Kisah Nabi Harun yang Setia Menemani Nabi Musa Berdakwah

Salah satu nama Nabi yang mungkin masih asing terdengar di telinga adalah Nabi Harun. Padahal, Nabi Harun memiliki keterkaitan dengan sejumlah Nabi. Salah satunya adalah Nabi Musa yang oleh Allah Swt. diutus untuk menemui dan menyadarkan Firaun.

Bicara mengenai Nabi Harun ternyata nama Harun sendiri juga telah disebutkan di dalam Al-Quran sebagai bagian dari ke-25 Nabi yang harus diimani oleh setiap umat Muslim.

Bahkan, Al-Quran menyebut nama Harun sebanyak 20 kali. Nah, bagi kamu yang penasaran dengan kisah Nabi Harun dan bagaimana sosok serta mukjizatnya, tidak ada salahnya untuk menyimak penjelasan berikut!

Tentang Asal Usul Nabi Harun

Bicara mengenai Nabi yang ada di dalam agama Islam, salah satu nama yang kerap dikaitkan dengan Nabi Musa adalah Nabi Harun. Bahkan, Nabi Harun disebutkan sebagai orang yang menemani Nabi Musa untuk menemui Firaun dan mengajaknya bertobat kepada Allah Swt.

Tidak hanya itu saja, Harun merupakan salah satu saudara kandung Nabi Musa yang lahir pada saat Firaun memberikan jeda atas perintah pembunuhan bayi laki-laki di Mesir.

Hal ini dilakukan Firaun agar anak laki-laki di Mesir tidak punah. Khususnya dari kalangan Bani Israil yang bisa dijadikan budak orang Mesir. TIdak heran jika kisah Nabi Harun akan memiliki kesamaan dengan Nabi Musa.

Nabi Harun sendiri diketahui merupakan golongan orang Bani Israil. Sebelumnya, Bani Israil merupakan sebutan yang merujuk pada kaum keturunan Nabi Yakub.

Dulunya, Nabi Yakub tinggal di Palestina sampai pada akhirnya Yusuf, putra kesebelas Nabi Yakub mengundang keluarganya untuk tinggal di Mesir.

Apalagi pada saat itu, Palestina mengalami musim kemarau yang sangat panjang. Sejak saat itulah keluarga Nabi Yakub beserta anak cucunya tinggal di Mesir.

Harun sendiri merupakan keturunan dari kaum Lewi. Kaum Lewi sendiri merupakan keturunan dari putra ketiga Nabi Yakub, Lewi yang kelak melahirkan Nabi Harun dan Nabi Musa.

Nabi Harun dan Nabi Musa

Dalam silsilah keturunan Lewi, disebutkan pula bahwa Harun merupakan saudara kandung dari Nabi Musa. Ayahnya bernama Amram bin Kehat bin Lewi bin Yakub.

Mungkin banyak dari kamu yang bertanya-tanya jika Harun merupakan saudara kandung Nabi Musa, mengapa Nabi Harun tidak disembunyikan oleh ibunya pada saat itu.

Hal ini rupanya berkaitan dengan masa kepemimpinan Firaun sendiri. Dijelaskan sejumlah ahli tafsir bahwa Nabi Harun terlahir beberapa tahun lebih awal dibandingkan dengan Nabi Musa.

Beruntungnya lagi, pada saat Nabi Harun lahir, Firaun tengah memberhentikan sementara perintah pembunuhan terhadap bayi laki-laki yang lahir.

Hal ini dilakukan agar negeri yang dipimpin oleh Firaun tidak kekurangan jumlah anak lelaki yang nantinya dapat dipekerjakan menjadi prajurit dan pengikutnya.

Pengangkatan Nabi Harun Sebagai Nabi

Kendati keduanya mendapatkan pengasuhan yang berbeda, baik Nabi Harun dan Nabi Musa rupanya memiliki hubungan yang sangat erat. Bahkan, Nabi Musa meminta Nabi Harun sebagai orang yang menemaninya dalam membantu menegakkan agama Islam kala itu.

Hal ini juga tertuang dalam QS. Thaha ayat 29-30, yang berbunyi:

وَٱجْعَل لِّى وَزِيرًا مِّنْ أَهْلِى

Waj’al lī wazīram min ahlī

Artinya:

“Dan jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku,”

هَٰرُونَ أَخِى

Hārụna akhī

Artinya:

“(Yaitu) Harun, saudaraku,”

Nabi Musa menunjuk Nabi Harun sebagai penerjemahnya dalam menyampaikan dakwah. Apalagi, pada saat itu, Nabi Musa tidak bisa membicarakan atau mengungkapkan apa yang ingin dikatakannya dengan jelas dan fasih karena lidahnya yang kaku.

Allah Swt. yang mendengar doa tersebut pun langsung mencabut kekakuan dari lidah Nabi Musa dan memintanya untuk menemui Harun.

Di saat itu pula, Allah Swt. menurunkan wahyu kepada Nabi Harun. Keduanya akhirnya bertemu di gunung Horeb sebelum akhirnya berangkat menemui Firaun di Mesir.

Nabi Harun Menemani Musa Menemui Firaun

Sesampainya di Mesir, keduanya tidak mendapatkan izin untuk memasuki istana Firaun yang megah.

Di dalam QS. Thaha ayat 47, baik Nabi Musa dan Nabi Harun pun akhirnya berkata bahwa keduanya merupakan utusan Allah Swt. Adapun bunyi dari QS. Thaha ayat 47, adalah:

فَأْتِيَاهُ فَقُولَآ إِنَّا رَسُولَا رَبِّكَ فَأَرْسِلْ مَعَنَا بَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ وَلَا تُعَذِّبْهُمْ ۖ قَدْ جِئْنَٰكَ بِـَٔايَةٍ مِّن رَّبِّكَ ۖ وَٱلسَّلَٰمُ عَلَىٰ مَنِ ٱتَّبَعَ ٱلْهُدَىٰٓ

Fa`tiyāhu fa qụlā innā rasụlā rabbika fa arsil ma’anā banī isrā`īla wa lā tu’ażżib-hum, qad ji`nāka bi`āyatim mir rabbik, was-salāmu ‘alā manittaba’al-hudā

Artinya:

“Maka datanglah kamu berdua kepadanya (Fir’aun) dan katakanlah: “Sesungguhnya kami berdua adalah utusan Tuhanmu, maka lepaskanlah Bani Israil bersama kami dan janganlah kamu menyiksa mereka. Sesungguhnya kami telah datang kepadamu dengan membawa bukti (atas kerasulan kami) dari Tuhanmu. Dan keselamatan itu dilimpahkan kepada orang yang mengikuti petunjuk.”

Firaun pun menemui kedua Nabi dan bertanya siapakah Tuhan mereka. Tidak hanya itu saja, Firaun juga menanyakan apa maksud dari kedatangan Musa dan Harun ke istananya.

Musa pun menjawab pertanyaan tersebut bahwa dirinya dan Harun ingin mengajak Firaun untuk menyembah dan beriman kepada Allah Swt.

Musa juga mengajak Firaun agar melepaskan Bani Israil dan pergi bersama keduanya. Namun, Firaun menolak ajakan tersebut dan mengungkit masa lalu Nabi Musa yang sempat membunuh salah seorang penduduknya dahulu.

Tidak hanya itu saja, Firaun pun sempat menganggap bahwa baik Nabi Musa dan Nabi Harun merupakan orang-orang yang gila.

Ancaman Firaun

Terkait kedatangan Musa dan Harun ke Mesir, Firaun pun menyerukan kepada kaumnya bahwa siapa saja yang menyembah selain kepada Firaun akan langsung dipenjara.

Di saat inilah akhirnya Nabi Musa menunjukkan salah satu mukjizatnya yang dapat mengubah tongkat menjadi ular.

Sayangnya, mukjizat tersebut tidak membuat Firaun dan kaumnya bertobat. Mereka justru semakin semangat dalam menghina Nabi Musa dan Harun. Tidak heran jika Firaun menolak ajakan Nabi Musa dan Nabi Harun untuk menyembah Allah Swt.

Firaun juga menyebut jika keduanya ingin merebut kekuasaannya yang memimpin negeri Mesir pada saat itu. Pada akhirnya, kedua belah pihak akhirnya sepakat untuk melakukan pertandingan terbuka pada saat Hari Raya Asyura tiba.

Firaun pun berjanji akan memberikan kedudukan yang tinggi bagi para ahli sihir Mesir yang berhasil mengalahkan Nabi Musa dan Nabi Harun.

Sayangnya, pada pertandingan tersebut Nabi Musa dan Nabi Harun berhasil memenangkannya. Para penyihir yang semula tunduk kepada Firaun pun bersujud dan menyatakan ikut memeluk dan menyembah Allah Swt. kepada Nabi Musa dan Nabi Harun.

Walaupun Firaun mengancam akan menyiksa para penyihir tersebut, nyatanya mereka tetap tidak bergeming dan tetap mengikuti Musa dan Harun.

10 Azab pada Bangsa Mesir

Terkait dengan cerita Firaun yang masih sombong dan tidak mau mengimani adanya Allah Swt., ternyata Allah Swt. memberikan azab yang sangat dahsyat dan pedih bagi Firaun dan kaumnya.

Semua Air Menjadi Darah

Saat Nabi Harun memegang tongkat dan mengarahkan tangannya ke sumber-sumber air yang ada di Mesir, niscaya air yang jernih dan bening tersebut langsung berubah menjadi darah. Hal ini masih tidak bisa membuat Firaun mau mengakui kebesaran Allah Swt. dan kenabian dari Nabi Musa dan Nabi Harun.

Hujan Katak

Setelah azab pertama, Allah Swt. pun mengutus Nabi Harun untuk kembali mengangkat tongkat dan mengarahkannya ke perairan yang ada di seluruh wilayah Mesir. Tidak lama setelah itu, muncullah katak-katak yang jumlahnya sangat banyak dan memenuhi seluruh wilayah Mesir.

Melihat hal yang tidak biasa ini, Firaun akhirnya meminta Musa dan Harun untuk berdoa kepada Allah Swt. agar menghilangkan katak tersebut.

Sebagai gantinya, Firaun akan melepaskan Bani Israil dan membiarkan Bani Israil ikut pergi bersama Musa dan Harun. Sayangnya, setelah katak-katak tersebut hilang, Firaun tidak menempati janjinya.

Nyamuk

Azab ketiga yang diberikan Allah Swt. melalui Nabi Harun adalah muncullah nyamuk yang sangat banyak. Nyamuk-nyamuk yang keluar saat Nabi Harun memukulkan tongkatnya ke debu dan tanah ini tidak hanya membunuh sebagian penduduk Mesir.

Namun, juga hewan-hewan ternak yang menjadi sumber kehidupan bagi penduduk Mesir.

Lalat

Tidak hanya nyamuk, Nabi Harun juga diperintahkan Allah Swt. untuk kembali memukulkan tongkatnya. Pada saat ini, muncullah lalat yang sangat banyak dan mengerubungi negeri Mesir.

Bahkan, istana Firaun yang megah dan tidak pernah terlihat lalat di dalamnya menjadi tempat yang paling banyak dihinggapi oleh lalat.

Lalat-lalat ini hanya mengerubungi kediaman Firaun dan kaumnya saja. Sedangkan kediaman Bani Israil tidak dihinggapi oleh lalat tersebut.

Lagi-lagi, Firaun meminta agar Nabi Musa dan Nabi Harun berdoa kepada Allah Swt. untuk menghilangkan lalat tersebut. Ia kembali berjanji untuk melepaskan Bani Israil jika doa keduanya terkabul.

Seperti yang bisa ditebak, setelah lalat-lalat tersebut berhasil dihilangkan, Firaun kembali mengingkari janjinya. Tidak heran jika Allah Swt. pun akhirnya menimpakan azab kelima.

Penyakit Sampar

Firaun yang terus-menerus mengingkari janjinya kepada Nabi Musa dan Harun akhirnya mendapatkan azab kelima dari Allah Swt. Siapa yang menyangka jika di negeri Mesir terkena wabah penyakit sampar.

Penyakit sampar atau yang saat ini dikenal dengan nama pes merupakan penyakit yang menyerang hewan ternak di Mesir.

Bahkan, hampir seluruh hewan ternak milik Firaun dan kaumnya mati terkena wabah ini. Sedangkan hewan ternak milik Bani Israil bahkan tumbuh dengan sehat dan tidak ada yang terkena wabah sampar.

Bisul

Nabi Musa diperintahkan oleh Allah Swt. untuk menghamburkan segenggam abu yang diambil dari tempat pembakaran. Abu itu membuat Firaun dan kaumnya terkena bisul yang berisi nanah. Tidak terkecuali para ahli sihir kebanggaan Firaun.

Hujan Es

Mesir merupakan negeri yang didominasi dengan adanya gurun. Tidak heran jika akan sangat mustahil jika di negeri tersebut akan muncul hujan es. Namun, atas kuasa Allah Swt., turunlah hujan es yang membekukan Firaun dan kaumnya.

Allah Swt. memerintahkan Nabi Musa untuk mengangkat tongkatnya ke langit sehingga turunlah hujan es. Hujan es ini hanya mengguyur wilayah yang ditinggali oleh Firaun dan kaumnya saja.

Lagi-lagi, Firaun meminta Musa dan Harun untuk meminta Allah Swt. menghentikan hujan es tersebut dan memberikan janji akan melepaskan Bani Israil.

Sayangnya, ucapan Firaun tidak bisa dipercaya. Setelah Allah Swt. menghentikan hujan es, Firaun kembali tidak mau melepaskan Bani Israil dan tetap menggunakan penduduk Bani Israil sebagai budak di negerinya.

Belalang

Tidak kunjung sadar atas peringatan sebelum-sebelumnya, Allah pun kembali memerintahkan Nabi Musa untuk mengangkat tongkatnya. Maka seketika itu langsung keluarlah belalang dalam jumlah yang banyak.

Belalang tersebut menutupi seluruh wilayah Mesir sehingga sangat mengganggu aktivitas Firaun dan kaumnya.

Bahkan, kebun-kebun milik Firaun dan kaumnya pun tak lewat dari sasaran jutaan belalang yang dikirim oleh Allah Swt. Lagi-lagi, Firaun meminta pertolongan kepada Musa dan Harun. Namun, Firaun kembali mengingkari ucapannya.

Kegelapan

Setelah banyaknya peringatan dan azab yang diberikan oleh Allah Swt., Firaun masih saja tidak mau mengimani Allah Swt. dan mengakui bahwa Musa dan Harun adalah Nabi yang diutus oleh Allah Swt. Tidak heran jika pada suatu waktu negeri Mesir menjadi gelap gulita selama 3 hari.

Matinya Anak Pertama

Nabi Harun diutus oleh Allah Swt. untuk memerintahkan Bani Israil meminta perhiasan emas dan perak dari tetangga mereka yang merupakan kaum Firaun. Allah Swt. juga memerintahkan Bani Israil untuk menyembelih seekor domba, memanggang dan memakan dagingnya.

Setelah itu, Allah Swt. meminta untuk menorehkan darah domba yang telah disantap tersebut ke kedua tiang pintu dan ambang atas pintu rumah Bani Israil.

Siapa yang menyangka jika pada malam harinya, anak-anak sulung atau anak pertama dari kaum Firaun meninggal semua. Tidak terkecuali dengan anak Raja, bangsawan hingga anak dari para tahanan dari kaum Firaun. Bahkan, anak pertama dari ternak kaum Firaun pun juga ikut mati.

Di malam itu pula Allah Swt. mengutus Nabi Harun, Nabi Musa dan Bani Israil untuk meninggalkan Mesir bersama Bani Israil. Sayangnya, kabar keluarnya Bani Israil bersama Musa dan Harun sampai di telinga Firaun. Firaun pun meminta pasukannya untuk mengejar dan menangkap mereka.

Tenggelamnya Firaun

Saat Nabi Harun, Musa dan Bani Israil melewati Laut Merah yang terbelah dua, Firaun dan pasukannya yang mengejar Bani Israil pun turut melewati Laut Merah yang terbelah. Sayangnya, pada saat masih berada di tengah jalan, Allah Swt. kembali menutup jalan tersebut dengan air laut yang sangat banyak. Tidak heran jika Firaun dan pasukannya mati tenggelam di dasar Laut Merah.

Namun, sebelum tenggelam, rupanya Firaun sempat menyatakan keimanannya kepada Allah Swt. sayangnya, Allah Swt. tidak menerima pertobatan yang dilakukan oleh Firaun dan membuat jasadnya tetap utuh sebagai peringatan kepada umat Muslim.

Gunung Sinai

Saat Nabi Musa diperintahkan pergi ke atas gunung Sinai selama 40 hari 40 malam, Allah Swt. memberikan hukum-hukum-Nya yang tertulis pada dua buah keeping batu. Salah satunya berisikan tentang penetapan Nabi Harun dan para keturunannya yang kelak akan menjadi imam.

Sementara ditinggal oleh Musa, Nabi Harun pun diminta untuk mewakili Musa dalam memimpin Bani Israil. Namun, kepergian Nabi Musa yang terlalu lama membuat Bani Israil khawatir dan kembali menyembah berhala.

Bani Israil mencairkan perhiasan emas dan perak yang dibawanya dan mencetaknya menjadi patung sapi.

Patung sapi inilah yang disembah oleh Bani Israil. Setelah Nabi Musa menyelesaikan urusannya di gunung Sinai, ia pun kembali dan marah saat mengetahui hal tersebut.

Nabi Musa sampai memecahkan kepingan batu yang berisi hukum Allah dan memarahi Harun yang telah lalai menjalankan tugasnya.

Padahal, Nabi Harun telah mengingatkan Bani Israil. Namun, Bani Israil hanya memandang rendah Nabi Harun dan justru mengancam akan membunuh Harun. Sayangnya, Musa mengetahui jika perbuatan itu disebabkan oleh Samiri.

Tidak lama setelah itu, Musa pun mengusir Samiri. Setelah itu diceritakan bahwa Musa bersama Harun dan Bani Israil yang tersisa pergi menuju Palestina. Musa pun memerintahkan Bani Israil untuk berperang melawan penduduk Palestina agar bisa menguasai Palestina.

Namun, Bani Israil menolak hal tersebut yang membuat Allah Swt. mengharamkan Bani Israil menginjak tanah Palestina selama empat puluh tahun lamanya. Dan selama itu pula, Allah Swt. membuat Bani Israil berputar kebingungan di seluruh muka bumi, termasuk Nabi Musa dan Nabi Harun.

Meninggalnya Nabi Harun

Nabi Harun sendiri diketahui meninggal saat dirinya, putranya yang bernama Eleazar dan Musa pergi ke sebuah gunung. Di gunung inilah Nabi Harun meninggal. Saat Nabi Harun meninggal, seluruh orang bani Israil berkabung selama tiga puluh hari.

Bahkan, kematian Nabi Harun ini membuat banyak Bani Israil menangis karena mengenal Harun sebagai sosok yang lembut, penuh kebaikan dan mengajarkan kedamaian. Adapun tempat persemayaman terakhir Harun sendiri dikenal dengan nama Makam Harun yang berada di Jabal Harun, Petra, Yordania.

Semoga kisah Nabi Harun ini bisa memberikan banyak teladan bagi kamu, ya!

Source:

https://jateng.inews.id/berita/kisah-nabi-harun-as

https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20200506131852-289-500657/kesetiaan-nabi-harun-kawan-seperjalanan-nabi-musa

https://islam.nu.or.id/post/read/52296/maqam-mahabbah-nabi-harun-as

https://pwnujatim.or.id/kisah-nabi-musa-dan-nabi-harun-mendatangi-raja-firuan/

https://www.adlibris.com/no/bok/kisah-kehidupan-nabi-musa-as-nabi-harun-as-9781388169169#:~:text=Nabi%20Harun%20AS%20(sekitar%201531,Bani%20Israil%20di%20Sina%2C%20Mesir.