Tata Cara Mandi Wajib yang Benar: Niat, Rukun, DLL [PANDUAN LENGKAP]

Kali ini hasana.id akan membahas salah satu hal yang sangat penting untuk diketahui oleh setiap muslim, yaitu tata cara mandi wajib yang benar. Seperti apa niat mandi wajib yang benar, tata cara mandi wajib yang benar, rukun mandi wajib yang benar, serta seluk beluknya?

Mandi wajib atau disebut juga mandi junub adalah pembersihan diri yang diwajibkan dalam syariat Islam, bagi setiap orang yang berhadats besar.

Apa itu hadats besar?

Hadats besar adalah sebutan untuk kondisi seseorang karena beberapa sebab tertentu seperti berhubungan badan, keluar mani, keluar haid, melahirkan, dll. *akan dibahas lebih rinci di bawah

Hadas besar (juga hadas kecil) harus diangkat atau dihilangkan dari tubuh seseorang agar orang tersebut sah melakukan ibadah tertentu (seperti shalat, tawaf, dll).

Mandi wajib tidak sama seperti mandi biasa karena memiliki tata cara, rukun, syarat, dan berbagai hal lain yang harus dipenuhi agar sah dan dapat mengangkat hadas besar.

Mari kita masuk langsung ke pembahasan.

Apa itu Mandi Wajib / Mandi junub?

Dalam Bahasa Arab mandi wajib disebut juga الْغُسْل (ghusl). Ghusl sendiri secara etimologi berarti (السيلان) atau mengalirkan. Sementara secara bahasa, ghusl adalah mengalirkan air ke seluruh tubuh dengan niat tertentu.

Sehingga bisa kita pahami bahwa mandi wajib adalah mengalirkan air ke seluruh tubuh (dari ujung rambut sampai ujung kaki) dengan niat untuk mengangkat hadats besar, sehingga tubuh menjadi suci dan boleh (sah) melakukan berbagai ibadah tertentu (seperti sholat, tawaf, memegang Alquran, dll)

Pengertian Mandi Wajib

Tata Cara Mandi Wajib yang benar

Oke, saat ini kamu sudah paham apa itu mandi wajib kan.

Tapi.. gimana tata cara mandi yang benar sesuai aturan agama?

Kita akan pelajari sama-sama..

Bagian ini sangat penting untuk kamupahami. Setelah memahaminya dengan baik, mandi wajib menjadi begitu mudah untuk dikerjakan!

Jika saat ini kamu merasa mandi wajib itu susah, ribet, dan seterusnya, buang dulu mindset itu.

Mandi wajib itu mudah banget kok.

Cara mandi wajib adalah dengan melaksanakan rukun mandi wajib.

Rukunnya sendiri hanya dua:

  1. Niat. Niat melakukan mandi wajib / niat mandi untuk mengangkat hadats besar. Niat ini kita qashad (goresin / bacain) dalam hati ketika mengalirkan air pertama kali ke tubuh atau saat membayurkan air pertama kali.
  2. Meratakan air ke seluruh tubuh dan rambut. Lalu mandi seperti biasa, pastikan air mengalir secara merata ke seluruh tubuh dan rambut.

Betul, mandi wajib memang sesimpel itu!

Seluruh kulit dan rambut harus benar-benar rata terkena air, termasuk bagian luar lubang telinga dan lubang hidung. Namun kamu tidak perlu memasukkan air ke telinga dan hidung, cukup menggunakan jari saja.

Kamu juga harus memerhatikan bagian tubuh yang sulit kena air, misal belakang telinga, lipatan belakang lutut, sela-sela jari tangan dan kaki, dll.

Termasuk juga bagian lubang dubur. Kamu harus jongkok saat mengalirkan air hingga ke bagian lubang dubur. Kalau berdiri, kemungkinan air tidak ada sampai ke daerah tersebut.

Jika kamu sudah melakukan rukun-rukun tersebut, mandi sudah dianggap sah.

Tidak perlu terlalu was-was dengan mandi wajib. Perbedaan mandi wajib dengan mandi biasa secara umum hanya dua hal:

  1. Harus ada niat.
  2. Air yang dialirkan harus mengalir ke seluruh tubuh dan rambut, tidak boleh ada yang terlewat.

Pentingnya belajar tata cara mandi wajib yang benar

Harapan saya, setelah membaca artikel ini, kamu memiliki pemahaman lebih baik mengenai tata cara mandi jinabah secara utuh.

Hal ini sangat penting untuk diketahui karena hampir seluruh manusia pasti pernah dan akan mengalami keadaan yang mewajibkannya melakukan hal ini. Namun, akan sangat disayangkan jika tata cara yang dilakukan tidak sesuai syariat sehingga menjadi tidak sah.

Lalu, apa jadinya jika mandi yang dilakukan tidak sah? Tentu saja salat kita tidak sah! Dan ibadah-ibadah lain yang mewajibkan badan untuk suci juga menjadi tidak sah!

Misalnya seseorang berjunub, otomatis orang tersebut harus mandi. Namun, jika pembersihan diri yang dilakukan tidak sesuai dengan yang diajarkan syariat, salatnya menjadi tidak sah karena badannya masih berhadas besar.

Bayangkan jika selama bertahun-tahun orang tersebut mandi dengan cara yang salah, maka sepanjang tahun salatnya tidak sah! Oleh karena itu, mari kita bahas satu per satu apa saja yang harus kamu ketahui terkait mandi wajib.

Dasar Hukum Diwajibkan Mandi Wajib

Tentunya ada dasar hukum (dalil) yang mendasari wajibnya mandi junub ini. Berikut beberapa di antaranya:

1. Al Maidah: 6

وَإِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوا

Artinya: “Dan jika kamu junub, maka mandilah…”

2. An Nisa: 43

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تَقْرَبُواْ الصَّلاَةَ وَأَنتُمْ سُكَارَى حَتَّىَ تَعْلَمُواْ مَا تَقُولُونَ وَلاَ جُنُباً إِلاَّ عَابِرِي سَبِيلٍ حَتَّىَ تَغْتَسِلُواْ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu salat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sampai kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi.”

3. Hadits Bukhari

“Bahwasanya Nabi Muhammad apabila mandi jinabah ia memulai dengan membasuh kedua tangannya kemudian wudhu seperti wudhu untuk salat lalu memasukkan jari-jarinya ke dalam air kemudian menyisirkannya ke pangkal rambut kemudian mengalirkan air ke kepalanya tiga cawukan dengan kedua tangannya kemudian meratakan air pada seluruh kulit badannya.”

Tiga dalil tersebut cukup mewakili untuk meyakinkan kita akan kewajiban mandi junub ini.

Hal-Hal yang Menyebabkan Wajibnya Mandi

Menurut ulama fiqh, ada 6 hal yang menimbulkan hadas besar. Hal tersebut menyebabkan seseorang diharuskan melakukan mandi junub. Keenam hal tersebut adalah:

1. Keluar Mani, Baik karena Bersetubuh, Mimpi, atau Sebab Lain

Keluarnya mani adalah salah satu penyebab seseorang harus mandi junub baik keluar dengan sendirinya (misalnya melalui mimpi dan berhubungan suami-istri) atau keluar dengan disengaja.

Perlu diketahui bahwa seorang muslim tidak boleh melakukan onani atau masturbasi. Hukumnya HARAM! Namun jika perbuatan tersebut terlanjur dilakukan, orang tersebut diwajibkan segera bertaubat dan melakukan mandi wajib.

Meski demikian, onani dan masturbasi menjadi boleh jika dilakukan oleh istri atau suami kepada pasangannya. 🙂

Wajibnya mandi setelah keluarnya mani tidak hanya berlaku pada laki-laki. Perempuan juga keluar mani. Jika itu terjadi, maka dia juga wajib untuk mandi. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW.

عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ أَنَّ أُمَّ سُلَيْمٍ -وَهِيَ اِمْرَأَةُ أَبِي طَلْحَةَ- قَالَتْ: يَا رَسُولَ اَللَّهِ! إِنَّ اَللَّهَ لا يَسْتَحِي مِنْ اَلْحَقِّ فَهَلْ عَلَى اَلْمَرْأَةِ اَلْغُسْلُ إِذَا اِحْتَلَمَتْ ؟ قَالَ: نَعَمْ. إِذَا رَأَتِ الْمَاءَ

Artinya:

Dari Ummi Salamah radhiyallahu anha bahwa Ummu Sulaim istri Abu Thalhah bertanya: “Ya Rasulullah sungguh Allah tidak malu bila terkait dengan kebenaran, apakah wanita wajib mandi bila bermimpi? Rasulullah SAW menjawab: “Ya, bila dia mendapati air mani”. (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Bersetubuh atau melakukan hubungan badan

Dua orang yang melakukan hubungan badan wajib melakukan mandi junub. Kewajiban ini timbul karena masuknya zakar ke dalam farji si wanita. Oleh karena itu, walaupun si laki-laki tidak sampai mengeluarkan mani, dia tetap harus mandi suci.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إِذَا الْتَقَى الخَتَاناَنِ أَوْ مَسَّ الخِتَانُ الخِتَانَ وَجَبَ

Artinya: “Bila dua kemaluan bertemu, atau bila kemaluan menyentuh kemaluan lainnya, maka hal itu mewajibkan mandi janabah”

3. Keluarnya Darah Haid

Haid adalah darah yang keluar dari farji wanita setiap bulannya. Haid pertama pada wanita menandakan dia sudah baligh dan sudah dikenai beban hukum dalam Islam.

Umumnya siklus ini akan terus ada setiap bulannya hingga usia tertentu. Biasanya wanita tidak lagi mengalami haid ketika usianya sudah di atas 40 tahun.

Keluarnya haid ini mewajibkan seseorang untuk mandi. Namun tidak di awal keluar, penyucian diri dilakukan setelah haid benar-benar selesai.

4. Keluarnya Nifas

Nifas adalah darah yang keluar setelah melahirkan. Umumnya nifas akan terus keluar selama 40 hari, atau paling banyak 60 hari pasca persalinan. Seseorang yang keluar darah wajib mandi setelah nifasnya selesai.

5. Melahirkan (Wiladah)

Seorang ibu yang melahirkan juga harus melakukan mandi wajib. Mandi wajib di sini adalah karena melahirkan, bukan karena nifas karena bisa saja seorang wanita melahirkan tanpa keluar darah.

6. Mati

Terakhir adalah orang yang meninggal dunia. Orang yang meninggal dunia wajib dimandikan oleh orang yang masih hidup, kecuali orang yang mati syahid.

Itulah 6 hal yang membuat kita wajib melakukan mandi.

Penyebab Kewajiban Mandi Wajib

 

Syarat-Syarat Mandi Wajib

Hanya ada satu syarat melakukan mandi wajib, yaitu menggunakan air yang suci menyucikan. Tidak boleh menggunakan air yang bernajis atau sudah pernah digunakan untuk bersuci. Selain itu, tidak diperkenankan juga menggunakan air yang suci tapi tidak menyucikan seperti air kopi, air kelapa, dll.

Syarat Mandi Wajib

Niat Mandi Wajib

Bacaan niat untuk melakukan mandi wajib berbeda-beda, sesuai dengan sebab-sebab yang sudah disebutkan di atas. Namun, bacaan “Aku niat mandi wajib untuk mengangkat hadas besar fardhu karena Allah” saja ketika pertama kali mengalirkan air sudah cukup dan sudah sah.

Niat tersebut juga cukup diqashadkan (dihadirkan) dalam hati dan tidak harus diucapkan. Jika ingin lebih sempurna, maka niat-niat tersebut bisa dijabarkan seperti ini:
1. Bacaan niat karena keluar mani

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ الْأَكْبَرِ مِنَ الْجِنَابَةِ فَرْضًا لِلهِ تَعَالَى

Artinya: “Aku niat mandi wajib untuk menghilangkan hadas besar junub karena Allah Swt.”

2. Bacaan niat karena haid

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ حَدَثِ الْأَكْبَرِ مِنَ الْحَيْضِ فَرْضًا لِلهِ تَعَالَى

Artinya: “Aku niat mandi wajib untuk menghilangkan hadas besar haid karena Allah Swt.”

3. Bacaan niat karena nifas

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ حَدَثِ الْأَكْبَرِ مِنَ النِّفَاسِ فَرْضًا لِلهِ تَعَالَى

Artinya: “Aku niat mandi wajib untuk menghilangkan hadas besar nifas karena Allah Swt.”

4. Hadas besar karena melahirkan (wiladah)

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ حَدَثِ الْأَكْبَرِ مِنَ الْوِلَادَةِ فَرْضًا لِلهِ تَعَالَى

Artinya: “Aku niat mandi wajib untuk menghilangkan hadas besar melahirkan karena Allah Swt.”

Beberapa Sunnah dalam Mandi Wajib

Mandi wajib sudah sah jika sudah memenuhi syarat dan rukun seperti yang sudah disebutkan sebelumnya. Namun, akan lebih sempurna jika ditambah dengan sunnah-sunnah yang lain.

Berikut tata cara atau teknis pelaksanaan mandi junub berdasarkan pemaparan Imam Nawawi.

Niat Mandi

  • Dimulai dengan basmalah dan niat.
  • Mencuci kedua telapak tangan sebanyak tiga kali.
  • Selanjutnya adalah mencuci kemaluan dari najis (jika ada, misal setelah kencing). Jika mandi wajib dilakukan setelah BAB, maka disunnahkan juga untuk memastikan najis sudah benar-benar hilang. Bagi perempuan, disunnahkan untuk membersihkan sisa haid dan nifas. Lebih baik lagi jika diberikan sesuatu yang harum.
  • Berwudhu seperti hendak melakukan salat. Ada sedikit perbedaan di antara para ulama, apakah membasuh kakinya didahulukan atau diakhirkan setelah selesai mandi.
  • Mengambil air lalu menggosokkannya ke sela-sela rambut hingga mengenai kulit kepala dan jenggot (jika ada) dengan menggunakan jari-jari tangan. Hal ini dilakukan untuk memastikan seluruh bagian kulit dan rambut telah terkena air, terutama jika rambut panjang dan lebat.
  • Kemudian basuh kepala tiga kali agar semua rambut dan kulit kepala terkena air.
  • Ratakan air ke seluruh tubuh sambil menggosokkan tangan ke seluruh badan, dimulai dari bagian badan sebelah kanan, sebanyak tiga kali.
  • Pindah dari tempat berdiri, lalu basuh kedua kaki demi memastikan telapak kaki terkena air.

Mandi-mandi Sunnah

Selain mandi wajib, dalam Islam juga disunnahkan membersihkan diri di saat-saat tertentu. Pelaksanaan atau tata cara melakukan mandi ini sama seperti mandi wajib yang telah kita bahas di atas.

Ada 16 macam mandi sunnah, yaitu:

1. Mandi di Hari Jumat
2. Mandi untuk salat Idulfitri dan Iduladha
3. Mandi sebelum melaksanakan salat sunnah istisqa
4. Mandi sebelum melaksanakan salat sunnah gerhana matahari
5. Mandi sebelum melaksanakan salat sunnah gerhana bulan
6. Mandi setelah memandikan mayit
7. Seorang mualaf yang baru masuk Islam juga disunnahkan mandi
8. Orang yang gila atau epilepsi lalu sembuh, dia disunnahkan untuk mandi
9. Mandi ketika akan melakukan ihram
10. Mandi ketika akan masuk Kota Makkah
11. Mandi ketika akan wuquf di Arafah
12. Mandi ketika melakukan mabit di Muzdalifah
13. Mandi ketika akan melempar jumrah
14. Mandi sebelum melakukan tawaf
15. Mandi sebelum melakukan sai
16. Mandi sebelum masuk Kota Madinah

Mandi Sunnah

Penutup

Itulah beberapa hal yang perlu kita ketahui mengenai mandi wajib. Saya harap kamu sudah memahami hal ini dengan sangat baik sehingga mandi wajib yang dilakukan sah dan mampu menghilangkan hadas besar.

Sangat disayangkan kalau selama ini kamu salah melaksanakannya sehingga ibadah-ibadah kita (seperti salat) tidak sah dan tidak diterima oleh Allah Swt.

Namun, tentunya saya memiliki keterbatasan ilmu sehingga sangat berharap masukan dan koreksi. Terima kasih.

One comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *