dirinya adalah hamba Allah. Namun, anggapan bahwa Nabi Isa adalah putra kandung Allah Ta’ala terlanjur diyakini oleh sebagian pengikutnya hingga sekarang.

Dakwah Nabi Isa

Putra Siti Maryam tumbuh dengan baik. Beliau adalah seorang anak yang cerdas. Pada usia 12 tahun telah memahami Kitab Taurat dan sering mendiskusikan isinya dengan orang-orang yang lebih tua. Memang, Allah telah menganugerahkan kelebihan kepada beliau sebagai pertanda kenabiannya.

Tidak banyak catatan tentang kisah hidup Isa Almasih semasa kanak-kanak hingga diangkat menjadi nabi. Pada waktu itu, Nabi Zakaria telah tiada dan risalahnya telah digantikan oleh putra beliau, Nabi Yahya alaihissalam. Nabi Yahya inilah yang senantiasa menemani Nabi Isa semasa hidupnya.

Nabi Isa di Yerusalem

Pada saat yang sama, Yerusalem semasa Isa Almasih sudah menjadi wilayah kekuasaan Bangsa Romawi, rajanya waktu itu adalah Kaisar Herodes. Para imam Yahudi pun banyak yang telah menyimpang dari ajaran Taurat, mereka kerap merugikan masyarakat.

Nabi Isa datang dengan maksud meluruskan berbagai penyimpangan tersebut. Ketika berusia 30 tahun, beliau mendapatkan wahyu pertama, yaitu Injil. Perintah pertama beliau adalah untuk menjadi nabi bagi Bani Israel.

Banyak orang merasa dengki kepada Isa bin Maryam, terutama para imam Yahudi. Beliau sering mendapatkan hujatan, fitnah, hingga terancam nyawanya. Maka dari itu, Allah juga membekali Isa Almasih dengan beberapa mukjizat untuk menunjukkan kebenaran risalahnya.

Mukjizat-mukjizat Nabi Isa selain dua yang telah disebutkan di atas, antara lain mengembalikan penglihatan orang buta, menyembuhkan penyakit lepra, menghidupkan orang yang baru meninggal dunia, serta membuat burung dari tanah liat yang kemudian dihidupkan dan terbang.

Nyatanya pembuktian tersebut belum berhasil membuat para pendengki berubah pikiran. Mereka makin merasa terancam atas kehadiran beliau, dengan dalih bahwa Nabi Isa melakukan sihir, ajaran Injil-nya menyimpang dari Taurat, dan lain sebagainya.

Para pendengki itu antara lain sejumlah imam Yahudi dan pejabat-pejabat korup di bawah Romawi. Sebenarnya mereka ini gemar melakukan praktik-praktik tidak jujur, yakni mengambil harta masyarakat berkedok sumbangan untuk kuil peribadatan, mendustakan Kitab Taurat sebagai dalihnya.

Menurut mereka, siapa saja yang menyumbang lebih besar untuk kuil akan mendapatkan pahala yang besar pula. Sebaliknya, mereka yang miskin dan tidak mampu memberi sumbangan, pasti tidak akan memperoleh ganjaran apa-apa.

Praktik tersebut telah berlangsung selama bertahun-tahun, memberikan penghidupan yang nyaman bagi golongan korup. Maka, kehadiran putra Siti Maryam membuat mereka khawatir praktik curang berkedok sumbangan itu akan terbongkar.

Diam-diam mereka melakukan konspirasi, merencanakan sesuatu untuk menghilangkan nyawa Isa bin Maryam. Persekongkolan itu menghasilkan ide untuk memfitnah Nabi Isa di hadapan penguasa Romawi, menyatakan bahwa beliau dan pengikutnya akan berbuat makar.

12 Pengikut Nabi Isa

Kemungkinan kondisi masyarakat Bani Israel pada waktu itu sedang buruk-buruknya. Sepanjang perjalanan dakwah Isa bin Maryam sering mengalami hal-hal buruk meski tetap menjalaninya dengan tabah. Lalu beliau berdoa, memohon kepada Allah agar memberikan pengikut-pengikut setia.

Pada akhirnya Allah Ta’ala mengabulkan doa Nabi Isa. Dakwah beliau selanjutnya berhasil memengaruhi 12 orang untuk mengikuti ajarannya. Konon, 12 orang tersebut mewakili suku asli Bani Israel keturunan Nabi Yaqub alaihissalam yang berjumlah 12 suku, termasuk Nabi Yusuf.

Al-Hawariyun

Alquran menerangkan 12 orang murid beliau sebagai Al-Hawariyun. Secara bahasa, istilah tersebut berarti teman atau pengikut setia para nabi. Mereka gemar mengenakan pakaian putih, kebalikan dari umumnya masyarakat Bani Israel pada masa itu.

Namun, Alquran juga tidak merinci tentang siapa sebenarnya yang dimaksud dengan AlHawariyun. Informasi tentang mereka baru diperoleh dari riwayat umat Kristiani, salah satunya Kitab Injil Perjanjian Baru dalam Matius 10.

12 Orang pengikuti setia Nabi Isa, antara lain Petrus dan Andreas, Yakub putra Zabdi dan Yahya, Pilipus, Bartolomius, Matius, Tomas, Yakub putra Alpius, Tadius, Simon orang Kanani, serta Yudas Iskariot.

Mereka senantiasa melindungi dan membantu nabi, bahkan ikut berdakwah hingga ke berbagai pelosok daerah.

Permintaan Murid-Murid Nabi Isa

Ada satu lagi mukjizat Nabi Isa yang kali ini beliau perlihatkan kepada murid-muridnya. Mereka meminta sebuah hidangan makanan kepada sang nabi. Kemudian nabi mereka memohonkan kepada Allah untuk mengabulkan permintaan tersebut, seperti terekam dalam Surat Al-Maidah 112 – 114.

إِذْ قَالَ ٱلْحَوَارِيُّونَ يَٰعِيسَى ٱبْنَ مَرْيَمَ هَلْ يَسْتَطِيعُ رَبُّكَ أَن يُنَزِّلَ عَلَيْنَا مَآئِدَةً مِّنَ ٱلسَّمَآءِ ۖ قَالَ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ قَالُوا۟ نُرِيدُ أَن نَّأْكُلَ مِنْهَا وَتَطْمَئِنَّ قُلُوبُنَا وَنَعْلَمَ أَن قَدْ صَدَقْتَنَا وَنَكُونَ عَلَيْهَا مِنَ ٱلشَّٰهِدِينَ قَالَ عِيسَى ٱبْنُ مَرْيَمَ ٱللَّهُمَّ رَبَّنَآ أَنزِلْ عَلَيْنَا مَآئِدَةً مِّنَ ٱلسَّمَآءِ تَكُونُ لَنَا عِيدًا لِّأَوَّلِنَا وَءَاخِرِنَا وَءَايَةً مِّنكَ ۖ وَٱرْزُقْنَا وَأَنتَ خَيْرُ ٱلرَّٰزِقِينَ

Iż qālal-ḥawāriyyụna yā ‘īsabna maryama hal yastaṭī’u rabbuka ay yunazzila ‘alainā mā`idatam minas-samā`, qālattaqullāha ing kuntum mu`minīn. Qālụ nurīdu an na`kula min-hā wa taṭma`inna qulụbunā wa na’lama ang qad ṣadaqtanā wa nakụna ‘alaihā minasy-syāhidīn. Qālụ nurīdu an na`kula min-hā wa taṭma`inna qulụbunā wa na’lama ang qad ṣadaqtanā wa nakụna ‘alaihā minasy-syāhidīn

Artinya:

(Ingatlah), ketika pengikut-pengikut Isa berkata: “Hai Isa putra Maryam, sanggupkah Tuhanmu menurunkan hidangan dari langit kepada kami?”. Isa menjawab: “Bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang yang beriman”. Mereka berkata: “Kami ingin memakan hidangan itu dan supaya tenteram hati kami dan supaya kami yakin bahwa kamu telah berkata benar kepada kami, dan kami menjadi orang-orang yang menyaksikan hidangan itu”. Isa putra Maryam berdoa: “Ya Tuhan kami turunkanlah kiranya kepada kami suatu hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami yaitu orang-orang yang bersama kami dan yang datang sesudah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau; beri rezekilah kami, dan Engkaulah pemberi rezeki Yang Paling Utama”. (Surat Al-Maidah 112 – 114)

Perintah Penangkapan Nabi Isa Bersama Pengikutnya

Seperti diketahui, orang-orang yang memusuhi Isa Almasih menyebarkan fitnah keji atas beliau. Penguasa Romawi setempat pun termakan hasutan tersebut, kemudian memerintahkan pengejaran dan penangkapan pada Nabi Isa beserta semua pengikutnya.

Mendengar kabar tersebut, putra Maryam langsung mengajak murid-muridnya untuk menyelamatkan diri. Mereka pergi ke tempat-tempat terpencil sambil tetap menjalankan misi dakwah.

Pada suatu ketika, perbekalan mereka habis, sehingga pengikutnya memohon kepada sang nabi agar diberikan makanan. Maka, nabi meminta kepada Allah dan turunlah mukjizat seperti yang diterangkan dalam Surat Al-Maidah tersebut.

Allah Ta’ala pada waktu yang bersamaan juga menganugerahkan penyamaran bagi pelarian Nabi Isa. Para tentara Romawi ini tidak satu pun yang mengenal betul wajah beliau, sehingga mengalami kesulitan. Kalaupun ada yang mengetahui ciri-ciri fisik Isa putra Maryam, itupun samar-samar.

Nabi Isa dalam Pengejaran Romawi

Sayangnya, suatu hari tentara Romawi mengetahui keberadaan Nabi Isa dan para pengikutnya. Itu terjadi akibat salah seorang Hawariyun, disinyalir adalah Yudas Iskariot atau Yehuda tertangkap, disiksa, sehingga terpaksa memberikan informasi persembunyian nabi.

Ada riwayat lain yang menyebutkan bahwa Yehuda adalah pengkhianat. Setelah tertangkap, Yudas Iskariot mendapatkan tekanan dan berbagai bujukan akan diberikan hadiah, jika memberitahukan persembunyian kelompok mereka.

Terlepas dari semua versi cerita yang beredar, pada akhirnya dikisahkan bahwa Yehuda menyesali perbuatannya. Lalu ia bergegas kembali ke tempat persembunyian dan memberitahukan kedatangan pasukan Romawi yang akan menyergap mereka.

Benar saja, tidak lama kemudian tentara Romawi pun datang dan mengepung tempat persembunyian. Ketika tiba di lokasi, mereka mendapati tempat itu hanya dihuni seorang pemuda tampan dan mereka mengira bahwa dia adalah Nabi Isa.

Tentu saja, mereka menangkap pemuda itu. Mereka menggiringnya ke suatu tempat untuk menerima hukuman penyaliban. Pada masa itu, hukuman salib dijatuhkan kepada para pelaku kejahatan serius dan pemberontakan. Maka tidak heran jika pemuda tadi mendapatkan vonis hukuman salib.

Akhirnya tibalah waktu yang ditetapan untuk melaksanakan penyaliban. Pemuda tadi digiring dan diarak sambil dirantai dan memanggul kayu salib di punggungnya. Sepanjang perjalanan dia terus mendapat hujatan, makian, hingga lemparan benda-benda.

Akhirnya arak-arakan itu sampai di sebuah tempat di luar tembok Yerusalem. Tempat tersebut dikenal sebagai Bukit Golgota yang menjadi lokasi penyaliban pemuda itu hingga meninggal dunia. Para musyrik Bani Israel pun bergembira, mengira bahwa mereka telah berhasil membunuh Nabi Isa.

Nabi Isa Diangkat ke Langit

Namun, tidak demikian yang sebenarnya terjadi. Allah Swt., membalas tipu daya kaum musyrikin dengan mukjizat-Nya, seperti dijelaskan dalam Surat An-Nisa. Beberapa waktu kemudian, kaum musryikin pun mulai ragu-ragu, hingga berselisih paham tentang siapa sebenarnya yang mereka salib.

Kisah Pengangkatan Nabi Isa dalam Alquran

وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا ٱلْمَسِيحَ عِيسَى ٱبْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ ٱللَّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَٰكِن شُبِّهَ لَهُمْ ۚ وَإِنَّ ٱلَّذِينَ ٱخْتَلَفُوا۟ فِيهِ لَفِى شَكٍّ مِّنْهُ ۚ مَا لَهُم بِهِۦ مِنْ عِلْمٍ إِلَّا ٱتِّبَاعَ ٱلظَّنِّ ۚ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًۢا وَإِن مِّنْ أَهْلِ ٱلْكِتَٰبِ إِلَّا لَيُؤْمِنَنَّ بِهِۦ قَبْلَ مَوْتِهِۦ ۖ وَيَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ يَكُونُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا

Wa qaulihim innā qatalnal-masīḥa ‘īsabna maryama rasụlallāh, wa mā qatalụhu wa mā ṣalabụhu wa lākin syubbiha lahum, wa innallażīnakhtalafụ fīhi lafī syakkim min-h, mā lahum bihī min ‘ilmin illattibā’aẓ-ẓanni wa mā qatalụhu yaqīnā. Bal rafa’ahullāhu ilaīh, wa kānallāhu ‘azīzan ḥakīmā

Artinya:

Dan karena ucapan mereka: “Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah”, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (An-Nisa: 157 – 158)

Demikianlah Alquran menceritakan bahwa Allah memutuskan Nabi Isa diangkat ke langit tepat sesaat sebelum penyergapan oleh tentara Romawi. Lalu siapa sebenarnya yang tertangkap dan disalibkan? Mengenai hal itu, banyak pendapat yang menerangkan bahwa dia adalah Yudas Iskariot.

Murid Nabi Isa yang Menyamar

Sebelum penyergapan, ada riwayat yang menyebutkan percakapan terakhir Nabi Isa bersama para Hawariyun. Beliau menanyakan kesediaan murid-muridnya untuk menyamar sebagai beliau.

Yudas Iskariot atau Yehuda yang tadinya berkhianat, ingin menebus kesalahannya dengan mengajukan diri sebagai pengganti.

Awalnya Nabi Isa tidak setuju karena Yehuda masih terlalu muda. Namun, setelah tiga kali bertanya tanpa satu pun menjawab selain dia, akhirnya diputuskan bahwa Yudas Iskariot-lah yang menanggung tugas tersebut. Bisa dikatakan bahwa dia mati syahid karena membela nabi junjungannya.

Nabi Isa Turun ke Bumi Pada Akhir Zaman

Sebagian umat manusia memang meyakini bahwa Isa Almasih telah meninggal dunia dalam penyaliban. Namun sejauh ini, umat Islam percaya bahwa beliau masih hidup, hanya saja saat ini sedang menjalani kehidupan di langit atas izin Allah Ta’ala.

Berdasarkan sejumlah dalil yang tercatat dalam Alquran, para ulama pun meyakini bahwa kelak Nabi Isa turun ke Bumi, sebagai pertanda Hari Kiamat telah tiba. Hal itu pun pernah disampaikan Rasulullah dalam berbagai riwayat hadis.

Sejumlah ahli tafsir menerangkan bahwa Isa Almasih akan diturunkan kembali saat fitnah Dajjal telah merajalela dan Bumi mengalami kerusakan parah. Beliau akan muncul dari sebuah Menara Putih di dekat Damaskus di Syam atau Suriah kemudian bergabung bersama Imam Mahdi memerangi kekafiran.

Dikisahkan pula bahwa kelak Dajjal akan mati di tangan Nabi Isa alaihissalam. Kemudian beliau akan menjadi pemimpin di Bumi selama 40 tahun, menegakkan agama Allah dan membenarkan ajaran Rasulullah saw., serta mengajak umat manusia untuk mengikutinya.

Riwayat Imam Bukhari dalam Ahaadiitsul Anbiya’ menerangkan kedatangan Isa Almasih pada hari akhir. Rasulullah saw. menceritakan Nabi Isa akan turun menjadi hakim yang adil, menghancurkan salib, membunuh babi, menghapus upeti, dan bersamaan dengan melimpahnya harta benda, sehingga tidak ada orang yang menginginkannya.

Baru setelah 40 tahun kemudian, Isa Almasih akan benar-benar diwafatkan oleh Allah Swt. Kelak, jasad beliau akan diistirahatkan di Madinah, tepatnya di samping makam Rasulullah saw., yaitu di rumah Aisyah r.a. Wallahu’alam bishawab.

Penutup

Begitu banyak hikmah yang bisa kita ambil dari kisah Nabi Isa alaihissalam. Salah satunya tentang kasih sayang beliau terhadap sesama, tanpa memandang sifat dan latar belakangnya. Sepanjang hidupnya, beliau tidak pernah menyakiti orang lain, meski banyak orang memusuhi dan berbuat zalim kepadanya.

Sebagai muslim yang baik, sudah sepatutnya kita meneladani para utusan Allah. Memang, Nabi Muhammad saw. adalah yang paling utama, tetapi kita juga wajib mengimani keberadaan nabi dan rasul lainnya, serta meyakini bahwa semuanya adalah utusan Allah, termasuk Nabi Isa alaihissalam.

Referensi:

Mengenal Keluarga Imran (Ali Imran) dan Maryam binti Imran

https://islam.nu.or.id/post/read/114712/khutbah-jumat–nabi-isa-dan-kisahnya-dalam-al-qur-an

https://tafsirweb.com/37100-quran-surat-ali-imran.html

“Kisah Maryam Binti Imran”

https://www.islamweb.net/en/fatwa/401446/maryam-had-no-husband

Kisah Nabi Isa AS, Kisah Nabi Isa AS Diangkat ke Langit (Bagian ke-2)

Click to access Nurhidayat.pdf

https://islam.nu.or.id/post/read/95488/dalil-tentang-masih-hidupnya-nabi-isa-dan-turunnya-di-akhir-zaman

https://almanhaj.or.id/3215-turunnya-nabi-isa-alaihissallam-di-akhir-zaman.html

https://islam.nu.or.id/post/read/107438/dajjal-ciri-ciri-dan-kisah-terbunuhnya-oleh-nabi-isa

LSI:

Nabi Isa diangkat ke langit

Kisah nabi isa

Nabi Isa turun ke Bumi

Mukjizat nabi isa

Maryam

Nabi Isa adalah putra