Pengertian, Sejarah, Nama Lain, dan Ragam Informasi Seputar Alquran

Alquran adalah sumber dan pedoman utama bagi umat Islam sebagai wahyu dari Allah Swt. yang diturunkan kepada Rasulullah saw.

Saat ini, kitab suci ini sangat mudah ditemukan dan dibaca, baik dalam bentuk kitab fisik maupun format digital.

Ada banyak layanan Alquran digital yang dapat dengan mudah diunduh dan disimpan di gawai.

Mulai dari juz 1 hingga juz 30, semua ada dan dikemas dalam satu layanan Alquran online.

Terlepas dari itu, apakah kamu mengetahui pengertian Alquran, bagaimana sejarahnya, apa saja nama lainnya, dan informasi lain terkait kitab suci ini?

Kali ini, Hasana.id akan mengupas semua informasi tersebut.

Pengertian Alquran

Menurut bahasa, Alquran berarti bacaan atau sesuatu yang dibaca secara berulang.

Adapun secara terminologi, artinya adalah firman Allah yang diturunkan hanya kepada Nabi Muhammad saw. sebagai mukjizat yang kemudian disampaikan dengan jalan mutawattir dengan perantaraan malaikat Jibril.

Sementara itu, jika dilihat dari syariat Islam, membaca firman Allah dinilai sebagai salah satu bentuk ibadah kepada Allah.

Membaca setiap hurufnya akan diganjar dengan sepuluh kebaikan.

Nabi Muhammad saw. menyebutkan bahwa Alquran adalah firman Allah yang harus disampaikan sebagai tugas kerasulan beliau.

Kemudian, para sahabat beramai-ramai mulai menghafalkan ayat demi ayat yang turun dan sebagian menuliskannya dengan menggunakan berbagai media.

Sejarah Singkat

Alquran pertama kali diturunkan Allah Swt. kepada Nabi Muhammad saw. melalui malaikat Jibril pada bulan Ramadan. Hal ini telah disampaikan dalam firman Allah, yaitu:

شَهْرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلْقُرْءَانُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَٰتٍ مِّنَ ٱلْهُدَىٰ وَٱلْفُرْقَانِ

Syahru ramaḍānallażī unzila fīhil-qur`ānu hudal lin-nāsi wa bayyinātim minal-hudā wal-furqān.

Artinya:

“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).” (QS Al-Baqarah: 185)

Pada awalnya, wahyu Allah ini diturunkan di Bayt al-’Iz (tempat yang mulia) seutuhnya.

Dari sana, diturunkanlah wahyu itu ke langit bumi dan diturunkan lagi secara berangsur-angsur, ayat per ayat, sebagian demi sebagian, kepada Nabi Muhammad saw.

Ayat-ayat yang diturunkan ada yang merupakan ayat makkiyah, ada pula yang madaniyah.

Sebagian besar ulama sepakat bahwa semua ayat yang turun sebelum hijrahnya Rasul ke Madinah disebut makkiyah.

Sebaliknya, ayat-ayat yang turun setelah Rasulullah hijrah ke Madinah disebut madaniyah.

Adapun wahyu Allah yang pertama turun adalah surah Al-Alaq ayat 1–5 di Gua Hira ketika Rasulullah sedang menyendiri, tepatnya pada tanggal 17 Ramadan.

Pada saat itu, Nabi Muhammad saw. belum mendapatkan amanah sebagai utusan Allah.

Ketika turun wahyu yang kedua, barulah Nabi Muhammad saw. diperintahkan untuk menyampaiannya.

Hal ini sebagaimana firman Allah, yaitu dalam surah Al-Mudatsir ayat 1 dan 2 :

يَٰٓأَيُّهَا ٱلْمُدَّثِّرُ

قُمْ فَأَنذِرْ

Yā ayyuhal-muddaṡṡir.

Qum fa anżir

Artinya:

“Hai orang yang berkemul (berselimut). Bangunlah, lalu berilah peringatan!”

Sementara itu, surah Al-Maidah ayat 3 wahyu menjadi wahyu terakhir yang Allah sampaikan.

Ayat pemungkas tersebut diturunkan di Jabal Rahmah pada saat haji wada, tepatnya pada tanggal 9 Dzulhijjah tahun 10 Hijriah atau 27 Oktober 32 Masehi.

Fungsi Alquran untuk Manusia

Keberadaan kitab suci Alquran sebagai salah satu mukjizat Rasulullah saw. sekaligus merupakan firman Allah tentunya memiliki beberapa fungsi.

Berikut Hasana.id paparkan apa saja fungsi dari wahyu Allah ini.

Sebagai Petunjuk

Setiap wahyu yang diturunkan memiliki fungsi sebagai petunjuk bagi manusia yang beriman dan bertakwa sebagaimana firman Allah dalam Surat Al-A’raf ayat 52.

وَلَقَدْ جِئْنَٰهُم بِكِتَٰبٍ فَصَّلْنَٰهُ عَلَىٰ عِلْمٍ هُدًى وَرَحْمَةً لِّقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ

Wa laqad ji`nāhum bikitābin faṣṣalnāhu ‘alā ‘ilmin hudaw wa raḥmatal liqaumiy yu`minụn.
Artinya:

“Dan sesungguhnya, Kami telah mendatangkan sebuah kitab (Alquran) kepada mereka yang Kami telah menjelaskannya atas dasar pengetahuan Kami, menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.”

Tak sedikit manusia yang mengalami kebingungan dalam menjalani hidupnya, bahkan banyak yang kemudian justru terperosok ke jalan yang salah.

Di sini, Alquran memiliki fungsi untuk memberi petunjuk menuju jalan yang lurus agar umat manusia senantiasa berjalan di atasnya.

Di dalam wahyu Allah ini telah dijelaskan hal-hal yang benar dan yang salah. Terdapat pula peringatan-peringatan agar manusia selalu bertakwa kepada Allah Swt.

Mukjizat Nabi Muhammad

Nabi Muhammad mendapatkan mukjizat yang berbeda dari nabi-nabi lain sebelumnya, yaitu menerima Alquran yang merupakan kitab suci umat Islam.

Kitab suci ini adalah sumber dari segala sumber hukum dan menyempurnakan kitab-kitab yang diturunkan pada masa-masa sebelumnya.

Kitab ini wajib dipelajari karena seluruh isinya berlaku dari sejak diturunkan hingga hancurnya bumi kelak.

Allah telah menjaga keaslian kita suci melalui para umat-Nya yang hafal dan mengamalkannya.

Tuntunan dan Hukum dalam Menjalani Kehidupan

Kitab suci ini memuat banyak hal, termasuk tuntunan serta hukum yang dibutuhkan manusia dalam meniti kehidupannya di dunia ini.

Hukum memang bisa dibuat oleh manusia, tetapi hukum yang diturunkan dari Allah tentunya merupakan dasar yang paling sempurna.

Kitab ini juga mengatur tentang segala aspek kehidupan, sebut saja bagaimana berhubungan dengan orang lain, hukum berdagang, zakat, warisan, dan masih banyak lagi.

Nama Lain Alquran

Kitab suci yang merupaan mukjizat Nabi Muhammad saw. ini rupanya memiliki beberapa sebutan.

Para ulama klasik memberikan penamaan untuk wahyu Allah ini dengan merujuk pada keistimewaan dan tujuan dari diturunkannya kitab suci itu sendiri.

Sebutan lain ini penting untuk diketahui karena bisa menambah pengetahuanmu mengingat segala sesuatu yang berhubungan dengan kitab suci dapat membawa banyak manfaat.

Di bawah ini, Hasana.id akan menyebutkan nama lain kitab suci umat Islam ini berikut maknanya untuk kamu ketahui. Yuk, disimak!

Kalamullah

Arti dari kalamullah adalah perkataan atau firman Allah.

Seperti yang telah diketahui, kitab suci ini adalah pedoman atau tuntunan hidup umat Islam di seluruh dunia tanpa memandang golongan apa pun.

Setiap surat dan ayat yang terkandung di dalamnya merupakan perkataan atau firman langsung dari Allah Swt.

Kitab ini berisi perintah yang harus dipatuhi oleh seluruh umat-Nya dan merupakan pedoman untuk dipelajari agar dapat memperoleh jalan yang lurus sesuai dengan perintah-Nya.

Adz Zikr

Sebutan lain ini memiliki arti peringatan.

Makna lainnya adalah pesan tidak langsung bagi manusia yang menyatakan bahwa kitab ini merupakan sebuah peringatan dalam bentuk tuntunan.

Di dalamnya tersemat tugas-tugas yang harus dipikul oleh manusia di bumi.

Salah satu hal yang terkait dengan makna tersebut adalah untuk bisa menjaga bumi sebagai tempat tinggal manusia dari kehancuran dan kerusakan masif yang terjadi.

Sesungguhnya, kerusakan dan kehancuran itu tak lain dan tak bukan juga disebabkan oleh manusia itu sendiri.

At-Tanzil

Attanzil berarti Alquran diturunkan langsung dari Allah Swt.

Sebutan ini sekaligus menegaskan bahwa kitab suci ini bukanlah buatan manusia, juga bukan buatan Rasulullah saw.

Karena itulah, Attanzil tidak boleh dianggap dan diperlakukan sama sebagaimana karya-karya manusia.

Bahkan, dalam menyentuhnya pun, terdapat aturan sendiri untuk menjaga kesuciannya. Jadi, kitab suci ini tidak boleh disentuh sembarangan seperti menyentuh karya manusia.

Dalam mazhab Syafi’i telah ditegaskan bahwa mushaf Alquran tidak boleh dipegang orang yang dalam keadaan berhadas kecil dan tidak boleh dibaca ketika sedang berhadas besar.

Al-Kitab

Al-Kitab memiliki makna bahwa Allah menjadikan firman-Nya sebagai kitab yang di dalamnya telah terhimpun hukum-hukum syariat.

Sebutan ini juga diilhami dari hadits Nabi Muhammad saw. yang menyatakan bahwa setiap kali wahyu Allah diturunkan kepada beliau, para sahabat diperintahkan untuk menulisnya.

Al-Wahyu

Al-Wahyu memiliki definisi bahwa Alquran adalah pesan kepada seluruh manusia, tanpa terkecuali.

Pesan ini berlaku dari sejak kitab diturunkan hingga akhir zaman tiba. Tidak ada satu pun media lain yang dapat menggantikannya.

Al-Furqan

Al-Furqan memiliki makna pembeda. Maksudnya adalah mukjizat Nabi Muhammad saw. ini adalah suatu pembeda antara sesuatu yang haq dan yang batil, yang baik dan yang buruk.

Penamaan Al-Furqan ini telah dijelaskan dalam firman Allah, yaitu surah Al-Furqan ayat 1, yang bunyinya:

تَبَارَكَ ٱلَّذِى نَزَّلَ ٱلْفُرْقَانَ عَلَىٰ عَبْدِهِۦ لِيَكُونَ لِلْعَٰلَمِينَ نَذِيرًا

Tabārakallażī nazzalal-furqāna ‘alā ‘abdihī liyakụna lil-‘ālamīna nażīrā.

Artinya:

“Mahasuci Allah yang telah menurunkan Al-Furqaan (Alquran) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam.”

Al-Haq

Al-Haq berarti benar atau kebenaran.

Hal ini menegaskan bahwa segala sesuatu yang merupakan ketetapan Allah adalah benar, termasuk tentu saja firman-Nya yang ada di dalam kitab suci ini.

Ketika seseorang mulai kehilangan arah dalam hidupnya, membaca dan mempelajari Kitabullah dapat menjadi salah satu langkah yang tepat.

Hal ini karena di dalam kitab ini, terdapat banyak firman Allah yang menyadarkan manusia bahwa hidup akan lebih mudah dan terarah jika senantiasa bepedoman pada perintah-Nya.

As-Syifa

Nama lain yang satu ini memiliki arti penawar.

Kitab suci ini bisa menjadi penawar bagi seseorang yang sedang diliputi perasaan negatif, seperti marah, sedih, takut, khawatir, hingga iri dengki.

Jika dibiarkan begitu saja, perasaan-perasaan tersebut dapat merusak hati.

Oleh karenanya, membaca dan mempelajari ayat-ayat Allah sangat dianjurkan agar hati senantiasa teduh dan tenang.

Mengapa demikian? Kitab ini adalah penawar sekaligus penyembuh hati dari beragam penyakit.

Tujuan Seseorang Membaca Alquran

Alquran bukanlah kitab yang hanya sekadar dibaca dan ditinggalkan begitu saja.

Di dalamnya, tersimpan respons Allah terhadap berbagai persoalan dan diyakini dapat menjadi solusi dari segala persoalan umat manusia.

Secara umum, tujuan manusia membaca dan mempelajari kitab suci ini dikategorikan menjadi tiga kelompok besar. Berikut adalah penjelasannya.

Membaca untuk Beribadah

Tujuan pertama ini berkaitan dengan ajaran yang telah dipegang oleh kamu muslimin bahwa membacanya merupakan ibadah.

Hal ini kemudian mendorong kaum muslimin untuk sering membacanya, sekalipun terkadang tidak memahami makna dari ayat yang dibaca.

Membaca untuk Mencari Petunjuk

Dalam tujuan ini, seorang muslim atau bahkan nonmuslim yang mengkaji Alquran akan membaca hanya pada bagian-bagian tertentu ataupun secara menyeluruh.

Petunjuk yang dimaskud dapat berupa makna ayat yang jelas atau bisa juga isyarat yang bisa ditangkap dari susunan lafaz firman-firman Allah ini.

Segala bentuk petunjuk di sini bisa diterima secara positif.

Artinya, petunjuk tersebut dapat menguatkan keyakinan dari setiap yang membacanya atas kebesaran Kitabullah dan pesan-pesan yang dibawanya.

Hal ini tampaknya sudah menjadi sesuatu yang lazim dijalani oleh pembaca Alquran yang beragama Islam.

Petunjuk tersebut bisa juga dipahami secara netral, dalam artian hanya untuk memuaskan rasa ingin tahu dari orang yang membacanya.

Biasanya, hal semacam ini dilakukan oleh kaum muslim yang ingin mengkaji wahyu Allah untuk memahami pedoman hidupnya secara lebih baik.

Sementara itu, ada juga kalangan nonmuslim yang mengkaji Alquran dengan berbagai tujuan, salah satunya mereka yang mempelajari perbandingan agama-agama di dunia.

Membaca sebagai Alat Justifikasi

Dalam hal ini, Alquran biasanya digunakan pembaca untuk mendukung pikiran atau keadaannya pada saat tertentu.

Hal tersebut berhubungan sangat erat dengan beragam kepentingan, baik untuk tujuan pribadi maupun kepentingan bersama.

Tujuan ini bisa ditemukan misalnya pada kelompok teologi maupun politik dalam sejarah Islam.

Dikisahkan pada masa kekhalifahan Usman bin Affan serta Ali bin Abi Thalib, para pendukung Ali mulai menggaungkan mulianya kedudukan Ali dan keturunannya.

Kamu pasti mengenal kelompok tersebut. Ya, merekalah yang dikenal sebagai kaum Syiah.

Demi menyuarakan keyakinan dan kepentingan kelompoknya, mereka memilih-milih ayat tertentu dan mengutipnya.

Seperti tak mau kalah dari kelompok Syiah, kelompok khawarij juga ikut dalam mewarnai panggung sejarah.

Mereka mengisyaratkan perang terhadap muslim di luar sektenya. Kadang, ayat yang mereka kutip pun sama, tetapi dipahami secara berbeda, bahkan bisa bertolak belakang.

Situasi serupa juga terjadi pada masa Dinasti Umayah. Mereka mengutip beberapa bagian ayat Alquran untuk memproklamirkan eksistensi kekhalifahannya sebagai takdir Tuhan.

Ayat-ayat tersebut mereka gunakan sebagai argumentasi terhadap golongan oposisi yang tidak sepaham dan tidak mendukung kekhalifahannya.

Perihal inilah yang kemudian menandai lahirnya paham fatalisme atau jabariyah dalam Islam.

Apabila dilihat dari segi penafsiran, cara membaca kitab suci yang dilakukan pada kisah di atas menimbulkan penyimpangan.

Metode Pembacaan Ayat-Ayat Alquran

Di kalangan ulama ahli qiraat, ada tiga metode membaca Kalamullah yang biasa diamalkan.

Menurut Sayyid Muhammad bin Alwi Al-Maliki dalam karyanya, Qowaidul ASasiyyah di Ulumil Qur’an, ada tiga metode dalam membaca Kalamullah.

Selengkapnya bisa kamu simak sebagai berikut.

Tahqiq

Tahqiq adalah metode membaca yang mengusahakan makharijul huruf dan pelafalan huruf hijaiyah dengan cepat tanpa mengabaikan panjang pendeknya bacaan dan juga memperjelas hamzah dan harakatnya.

Kaidah tajwid sangat diperhatikan, khususnya yang terkait dengan izhar, idgham, dan hukum-hukum lainnya terkait huruf “nun” dan “mim” yang diberi tanda sukun.

Kaidah waqaf, saktah, dan letak-letak pemberhentian ayat juga dicermati.

Cara ini akan membiasakan seseorang membaca Alquran dengan sesempurna mungkin.

Sayyid Muhammad bin Alwi Al-Maliki berpendapat bahwa metode ini sangat dianjurkan untuk para pelajar, terutama di tingkat pemula.

Tujuan dari metode tahqiq adalah agar orang yang membaca kitab suci ini tidak mencederai bacaan kalamullah itu sendiri ketika nantinya sudah lebih lancar dalam membacanya.

Hadr

Cara membaca dengan metode hadr adalah mempercepat bacaan dengan cara memendekkan bacaan-bacaan mad.

Akan tetapi, tanda baca tetap diperhatikan agar bisa menepati tata bahasa Arab dan memantapkan lafalnya.

Cara yang biasanya sering dilakukan dalam metode ini adalah mengurangi ghunnah atau panjang bacaan mad.

Tak seperti metode tahqiq, cara membaca seperti ini tidak mencapai kesempurnaan dalam membaca Alquran.

Tadwir

Metode tadwir merupakan pertengahan dari metode tahqiq dan hadr.

Caranya adalah membaca dengan pelan dan mantap, serta menerapkan metode hadr yang cukup ringkas dan cepat.

Hal yang penting dalam metode ini adalah bacaan mad yang tidak dipenuhkan, seperti pada mad jaiz munfashil, yaitu panjangnya tidak sampai enam ketukan.

Membacanya tidak terlalu pelan, tetapi juga tidak betul-betul disempurnakan.

Dari ketiga metode ini, hal yang terpenting adalah memahami tajwid dan waqaf atau pemberhentian bacaan.

Mungkin kamu sering melihat orang-orang yang membaca firman Allah ini dengan metode yang berbeda-beda.

Ada baiknya, dalam membaca Kalamullah, kamu menyesuaikannya dengan kebutuhan dan target yang ingin dicapai.

Jika kamu baru belajar, bacalah dengan metode tahqiq.

Sementara itu, dalam acara khataman, misalnya, para hafizh biasanya akan memiliki metode sendiri untuk bisa mengkhatamkannya dengan cepat.

Demikianlah informasi terkait Alquran yang dapat Hasana.id bahas. Semoga pembahasan ini dapat bermanfaat untuk kamu, ya!

Sumber:

https://islam.nu.or.id/post/read/81064/perbedaan-al-quran-dan-hadits-qudsi

https://www.nu.or.id/post/read/91393/syeikh-akkawi-beirut-sampaikan-proses-turunnya-al-quran-

https://pesantren.laduni.id/post/read/61143/nuzulul-quran-1-sejarah-turunnya-al-quran

https://islam.nu.or.id/post/read/93379/memahami-makna-wahyu-dan-proses-turunnya-al-quran

https://www.nu.or.id/post/read/18991/al-quran-memiliki-empat-keistimewaan

https://www.nu.or.id/post/read/68227/al-quran-antara-penyimpangan-dan-fungsi

https://islam.nu.or.id/post/read/78859/inilah-tiga-metode-baca-al-quran