Kisah Nabi Ilyasa, Penerus Dakwah Nabi Ilyas kepada Bani Israil

Kisah para nabi dan rasul memang tidak pernah gagal membuat kita ingat akan kebesaran Allah Swt. Salah satu kisah yang tak boleh kamu lewatkan adalah kisah Nabi Ilyasa ‘alaihissalam.

Nabi Ilyasa sendiri dikenal sebagai penerus dakwah dari guru dan juga ayah angkatnya, yaitu Nabi Ilyas.

Ketika masih muda, beliau ikut bersembunyi di gua bersama dengan Nabi Ilyas pada saat orang-orang keji Bani Israil hendak membunuh ayah angkatnya tersebut.

Meskipun keduanya tidak memiliki hubungan darah, Nabi Ilyas dan Ilyasa saling menghormati dan menyayangi selama hidup mereka .

Sama halnya dengan kisah nabi lainnya, kisah Nabi Ilyasa juga sangat menarik untuk diketahui. Oleh karena itu, Hasana.id akan membahasnya pada kesempatan ini. Yuk, simak ulasannya!

Kisah Nabi Ilyasa Meneruskan Perjuangan Nabi Ilyas

Dikisahkan bahwa Nabi Ilyasa diangkat menjadi nabi dan rasul untuk kaum Bani Israil yang sebelumnya telah diberi seruan kebenaran oleh Nabi Ilyas.

Nabi Ilyasa bertugas meneruskan apa yang telah dibangun oleh ayah angkatnya sebelumnya.

Beliau mengingatkan kaum Bani Israil untuk tidak lagi menyeleweng dari aturan-aturan agama yang telah diyakininya.

Nabi Ilyasa juga tak henti-hentinya mengajak kaum Bani Israil untuk menyembah Allah Swt. seperti Nabi Ilyas yang diutus oleh Allah sebelumnya.

Kisah Nabi Ilyasa dalam Al-Qur’an sendiri tidak diceritakan begitu detail. Namanya hanya disebutkan sebanyak dua kali dalam kitab suci ini, yaitu pada surah Al-An’am dan surah Shad.

Dalam Surah Al-An’am ayat 86-87, Allah Swt. berfirman mengenai keistimewaan Nabi Ilyasa sebagai salah satu utusan-Nya, sebagai berikut:

وَإِسْمَٰعِيلَ وَٱلْيَسَعَ وَيُونُسَ وَلُوطًا ۚ وَكُلًّا فَضَّلْنَا عَلَى ٱلْعَٰلَمِينَ (86)

وَمِنْ ءَابَآئِهِمْ وَذُرِّيَّٰتِهِمْ وَإِخْوَٰنِهِمْ ۖ وَٱجْتَبَيْنَٰهُمْ وَهَدَيْنَٰهُمْ إِلَىٰ صِرَٰطٍ مُّسْتَقِيمٍ (87)

Wa ismā’īla walyasa’a wa yụnusa wa lụṭā, wa kullan faḍḍalnā ‘alal-‘ālamīn.

Wa min ābā`ihim wa żurriyyātihim wa ikhwānihim, wajtabaināhum wa hadaināhum ilā ṣirāṭim mustaqīm.

Artinya:

“Dan Ismail, Alyasa’, Yunus dan Luth. Masing-masing Kami lebihkan derajatnya di atas umat (pada masanya), Dan Kami lebihkan (pula) derajat sebahagian dari bapak-bapak mereka, keturunan, dan saudara-saudara mereka. Dan Kami telah memilih mereka (untuk menjadi nabi-nabi dan rasul-rasul) dan Kami menunjuki mereka ke jalan yang lurus.”

Selain itu, kisah Nabi Ilyasa juga tak jarang berkaitan dengan Nabi Ilyas ‘alahissalam karena keduanya juga sempat berdakwah bersama untuk mengajak kaumnya menyembah Allah Swt.

Kaum Bani Israil pada Masa Nabi Ilyasa

Setelah kepergian Nabi Ilyas, kaum Bani Israil merasa senang karena mereka bebas dari peringatan-peringatan Nabi Ilyas dan dapat melakukan apa pun sesuai keinginan mereka.

Pada masa Nabi Ilyasa, kaum Bani Israil yang sebelumnya telah bertaubat pada masa Nabi Ilyas kembali melakukan perbuatan-perbuatan yang melanggar aturan agama.

Mereka mulai menyembah berhala dan mendustakan ajaran yang sebelumnya sudah disampaikan oleh Nabi Ilyas.

Sebelumnya, kaum Bani Israil telah sejahtera, hidup aman sentosa, dan memiliki perekonomian yang baik karena selalu bertakwa kepada Allah Swt. dan mengikut ajaran nabi utusan-Nya.

Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, mereka kembali kepada kebiasaan pendahulunya yang menyembah berhala dan menyekutukan Allah Swt.

Salah satu faktor pendorongnya adalah karena kaum Bani Israil kembali terlena dengan sumber daya alam serta keadaan yang telah kembali normal dan jauh dari musibah kekeringan.

Hal inilah yang mendorong Nabi Ilyas untuk meneruskan dakwah yang sebelumnya diemban oleh Nabi Ilyas.

Namun, sama halnya dengan zaman Nabi Ilyas, Nabi Ilyasa juga mendapatkan cacian serta hinaan pada saat berusaha menyebarkan kebenaran akan Sang Pencipta kepada kaum Bani Israil.

Nabi Ilyasa meneruskan perjuangan Nabi Ilyas dengan penuh rintangan. Ia juga sempat berdakwah dengan cara sembunyi-sembunyi untuk menghindari kekejaman kaum Bani Israil.

Perjuangan Nabi Ilyasa Berdakwah di Jalan Allah Swt.

Lama kelamaan, kondisi kaum Bani Israil semakin kacau, terutama dalam hal keimanan. Mereka bahkan membuat berhala raksasa di negerinya dan menyembahnya.

Melihat kondisi tersebut, Nabi Ilyasa ‘alaihissalam pun memberikan peringatan kepada kaumnya.

Beliau mengingatkan kembali bahwa ancaman azab Allah Swt. masih berlaku jika mereka tidak menjauhi kemusyrikan dan kekufuran tersebut.

Tanpa menyerah, Nabi Ilyasa pun terus berdakwah dan menerangkan tentang ibadah kepada kaumnya, meski berkali-kali mendapatkan hinaan atas perbuatan baiknya tersebut.

Lambat laun, kejahatan kaum Bani Israil pun makin menjadi-jadi. Sambil tetap berusaha menyiarkan agama Allah Swt., Nabi Ilyasa juga berusaha melindungi orang-orang yang lemah.

Dalam kisah Nabi Ilyasa, diceritakan bahwa dakwahnya tidak pernah mendapatkan sambutan baik dari kaumnya.

Banyak di antara mereka yang menolak ajaran beliau dan hanya sebagian kecil saja yang tetap beriman kepada Allah Swt.

Melihat masih ada kaumnya yang beriman, orang-orang kafir Bani Israil pun merasa tidak suka dan mulai membuat rencana jahat untuk mencelakai Nabi Ilyasa dan pengikutnya.

Mengetahui hal tersebut, Nabi Ilyasa pun memohon petunjuk kepada Allah Ta’ala agar dapat bertahan dalam kondisi tersebut.

Jawaban Allah Swt. atas Doa Nabi Ilyasa ‘alaihissalam

Jawaban atas doa Nabi Ilyasa pun datang dalam bentuk musibah kekeringan yang kembali diturunkan kepada orang-orang Bani Israil di Negeri Ba’labak tersebut.

Musibah kemarau yang terjadi kali ini jauh lebih dahsyat daripada yang terjadi di masa Nabi Ilyas. Udara terasa begitu panas dan semua sumber air di negeri tersebut pun mengering.

Kaum Bani Israil juga banyak yang menderita kelaparan dan sampai ada yang terkena busung lapar.

Satu demi satu, penduduk pun meninggal karena tidak sanggup menanggung penderitaan atas azab Allah Ta’ala tersebut.

Kali ini, Negeri Ba’labak pun dikisahkan hancur dikarenakan bencana kekeringan yang melanda kaum Bani Israil tersebut.

Semua orang kafir binasa dan hanya menyisakan Nabi Ilyasa serta para pengikutnya yang telah beriman di negeri tersebut.

Kemudian, mereka pun memutuskan untuk hijrah ke tempat baru dan perjalanan kisah Nabi Ilyasa sebagai utusan Allah Swt. pun berlanjut di sana.

Kesuksesan Nabi Ilyasa dalam Memimpin Kaum Bani Israil

Diriwayatkan juga bahwa kesabaran dan kegigihan Nabi Ilyasa dalam menyuarakan agama Allah Swt. membuahkan hasil yang manis.

Saat kaumnya tampak lalai dan cenderung akan kembali pada kesesatan, Nabi Ilyasa pun tak gentar untuk mengembalikan kaumnya menuju jalan kebenaran bersama Allah Swt.

Ia menyadari bahwa manusia memang makhluk yang mudah lalai sehingga sudah menjadi tugasnya untuk terus mengingatkan kaumnya mengenai kebaikan.

Setelah terjadinya bencana kekeringan pada kaum Bani Israil yang mendustakan agamanya, Nabi Ilyasa dikisahkan menjadi raja dan memimpin kaum Bani Israil lainnya dengan sangat bijaksana.

Nabi llyasa juga selalu mengingatkan kaumnya untuk beribadah kepada Allah Ta’ala dan mengingatkan akan datangnya hari akhir.

Ia juga mengingatkan adanya surga dan neraka bagi setiap umat di muka bumi setelah hari perhitungan tersebut.

Kisah Nabi Ilyasa dalam memimpin kaumnya mungkin tidak secara rinci diceritakan dalam kitab-kitab sejarah.

Akan tetapi, diketahui bahwa beliau berhasil membawa masyarakat menuju tatanan kehidupan yang makmur dan sejahtera.

Bahkan, menurut beberapa riwayat, dikisahkan jika Nabi Ilyasa adalah raja yang disebut-sebut memberikan kerajaannya kepada Nabi Dzulkifli ‘alahissalam.

Dalam kisah Nabi Ilyasa yang diriwayatkan beberapa ulama tersebut dinyatakan bahwa Nabi Ilyasa tidak memiliki keturunan semasa hidup beliau.

Oleh karena itu, beliau pun mewariskan kerajaannya kepada salah seorang dari rakyatnya.

Menurut riwayat tersebut, Nabi Ilyasa mengumumkan kepada rakyatnya bahwa beliau akan menyerahkan takhtanya kepada siap saja yang mampu memenuhi syarat yang beliau tetapkan.

Syarat tersebut adalah mampu berpuasa di siang hari dan beribadah kepada Allah Swt. pada malam hari.

Selain itu, syarat lainnya adalah orang tersebut tidak pernah marah.

Kemudian, seseorang yang diduga dapat memenuhi syarat-syarat tersebut adalah Nabi Dzulkifli. Wallahu ‘alam bish shawab.

Mukjizat Nabi Ilyasa yang Perlu Kamu Ketahui

Mukjizat merupakan suatu keajaiban yang diberikan oleh Allah Swt. kepada nabi dan rasul-Nya sebagai bekal dalam berjuang di jalan-Nya.

Selain itu, mukjizat juga disebut sebagai salah satu tanda kenabian. Akan tetapi, tiap-tiap nabi dan rasul mendapatkan mukjizat yang tidak sama.

Sebagai contoh, Nabi Yusuf ‘alahissalam dikenal dengan mukjizatnya yang bisa menafsirkan mimpi.

Sementara itu, Nabi Musa ‘alahissalam diketahui memperoleh mukjizat berupa kemampuan untuk membelah laut merah dan tongkat yang dapat berubah menjadi ular.

Kemudian, ada juga Nabi Sulaiman ‘alahissalam yang mampu berbicara dengan binatang dan memiliki bala tentara dari semua kalangan makhluk hidup, termasuk manusia, hewan, dan jin.

Nabi-nabi lainnya juga dikisahkan mendapatkan mukjizat dari Allah Swt.

Mukjizat tersebut juga yang membantu mereka dalam memerangi orang-orang kafir dan menyebarkan ajaran kebenaran.

Lalu, bagaimana dengan Nabi Ilyasa? Apa mukjizat yang Allah berikan kepadanya?

Dikisahkan bahwa Nabi Ilyasa memiliki mukjizat dapat menghidupkan kembali orang yang telah mati atas izin Allah Ta’ala.

Maksud dari diturunkannya mukjizat tersebut adalah agar Nabi Ilyasa dapat menunjukkan kekuasaan Allah Swt.

Namun, orang-orang kafir justru menyebut hal tersebut sebagai ilmu sihir dan Ilyasa hanyalah tukang sihir itu sendiri.

Beberapa sumber menyatakan bahwa Allah Swt. memberikan mukjizat kepada Ilyasa yang berkaitan dengan penyakit dan kematian.

Sayangnya, belum ditemukan sumber yang shahih terkait mukjizat yang dimiliki oleh Nabi Ilyasa.

Mengajak Anak untuk Meneladani Kisah Teladan Nabi Ilyasa

Kisah Nabi Ilyasa sebagai juga sangat menarik untuk diceritakan kepada anak-anak.

Perjalanan beliau sebagai seorang anak dan nabi utusan Allah Swt. penuh dengan nilai-nilai moral yang dapat diteladani.

Ayah kandung Nabi Ilyasa sendiri adalah Akhtub bin ‘Ajuz. Akan tetapi, tidak banyak informasi mengenai hubungan Ilyasa dengan ayahnya tersebut.

Pada saat ditemukan oleh Nabi Ilyas, Nabi Ilyasa dikisahkan sedang bersama dengan seorang wanita dan tengah sakit keras.

Nabi Ilyas yang pada waktu itu sedang dikejar oleh kaumnya merasa kasihan melihat Ilyasa yang menderita sakit keras.

Akhirnya, Ilyas pun memohon kepada Allah Swt. agar Ilyasa diberi kesembuhan.

Doa Nabi Ilyas ‘alaihissalam pun dikabulkan oleh Allah Ta’ala dan Ilyasa kembali sehat seperti semula.

Setelah sembuh, kisah Nabi Ilyasa berlanjut dengan pernyataan keyakinannya terhadap kenabian Nabi Ilyas dan keesaan Allah Swt.

Ilyasa muda pun kemudian selalu ikut dengan Nabi Ilyas kemana pun beliau pergi sampai akhirnya diangkat sebagai anak.

Nabi Ilyasa giat belajar agama dengan Nabi Ilyas

Mengutip dari buku Mengenal 25 Nabi dan Rasul Utusan Allah karya Rina Novia dan Yoli Hemdi, Nabi Ilyasa merupakan seorang anak yang rajin belajar.

Nabi Ilyas-lah yang pada saat itu mengajarkan ilmu-ilmu agama kepada Nabi Ilyasa. Pelajaran dimulai dari akidah, yaitu memahami keimanan terhadap Allah Swt. dan keesaan-Nya.

Setelah Nabi Ilyasa memahami akidah, Nabi Ilyas pun melanjutkannya dengan pendidikan ibadah.

Diajarkannya praktik salat dan ibadah lainnya hingga Ilyasa mampu memahami semua itu dengan sangat baik.

Dengan dasar pendidikan agama yang baik dari ayah angkatnya tersebut, Nabi Ilyasa kemudian selalu ikut bersama Nabi Ilyas ketika beliau berdakwah kepada kaumnya.

Pada waktu itu, keduanya berdakwah dengan sembunyi-sembunyi karena orang-orang kafir Bani Israil masih mengejar Nabi Ilyas dan ingin membunuhnya.

Sifat dan Perilaku Baik Nabi Ilyasa

Lalu, hal apa lagi yang bisa anak-anak kita teladani dari kisah Nabi Ilyasa?

Salah satunya adalah perilakunya yang sangat pemaaf dan penyabar meski harus menghadapi orang-orang durhaka seperti kaum Bani Israil pada masa itu sekalipun.

Dalam Al-Qur’an surah Shad ayat 48, Allah Ta’ala berfirman bahwa Nabi Ilyasa beserta beberapa nabi lainnya merupakan golongan orang-orang yang paling baik.

Berikut firman Allah dalam ayat tersebut:

وَٱذْكُرْ إِسْمَٰعِيلَ وَٱلْيَسَعَ وَذَا ٱلْكِفْلِ ۖ وَكُلٌّ مِّنَ ٱلْأَخْيَارِ

Ważkur ismā’īla walyasa’a wa żal-kifl, wa kullum minal-akhyār.

Artinya:

“Dan ingatlah akan Ismail, Ilyasa’ dan Zulkifli. Semuanya termasuk orang-orang yang paling baik.”

Sikap pemaaf yang ditunjukkan dalam Kisah Nabi Ilyasa adalah pada saat ia tetap bisa memaafkan kaumnya, meski telah mendapatkan perlakuan buruk dari mereka.

Beliau tetap dengan baik hati mengingatkan kaumnya untuk segera bertaubat kepada Allah Swt. agar mereka dapat terhindar dari penderitaan.

Selain itu, sifatnya yang pantang menyerah dalam menyerukan kebenaran baik pada saat masih bersama Nabi Ilyas maupun setelah ayah angkatnya tiada juga sangat patut diteladani.

Kemudian, Nabi Ilyasa juga memiliki sifat yang amanah, dibuktikan dengan perjuangan untuk melanjutkan dakwah Nabi Ilyas ‘alaihissalam yang telah diamanahkan kepada beliau.

Hikmah yang Dipetik dari Kaum Nabi Ilyasa

Bukan hanya keteladanan Nabi Ilyasa dalam hal perilaku dan tindak-tanduknya, kamu juga bisa mengambil hikmah dari kisah Nabi Ilyasa bersama kaumnya.

Salah satunya adalah untuk tidak mencontoh perilaku kaum Nabi Ilyasa yang suka melakukan perbuatan tercela.

Selain tidak disukai oleh Allah Swt., melakukan perbuatan yang tercela juga dapat menjauhkan kita dari kebaikan dan rezeki yang berlimpah.

Contohnya adalah kaum Nabi Ilyas yang diberi musibah kekeringan.

Mereka kehilangan semua kemakmuran dan kesejahteraannya karena mendustakan agama Allah Swt. dan memilih menyembah berhala.

Kemudian, hikmah yang juga dapat diambil dari kisah Nabi Ilyasa adalah pelajaran mengenai kepemimpinan.

Seorang pemimpin yang baik akan mampu membangun masyarakat yang makmur, rukun, dan damai di bawah lindungan Allah Yang Mahakuasa.

Selanjutnya, pelajaran juga dapat diambil dari kaum Bani Israil yang beriman.

Pada saat patuh kepada pemimpinnya untuk menghindari perbuatan tercela, mereka pun dapat hidup makmur dan aman di bawah kepemimpinan Nabi Ilyasa.

Hal ini mengandung nilai teladan bagi kita untuk percaya kepada pemimpin dan mematuhinya selama pemimpin tersebut berada di jalan-Nya.

Seorang pemimpin yang beriman tentu memilih jalan terbaik untuk semua, bukan untuk sebagian kaum saja.

Yang tak kalah penting, kisah Nabi Ilyasa dan kaum Bani Israil yang durhaka juga bisa menjadi pengingat bagi kita bahwa azab Allah Swt. memang nyata adanya.

Azab Allah Swt. pasti datang kepada setiap hamba-Nya yang durhaka dan melakukan perbuatan tercela.

Oleh karena itu, sudah sepantasnya kita meninggalkan perbuatan yang dibenci oleh Allah Ta’ala.

Kesimpulan Kisah Nabi Ilyasa ‘Alaihissalam

Meskipun kisah Nabi Ilyasa tidak diceritakan detail di dalam Al-Qur’an maupun pada riwayat-riwayat lainnya, beliau tetap mempunyai perjalanan hidup yang patut kita teladani.

Beliau menjadi penerus dakwah bagi guru dan juga ayah angkatnya, yakni Nabi Ilyas ‘alaihissalam.

Sama dengan gurunya tersebut, Nabi Ilyasa juga tak pernah lelah dan hilang kesabaran dalam membimbing kaumnya.

Kisah Nabi Ilyasa pun bisa menjadi teladan bagi anak-anak, terutama dalam hal ketekunan belajar ketika menjadi murid, perilaku pemaafnya, dan sifatnya yang pantang menyerah.

Nabi Ilyasa juga bisa menjadi contoh bagi para pemimpin di luar sana dengan gaya kepemimpinan yang berhasil membawa kemakmuran dan kesejahteraan bagi kaum Bani Israil.

Oleh karena itu, kisah Nabi Ilyasa di atas cocok untuk dijadikan bahan bacaan bagi orang tua kepada anak-anaknya maupun menjadi pengingat bagi kita semua. Wallahu’alam.

Referensi:

https://www.tagar.id/perjalanan-nabi-ilyasa-as-anak-angkat-nabi-ilyas-as

https://www.haibunda.com/parenting/20201103155834-61-171464/ajari-anak-meneladani-kisah-nabi-ilyasa-pantang-menyerah-dan-pemaaf

Click to access Skripsi%20-%20Lina%20Purnama%20Sari.pdf

https://www.brilio.net/sosok/kisah-nabi-ilyasa-anak-angkat-nabi-ilyas-dan-perjalanan-dakwahnya-2004282.html#