Makna Jazakallah / Jazakumullah, Keutamaan, dan Tata Cara Pengucapannya

Selama ini, sudahkah kamu memahami makna dari kalimat jazakallah atau jazakumullah?

Mungkin banyak di antara kamu yang sering mengucapkan kalimat tersebut, hanya saja masih belum memahami betul maknanya. Karena itu, kamu perlu menyimak pembahasan berikut ini.

Berterima Kasih

Perbuatan baik dapat diungkapkan dalam berbagai macam bentuk ekspresi.

Begitu juga ketika mendapatkan suatu kebaikan, Allah Ta’ala memerintahkan kita untuk bersyukur dan memberikan balasan kepada perantara yang memberikan kebaikan tersebut.

Sebagai seorang muslim, akan lebih baik jika kita mengikuti ajaran Islam secara menyeluruh, termasuk dalam menjalin hubungan dengan sesama manusia.

Khusus tentang balasan atas kebaikan, Islam memberi tuntunan tiga hal yang perlu dilakukan bagi siapa saja yang telah mendapatkannya.

Hal pertama adalah memberikan balasan kebaikan melalui ucapan terima kasih. Lalu, yang kedua adalah memuji atau mengapresiasi orang yang telah menjadi perantara kebaikan tersebut.

Adapun yang ketiga, selalu mengingat kebaikan tersebut dengan maksud membalasnya dengan kebaikan serupa di kemudian hari.

Dengan demikian, ungkapan terima kasih tidak hanya dituturkan secara lisan, tetapi akan lebih utama jika diwujudkan pula dalam perbuatan.

Perilaku tersebut apabila dipraktikkan terus-menerus akan turut menciptakan kerukunan hidup di antara sesama umat manusia.

Kalimat Jazakallah/Jazakumullah

Ada dua bentuk kalimat bermakna terima kasih dalam bahasa Arab, yaitu syukran dan jazakallah (jazakumullah).

Penggunaan kedua kalimat tersebut adalah sama-sama untuk berterima kasih, tetapi kalimat yang kedua memiliki makna yang lebih spesifik.

Syukran sendiri secara harfiah berarti “terima kasih”. Penggunaannya sering diikuti dengan kata katsiron yang berarti “banyak”.

Jadi, frase syukran katsiran bisa diterjemahkan sebagai “terima kasih banyak” dalam bahasa Indonesia.

Lalu, bagaimana dengan jazakallah dan jazakumullah? Apakah keduanya memiliki makna yang sama dan bisa disejajarkan dengan kata syukran?

Nah, mari kita simak pembahasannya lebih lanjut pada uraian di bawah ini.

Ketika kamu mendadak memperoleh hadiah buku dari seorang kerabat, apa yang pertama kali terucap dari bibirmu?

Pasti ucapan terima kasih, bukan? Nah, syukran atau terima kasih dalam hal ini bersifat horizontal.

Dengan kata lain, frase ungkapan terima kasih semacam itu diucapkan kepada sesama manusia tanpa ada pengakuan lisan yang jelas atas peran Allah sebagai Maha Penentu Segalanya.

Padahal, buku tersebut pada dasarnya adalah hadiah dari Allah yang diberikan melalui perantara kerabatmu tadi.

Oleh karena itu, akan lebih baik jika terima kasih yang kamu ucapkan juga disertai dengan medeklarasikan peran Allah Ta’ala. Bagaimana caranya?

Menurut cara yang diajarkan Rasulullah saw., caranya sesimpel menambahkan kalimat pelengkap, yaitu jazakallah atau jazakumullah, tergantung kondisinya.

Arti Jazakallah/Jazakumullah

Arti jazakallah adalah “semoga Allah membalas kamu”. Ini berarti bahwa kalimat tersebut merupakan doa bagi si pemberi kebaikan yang diucapkan oleh penerimanya.

Lalu, apa balasan yang diharapkan akan diberikan oleh Allah Ta’ala? Tentu saja, harapannya adalah agar Allah juga membalasnya dengan kebaikan.

Oleh karena itu, kata jazakallah kemudian diikuti dengan frase khairan.

Frase kedua ini dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai “kebaikan”. Jazakallah khairan artinya adalah “semoga Allah membalas kamu dengan kebaikan”.

Kalimat tersebut dapat digunakan untuk melengkapi ucapan terima kasih sederhana, seperti ketika memakai kata syukran katsiran.

Dengan begitu, kamu juga telah membalas kerabat pemberi buku dengan mendoakannya kepada Allah Ta’ala.

Namun, penggunaan kalimat jazakallah tidak boleh sembarangan karena frase tersebut merupakan bagian dari bahasa Arab yang juga memiliki kaidah kebahasaan tersendiri.

Jadi, kamu juga perlu menyimak penjelasan singkat berikut ini.

Bentuk-Bentuk Kalimat Jazakallah

Sebagai contoh, kamu memiliki dua saudara, yang satu lelaki dan satunya perempuan.

Dalam bahasa Indonesia, kamu bisa menyebut masing-masing dengan kata ganti “dia” tanpa embel-embel gender atau “mereka” untuk keduanya.

Namun, kaidah tersebut berbeda dalam bahasa Arab. Bahasa Arab mengenal perbedaan kata ganti orang menurut jenis kelamin dan jumlahnya.

Kalau untuk seorang laki-laki, kata gantinya adalah ka dan untuk dua orang lelaki memakai kuma. Sementara itu, untuk laki-laki yang berjumlah banyak menggunakan kum.

Demikian pula untuk perempuan. Jika tunggal, kata gantinya adalah memakai ki dan kunna untuk perempuan yang berjumlah lebih dari dua.

Adapun untuk dua orang perempuan menggunakan kata ganti yang sama, yakni kuma.

Pada dasarnya, penjelasan di atas masih kurang lengkap mengingat bahasa Arab memiliki tingkat kompleksitas yang cukup tinggi.

Jadi, jika ingin mempelajari lebih lanjut tentang jenis-jenis kata ganti dalam bahasa Arab tersebut, kamu bisa mencari referensi yang lebih lengkap.

Untuk mempersingkat uraian tentang jenis-jenis kalimat jazakallah, berikut tiga contoh sesuai penggunaannya masing-masing.

Jazakallah Khairan Arab untuk Lelaki

جَزَاكَ اللَّهُ خَيْرًا

Jazakallahu khairan.

Artinya:

“Semoga Allah membalasmu (laki-laki) dengan kebaikan.”

Jazakillah untuk Wanita

جَزَا ك الله خَيْرًا

Jazakillahu khairan.

Artinya:

“Semoga Allah membalasmu (perempuan) dengan kebaikan.”

Jazakumullah bahasa Arab

جَزَاكُمُ اللهُ خَيْرًا

Jazakumullahu khairan.

Artinya:

“Semoga Allah membalas kamu sekalian dengan kebaikan.”

Balasan atau Jawaban untuk Jazakallah/Jazakumullah

وَإِذَا حُيِّيتُم بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوا۟ بِأَحْسَنَ مِنْهَآ أَوْ رُدُّوهَآ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ حَسِيبًا

Wa iżā ḥuyyītum bitaḥiyyatin fa ḥayyụ bi`aḥsana min-hā au ruddụhā, innallāha kāna ‘alā kulli syai`in ḥasībā.

Artinya:

“Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu.” (QS An-Nisa: 86)

Sebagaimana tercantum dalam surat An-Nisa ayat 86, Allah Ta’ala menganjurkan kita untuk membalas salam penghormatan seseorang dengan bentuk yang sepadan atau lebih baik.

Oleh karena itu, balasan atau jawaban untuk jazakallah atau jazakumullah dapat menggunakan dua frase berikut.

وأنت، جزاك اللّه خيرًا

Wa anta jazakallah khairan.

Artinya:

“Dan untuk Anda juga, semoga Allah membalas kebaikan.”

جَزَاكَ اللَّهُ خَيْرًا وَ

Wajazakallah khairan.

Artinya:

“Dan semoga untukmu juga demikian.”

Bentuk balasan jazakallah atau jazakumullah yang paling sederhana dapat menggunakan frase berikut.

وَإِيَّاكَ

Waiyyaka.

Artinya:

“Demikian juga untukmu.”

Perlu diingat bahwa akan lebih utama jika ungkapan di atas juga mewakili perasaanmu.

Jadi, doa yang kamu panjatkan memang bersumber dari hati sebagai ungkapan terima kasih dan rasa syukur atas kebaikan yang telah kamu terima.

Keutamaan Jazakallah/Jazakumullah

Adalah Rasulullah saw. sendiri yang mencontohkan bentuk ucapan terima kasih menggunakan kalimat jazakallah atau jazakumullah.

Keterangan itu tertulis dalam hadits sahih yang diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi.

مَنْ صُنِعَ إِلَيْهِ مَعْرُوفٌ فَقَالَ لِفَاعِلِهِ: جَزَاكَ اللَّهُ خَيْرًا فَقَدْ أَبْلَغَ فِي الثَّنَاءِ

‘Man suni’a ilaihi ma’rufun faqala lifa’ilihi ‘Jazakallau khairan’, faqada ablagha fisth-thanai.

Artinya:

“Siapa yang dipelakukan baik kepada oleh orang lain maka ucapkanlah kepadanya, “jazakallah khairan (semoga Allah membalas Anda dengan kebaikan).” Karena sesungguhnya ucapan ini adalah pujian terbaik untuknya.” (HR Tirmidzi).

Berikut keutamaan dari kalimat tersebut.

  • Karena berasal dari Rasulullah, frase tersebut dinilai sebagai salah satu sunah Rasul sehingga pasti akan memiliki keutamaan tersendiri.
  • Doa merupakan salah satu wujud ucapan terima kasih yang memiliki derajat tinggi. Ungkapan terima kasih dengan berdoa secara otomatis juga akan dibalas dengan doa.

Jika tidak ada jawaban atas ucapan tersebut, malaikatlah yang akan membalasnya mendoakan kita.

Terima Kasih adalah Bentuk Rasa Syukur

Islam mengenal dua jenis akhlak yang dinyatakan sebagai akhlak utama, yaitu mengucapkan terima kasih dan menghargai orang lain.

Hukumnya wajib bagi seseorang untuk mengucapkan terima kasih kepada orang lain yang telah memberikannya kebaikan.

Ucapan terima kasih pun dapat diungkapkan melalui dua cara, yaitu secara umum dan secara khusus.

Tentunya, ucapan terima kasih secara khusus akan lebih baik daripada secara umum karena seseorang yang mendapatkan ucapan khusus akan merasa lebih dihargai.

Malah akan lebih baik lagi jika ungkapan terima kasih itu diiringi dengan doa, seperti telah dijelaskan sebelumnya.

Kamu bisa menggunakan kalimat jazakallah atau jazakumullah tergantung kepada siapa kamu akan menuturkan ucapan tersebut.

Ungkapan terima kasih adalah salah satu bentuk rasa syukur kepada Allah.

Hal itu telah dijelaskan sendiri oleh Rasulullah saw melalui sabda beliau yang diriwayatkan dua imam, yakni Abu Dawud dan at-Tirmidzi.

لاَ يَشْكُرُ اللَّهَ مَنْ لاَ يَشْكُرُ النَّاسَ

“Laa yasykurullaha man laa yasykurun-nnaas”

Artinya:

“Tidak dikatakan bersyukur kepada Allah bagi siapa yang tidak tahu berterima kasih kepada manusia.” (HR Abu Daud dan Tirmidzi)

Seperti juga telah kamu ketahui, syukur merupakan salah satu ajaran Islam yang bernilai tinggi.

Perilaku ini dapat memberikan dampak positif bagi siapa saja yang gemar melakukannya, meskipun pelakunya sendiri tidak menyadarinya.

Konsep Syukur dalam Islam

Syukur merupakan salah satu kosakata dari Al-Qur’an. Menurut Prof. M. Quraish Shihab, istilah tersebut tersusun dari huruf syin, kaf, dan ra’ yang membentuk kata syakara.

Syakara berarti pujian atas kebaikan dan terpenuhinya sesuatu. Selain itu, kata tersebut juga bisa berarti menampakkan sesuatu ke permukaan.

Konsep syukur dalam Islam adalah mengakui nikmat karunia Allah yang disertai ketundukan kepada-Nya dan menggunakan nikmat itu semata-mata sesuai tuntunan serta kehendak-Nya.

Hakikat syukur adalah menampakkan nikmat. Lawan katanya adalah kufur yang bermakna sebaliknya, yaitu menyembunyikan atau menutup.

Lalu, nikmat karunia seperti apa yang patut disyukuri?

Tentang ini, Syafii al-Bantanie menyebutkan nikmat iman dan Islam, kesehatan, umur, ilmu, memiliki orang tua, pasangan, keluarga, harta, dan kelengkapan anggota tubuh.

Kata syukur muncul sebanyak 64 kali dalam Al-Qur’an dengan berbagai macam bentuk. Allah sendiri memiliki salah satu sifat bermakna hampir sama, yakni Asy-Syakur.

Sifat Allah ini juga muncul sebanyak empat kali dalam Al-Qur’an. Allah Asy-Syakur berarti Dia Maha Membalas amal kebaikan manusia.

Kalau Allah sendiri Maha Bersyukur maka kita sebagai hamba-Nya pun wajib mengikuti, meski bentuknya sudah pasti tidak sama.

Oleh karena itu, para ulama kemudian juga merumuskan cara bersyukur yang dapat kita tuangkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bersyukur secara Lisan

Secara umum, ada tiga bentuk syukur yang dapat kita lakukan.

Pertama adalah bersyukur secara lisan. Ini merupakan metode yang paling mudah, sesederhana mengucapkan terima kasih ketika kita memperoleh kebaikan atau penghormatan.

Bersyukur secara lisan minimal diungkapkan dengan mengucapkan hamdalah atau tahmid. Salah satu kalimat toyibah ini bentuk lengkapnya terdapat dalam surat Al-Fatihah ayat kedua.

Maknanya adalah pujian kepada Allah sebagai satu-satunya yang pantas mendapatkan pujian.

ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ

Al-ḥamdu lillāhi rabbil-‘ālamīn.

Artinya:

“Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.” (QS Al-Fatihah: 2)

Selain itu, mensyukuri nikmat Allah secara lisan bisa dituangkan dalam berbagai bentuk. Beberapa contohnya adalah menjaga mulut dari kata-kata yang tidak baik, apalagi menyakiti hati orang lain, senantiasa memohon ampunan Allah, serta meminta maaf dan memaafkan kesalahan.

Jika Allah memberikan kebaikan melalui perantara orang lain, kita juga dianjurkan untuk mengucapkan terima kasih kepadanya.

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, kamu bisa menggunakan kalimat jazakallah atau jazakumullah, tergantung kepada siapa ucapan tersebut ditujukan.

Bersyukur dalam Hati

Untuk mewujudkan rasa syukur dalam hati, cukup dengan menumbuhkan keikhlasan. Ikhlas berarti menerima segala sesuatu dengan rela, sabar, dan penuh kelapangan hati.

Ini karena pada dasarnya, Allah telah memberikan begitu banyak hal kepada kita, meski tanpa kita menyadarinya.

Syukur yang terpatri dalam hati akan menimbulkan rasa senang.

Walaupun kita tidak meraih pencapaian-pencapaian tinggi, sesuai standar kehidupan masyarakat umum, rasa syukur dapat memicu tumbuhnya perasaan bahagia yang sulit ditakar nilainya.

Dikatakan pula bahwa syukur merupakan salah satu kualitas tertinggi dalam ilmu tasawuf, yang tidak sebarang orang bisa mencapainya.

Hanya mereka yang memiliki kualitas spiritual tinggi dan melalui kiat-kiat riyadhah khusus yang bisa mendapatkannya.

Namun, sebagai orang awam, kita tetap wajib melatih diri untuk selalu bersyukur, meski hanya dalam hati.

Syukur sejak dalam hati nantinya akan mewujud lewat lisan dan perbuatan tanpa kita sadari, salah satunya lewat ucapan jazakallah atau jazakumullah, meski hanya dibisikkan dalam hati.

Orang yang dalam hatinya penuh rasa syukur juga cenderung lebih optimis.

Dia tidak akan sibuk menghabiskan waktu untuk mengeluh dan meratapi nasib, tetapi justru menatap ke depan dengan memanfaatkan sekecil apa pun peluang di hadapannya.

Bersyukur lewat Perbuatan

Bentuk rasa syukur lewat perbuatan dapat dinyatakan untuk diri sendiri atau melibatkan orang lain.

Contoh bersyukur secara individu adalah dengan cara meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah, serta berjuang untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala.

Bersyukur lewat perbuatan dengan melibatkan orang lain dapat dilakukan lewat berbagai macam cara.

Salah satunya dengan berbagi kenikmatan, baik nikmat yang berupa harta, ilmu, maupun kebahagiaan atas peristiwa tertentu dan lainnya.

Contoh bersyukur lewat perbuatan adalah tradisi selamatan atau syukuran di tengah-tengah masyarakat Indonesia.

Syukuran merupakan aktivitas berbagi rezeki, umumnya berupa makanan dan minuman. Kadang kala, kegiatan ini tidak memandang identitas agama sehingga dapat dilaksanakan oleh siapa saja.

Aktivitas berbagi tidak akan mengurangi harta yang dimiliki seseorang. Justru Allah berjanji akan menambah nikmat bagi orang-orang yang gemar bersyukur.

Artinya, ada kemungkinan bahwa Allah akan menambah rezeki bagi mereka yang suka berbagi kepada orang lain dengan maksud bersyukur.

Konon, rasa syukur melalui perbuatan yang melibatkan orang lain dapat menularkan energi positif pada lingkungan sekitar.

Namun, sebaiknya kamu berhati-hati agar tidak melakukannya secara berlebihan.

Pasalnya, hal itu bisa juga berubah menjadi ajang pamer, ungkapan kesombongan, bahkan riya. Jika itu terjadi, semua akan sia-sia saja.

Manfaat Berterima Kasih

Sudah banyak penelitian ilmiah yang membuktikan berbagai manfaat dari perilaku gemar berterima kasih dan bersyukur.

Hasana.id akan merangkum beberapa di antaranya dalam uraian berikut.

  1. Asosiasi Penyakit Jantung Amerika Serikat (AHA) memamparkan pendapat bahwa orang yang gemar mengucapkan terima kasih dapat memiliki kesehatan yang lebih baik.

Mereka dapat terhindar penyakit strok dan serangan jantung, tekanan darah menjadi terkendali, emosi stabil, dan kesehatan mental pun terjaga.

  1. Mengutip laman Psychology Today, mereka mengungkap manfaat bersyukur dan berterima kasih terhadap kesehatan mental.

Perilaku ini mengurangi munculnya emosi negatif, seperti cemburu, benci, dan frustrasi.

  1. Masih dari laman yang sama, berterima kasih juga berpengaruh besar dalam hubungan sosial.

Sebuah penelitian menyebutkan bahwa ucapan terima kasih kepada kenalan baru dapat memicu hubungan yang lebih jauh.

Jika dilakukan kepada orang yang telah dikenal, ikatan tersebut akan makin erat.

  1. Selain itu, Psychology Today juga mengungkapkan sebuah studi dari Universitas Kentucky tentang dampak berterima kasih terhadap sikap seseorang.

Orang yang gemar berterima kasih cenderung lebih bersikap baik kepada orang lain, meski orang lain memperlakukannya dengan kurang baik.

  1. Melatih diri untuk selalu berterima kasih dan bersyukur memberikan manfaat beragam, mulai dari sikap optimis, produktif, empati, hingga toleransi.

Bahkan, orang yang gemar berterima kasih akan memiliki pola tidur yang lebih baik dan mampu menjaga rutinitas berolahraga.

Jadi, secara umum, perilaku tersebut dapat menjadikan kualitas hidup lebih baik.

Hal-hal di atas sudah cukup membuktikan betapa ajaran Islam memiliki keutamaan-keutamaan yang tidak terbayangkan sebelumnya.

Sekadar ucapan terima kasih, baik jazakallah maupun jazakumullah yang sungguh-sungguh dan tulus ikhlas ternyata dapat berdampak besar dalam kehidupan manusia.

Apabila kita senantiasa menjaga perilaku gemar bersyukur dan berterima kasih kepada Allah Ta’ala, bukan mustahil kita dapat meraih kesuksesan dunia akhirat.

Mungkin, inilah sebabnya Rasulullah saw. menganjurkan umatnya untuk selalu berterima kasih dengan kalimat jazakallah/jazakumullah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *