Mengenal Malaikat Pencabut Nyawa dan Kisahnya Bersama Para Nabi

Allah telah menciptakan malaikat dan tugasnya masing-masing. Salah satunya malaikat pencabut nyawa yang bertugas mencabut ruh setiap makhluk yang bernyawa.

Tak ada satu pun orang yang bisa mengetahui atau bahkan sekadar memprediksi kapan malaikat pencabut nyawa, yaitu malaikat Izrail, akan datang kepadanya.

Untuk lebih mengenal seperti apa malaikat pencabut nyawa, tugasnya, dan kisahnya bersama para nabi yang menarik untuk diketahui, Hasana.id telah menyiapkannya untukmu.

Wujud Malaikat Pencabut Nyawa

Ada yang mengatakan bahwa malaikat maut memiliki wujud yang sangat besar.

Bahkan, apabila air laut serta sungai ditumpahkan seluruhnya di atas kepala malaikat maut, tidak akan ada air yang jatuh ke bumi, meskipun hanya satu tetes.

Jika Allah meletakkan dunia seluruhnya di atas lambung malaikat pencabut nyawa, dunia bagaikan meja di hadapan orang yang ingin makan segala sesuatu yang dihidangkan di situ.

Seperti itulah gambaran malaikat maut ketika menghadapi seluruh makhluk. Dirinya mampu membolak-balikkan dunia ini bagai anak kecil yang membolak-balikkan uang dirham.

Bagaimana Malaikat Maut Mengetahui Akhir Ajal Seseorang?

Ada pendapat yang mengatakan bahwa pada hari kiamat nanti, Allah akan merusak seluruh makhluk ciptaan-Nya dari golongan manusia atau lainnya.

Untuk itu, Dia hanya cukup merusak semua mata yang ada pada badan sang malaikat maut sampai-sampai yang tersisa tinggal delapan buah mata dari makhluk-Nya.

Mereka adalah malaikat Jibril, Izrail, Israfil, Mikail, dan empat malaikat lain yang membawa Arasy.

Untuk mengetahui ajal seseorang, malaikat maut akan secara tiba-tiba dijatuhi tulisan atau catatan nama dari orang yang akan dicabut nyawanya serta catatan sakit hamba tersebut.

Malaikat pencabut nyawa kemudian berkata, “Wahai Tuhanku, kapan aku mencabut nyawa seorang hamba itu dan dalam keadaan yang bagaimana aku menghilangkan ruhnya?”

Kata-kata malaikat pecabut nyawa tersebut kemudian dijawab oleh Allah Ta’ala melalui firman-Nya, “Wahai malaikat maut, ini adalah termasuk ilmu samar-Ku, yang tidak akan bisa dilihat oleh seorang pun kecuali Aku, tetapi Aku memberitahukan kepadamu tentang keadaan waktunya, alamat orang yang akan kamu cabut nyawanya. Akan datang kepadamu malaikat yang Aku serahi mengurusi amal perbuatan manusia dengan mengatakan: ‘Telah sempurna umur si Fulan’. Malaikat yang diserahi mengurus rezeki juga akan datang kepadamu dengan mengatakan, ‘Telah sempurna rezeki dan amal perbuatan si Fulan’.”

Apabila orang tersebut adalah orang yang berbahagia, namanya akan tampak jelas tertulis dalam bukunya yang terdapat di hadapan malaikat maut.

Tulisan tersebut ditulis dari cahaya (nur) putih dan terletak di sebelah kiri kanan namanya. Sebaliknya, apabila bukan termasuk orang bahagia (celaka), tulisan namanya berwarna hitam.

Malaikat pencabut nyawa sebelumnya mengetahui hal demikian secara sempurna. Ia akan tertimpa daun yang jatuh dari pohon yang berada di bawah Arasy.

Di dalamnya, tertulis nama seseorang yang saat itu juga harus dicabut nyawanya.

Tentang Pohon di Bawah Arsy

Ada riwayat dari Ka’ab Al-Akhbar yang menjelaskan bahwa Allah telah menciptakan pohon di bawah Arasy yang di atasnya terdapat daun yang banyaknya sejumlah seluruh makhluk.

Ketika seorang hamba telah sampai pada ajalnya dan usianya tersisa 40 hari, daun tersebut akan jatuh ke tempat Izrail.

Dengan cara itulah, malaikat maut akan paham bahwa Allah telah memerintahkannya untuk mencabut nyawa seorang hamba Allah yang namanya sudah tertera pada daun tersebut.

Setelahnya, para malaikat di langit menyebut orang tersebut dengan sebutan mayit, walaupun masih hidup di bumi selama 40 hari lagi.

Ada satu pendapat lain yang mengatakan bahwa malaikat Mikail turun ke tempat malaikat pencabut nyawa berada dengan membawa buku dari Allah.

Di dalamnya, terdapat catatan nama orang yang akan diambil ruhnya, tempat ia nanti dimatikan, penyebab atau bagaimana cara orang tersebut meninggal.

Cara Malaikat Izrail Mencabut Nyawa Seseorang

Dalam ajaran Islam, malaikat Izrail merupakan salah satu dari empat malaikat yang utama di antara malaikat-malaikat lain.

Bagi sebagian manusia, kedatangan malaikat ini adalah sesuatu yang menakutkan, tetapi bagi sebagian lainnya justru sebaliknya.

Nah, bagaimana sebenarnya cara sang malaikat pencabut nyawa ini menunaikan tugas yang diberikan oleh Allah Swt.? Simak ulasannya.

Mencabut Nyawa dengan Tangannya

Dalam kitab As-Suluki disebutkan Mutaqil bin Sulaiman pernah meriwayatkan bahwa malaikat pencabut nyawa memiliki ranjang yang terletak di langit ke tujuh.

Pendapat lain mengatakan ranjang tersebut berada di langit ke empat.

Malaikat maut diciptakan oleh Allah dari cahaya dengan memiliki 70.000 kaki, 4.000 sayap, dan jasadnya penuh dengan beberapa mata dan mulut.

Tak ada satu makhluk pun, termasuk anak cucu Adam, yang memiliki nyawa kecuali ia berada dalam kekuasaan malaikat maut.

Malaikat pencabut nyawa memiliki mata, tangan, telinga, dan wajah yang jumlahnya adalah sesuai dengan bilangan seluruh makhluk yang bernyawa.

Dengan wajahnya itulah malaikat maut memandang tepat ke arah wajah manusia yang telah Allah perintahkan untuk dicabut nyawanya.

Lalu, ia akan mencabut nyawa dengan tangannya. Pada saat seseorang telah dicabut nyawanya, hilanglah ia dari jasadnya.

Mencabut dari Arah Wajah

Selain seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, ada pula yang mengatakan bahwa jumlah wajah malaikat pencabut nyawa ada empat.

Wajah-wajah tersebut masing-masing terletak di depan (muka), kepala, punggung, dan di bawah telapak kakinya.

Ketika mengambil ruh para nabi Allah serta para malaikat, malaikat maut akan mencabutnya dari arah wajah yang terdapat di kepalanya.

Untuk orang mukmin, malaikat maut akan mencabut nyawanya dari arah wajah yang terletak di hadapannya.

Adapun nyawa orang kafir dicabut dari arah wajah yang terletak di punggungnya. Untuk para jin, nyawa mereka akan dicabut dari arah wajah yang terdapat di bawah telapak kakinya.

Kaki yang satu berada di atas titian neraka jahanam, sementara kaki lainnya berada di atas ranjang surga.

Mengutus Khalifah (Pembantu)

Ada pendapat yang mengatakan bahwa malaikat pencabut nyawa tidak akan turun untuk menghilangkan ruh seseorang kecuali kepada para nabi dan rasul.

Dirinya memiliki khalifah atau pembantu untuk mencabut nyawa dari binatang dan beberapa makhluk bernyawa lainnya.

Kisah Malaikat Pencabut Nyawa Bersama Nabi

Di atas, sedikit telah saya jelaskan mengenai kisah malaikat pencabut nyawa dengan Nabi Sulaiman.

Perlu kamu ketahui, malaikat maut rupanya juga memiliki kisah penting bersama nabi lainnya, di antaranya adalah Nabi Sulaiman dan Nabi Musa.

Yuk, simak cerita yang telah Hasana.id rangkum berikut.

Kisah Malaikat Izrail yang Datang ke Rumah Nabi Sulaiman

Allah menjelaskan melalui firman-Nya dalam Al-Qur’an Surat Ali Imran 154:

قُلْ لَّوْ كُنْتُمْ فِيْ بُيُوْتِكُمْ لَبَرَزَ الَّذِيْنَ كُتِبَ عَلَيْهِمُ الْقَتْلُ اِلٰى مَضَاجِعِهِمْ ۚ

Artinya: “Katakanlah, ‘Sekiranya kamu berada di rumahnya, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu keluar (juga) ke tempat mereka terbunuh’.”

Dari firman di atas diceritakan bahwa malaikat pencabut nyawa pernah menampakkan diri dalam bentuk seorang laki-laki.

Ia pada saat itu masuk ke kediaman Nabi Sulaiman. Di sana, di dekat sang nabi, malaikat melihat seorang pemuda.

Pemuda tersebut terlihat gemetar karena sangat takut kepada malaikat pencabut nyawa.

Ketika sang malaikat maut telah pergi, pemuda tersebut meminta Nabi Sulaiman untuk memerintahkan angin agar membawa diri si pemuda tersebut menuju negeri Cina.

Nabi Sulaiman pun meluluskan keinginan sang pemuda.

Pada saat malaikat pencabut nyawa kembali lagi, Nabi Suaiman bertanya mengenai maksud dirinya melihat ke arah seorang pemuda di dekatnya.

Malaikat maut kemudian menjawab bahwa dirinya telah mendapat perintah dari Allah Ta’ala untuk mencabut nyawa sang pemuda di negeri Cina pada hari itu juga.

Malaikat merasa heran ketika ia melihat sang pemuda berada di dekat Nabi Sulaiman.

Nabi pun kemudian bercerita kepada malaikat maut tentang keberadaan pemuda tersebut, bahwa sang pemuda meminta dirinya untuk memerintah angin membawanya pergi ke Cina.

Malaikat pencabut nyawa mengatakan bahwa dirinya telah diperintahkan Allah untuk mencabut ruhnya hari itu di Negeri Cina.

Kisah Nabi Musa Menampar Malaikat Pencabut Nyawa

Nabi Musa dikenal memiliki watak sering memperlakukan orang lain secara spontan, bahkan kepada malaikat maut sekalipun.

Ketika sang malaikat mendatanginya dalam wujud seorang pria, Nabi Musa langsung menampar mukanya hingga bola matanya pecah.

Atas kejadian itu, Allah memberikan pilihan kepada Nabi Musa, akan berpulang ke sisi-Nya atau tetap hidup beberapa lama lagi sampai malaikat datang untuk mencabut nyawanya.

Nabi Musa pun memilih untuk segera berada di rabb-nya, meninggalkan seluruh kelelahan dan kesibukan hidup di dunia.

Allah kemudian mengabulkan keinginannya untuk berada dekat dengan Tanah Suci (Baitul Maqdis) dengan jarak hanya sepelemparan batu. Makamnya pun berada di sana.

Hadits tentang Kisah Nabi Musa dan Malaikat Izrail

Kisah tersebut bisa disimak secara lengkap dalam hadits riwayat Muslim dari Abu Hurairah berikut ini.

جَاءَ مَلَكُ الْمَوْتِ إِلَى مُوسَى عَلَيْهِ السَّلَامُ. فَقَالَ لَهُ: أَجِبْ رَبَّكَ قَالَ فَلَطَمَ مُوسَى عَلَيْهِ السَّلَامُ عَيْنَ مَلَكِ الْمَوْتِ فَفَقَأَهَا، قَالَ فَرَجَعَ الْمَلَكُ إِلَى اللهِ تَعَالَى فَقَالَ: إِنَّكَ أَرْسَلْتَنِي إِلَى عَبْدٍ لَكَ لَا يُرِيدُ الْمَوْتَ، وَقَدْ فَقَأَ عَيْنِي، قَالَ فَرَدَّ اللهُ إِلَيْهِ عَيْنَهُ وَقَالَ: ارْجِعْ إِلَى عَبْدِي فَقُلْ: الْحَيَاةَ تُرِيدُ؟ فَإِنْ كُنْتَ تُرِيدُ الْحَيَاةَ فَضَعْ يَدَكَ عَلَى مَتْنِ ثَوْرٍ، فَمَا تَوَارَتْ يَدُكَ مِنْ شَعْرَةٍ، فَإِنَّكَ تَعِيشُ بِهَا سَنَةً، قَالَ: ثُمَّ مَهْ؟ قَالَ: ثُمَّ تَمُوتُ، قَالَ: فَالْآنَ مِنْ قَرِيبٍ، رَبِّ أَمِتْنِي مِنَ الْأَرْضِ الْمُقَدَّسَةِ، رَمْيَةً بِحَجَرٍ، قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: وَاللهِ لَوْ أَنِّي عِنْدَهُ لَأَرَيْتُكُمْ قَبْرَهُ إِلَى جَانِبِ الطَّرِيقِ، عِنْدَ الْكَثِيبِ الْأَحْمَرِ

Artinya: “Malaikat maut datang kepada Nabi Musa ‘alaihissalam dan berkata, ‘Penuhilah panggilan Tuhanmu!’ Namun, spontan Musa menampar mata malaikat hingga bola matanya terpecah. Akhirnya, malaikat maut kembali kepada Allah dan menyampaikan, ‘Sesungguhnya, Engkau telah mengutusku menemui hamba yang tidak menginginkan kematian. Akibatnya, mataku terpecah.’ Kemudian, Allah segera mengembalikan penglihatannya dan berfirman, ‘Kembalilah kepada hamba-Ku dan sampaikan kepadanya, apakah engkau terus menginginkan kehidupan? Jika engkau masih menginginkannya, letakkanlah tanganmu pada punggung sapi jantan. Satu bulu yang tertutupi tanganmu maka engkau akan hidup satu tahun.’ Musa bertanya, ‘Lalu apa setelah itu?’ Allah menjawab, ‘Tetaplah engkau akan meninggal.’ Musa berkata lagi, ‘Wahai Tuhanku, sekarang kupilih kematian itu dalam waktu dekat.’ Kemudian, Nabi Musa menyampaikan keinginannya, ‘Matikanlah aku dekat Tanah Suci (Baitul Maqdis) sedekat lemparan batu.’ Terakhir, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menambahkan, ‘Demi Allah, andai aku berada di sisinya, niscaya akan aku perlihatkan kepada kalian kuburannya berada di pinggir jalan, tepatnya pada gundukan pasir.’

Bisa disimpulkan bahwa Allah mengutus malaikat pencabut nyawa kepada Nabi Musa dalam wujud seorang laki-laki.

Jika tidak berwujud manusia, Nabi Musa tidak akan pernah bisa menampar sang malaikat hingga matanya terlepas.

Pelajaran yang Dapat Diambil

Dari kisah malaikat pencabut nyawa dengan Nabi Musa ini, ada banyak pesan moral yang bisa dijadikan sebagai pelajaran hidup. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut.

Kematian Tak Dapat Diprediksi

Tanpa disadari, malaikat maut bisa datang dalam wujud manusia. Ia bisa mencabut nyawa seseorang kapan saja sesuai kehendak Allah tanpa bisa diprediksi oleh siapa pun.

Kematian merupakan sesuatu yang sudah pasti dan tidak bisa ditolak, bahkan oleh nabi sekalipun.

Bahkan Nabi pun Memilih untuk Segera Bersanding di Sisi-Nya

Dari hadits riwayat Muslim dari Abu Hurairah di atas, dijelaskan bahwa Nabi Musa diberi pilihan untuk segera berpulang atau memilih tambahan hidup.

Sebagaimana yang dipilih oleh Nabi Musa, beliau memutuskan untuk segera bersanding di sisi Allah Swt. dan lepas dari hiruk pikuk dunia. Begitu pula dengan Nabi Muhammad saw.

Terkait akan hal ini, Aisyah pernah mendengar bahwa Rasulullah saw. pernah mengucapkan sesuatu ketika sakit, “Ya Allah, kupilih al-Rafîq al-Alâ (surga).”

Dari ucapan tersebut, Aisyah mengetahui bahwa surga lebih baik dibandingkan dunia. Tak jeran jika Rasulullah saw. lebih memilih surga, bukan tetap hidup dan tinggal di dunia.

Kemuliaan Nabi

Kisah Nabi Musa yang menampar malaikat pencabut nyawa menunjukkan bahwa beliau memiliki kedudukan yang tinggi.

Jika tidak, sudah pasti malaikat maut akan melakukan pembalasan yang berat kepada beliau.

Apakah Malaikat Izrail Akan Binasa?

Lantaran memiliki tugas untuk mencabut nyawa, mungkin pernah terlintas di pikiranmu apakah malaikat Izrail juga bisa mati.

Kalau bisa, bagaimana caranya? Apakah ia mencabut nyawanya sendiri?

Hal ini telah dijelaskan dalam kitab Al-Bidayah Wan-Nihayah (19/313), yaitu:

عن محمد بن كعب القرظي قال : بلغني أن آخر من يموت من الخلق ملك الموت ، يقال له : يا ملك الموت ، مت موتا لا تحيا بعده أبدا . قال : فيصرخ عند ذلك صرخة لو سمعها أهل السماوات والأرض لماتوا فزعا ، ثم يموت ، ثم يقول تعالى : لمن الملك اليوم لله الواحد القهار

“Dari Muhammad bin Ka’b Al Qirodzi berkata, ‘Telah sampai kepadaku bahwa orang yang meninggal paling akhir dari makhluk adalah malaikat maut. Dikatakan kepada malaikat maut, ‘Wahai malaikat maut, matilah kamu dengan mati yang tidak akan hidup lagi setelahnya, selamanya.’ Muhammad bin Ka’b berkata, ‘Lalu, malaikat maut menjerit dengan jeritan yang jika penduduk langit dan bumi mendengarnya maka mereka meninggal dunia karena kaget, kemudian malaikat maut mati, kemudian Alah Ta’ala berfirman:

لِمَنِ الْمُلْكُ الْيَوْمَ لِلَّهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ

‘Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini? Kepunyaan Allah yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan.’ (QS Al-Mu’min 40: 16). (HR Ibnu Abid Dunya ).

عن أبي هريرة ، عن النبي صلى الله عليه وسلم نحو هذا الحديث ، وفيه : ” يا ملك ، أنت خلق من خلقي ، خلقتك لما رأيت فمت ، ثم لا تحيا أبدا ”

Dari Abu Hurairah dari Nabi shallallohu alaihi wasallam sebagaimana hadits tersebut dan dalam hadisnya Abu Hurairah terdapat kata: “Wahai malaikat maut, engkau adalah bagian dari makhluk-Ku, Ku-ciptakan kamu ketika Aku melihatmu, maka matilah, kemudian malaikat maut tidak hidup selamanya.” (HR Al Madini)

Kapankah Malaikat Akan Dimatikan?

Ketika hari kiamat tiba, malaikat Israfil akan meniupkan sangkakala yang pertama. Pada saat itu juga, semua makhluk di seluruh jagat raya akan mati.

Tiupan sangkakala kedua kemudian ditiupkan untuk membangkitkan semua manusia dan mereka akan menerima putusan atas segala amal yang dilakukan.

Seluruh makhluk ciptaan Allah akan merasakan mati, kecuali makhluk yang telah dikecualikan, seperti para bidadari surga.

Perlu diketahui bahwa di surga tidak pernah ada yang namanya kematian.

Sejatinya, para malaikat, seperti malaikat Jibril, Mikail, Israfil, dan Izrail sekalipun akan dimatikan terakhir di antara semua makhluk yang Allah ciptakan.

Jadi, malaikat adalah makhluk yang pertama kali diciptakan dan terakhir kali dimatikan.

Persiapan untuk Menghadapi Kematian

Dari pembahasan di atas, diketahui bahwa malaikat maut bisa mencabut nyawa seseorang apabila Allah sudah berkehendak, kapan saja, di mana saja, dan dengan cara apa saja.

Karena tidak bisa diprediksi, ada baiknya setiap diri memiliki persiapan sebelum maut datang menjemput.

Kematian sendiri merupakan jembatan yang menghubungkan dua kehidupan, kehidupan dunia dan akhirat.

Sejatinya, manusia hidup di dunia harusnya memanfaatkannya untuk mengumpulkan bekal untuk menuju akhirat yang kekal.

Menurut Rasulullah saw., seseorang yang telah meyiapkan bekal untuk kehidupan setelah mati adalah orang yang cerdas.

Sebaliknya, kepada orang yang terlena akan nafsu duniawi, Nabi menyebutnya sebagai pribadi yang lemah. Beliau bersabda:

الكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ، وَالعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى اللهِ

Artinya: “Orang cerdas adalah orang yang rendah diri dan beramal untuk kehidupan setelah kematian dan orang lemah adalah orang yang mengikutkan dirinya pada hawa nafsunya dan berangan-angan atas Allah,” (HR At-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan lainnya).

Lantas, apa saja persiapan yang bisa kamu lakukan untuk menghadapi kematian suatu saat nanti? Simak uraian yang telah Hasana.id siapkan berikut.

Jauhi Perbuatan Tercela

Agar tergolong ke dalam orang yang cerdas sebagaimana sabda Rasulullah saw. di atas, sebagai manusia, hendaknya kita menjauhi perbuatan tercela.

Yang termasuk dalam perbuatan tercela adalah segala sesuatu yang meliputi kemakruhan dan keharaman.

Meninggalkan kemakruhan merupakan sunah, yaitu lebih baik ditinggalkan daripada dilakukan. Namun, meninggalkan segala sesuatu yang haram adalah wajib hukumnya.

Mengamalkan Amalan Saleh

Allah berfirman dalam Al-Qur’an surah Al-Kahfi ayat 110, yang berbunyi:

فَمَنْ كانَ يَرْجُوا لِقاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صالِحاً وَلا يُشْرِكْ بِعِبادَةِ رَبِّهِ أَحَداً

Artinya: “Barang siapa yang mengharapkan bertemu Tuhannya maka hendaklah melakukan amal saleh dan janganlah menyekutukan ibadah terhadap tuhannya dengan suatu apa pun.”

Dari firman di atas, dijelaskan bahwa segala bentuk perbuatan baik adalah yang bersih dari rasa pamer atau ria sesuai dengan tuntunan syariat.

Seperti dikutip dari al-Imam al-Baghawi dalam tafsirnya, amal saleh merupakan amal yang di dalamnya terdapat empat hal, yaitu niat, ilmu, kesabaran, dan ikhlas.

Bertobat

Manusia memang tempatnya salah, tak ada seorang pun yang terbebas dari khilaf atau dosa.

Melakukan kesalahan memang wajar, tetapi bukan berarti manusia bebas melakukan hal-hal yang menimbulkan dosa.

Apabila seseorang mati dalam keadaan penuh dosa, niscaya kehidupannya di akhirat kelak akan dibalas dengan sesuatu yang pedih dan menyakitkan.

Untuk menghindari hal tersebut, segeralah bertobat begitu kamu menyadari telah melakukan dosa.

Demikianlah ulasan mengenai malaikat pencabut nyawa kali ini. Semoga informasi ini dapat bermanfaat buatmu dan menjadi lebih bersemangat dalam melakukan kebaikan.

Sumber:

https://quran.laduni.id/post/read/69976/beginilah-cara-malaikat-maut-mencabut-nyawa-manusia.html

https://islam.nu.or.id/post/read/116679/ketika-nabi-musa-menampar-malaikat-maut

https://quran.laduni.id/post/read/58352/apakah-malaikat-izrail-bisa-mati.html

https://islam.nu.or.id/post/read/108129/tiga-persiapan-menghadapi-kematian

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *