Wajib Diikuti, Ini Dia Hadits Menuntut Ilmu bagi Umat Islam

Senantiasa belajar dan mengamalkannya dalam kebaikan merupakan sebagian napas umat Islam. Bahkan, hal ini dibahas dalam hadits menuntut ilmu.

Karena datang dari Rasulullah saw. yang merupakan panutan umat Islam, tentunya hadits tersebut makin memantapkan kaum muslim untuk terus belajar.

Dengan menuntut ilmu, umat Islam pun dapat meningkatkan ketaqwaan kepada Allah Swt. dan ketaatan serta ibadah kepada-Nya.

Pada akhirnya, seluruh ilmu yang diperoleh diharapkan dapat mendekatkan diri kita kepada Yang Mahakuasa.

Dengan kata lain, perbuatan baik tersebut bisa mendatangkan berkah yang menguntungkan bagi diri sendiri maupun orang lain.

Selengkapnya, Hasana.id akan membahas mengenai keutamaan dan hadits menuntut ilmu.

Bagi kamu yang saat ini berstatus sebagai pelajar, santri, ataupun mahasiswa, tentu bahasan ini akan sangat bermanfaat.

Hadits Keutamaan Menuntut Ilmu dan Artinya

Dalam agama Islam, hadits menuntut ilmu sebenarnya cukup banyak. Ilmu yang dipelajari pun bisa apa saja, selama hal tersebut bukan ditujukan untuk mencelakai makhluk lain.

Kata “ilmu” sendiri dalam bahasa berasal dari kata ‘ilman, ya’lamu, ‘alima yang bisa dimaknai “mengerti tentang sesuatu”.

Selain itu, kata tersebut juga bisa berasal dari taka ‘allama yang artinya “memberi tanda atau petunjuk” dalam hal pengetahuan.

Secara istilah, ilmu bisa diartikan sebagai “semua usaha yang dilakukan seseorang secara sadar untuk menemukan, menyelidiki, dan meningkatkan pemahamannya terhadap berbagai hal, termasuk kenyataan yang ada di alam manusia”.

Kewajiban menuntut ilmu ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad saw. dalam hadits riwayat Ibnu Majah. Berikut bunyi hadits menuntut ilmu beserta latinnya.

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ

‘An anasibni malikin qolaqolarosululloh- sholallohu’alaihisalam-tholabul’ilmifariidhotun ‘alakulimuslimin.

Artinya: “Dari Anas bin Malik ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, ‘Mencari ilmu sangat diwajibkan atas setiap orang Islam’.”

Dari hadits menuntut ilmu di atas, dapat disimpulkan bahwa Rasulullah saw. tak pernah membatasi pengikutnya dalam belajar.

Alasannya adalah karena mencari ilmu merupakan kewajiban bagi seluruh umat Islam dan hendaknya dilakukan tanpa ada batasan masa atau waktu.

Tempatnya pun bisa di mana saja, mulai dari sekolah, madrasah, kampus, hingga pondok pesantren.

Jadi, merujuk pada hadits menuntut ilmu tersebut, kamu sebagai umat muslim bebas menuntut ilmu kapan saja dan di mana saja.

Namun, setelah menyelesaikan pendidikan dengan jenjang belajar dan masa tertentu di tempat-tempat tersebut, bukan berarti kamu berhenti untuk menuntut ilmu.

Sama halnya dengan manusia yang akan kelaparan atau bahkan meninggal jika tidak makan atau minum, begitu juga dengan jiwa dan hati kita.

Jika tidak diberi asupan ilmu pengetahuan, jiwa dan hati tentu akan gersang dan lama-lama mati. Oleh karena itu, tidak ada alasan untuk berhenti belajar.

Ayat dan Hadits Menuntut Ilmu dalam Kitab Hasyim Asy’ari

Hadratussyaikh Muhammad Hasyim Asy’ari mengulas mengenai keutamaan menuntut ilmu dalam bab awal kitab Adab al-Alim wa al-Muta’allim.

Pembahasan tersebut terkait dengan keutamaan ilmu, belajar, ulama, dan mengajarkan ilmu.

Sebagai dasar untuk menjelaskan hal tersebut, K.H. Hasyim Asy’ari juga memaparkan beberapa dalil dari Al-Qur’an dan hadits.

Al-Qur’an Surah Al-Mujadilah Ayat 11

Salah satu dalil yang secara tidak langsung menunjukkan keistimewaan orang yang berilmu adalah sebagai berikut.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا۟ فِى ٱلْمَجَٰلِسِ فَٱفْسَحُوا۟ يَفْسَحِ ٱللَّهُ لَكُمْ ۖ وَإِذَا قِيلَ ٱنشُزُوا۟ فَٱنشُزُوا۟ يَرْفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ دَرَجَٰتٍ ۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

Yā ayyuhallażīna āmanū iżā qīla lakum tafassaḥụ fil-majālisi fafsaḥụ yafsaḥillāhu lakum, wa iżā qīlansyuzụ fansyuzụ yarfa’illāhullażīna āmanụ mingkum wallażīna ụtul-‘ilma darajāt, wallāhu bimā ta’malụna khabīr

Artinya: “Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: ‘Berlapang-lapanglah dalam majelis’, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, ‘Berdirilah kamu’, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS Al-Mujadilah: 11)

Ayat 11 dalam Al-Qur’an surah Al-Mujadilah tersebut menjelaskan bahwa Allah Swt. akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu.

Menurut K.H. Hasyim Asy’ari, alasan Allah Swt. meninggikan derajat orang berilmu adalah karena ia dipercaya dapat memanfaatkan ilmunya dan membagikannya kepada orang lain.

Al-Qur’an Surah Ali Imran Ayat 18

K.H. Hasyim Asy’ari juga mengutip Al-Qur’an surah Ali Imran ayat 18 yang ditafsirkan sebagai petunjuk lain bahwa orang yang berilmu mempunyai kedudukan tinggi di sisi Allah.

شَهِدَ ٱللَّهُ أَنَّهُۥ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ وَٱلْمَلَٰٓئِكَةُ وَأُو۟لُوا۟ ٱلْعِلْمِ قَآئِمًۢا بِٱلْقِسْطِ ۚ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْحَكِيمُ

Syahidallāhu annahụ lā ilāha illā huwa wal-malā`ikatu wa ulul-‘ilmi qā`imam bil-qisṭ, lā ilāha illā huwal-‘azīzul-ḥakīm

Artinya: “Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.

Hadits Riwayat Abu Umar al-Qurthubi

Lebih lanjut, Hasyim Asy’ari juga mengutip hadits lain yang diriwayatkan oleh Abu Umar al-Qurthubi.

Hadits tersebut menyatakan bahwa “Barang siapa berangkat pada pagi hari untuk mencari ilmu, malaikat memintakan ampunan untuknya dan diberkahi hidupnya.”

Dalil-dalil tersebut tentu seharusnya bisa menggugah ghirah umat Islam untuk bersemangat menimba ilmu sampai akhir hayat.

Apalagi jika ilmu yang kita dapatkan ditularkan juga ke orang lain, tentu hal itu akan menambah keberkahan, baik di dunia maupun di akhirat.

Nasihat K.H. Hasyim Asy’ari untuk Penuntut Ilmu

Masih dalam kitab yang sama, K.H. Hasyim Asy’ari juga memberikan beberapa nasihat untuk para pencari ilmu. Hasana.id telah merangkumnya di bawah ini.

Mulailah dengan Hal-Hal yang Wajib

Ketika hendak mengamalkan hadits menuntut ilmu untuk belajar ilmu agama, hendaknya kamu memulainya dari yang hukumnya fardhu terlebih dahulu.

Dalam hal ini, kamu harus memahami pengetahuan mengenai Allah dengan meyakini eksistensi-Nya yang suci, kekal, dan mempunyai sifat-sifat yang sempurna.

Selanjutnya, pelajari juga mengenai sifat-sifat Allah, seperti Mahakuasa, Maha Melihat, Maha Berkehendak, Maha Mengetahui, Mahahidup, dan Maha Mendengar.

Setelah memahami dua hal tersebut, kamu bisa mengamalkan hadits menuntut ilmu dengan mempelajari hukum-hukum Islam atau ilmu fiqih.

Dalam hal ini, pelajarilah faktor-faktor yang dapat menguatkan ketaatanmu kepada Allah Swt., seperti shalat, berpuasa, dan bersuci.

Kemudian, kamu bisa melanjutkan dengan mempelajari al-ahwal wa al-maqomat, seperti dalam ilmu tasawuf, yaitu tentang macam-macam keadaan dan tingkatan.

Pelajari Al-Qur’an

Untuk meningkatkan pemahaman mengenai hal-hal yang bersifat wajib bagi umat Islam, penting bagi penuntut ilmu untuk mempelajari Al-Qur’an juga.

Bagaimanapun, Al-Qur’an adalah sumber dan induk dari jenis ilmu yang dapat dijadikan pegangan baik di dunia maupun di akhirat.

Pada saat mempelajari Al-Qur’an, kamu dianjurkan juga untuk belajar tentang ringkasan pokok-pokok pembahasan di dalamnya, seperti ilmu hadits , ushul fiqih, dan akidah.

Namun, diperingatkan juga untuk tidak meninggalkan amalan membaca Al-Qur’an, meski kamu sedang mempelajari disiplin ilmu yang berada di dalam kitab suci tersebut.

Mengoreksi Bacaan Sebelum Mulai Menghafalkan

Ketika mengamalkan hadits menuntut ilmu, penting juga bagi kamu untuk mengoreksi kebenaran materi yang akan dihafalkan agar tidak salah baca.

Kamu bisa mengoreksinya dengan guru atau orang lain yang mempunyai pengetahuan dan pemahaman lebih dalam darimu mengenai ilmu tersebut.

Jika sudah, hafalkan bacaan yang ada dengan mengulang-ngulangnya secara sungguh-sungguh.

Jangan Terlalu Memusingkan Perbedaan Pendapat Ulama

Pada awal mempelajari sesuatu, terutama agama Islam, kamu sebaiknya tidak memusingkan dahulu tentang perbedaan pendapat di antara para ulama atau satu kalangan dengan lainnya.

Menurut K.H. Hasyim Asy’ari, ada baiknya kamu menentukan terlebih dahulu satu bacaan yang diminati dan tidak pindah dari satu kitab ke kitab lainnya apabila tidak diharuskan.

Setelah memahami salah satu kitab, sebagai penuntut ilmu, kiranya tidak lupa untuk mengamalkan apa yang sudah didapatkan agar bermanfaat.

Mengutamakan Ilmu Hadits

Jika langkah-langkah di atas sudah terlewati, segerakanlah untuk mempelajari ilmu hadits dan ilmu-ilmu yang terkait dengannya.

Mempelajari hadits shahih Bukhari dan Muslim umumnya menjadi prioritas utama untuk para penuntut ilmu.

Selanjutnya, barulah kamu mempelajari kitab-kitab induk hadits lainnya, seperti Sunan an-Nasai’i, Jami’ at-Tirmidzi, dan Sunan Abi Daud.

Hal itu sejalan dengan pesan dari Imam Syafi’i yang menyatakan bahwa seseorang yang mendalami ilmu hadits akan mempunyai argumentasi yang kuat.

Dengan begitu, ketika mengamalkan hadits menuntut ilmu, jangan lupa untuk menjadikan ilmu hadits sebagai salah satu kategori ilmu yang dipelajari.

Selain hal-hal tersebut di atas, dianjurkan juga untuk mencatat hal-hal penting ketika kamu menuntut ilmu apa pun.

Jangan lupa juga untuk mengucapkan salam setiap kali masuk dan keluar dari tempat belajar.

Jika kamu belajar ilmu agama bersama teman atau orang lain, hendaknya saling memotivasi agar proses menuntut ilmu lebih menyenangkan.

Keutamaan dan Hikmah Menuntut Ilmu Menurut Hadits

Menuntut ilmu merupakan bagian dari ibadah yang mulia dan memiliki keutamaan yang sudah beberapa kali disebutkan di atas.

Lalu, apa saja hikmah yang bisa didapatkan oleh orang-orang yang berilmu? Untuk membuatmu makin bersemangat belajar, berikut saya sampaikan beberapa di antaranya.

Terus Hidup, Meski Telah Mati

Selain amal jariyah dan anak saleh, ilmu yang bermanfaat juga termasuk ke dalam tiga hal yang tidak terputus pahalanya, meski kamu telah tiada.

Hadits menuntut ilmu terkait hal ini diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hurairah, seperti berikut.

إِذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثَةٍ إِلاَّ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

Idzaa maatal insaanunqatha’a ‘amaluhu illaa min tsalatsatin min shadaqatin jaariyyatin wa ‘ilmin yunfa’u bihi wa waladin shaalihin yad’uu lahu.

Artinya: “Jika seorang manusia mati, terputuslah darinya amalnya, kecuali dari tiga hal; dari sedekah jariyah atau ilmu yang diambil manfaatnya atau anak shalih yang mendoakannya.” (HR Muslim no. 1631)

Dikehendaki Kebaikan Baginya

Dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim dari Mu’awiyah, Rasulullah saw. bersabda bahwa Allah Swt. akan memberikan seluruh kebaikan kepada orang baik pemahaman agamanya.

مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِى الدِّينِ

Man yuridillahu bihikhoyron yufuqohhufiddiin.

Artinya: “Barang siapa yang Allah kehendaki mendapatkan seluruh kebaikan maka Allah akan memahamkan dia tentang agama.” (HR Bukhari no. 71 dan Muslim no. 1037).

Lebih lanjut, makna “faqih” dalam penggalan hadits menuntut ilmu di atas merujuk pada orang yang banyak mengetahui persoalan agama.

Mengetahui ilmu agama merupakan suatu kebaikan juga.

Takut terhadap Allah Swt.

Makin baik seseorang mengenal Allah Swt., mereka cenderung makin takut kepada-Nya karena memahami kesempurnaan-Nya.

Hal itu tertulis dalam petikan Al-Qur’an surah Al-Fathir ayat 28 berikut ini.

إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ

Iinnamā yakhsyallāha min ‘ibādihil-‘ulamā`.

Artinya: “Sesungguhnya, yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya hanyalah ulama.”

Orang yang berilmu akan bertambah sifat takutnya kepada Allah Swt. karena ia makin menyadari bahwa Allah-lah Yang Mahamampu dan Mahaagung.

Berkah dari takut kepada Allah Swt. adalah bertambahnya ketaqwaan dan keimanan atau dengan kata lain, mendekatkan orang-orang berilmu tersebut pada surga-Nya.

Niat Menuntut Ilmu yang Dibenarkan bagi Umat Islam

Hal pertama yang perlu kamu lakukan untuk mengamalkan hadits menuntut ilmu adalah dengan meluruskan terlebih dahulu niatnya.

Dengan niat yang baik, kamu tentu dapat mengambil manfaat dari perbuatan tersebut dan akan lebih baik lagi jika manfaat tersebut juga dirasakan orang lain.

Jadi, jika kamu ingin sukses dalam menuntut ilmu, maka luruskan niatmu dalam empat perkara berikut ini.

Pertama, niatkanlah menuntut ilmu tersebut untuk belajar agar keluar dari kebodohan.

Kedua, hendaknya menuntut ilmu diniatkan untuk memberi manfaat kepada makhluk hidup lainnya.

Ketiga, amalkan hadits menuntut ilmu agama agar menghidupkan ilmu itu sendiri.

Apabila manusia meninggalkan suatu ilmu, niscaya ilmu tersebut lama-kelamaan akan hilang dari muka bumi ini.

Diriwayatkan dalam suatu hadits, Nabi Muhammad saw. mengajak pengikutnya untuk menuntut ilmu agar tidak hilang.

Salah satu tanda hilangnya ilmu tersebut adalah ketika tidak ada lagi para ulama.

Terakhir, pada saat menuntut ilmu, kamu sebaiknya meniatkannya untuk beramal karena bagaimanapun, ilmu adalah salah satu alat untuk beramal.

Lagi pula, menuntut ilmu tanpa berniat untuk mengamalkannya bisa jadi sia-sia pada akhirnya.

Adab-Adab Menuntut Ilmu Bagi Kaum Muslim

Salah satu syarat untuk mendapatkan ilmu yang bermanfaat adalah dengan menjalankan adab-adab yang baik sebagai pencari ilmu.

Adab sendiri adalah aturan terkait sopan santun yang didasarkan pada syariat Islam.

Sebagai umat muslim, adab tersebut dapat diambil dari kisah nabi-nabi, orang-orang saleh, juga para ulama.

Dikisahkan oleh Imam Syafi’i bahwa suatu ketika, ia bertanya kepada gurunya yang bernama Waki’ karena mengalami kesulitan dalam menghafalkan.

Waki’ pun menganjurkan Imam Syafi’i untuk meninggalkan maksiat karena ilmu merupakan cahaya dan Allah Swt. tak akan memberikan cahaya kepada mereka yang melakukan maksiat.

Yang bisa diambil dari kisah tersebut adalah bahwa adab harus didahulukan sebelum mengamalkan hadits menuntut ilmu.

Dengan begitu, kamu dapat dimudahkan dalam menuntut ilmu jika sudah mengikuti adab-adab penuntut ilmu.

Dalam kitab Tazkirah Sami’ disebutkan beberapa adab dalam menuntut ilmu yang dapat kamu jadikan sebagai tuntunan pada saat mengamalkan hadits menuntut ilmu.

Pertama, dianjurkan untuk menjaga kemuliaan ilmu seperti dalam tradisi salafus shalih pada zaman dahulu.

Kedua, selalu ingat bahwasanya Allah Swt. senantiasa mengawasi kamu selama menuntut ilmu, baik di tempat ramai maupun pada saat kamu sendirian.

Ketiga, menjauhkan ilmu yang dimiliki dari sifat pamer dan hanya menjadikannya sebagai jalan mencapai tujuan duniawi saja.

Misalnya, ilmu tersebut dipamerkan agar bisa menjadi panutan, untuk mendapatkan pujian dari manusia lainnya, supaya terkenal, atau terlihat lebih unggul dari penuntut ilmu lainnya.

Selanjutnya, sebagai penuntut ilmu, hendaknya kamu juga istiqamah dan bersungguh-sungguh dalam menjalankan perbuatan tersebut.

Dengan kata lain, dianjurkan bagi kamu untuk bersungguh-sungguh ketika berpikir, membahas pelajaran, menulis, dan menghafal bahan yang sedang dipelajari.

Kemudian, penting juga untuk tetap menjaga syariat agama Islam pada waktu mengamalkan hadits menuntut ilmu.

Jangan karena kamu sedang menuntut ilmu, ibadah wajib seperti shalat berjamaah menjadi kamu tinggalkan.

Terakhir, seorang penuntut ilmu hendaknya juga menjauh dari sifat malas karena perilaku tersebut sangat dibenci oleh Allah Swt.

Ilmu yang Wajib Dipelajari Umat Islam

Benar bahwa mencari ilmu sampai kapan pun merupakan perintah agama.

Dalam hal ini, diutamakan terlebih dahulu untuk mempelajari ilmu dasar-dasar agama Islam, seperti tentang shalat dan puasa.

Belajar mengenai ilmu syariat Islam juga lebih disunahkan karena dapat menuntun kamu lebih dekat kepada Allah Swt.

Selain itu, diutamakan juga untuk memahami adab berpakaian dalam kehidupan sehari-hari orang Islam dan hal pokok lainnya terkait sandang, pangan, dan papan.

Namun, kamu juga tetap bisa mendapatkan keutamaan hadits menuntut ilmu ketika mempelajari hal di luar syariat Islam.

Dalam hal ini, keutamaannya akan bergantung pada sejauh mana ilmu tersebut dapat bermanfaat bagi orang lain.

Sebaik-baiknya ilmu adalah yang membawa manfaat bagi diri sendiri dan kaum muslim lainnya.

Doa Terkait Aktivitas Menuntut Ilmu

Selain bacaan hadits menuntut ilmu, kamu perlu tahu juga doa paham ilmu untuk diamalkan sebelum belajar. Doa tersebut bukan hanya dibaca ketika belajar di bangku sekolah.

Kamu juga dianjurkan membacanya pada waktu hendak menyimak majelis pengajian, membaca buku atau kitab secara mandiri, atau ketika ikut dalam forum bahtsul masail.

Doa Sebelum Menuntut Ilmu

Dikutip dari kitab Majmu’ah Maqruat Yaumiyyah wa Usbu’iyyah karya K.H. Muhammad bin Abdullah Faqih, berikut doa sebelum mengaji atau belajar dari K.H. Ali Ma’shum Lasem:

اللَّهُمَّ ارْزُقْنَا فَهْمَ النَّبِيِّيْنَ وَحِفْظَ اْلمَرْسَلِيْنَ وَإِلْهَامَ الْمَلَائِكَةِ الْمُقَرَّبِيْنَ، بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

Allâhummarzuqnâ fahman nabiyyîna wa hifdhal mursalîna wa ilhâmal malâikatil muqarrabîn birahmatika yâ arhamar râhimîna.

Artinya: “Ya Allah, anugerahilah kami pemahaman para nabi, hafalan para rasul, dan ilhamnya para malaikat yang dekat (dengan-Mu) sebab kasih sayang-Mu, wahai Dzat Yang Mahapengasih.”

Lafal doa tersebut dapat dilanjutkan dengan doa berikut ini.

اللَّهُمَّ أَغْنِنِي باِلْعِلْمِ، وَزَيِّنِّيْ بِالْحِلْمِ، وَأَكْرِمْنِيْ بِالتَّقْوَى، وَجَمِّلْنِيْ بِالْعَافِيَةِ، بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

Allâhumma aghninî bil ‘ilmi, wazayyinnî bil hilmi wa akrimnî bit taqwâ, wa jammilnî bil ‘âfiyah, birahmatika yâ arhamar râhimîn

Artinya: “Ya Allah, limpahil aku dengan ilmu, hiasi diriku dengan kesantunan, muliakan aku dengan taqwa, dan perindahlah diriku dengan kesehatan sebab kasih sayang-Mu, wahai Dzat Yang Maha Pengasih,”

Doa agar Dihindarkan dari Ilmu yang Tidak Bermanfaat

Karena inti dari menuntut ilmu adalah untuk mendapatkan hidayah dan mendekatkan diri kepada Allah Swt., ilmu yang dipelajari pun seharusnya bermanfaat.

Agar kamu dilindungi dari ilmu yang tidak bermanfaat, bacalah doa berikut ini ketika menuntut ilmu.

Bersumber dari hadits Rasulullah saw., doa ini bisa kamu temukan dalam kitab Bidayah al-Hidayah karya Imam al-Ghazali.

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُبِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ وَقَلْبٍ لا يَخْشَعُ وَعَمَلٍ لَا يُرْفَعُ وَدُعَاءٍ لَايُسْمَعُ

Allâhumma innî a‘ûdzubika min ‘ilmin lâ yanfa‘ wa qalbin lâ yakhsya‘ wa ‘amalin lâ yurfa‘ wa du‘âin lâ yusma‘

Artinya: “Ya Allah, aku berlindung dari ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang tidak khusyuk, amal yang tidak diangkat (diterima), dan doa yang tidak didengar.”

Selain itu, ada juga doa paham pelajaran dan mudah hafal seperti yang tertulis dalam kitab Perukunan Melayu Besar, berikut ini:

فَفَهَّمْنَا سُلَيْمَانَ وَكُلًّا آتَيْنَا حُكْمًا وَعِلْمًا وَسَخَّرْنَا مَعَ دَاوُدَ الجِبَالَ يُسَبِّحْنَ وَالطَّيْرَ وَكُنَّا فَاعِلِيْنَ يَا حَيُّ، يَا قَيُّوْمُ، يَا رَبَّ مُوْسَى وَهَارُوْنَ وَرَبَّ إِبْرَاهِيْمَ، وَيَا رَبَّ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيْهِمْ أَجْمَعِيْنَ

اللَّهُمَّ ارْزُقْنِيَ الفَهْمَ وَالعِلْمَ وَالحِكْمَةَ وَالعَقْلَ بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

Fafahhamnā Sulaimāna, wa kullan ātaynā hukman wa ‘ilman, wa sakhkharnā ma‘a Dāwūdal jibāla yusabbihna wat thayra, wa kunnā fā‘ilīn. Yā hayyu, yā qayyūmu, yā rabba Mūsā wa Hārūn, wa rabba Ibrāhīm, way ā rabba Muhammadin shallallāhu ‘alayhi wa sallama ‘alayhim ajma‘īn.

Allāhummarzqniyal fahma, wal ‘ilma, wal hikmata, wal ‘aqla, bi rahmatika, yā arhamar rāhimīn.

Artinya: “Kami memberikan pemahaman kepada Sulaiman. Setiap dari mereka Kami berikan kebijaksanaan dan ilmu. Kami tundukkan gunung dan burung kepada Dawud. Mereka bertasbih. Kami-lah yang melakukan itu semua. Wahai Dzat Yang Hidup wahai Dzat Yang Tegak, wahai Tuhan Musa, Harun, Tuhan Ibrahim, wahai Tuhan Muhammad saw.”

Semoga dengan mengamalkan doa tersebut, kamu bisa dimudahkan dalam mendapatkan keberkahan ilmu yang telah dipelajari.

Kesimpulan

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa menuntut ilmu merupakan suatu hal yang sangat dianjurkan bagi umat Islam karena berbagai keistimewaannya.

Dengan menuntut ilmu, diharapkan kaum muslim dapat lebih dekat dengan Allah Swt. dan membagikan ilmu tersebut kepada orang lain.

Hanya dengan cara tersebut maka amalan hadits menuntut ilmu yang dilakukan pun dapat berguna bagi agama, bangsa, dan generasi selanjutnya. Wallahu a’lam.

Referensi:

https://lbm.mudimesra.com/search?q=menuntut+ilmu

https://alif.id/read/dewi-maliha/mendahulukan-adab-daripada-ilmu-catatan-untuk-pelajar-b230733p/

https://islam.nu.or.id/

10 Nasihat Mbah Hasyim untuk Pencari Ilmu (Bagian 3)

https://islam.nu.or.id/post/read/86549/doa-agar-terhindar-dari-ilmu-yang-tidak-bermanfaat

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *