Nabi Ilyas dan Kegigihannya dalam Mengajak Kaum Penyembah Berhala ke Jalan Allah Swt.

Sebagai umat Islam, sudah seharusnya kita beriman kepada utusan Allah Swt., yaitu para nabi dan rasul. Di antara ratusan bahkan ribuan utusan-Nya, ada Nabi Ilyas yang wajib kita imani.

Kisah Ilyas dalam berdakwah dan mengajak umatnya pada kebenaran sangat pantas untuk dijadikan pengingat serta inspirasi bagi umat Muslim saat ini.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini Hasana.id akan membahas kisah teladan Ilyas selama menjadi nabi dan rasul di muka bumi. Langsung saja, yuk, simak!

Diutusnya Nabi Ilyas oleh Allah Swt. untuk Kaum Bani Israil

Nabi Ilyas adalah keturunan Nabi Harun a.s., tepatnya ia adalah turunan keempat Harun. Ia diutus setelah Nabi Daud dan Sulaiman untuk memberikan peringatan kepada kaum Bani Israil yang saat itu merupakan penyembah berhala.

Nama Ilyas sendiri disebutkan dalam Alquran sebanyak dua kali, yaitu dalam Surah Al-An’am bersama nama beberapa nabi lainnya dan dalam Surah Ash-Shafaat.

Dalam Al-Quran Surah Ash-Shaffat ayat 123, Allah Swt. berfirman bahwa Ilyas merupakan salah satu rasul-Nya.

وَإِنَّ إِلْيَاسَ لَمِنَ ٱلْمُرْسَلِينَ

Wa inna ilyāsa laminal-mursalīn

Artinya:

Dan sesungguhnya Ilyas benar-benar termasuk salah seorang rasul-rasul.

Sedangkan dalam Al-Quran Surah Al-An’am ayat 85, dijelaskan bahwa Ilyas termasuk ke dalam golongan orang-orang yang salih.

وَزَكَرِيَّا وَيَحْيَىٰ وَعِيسَىٰ وَإِلْيَاسَ ۖ كُلٌّ مِّنَ ٱلصَّٰلِحِينَ

Wa zakariyyā wa yaḥyā wa ‘īsā wa ilyās, kullum minaṣ-ṣāliḥīn

Artinya:

“Dan Zakaria, Yahya, Isa dan Ilyas. Semuanya termasuk orang-orang yang shaleh.”

Ilyas sendiri merupakan nabi Allah yang diutus kepada kaum Bani Israil yang saat itu masih suka menyembah berhala, yaitu Ba’al.

Berhala yang disembah oleh Kaum Bani Israil

Menurut Muhammad Washfi, Ba’al yang disembah oleh kaum Bani Israil pada masa Nabi Ilyas awalnya terdiri dari tiga nama, yaitu Enlil, Enky, dan Anu.

Dalam keyakinan mereka, Anu merupakan tuhan langit yang menjadi raja para tuhan. Sedangkan Enky diyakini sebagai tuhan bumi.

Kaum Bani Israil saat itu percaya bahwa Enky dapat mengeluarkan air dari perutnya sebagai tuhan bumi.

Kemudian, Enky diyakini sebagai tuhan udara atau angin. Ba’al ini satu-satunya yang tersisa saat kerajaan Babilonia runtuh pada tahun 539 Sebelum Masehi.

Menurut keyakinan mereka, Ba’al tersebut mempunyai banyak istri dan yang paling tua di antaranya adalah Nen-Lil. Ia juga diyakini sebagai Ibu yang agung.

Sebagian ulama, seperti dikatakan oleh Ibnu Ishaq, berpendapat bahwa Ba’al yang disembah kaum Bani Israil pada masa Nabi Ilyas adalah berhala wanita.

Sedangkan dalam Tafsir Al-Azhar, Hamka menyatakan bahwa Ba’al merupakan nama salah satu berhala yang dimiliki oleh orang Phunicia.

Ba’al yang disembah oleh orang-orang kafir tersebut dianggap seperti seorang ayah yang melindungi anak-anak dan istrinya.

Untuk meluruskan kepercayaan mereka yang sesat tersebut lah, Allah Swt. mengutus Nabi Ilyas kepada mereka.

Kisah Kegigihan Nabi Ilyas Berdakwah Melawan Bani Israil

Nabi Ilyas hidup pada masa Raja Ahab yang dikenal sangat kejam dan diutus untuk berdakwah pada kaum Bani Israil saat di bawah pimpinan raja tersebut.

Dalam Al-Quran Surah Ash-Shafaat ayat 124-126 dijelaskan bahwa Ilyas menyerukan kepada kaumnya bahwa perbuatan mereka yang menyembah Ba’al adalah bentuk mendustakan Allah Swt. dan juga nabi-Nya.

إِذْ قَالَ لِقَوْمِهِۦٓ أَلَا تَتَّقُونَ

أَتَدْعُونَ بَعْلًا وَتَذَرُونَ أَحْسَنَ ٱلْخَٰلِقِينَ

ٱللَّهَ رَبَّكُمْ وَرَبَّ ءَابَآئِكُمُ ٱلْأَوَّلِينَ

Iż qāla liqaumihī alā tattaqụn

A tad’ụna ba’law wa tażarụna aḥsanal-khāliqīn

Allāha rabbakum wa rabba ābā`ikumul-awwalīn

Artinya:

(ingatlah) ketika ia (Ilyas) berkata kepada kaumnya: “Mengapa kamu tidak bertakwa? Patutkah kamu menyembah Ba’l dan kamu tinggalkan sebaik-baik Pencipta, (yaitu) Allah Tuhanmu dan Tuhan bapak-bapakmu yang terdahulu?”

Meskipun telah berusaha untuk berdakwah dan mengingatkan akan keesaan Allah Swt., kaum Bani Israil tetap mendustakan ajaran tersebut.

Saat diingatkan mengenai hal tersebut, beberapa dari mereka tak jarang berdalih bahwa perbuatannya hanya bagian dari meneruskan tradisi nenek moyang saja.

Padahal, nenek moyang mereka sebenarnya bukan lah penyembah berhala, melainkan orang-orang yang meyakini keesaan Allah Swt.

Dikisahkan bahwa pada awalnya raja mereka sudah beriman namun kemudian memilih meninggalkan Allah Swt. dan ikut dalam kesesatan yang dilakukan kaumnya.

Meskipun demikian, Nabi Ilyas tidak pernah putus asa untuk mengingatkan kaum Bani Israil tersebut tentang Allah Swt. sebagai sebaik-baiknya pencipta.

Namun, kaum Bani Israil justru menolak untuk mengikuti ajaran kebenaran yang disampaikan oleh Ilyas dan mendustakan hal tersebut.

Oleh karena itulah, kaum Bani Israil mendapatkan azab yang begitu berat dari Allah Swt.

Azab yang Diturunkan Allah Swt. pada Kaum Nabi Ilyas

Azab yang dijatuhkan pada kaum Bani Israil adalah berupa kemarau panjang yang membuat mereka kehausan dan kehilangan ternak-ternak karena mati.

Bukan hanya itu saja, kebun serta tanaman yang mereka tanam pun musnah karena kemarau panjang tersebut.

Sebagai utusan Allah Swt., Nabi Ilyas pun memberitahukan dan mengajak Raja Ahab serta kaumnya agar meninggalkan sifatnya yang kejam. Ia juga mengajak Raja Ahab untuk kembali ke agama Islam dan ikut berjuang bersama di jalan yang lurus.

Sayangnya, Raja Ahab tidak mau mendengarkan ajakan Ilyas tersebut dan bahkan menjadi sangat marah padanya.

Sampai akhirnya, Raja Ahab memerintahkan tentaranya untuk menangkap Ilyas dan membunuhnya.

Persembunyian Nabi Ilyas dari tentara Bani Israil

Merasa ketakutan karena perilaku umatnya yang keji tersebut, Ilyas pun memutuskan untuk mencari tempat persembunyian yang aman.

Nabi Ilyas bersembunyi di gua selama beberapa waktu. Lalu, ia berpindah dari tempat yang satu ke tempat lainnya untuk melarikan diri dari bala tentara Raja Ahab.

Setiap kali tentara Raja Ahab menemukan makanan di dalam sebuah rumah yang kosong, mereka langsung menyimpulkan bahwa rumah tersebut telah didatangi oleh Ilyas.

Sebab, dikisahkan bahwa setiap rumah yang dikunjungi oleh Ilyas akan menghasilkan berbagai jenis makanan secara ajaib sehingga ia tak perlu keluar dari persembunyiannya untuk mendapatkan makanan.

Hal ini pun diketahui oleh banyak penduduk sehingga mereka akan menyimpulkan setiap rumah yang memiliki makanan berarti telah didatangi oleh Ilyas.

Sampai pada suatu ketika, Nabi Ilyas masuk ke dalam sebuah rumah yang ternyata dihuni oleh seorang wanita dan anak laki-lakinya.

Anak laki-laki tersebut bernama Ilyasa dan menyatakan diri bahwa ia beriman kepada kenabian Ilyas. Sehingga Ilyas pun membawa serta anak tersebut kemana pun ia pergi sebagai anak angkatnya.

Di sisi lain, kaum Bani Israil sudah mulai kelaparan dan merasakan dahaga yang teramat sangat akibat musibah kemarau panjang yang terjadi.

Mereka juga mulai merasakan pedihnya siksaan dan kesengsaraan azab Allah Swt. tersebut. Sampai akhirnya, mereka pun sadar dan menghadap Nabi Ilyas ‘alaihissalam tanpa keinginan untuk membinasakannya.

Datangnya Pertolongan Allah Swt.

Setelah berada di hadapannya, akhirnya orang-orang tersebut meminta supaya Ilyas dapat memohon kepada Allah Swt. agar menurunkan hujan dan menjauhkan mereka dari bahaya kelaparan.

Dalam Bahasa Indonesia, seperti ini doa yang Ilyas panjatkan kepada Allah Swt.:

“Ya Tuhanku, semoga Engkau berkenan menghilangkan dari mereka bahaya kelaparan yang telah mengancam kehidupan mereka, dan mudah-mudahan (setelah itu terjadi) menjadikannya orang-orang yang bersyukur kepada Engkau.”

Ia juga berdoa kepada Allah Swt. agar dapat dijauhkan dari bahaya kelaparan yang telah mengancam kaumnya dan memohon agar peristiwa yang terjadi dapat menjadikan kaumnya orang-orang yang bersyukur kepada Allah Swt.

Tak lama setelah itu, Allah Swt. pun mengabulkan doa Ilyas dan menurunkan hujan. Ladang dan sawah di sekitarnya pun menjadi subur kembali.

Binatang-binatang yang kelaparan pun mulai berkembang biak dan langsung menurunkan anak-anak yang sangat banyak.

Akan tetapi, setelah mereka menikmati rahmat-Nya tersebut, mereka kembali kepada kesesatan dan kekafirannya.

Namun, kali ini Allah Swt. tidak memberikan pertolongan melalui utusan-Nya lagi apabila Ia mendatangkan azab kembali pada kaum Bani Israil tersebut.

Allah memerintahkan kepada Ilyas untuk pergi jika ada sesuatu yang Ia datangkan kepadanya. Pada saat itu, didatangkan lah seekor kuda yang terbuat dari api kepadanya.

Tanpa ragu-ragu dan rasa takut, Nabi Ilyas a.s. menaiki kuda tersebut dan mendapatkan pakaian dari cahaya yang berbentuk seperti sayap.

Sejak saat itu, Ilyas tak lagi berada di sekitar kaum Bani Israil yang penuh dengan kekafiran tersebut dan bergabung bersama malaikat.

Menurut Wahb Ibnu Munabbih, Ilyas menjadi manusia penghuni langit dan hanya datang ke muka bumi sesekali saja. Wallahu’alam.

Rahasia Kisah Nabi Ilyas yang Diberi Umur Panjang Oleh Allah Swt. dan Bertemu Rasulullah saw.

Di antara banyak rasul dan nabi Allah Swt., ada beberapa dari mereka yang diyakini masih hidup sampai saat ini dan Ilyas adalah salah satunya.

Suatu hari, dikisahkan bahwa Nabi Muhammad saw. sedang duduk di dalam masjid dan didatangi dua orang dengan penampilan yang bersih dan rupawan. Mereka pun memberi salam kepada Rasulullah.

Saat Baginda Rasul menanyakan dari mana asal mereka, kedua orang tersebut pun mengaku berasal dari masa yang telah lama berlalu.

Mereka juga menceritakan keimanannya kepada Allah Swt. dan keinginan mereka untuk mendengar untaian kata-kata yang indah dari kitab Allah yang muncul di akhir zaman, yaitu yang saat ini dikenal sebagai Al-Quran.

Kedua orang tersebut kemudian berdoa seribu tahun untuk mendapatkan kesempatan mendengar Al-Quran, khususnya Surah Al-Fatihah yang hanya diperuntukkan bagi Nabi Muhammad saw.

Setelah berdoa selama seribu tahun, Allah pun bertanya kepada mereka berdua mengenai karunia seperti apa yang bisa Ia berikan.

Jawaban mereka pun mantap, yaitu untuk diizinkan berumur panjang hingga bisa menjadi bagian dari umat Nabi Muhammad saw. dan mendengar bacaan Surah Al-Faatihah meski hanya sekali saja.

Dengan begitu, mereka bisa wafat dalam keadaan ridha. Kedua orang yang ditemui Rasulullah tersebut ternyata adalah Nabi Ilyas a.s. dan Nabi Khidir a.s.

Saat bertemu dengan Nabi Muhammad saw., mereka bukan lagi seorang nabi melainkan bagian dari umat Rasulullah.

Mereka berdua pun kemudian memohon agar Rasulullah saw. berkenan membacakan Surah Al-Faatihah untuk keduanya.

Setelah itu, baru lah Nabi Khidir dan Ilyas membaca surah tersebut bersama-sama dengan Nabi Muhammad saw.

Nabi Khidir dan Ilyas juga menanyakan balasan apa yang akan manusia terima jika membaca Surah Al-Faatihah tersebut.

Sebagai jawaban atas pertanyaan tersebut, Nabi Muhammad saw. menyatakan bahwa kehidupan sampai akhir masa mungkin tidak akan cukup untuk menjabarkan semua manfaat atau kebaikan yang akan manusia terima jika membaca Surah Al-Fatihah.

Diceritakan Manfaat Mengucapkan ‘Aamiin’ Setelah Membaca Al-Faatihah

Nabi Muhammad saw. juga menjelaskan bahwa siapa pun yang mengucapkan kata ‘aamiin’ setelah membaca Al-Faatihah maka akan mendapatkan keistimewaan dari surah tersebut juga.

Salah satu keistimewaan mengatakan ‘aamiin’ adalah kumpulan huruf yang menyusun kata tersebut. Rasulullah saw. menjelaskan bahwa ‘alif’ tertulis pada Arsy Allah Swt., sedangkan ‘mim’ terdapat pada kaki dari singgahsana-Nya.

Kemudian, ‘yaa’ terdapat pada Lauful Mahfudz. Lalu, ‘nun’ terdapat pada pena atau kalam yang menuliskan seluru takdir di muka bumi.

Nabi Khidir dan Nabi Ilyas pun meminta Rasulullah saw. untuk menceritakan lebih banyak lagi mengenai keutamaan kata ‘aamiin’ tersebut.

Selanjutnya, dijelaskan juga bahwa ‘alif’ tertulis di kening Malaikat Israfil dan ‘mim’ tertulis di kening Malaikat Mikail.

Sedangkan, ‘yaa’ tertulis di kening Jibril dan ‘nun’ tertulis di kening Malaikat Izrail. Menariknya, keempat malaikat tersebut diketahui sebagai pimpinan semua malaikat Allah Swt.

Dengan begitu, siapa pun yang mengucapkan ‘aamiin’ bisa menikmati manfaat dari keempat malaikat tersebut.

Bukan hanya itu saja, Rasulullah juga menceritakan pada Nabi Khidir dan Ilyas bahwa ‘alif’ juga tertulis di dalam Taurat dan ‘mim’ tertulis di dalam Kitab Zabur.

Kemudian, ‘yaa’ juga tertulis di dalam Kitab Injil dan ‘nun’ tertulis di dalam Al-Quran sebagai kitab terakhir yang diturunkan oleh Allah Swt.

Lebih lanjut, Nabi Muhammad saw. menjelaskan bahwa siapa saja yang mengucapkan ‘aamiin’ dengan sungguh-sungguh setelah membaca al-Faatihah akan mendapatkan keutamaan seperti telah membaca keempat kitab tersebut.

Karena Nabi Ilyas dan Nabi Khidir masih ingin mendengar manfaat lainnya, Rasulullah saw. pun kembali menjelaskan bahwa ‘alif’ juga tertulis di kening Sayyidina Abu Bakar r.a., sedangkan ‘mim’ juga tertulis pada kening Sayyidina Umar r.a.

Selanjutnya, ‘yaa’ juga tertulis di kening Sayyidina Usman bin Affan r.a. dan ‘nun’ tertulis di kening Sayyidina Alin bin Abi Thalib r.a.

Oleh karena itu, setiap umat Islam yang mengucapkan ‘aamiin’ setelah membaca al-Faatihah juga akan mendapat keutamaan dari empat sahabat Rasulullah saw. tersebut.

Permohonan Rasulullah kepada Nabi Ilyas yang telah Bertemu Dengannya

Setelah mendengar penjelasan Nabi Muhammad saw. mengenai hal di atas, Nabi Khidir dan Ilyas pun berencana memohon kepada Allah Swt. untuk mencabut nyawanya setelah apa yang keduanya inginkan terpenuhi.

Akan tetapi, Nabi Muhammad saw. menghentikan kehendak mereka untuk memohon kepada Allah Swt.

Rasulullah meminta mereka untuk membantu umat Islam karena Allah telah mengaruniai mereka berdua dengan umur panjang serta kekuatan istimewa. Sehingga, mereka dapat berkhidmat kepada umat Nabi Muhammad saw.

Menjawab permintaan tersebut, Ilyas pun diutus sebagai penjaga daratan sedangkan Khidir di lautan.

Oleh sebab itu, Nabi Ilyas seringkali dianggap masih hidup sampai sekarang karena ia telah dipercaya untuk menjaga daratan.

Hal ini juga dijelaskan di Kitab Al-Ishabah dari Ibnu Syahin, sebagai berikut:

أربعة من الأنبياء أحياء: اثنان في السماء عيسى وإدريس واثنان في الأرض: الخضر وإلياس فأما الخضر فإنه في البحر وأما صاحبه فإنه في البر

Artinya:

“Ada empat orang dari golongan para nabi yang masih hidup; dua hidup di langit, yaitu Nabi Isa dan Nabi Idris, dan dua hidup di bumi, yaitu Nabi Khidir dan Nabi Ilyas. Adapun Nabi Khidir hidup di lautan, sementara temannya hidup di daratan.”

Selain itu, tertulis juga dalam Kitab Al-Bidayah wa Al-Nihayah bahwa Ilyas termasuk golongon dari empat nabi yang masih hidup:

وقال مكحول عن كعب : أربعة أنبياء أحياء ، اثنان في الأرض : إلياس والخضر ، واثنان في السماء : إدريس وعيسى

Artinya:

“Imam Makhul berkata dari Ka’ab: ‘Empat dari golongan para nabi masih hidup; dua di bumi, yaitu Ilyas dan Khidir, dan dua di langit, yaitu Nabi Idris dan Isa.”

Seperti tertulis dalam sumber-sumber di atas, Nabi Ilyas bersama dengan tiga nabi lainnya, yaitu Nabi Khidir, Nabi Isa, dan Nabi Idris saat ini diyakini masih hidup.

Jika Ilyas dan Khidir berada di bumi sebagai penjaga daratan dan lautan, Nabi Isa dan Nabi Idris dijelaskan berada di langit.

Meskipun kehidupan mereka sebagai manusia di muka bumi telah berakhir, atas izin Allah Swt. mereka tetap hidup di tempatnya masing-masing.

Hal ini selaras dengan kekuasaan Allah yang berhak mewafatkan hamba-Nya dan juga menghidupkan kembali mereka.

Hikmah yang Dapat Diambil dari Kisah Nabi Ilyas

Salah satu pelajaran yang dapat kamu ambil dari kisah Ilyas adalah kegigihannya dalam mengajarkan kebenaran terhadap kaum Bani Israil.

Ia terus berdakwah di jalan Allah Swt. meskipun kaum Bani Israil bersikeras untuk tetap menyembah berhala. Ilyas tidak putus asa untuk mengingatkan kaumnya untuk menuju kebenaran. Nabi Ilyas juga seorang yang sangat pemaaf dan dengan ikhlas membantu sesama manusia.

Meskipun ia telah didustakan dan bahkan diperintahkan oleh raja untuk di bunuh, ia tetap dengan ikhlas membantu kaumnya untuk memohon agar hujan turun. Tentu Nabi Ilyas memohon kepada Allah Swt.

Ibadah Ilyas selama beribu tahun dengan terus berdoa kepada Allah Swt. juga bisa menjadi pengingat bagi kita.

Akhirnya, semoga ulasan Hasana.id mengenai perjalanan Nabi Ilyas di atas dapat menjadi tambahan informasi yang bisa diambil hikmahnya. Aamiin.

Referensi:

https://www.laduni.id/post/read/66352/rahasia-nabi-khidir-dan-nabi-ilyas-diberi-umur-panjang-hingga-hari-akhir

Kisah Nabi Ilyas AS dalam Persembunyian

http://ceramahagamaislamterkini.blogspot.com/2016/02/kisah-nabi-ilyas-dan-hikmah-nya.html

Empat Nabi yang Masih Ada Hingga Sekarang