Maulid Nabi: Hukum, Dalil, Hikmah, DLL [LENGKAP]

الجنة ونعيمها سعد لمن يصلي ويسلم ويبارك عليه

Aljannatu wa na’îmuhâ sa’dun liman yushollî wa yusallim wa yubârik ‘alaih

Artinya: Syurga dan segala kenikmatan didalamnya adalah kebahagiaan bagi orang-orang yang memintakan shalawat dan salam serta memohon keberkatan kepadanya (Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wassalam).

Rasulullah saw sebagai mana yang kamu ketahui adalah sosok manusia paling sempurna di antara makhluk lain.

Rasulullah juga merupakan suri tauladan dan tolak ukur kamu dalam bersikap di dunia. Tidak ada manusia lain yang dapat menandingi dan menyaingi kesempurnaan yang dimiliki Rasulullah saw.

Hal ini tidaklah berlebihan karena kenyataannya memang lah demikian adanya. Karena itulah kamu umat islam harus berbangga karena terpilih untuk menjadi bagian dari umatnya.

Sebab Allah swt sangat banyak memberikan keunggulan-keunggulan untuk umat Rasulullah yang tidak pernah Allah berikan kepada selainnya. Atas nikmat menjadi umat nabi Muhammad saw, maka kamu selayaknya dan sangat wajar untuk tidak pernah berhenti bersyukur kepada-Nya.

Kamu diharapkan selalu bershalawat dan merayakan kenikmatan yang sangat luar biasa ini. Salah satu dari bentuk syukur dan perayaan kamu ini adalah dengan mengadakan maulid nabi, yaitu bergembira atas lahirnya baginda kamu nabi Muhammad saw.

Kegembiraan ini tidak lah bertentangan dengan syariat yang juga dibawa oleh Rasulullah. Bahkan, ia merupakan anjuran dan perintah dalam agama.

Namun sebelum itu, terlebih dulu kamu sebaiknya paham dan tahu apa yang dimaksud dengan maulid. Juga, bagaimana esensi dari maulid, agar kamu lebih kokoh hati dalam melaksanakannya.

Pada artikel ini, hasana.id akan merangkum hal-hal yang perlu untuk kamu ketahui.

Apa Itu Maulid Nabi?

Maulid atau maulud secara etimologi dapat diartikan sebagai hari lahir.

Adapun pengertian secara teminologi adalah perayaan akan hari lahirnya Rasulullah saw sebagai bentuk syukur kamu umat islam yang biasanya dirayakan pada bulan rabiul awal, rabiul akhir, jumaidil awal, dan jumadil akhir atau dalam adat Aceh dirayakan pada buluen mulod.

Oleh sebab, itu para ulama sepakat akan keagungan bulan rabiul awal. Karena pada bulan itulah Rasulullah saw dilahirkan ke bumi.

Jadi, bulan rabiul awal menjadi bulan yang istimewa sekaligus dinantikan, mengapa demikian? Jawabanya adalah karena jauh sebelum hari ini atau lebih tepatnya 1400 tahun yang lalu, bertepatan tanggal 12 rabiul awal, seorang manusia agung lahir yang pada saat itu dikenal dengan tahun gajah.

Apa Yang Dimaksud Tahun Gajah?

Alkisah, pada ketika Rasulullah akan lahir ke bumi ini ada suatu kejadian luar biasa yang menimpa kota mekah. Yaitu pasukan abrahah yang lengkap dengan senjata sekaligus kendaraannya (gajah).

Mereka hendak menyerang kabah yang pada saat itu menjadi pusat perdagangan yang paling strategis.

Namun ketika pasukan gajah tersebut telah sampai ke pekarangan kabah dan bersiap sedia menyerang, tiba-tiba datanglah sekerumunan burung pembawa api.

Burung tersebut dengan sigap melemparkan bara api yang ada dicengkramannya ke atas para pasukan gajah. Merekapun mati bagai daun yang telah dimakan ulat.

Sehubungan dengan kejadian ini, Allah swt abadikan kisahnya dalam satu surat yaitu surat Al Fiil:

أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصْحَابِ الْفِيلِ . أَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِي تَضْلِيلٍ . وَأَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا أَبَابِيلَ . تَرْمِيهِمْ بِحِجَارَةٍ مِنْ سِجِّيلٍ . فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَأْكُولٍ

Alam taro kaifa fa’ala robbuka bi-ashhaabil fiil. Alam yaj’al kaidahum fii tadlliil. Wa arsala ‘alaihin thoiron abaabiil. Tarmiihim bihijaarotim min sijjiil. Faja’alahum ka’ashfim ma’kuul

Artinya: Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah? Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka’bah) itu sia-sia? dan Dia mengirimkan kapada mereka burung yang berbondong-bondong, yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar. Lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat).

 

bentuk syukur

Hukum Mengingat Dan Merayakan Maulid Nabi

Para ulama ahlus sunnah wal jamaah bersepakat bahwa hukum memperingati maulid Nabi adalah boleh bahkan sangat dianjurkan. Hanya sebagian orang yang mengatakan tidak boleh merayakannya.

Pelarangan ini jika kamu telaah lebih dalam adalah disebabkan oleh dua hal. Pertama, kurangnya literasi atau bacaan mereka dalam kasus ini. Kedua, keengganan mereka akan penerimaan pendapat yang benar. Berikut adalah rangkuman beberapa pendapat ulama mengenai perayaan maulid Nabi Muhammad saw.

Pendapat Abu Syamah (Guru Imam Nawawi)

وَمِنْ أَحْسَنِ مَا ابْتُدِعَ فِيْ زَمَانِنَا مَا يَفْعَلُ كُلَّ عَامٍ فِي الْيَوْمِ الْمُوَافِقِ لِيَوْمِ مَوْلِدِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنَ الصَّدَقَاتِ وَالْمَعْرُوفِ وَإِظْهَارِ الزِّيْنَةِ وَالسُّرُورِ، فَإِنَّ ذَلِكَ مَعَ مَا فِيْهِ مِنَ اْلإِحْسَانِ لِلْفُقَرَاءِ مُشْعِرٌ بِمَحَبَّةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَتَعْظِيْمِهِ فِي قَلْبِ فَاعِلٍ ذَلِكَ وَشُكْرِ اللهِ تَعَالَى عَلَى مَا مَنَّ بِهِ مِنْ إِيْجَادِ رَسُوْلِهِ الَّذِيْ أَرْسَلَهُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ

Artinya: “Termasuk dalam sebaik-baik bidah pada zaman kami zaman ini adalah satu perbuatan yang dilakukan pada tiap tahun pada hari yang bertepatan dengan hari lahirnya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam berupa bersedekah berbuat baik menampakan kesenangan dan menampakan kemenangan karena yang demikian itu bersama perbuatan yang ada di dalamnya yaitu berbuat baik bagi fakir miskin mengindikasi kepada kecintaan kamu akan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan pengagungan di dalam hati, yang demikian juga karena syukur kepada Allah Ta’ala karena telah memberikan nikmat kepada kamu berupa diutusnya Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam yang hikmah diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam adalah rahmat bagi seluruh alam.”

Fatwa Ibn Hajar Al asqalani

وَقَدْ سُئِلَ شَيْخُ الْإِسْلَامِ حَافِظُ الْعَصْرِ أَبُو الْفَضْلِ اِبْنُ حَجَرٍ عَنْ عَمَلِ الْمَوْلِدِ ، فَأَجَابَ بِمَا نَصُّهُ أَصْلُ عَمَلِ الْمَوْلِدِ بِدْعَةٌ لَمْ تُنْقَلْ عَنِ السَّلَفِ الصَّالِحِ مِنَ الْقُرُوْنِ الثَّلاَثَةِ، وَلَكِنَّهَا مَعَ ذلِكَ قَدْ اشْتَمَلَتْ عَلَى مَحَاسِنَ وَضِدِّهَا، فَمَنْ تَحَرَّى فِيْ عَمَلِهَا الْمَحَاسِنَ وَتَجَنَّبَ ضِدَّهَا كَانَتْ بِدْعَةً حَسَنَةً وَإِلَّا فَلَا

Artinya: “Syaikhul islam Ibn Hajar pernah ditanya mengenai amalan maulid, maka beliau menjawab bahwa dasar dari perayaan maulid tidak ada dalam tiga generasi pertama akan tetapi jika dalam merayakannya terdapat hal-hal baik maka perbuatan tersebut masuk dalam bidah hasanah sebaliknya jika dalam merayakannya lebih banyak melakukan perbuatan buruk maka tidak dinamakan bidah hasanah.”

  1. Imam Suyuthi juga menjelaskan tentang kebolehannya dan beberapa keunggulan dari merayakan maulid diantaranya, menyenangkan hati orang fakir dengan sebab menyediakan makanan pada hari itu.
  2. Hadhratusy Syaikh Hasyim Asyari juga menyatakan hal yang sama yaitu boleh bergembira dengan dilahirkannya Rasulullah dengan perbuatan-perbuatan yang baik dan bermanfaat.

Dan masih banyak lagi pendapat-pendapat ulama dan tokoh intelektual yang tidak penulis sebutkan disini semuanya.

Dalil-dalil Terkait Maulid Nabi

Para ulama telah bersepakat akan kebolehan memperingati maulid nabi. Kebolehan ini bukanlah tidak mendasar dan hanya sebatas kesimpulan tanpa mengkaji terlebih dulu.

Ada banyak dalil dan hujah yang berkenaan dengan perayaan maulid nabi. Namun dalam hal ini penulis akan sedikit menyebutkan dalil yang paling urgent dan penting menurut penulis.

Alquran

قُلْ بِفَضْلِ اللهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا

Artinya: Katakanlah: ‘Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya hendaklah (dengan itu) mereka bergembira’

Dalam ayat ini Allah memerintahkan untuk turut bergembira dengan suatu pemberian dan nikmat dari-Nya.

Bukankan lahirnya Rasulullah saw adalah sebuah nikmat yang begitu istimewa. Atau jangan-jangan kamu menganggap bahwa lahirnya Rasulullah adalah biasa saja. Semoga Allah masih melindungi dan menjaga kamu dari prasangka dan perasaan yang menyalahi dengan agama Amiin.

Maka sudah selayaknya kamu turut bergembira dengan lahirnya nabi Muhammad saw. Apresiasi kamu akan kegembiraan itu bermacam macam bentuknya, tergantu dari personal manusia dalam menampakkan kegembiraan.

Ada yang dengan memperbanyak shalawat kepadanya. Juga ada yang bersedekah mengundang sanak famili dan fakir miskin ke rumah dan lain sebaginya.

Hadis

Dalam kitab Shahih Bukhari dijelaskan tentang peristiwa Abu Lahab yaitu:

قَالَ عُرْوَةُ وثُوَيْبَةُ مَوْلَاةٌ لِأَبِي لَهَبٍ كَانَ أَبُو لَهَبٍ أَعْتَقَهَا فَأَرْضَعَتْ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمَّا مَاتَ أَبُو لَهَبٍ أُرِيَهُ بَعْضُ أَهْلِهِ بِشَرِّ حِيبَةٍ قَالَ لَهُ مَاذَا لَقِيتَ قَالَ أَبُو لَهَبٍ لَمْ أَلْقَ بَعْدَكُمْ خَيْرًا غَيْرَ أَنِّي سُقِيتُ فِي هَذِهِ بِعَتَاقَتِي ثُوَيْبَةَ

Artinya: Imam urwah berkata: Tsuwaibah adalah budak sahaya abu lahab. Dia memerdekakannya kemudia Tsuwaibah menyusui Nabi Muhammad saw. Ketika Abu Lahab mati keluarganya bermimpi dengannya dan melihat hal buruk menimpa kepadanya. Keluarga bertanya padanya. Apa yang meniMpa kamu hai Abu lahab? Dia menjawab. Tidak aku dapatkan kebaikan kecuali aku diberi minum karena memerdekakan tsuwaibah.

Al Hafidz ibn Hajar berkata:

وَ قَدْ ظَهَرَ لِي تَخْرِيجُهَا عَلَى أَصْلٍ ثَابِتٍ وَهُوَ مَا ثَبَتَ فِي الصَّحِيحَيْنِ مِنْ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ { قَدِمَ الْمَدِينَةَ فَوَجَدَ الْيَهُودَ يَصُومُونَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ فَسَأَلَهُمْ فَقَالُوا هَذَا يَوْمٌ أَغْرَقَ اللَّهُ فِيهِ فِرْعَوْنَ وَنَجَّى فِيهِ مُوسَى فَنَحْنُ نَصُومُهُ شُكْرًا للهِ تَعَالَى

Artinya: Telah jelas bagiku oleh dasar dan sumber yang tersebut dalam kitab sahih Bukhari dan muslim bahwa Rasulullah saw pergi ke Madinah, maka beliau menjumpai orang yahudi yang sedang berpuasa hari asyura. Maka Rasulullah bertanya pada mereka, apa yang kamu lakukan? Mereka menjawab hari ini adalah hari dimana Allah menenggelamkan Firaun dan menyelamatkan Nabi Musa as maka kami berpuasa sebagai tanda syukur kami kepada-Nya.

Maka, dapat disimpulkan bahwa diperbolehka beribadah kepada Allah sebagai bentuk syukur atas suatu nikmat dan terlepas dari marabahaya tertentu yang bertepatan dengan hari tertentu.

Hikmah Mengingat Dan Merayakan Maulid Nabi

Ada banyak hikmah yang terkandung dalam amalan maulid baik hikmah secara implisit maupun eksplisit. Para ulama pun telah menulis ribuan kitab dan karya mengenai hal ini. Diantaranya seperti qasidah burdah nya Al Bushairi, ad diba’I nya Abdurrahman ad dibai, dan al barzanji nya syeh ja’far al barzanji.

Berikut adalah beberapa hikmah dan keutamaan memperingati maulid Nabi Muhammad saw.

  • Imam Suyuthi berkata dalam kitabnya Al Wasail Fi Syarhi Syamail, bahwa tiada suatu rumah atau masjid atau tempat yang dibacakan didalamnya maulid Nabi Muhammad sa,w melainkan para malaikat mengelilingi tempat tersebut dan memohon ampun kepada penghuninya.
  • Juga Allah akan limpahkan rahmat dan ridhanya kepada ahli keluaraganya. Adapun Malaikat yang dikelilingi cahaya yakni Jibral, Mikail, Israfil, dan Izrail alaihimussalam, sesungguhnya mereka meminta ampunan bagi mereka yang menjadi penyebab bagi pembacaan maulid Nabi Muhammad saw.
  • Tiada seorang muslim yang membaca maulid nabi Muhammad saw melainkan Allah swt angkat kemarau, wabah, kebakaran, karam, penyakit, cobaan, kemarahan, hasad, penyakit ain pencurian pada keluarga tersebut.
  • Maka apabila orang tersebut meninggal maka Allah mudahkan baginya menjawab pertanyaan munkar dan nakir. Dia juga mendapat kedudukan yang benar disisi Allah swt

Kisah Perayaan Maulid Nabi

hikmah maulid

Dalam kitab I’anah juga disebutkan tentang hikmah memperingati maulid nabi Muhammad saw. Berikut adalah kisahnya:

Pada suatu hari seorang pemuda yang sedang berkuda menabrak anak perempuan dari raja pada waktu itu. Raja tersebut amat sangat marah kepadanya. Hingga raja memutuskan untuk menghukum pemuda tersebut.

Raja pun menyuruh utusan kerajaan untuk menjemput pemuda tersebut guna untuk dieksekusi mati. Maka dibawalah pemuda itu kekerajaan untuk menghadap raja dan menerima sanksi pidana.

Ketika sampai dihadapan raja tiba-tiba raja malah memberinya jamuan makanan yang megah dan melayaninya dengan sepenuh hati hingga seisi kerajaan pun terheran-heran.

Kemudian raja bertanya padanya, amalan apa yang engkau amalkan hingga bisa menghilangkan kemarahanku.

Pemuda itu menjawab. Tidak wahai raja, hanya saja aku bernazar kepad Allah. Seandainya aku terlepas dari ujian, maka aku akan memperingati dan merayakan kelahiran Rasulullah saw dengan sebaik-baiknya.

Itulah sebagian kecil hikmah dari memperingati maulid nabi Muhammad saw.

Bantahan Terhadap Pihak Yang Mengatakan Maulid Nabi Itu bid’ah

Meskipun begitu banyak kamu dapatkan tentang dalil dan hikmah-hikmah dari perayaan maulid, tetapi tetap saja ada yang masih keras kepala dan tidak mau merayakannya. Entah apa yang mereka pikirkan hingga sedemikian susah mereka menerima kenyataan ini.

Berikut kami jelaskan bantahan-bantahan bagi mereka yang masih bersikeras mengatakan bahwa maulid itu bid’ah.

Hadis Riwayat Muslim

Imam Muslim meriwayat sebuah hadis nabi yaitu:

عَنْ أَبِي قَتَادَتَ اْلاَنْصَارِيِّ اَنَّ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنْ صَوْمِ الْاِثْنَيْنِ فَقَالَ فِيْهِ ولُدِتْ ُوَفِيْهِ أُنْزِلَ

Artinya: dari Abi Qatadah al anshari bahwa Rasulullah saw ditanyakan tentang puasa pada hari senin, Rasulullah menjawab bahwa hari senin adalah hari dimana aku dilahirkan dan diturunkan wahyu.

Dari hadis diatas jelas menyebutkan Rasulullah beribadah pada hari beliau dilahirkan. Maka boleh saja bagi kamu untuk beribadah juga pada hari tersebut.

Hadis Dalam Kitab Madarijus Suud

Dalam kitab Madarijus Suud dijelaskan sebuah hadis:

قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ عَظَمَ مَوْلِدِيْ كُنْتُ شَفِيْعًا لَهُ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ.

Artinya: Siapa saja yang memperingati hari kelahiranku maka dia layak mendapatkan syafaat dariku pada hari kiamat.

Perkataan Sayidina Umar ra

وَقَالَ عُمَرُ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ مَنْ عَظَمَ مَوْلِدِ النَّبِي صَلًّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَدْ اَحْيَا الْاِسْلَامَ

Artinya: Barangsiapa yang merayakan maulid nabi Muhammad saw maka sesungguhnya dia telah menghidupkan agama islam

Dan masih banyak lagi bukti bukti terhadap anjuran dan perintah bagi maulid nabi. Semoga menjadi pencerahan bagi yang masih ragu dan bimbang dalam mengambil keputusan dalam hal ini.

Maulid Diba’

Sebagaimana yang telah dijelaskan, bahwa para ulama sangat banyak menulis karya yang berkenaan dengan maulid nabi. Baik itu berupa kasidah, syair, sajak, prosa maupun lain-lain.

Diantara karya-karya yang luar biasa itu ada beberapa karya yang sangat diminati oleh umat islam umumnya, kususnya umat islam di Indonesia.

Diantara kitab yang paling sering dibaca ketika bulan maulid tiba adalah kitab Maulid Ad Diba’i dan Simtut Dhurar. Lalu apa keunggulan kedua kitab tersebut, sehingga begitu fenomenalnya di Indonesia?

Maulid Diba’i adalah sebuah karangan karya ulama muhaddits terkenal yaitu Imam Wajihuddin ‘Abdur Rahman bin Muhammad bin ‘Umar bin ‘Ali bin Yusuf bin Ahmad bin ‘Umar ad-Diba`ie asy-Syaibani al-Yamani az-Zabidi asy-Syafi`i.

Diantara keunggulan Maulid Diba’i dibandingkan yang lain adalah karena ringkasnya kitab ini dan lebih tertuju dan terfokus kepada pujian kepada Rasulullah saw. Yang sangat berbeda dengan qasidah burdah yang juga menyisipkan syair selain pujian kepada Rasulullah saw.

Ad Diba’I sendiri terdiri dari 4 kasidah, 21 prosa, dan 2 ayat yang kesemuanya menjelaskan tentang kelebihan pribadi dan seluk beluk Rasulullah saw.

Namun meskipun demikian syarahan maulid Diba’I ini sangat sedikit ditemukan, berbeda halnya dengan barzanji dan burdah yang begitu mudah didapatkan syarahannya.

Itulah sekelumit tentang biografi dari pengarang maulid Diba’I dan kitabnya.

Maulid Simtudduror

Maulid simtut durar adalah bacaan yang berisi banyak hal tentang Rasulullah saw yang juga sering dibaca oleh para Habaib dan kiyai di Indonesia. Karena itu, banyaknya kelebihan yang terkandung didalamnya. Beberapa pendapat Ulama mengenai kelebihan dari simtutdurar ini diantaranya:

Habib Ali bin Muhammad bin Husin Alhabsyi berkata siapa saja yang membaca maulid ini maka kekurangan-kekurangan dalam ibadahnya dan amalnya akan ditutupi oleh bacaan ini, juga akan mendapatkan kelebihan disisi Allah swt.

Namun juga harus diperhatikan adab kamu dalam membaca ini yaitu, memiliki wudu, menjaga kesopanan, khusyu, dan tidak berbicara hal lain.

Faedah yang lain adalah barang siapa yang membaca simtut durar sedang ia dalam ketakutan maka Allah akan hilangkan ketakutannya dan akan merasa aman.

Maka dari itu perbanyaklah membaca maulid ini, karena disamping dari barokahnya bacaan ini juga karena pengarang shalawat ini adalah seorang ulama besar aulia Allah yang sudah sangat dekat dengan Allah.

Semoga dengan keberkatan shalawat dan keberkatan dari pengarang shalawat ini kiranya Allah mencurahkan rahmat dan karunianya kepada kamu semua.

Penutup

Shalawat adalah salah satu ibadah yang sangat dianjurkan dalam islam. Selain sebagai rasa syukur kamu, juga menjadikan hajat kamu semakin cepat untuk diterima.

Memperingati maulid sama dengan membaca shalawat lebih banyak lagi, berbuat baik lebih baik lagi, beramal lebih giat lagi. Karena itulah esensi dan hakikat dari maulid ini.

Semoga Allah swt kumpulkan kamu semua dengan baginda Nabi Muhammad swa di hari akhirat dan memperoleh kemenangan dengan mendapat nikmat meminum air al kautsar. Amin ya Rabbal Alamin.