Jamaah Tabligh, Sejarah dan Perkembangannya di Indonesia

Jamaah Tabligh, barangkali ada di antara kamu yang belum pernah atau baru pertama kali mendengar istilah tersebut.

Jika iya, silakan menyimak pembahasan di bawah ini sampai habis, sedangkan bagi kamu yang sudah tahu, silakan dikoreksi jika terdapat kesalahan dalam artikel berikut.

Pengertian Jamaah Tabligh

Jamaah tabligh merupakan gabungan dari dua kata. Pertama, “jamaah” yang dalam bahasa Indonesia bentuk bakunya ditulis “jemaah”.

Yang kedua adalah tabligh yang merupakan istilah dari bahasa Arab.

Arti jamaah atau jemaah adalah perkumpulan manusia yang bersatu untuk satu tujuan. Dalam konteks Islam, tujuan yang dimaksud adalah menjalankan ibadah.

Adapun tabligh merupakan kegiatan mengajak atau menyampaikan ajaran Islam dengan cara yang baik.

Lalu, apa itu Jamaah Tabligh? Jika melihat istilah-istilah di atas, pengertiannya adalah “perkumpulan umat Islam yang bersatu dengan tujuan menyelenggarakan kegiatan dakwah, yakni mengajak dan menyampaikan ajaran Islam kepada orang lain dengan cara-cara yang baik.”

Gerakan ini merupakan fenomena yang cukup baru dalam dunia Islam.

Belakangan, namanya menjadi topik perbincangan banyak kalangan. Alasannya terutama karena penyebarannya begitu masif di seluruh penjuru dunia, termasuk Indonesia.

Sejarah Jamaah Tabligh

Jamaah Tabligh adalah sebuah gerakan dakwah Islam yang bermula di India pada awal abad ke-20.

Pada dasarnya, gerakan tersebut tidak memiliki nama resmi. Istilah tersebut menjadi populer karena Maulana, pelopor gerakan ini, menerapkannya sebagai metode dakwah.

Biografi Singkat Syaikh Muhammad Ilyas

Sejarah Jamaah Tabligh tidak bisa lepas dari pelopornya, yaitu Maulana Muhammad Ilyas. Beliau lahir pada tahun 1886 di Kandahla, India bagian utara.

Ayah dan ibunya bernama Syaikh Ismail dan Shafiyah al-Hafidzah, keduanya dikenal sebagai tokoh cendekiawan muslim panutan banyak orang.

Demikian pula sejumlah anggota keluarga besar mereka, termasuk sang kakek, Maulana Muhammad Yahya, yang merupakan pengajar madrasah.

Konon, nasab keluarga muslim bermadzhab Hanafi ini sampai kepada salah satu sahabat Rasulullah saw., yaitu Abu Bakar ash-Shidiq r.a.

Pendalaman ilmu Islam pertama kali beliau dapatkan dari sang kakek. Lalu, Maulana Ilyas menimba ilmu di sekolah Deoband yang merupakan universitas Islam pembaharu di India.

Selain itu, beliau pun pernah berguru kepada dua ulama besar, Syaikh Rasyid Ahmad al-Gangohi dan Syaikh Khalid Ahmad as-Sharanpuri.

Selepas menimba ilmu, Maulana Ilyas sempat mengajar di sekolah anak cabang Deoband di Sharanpur.

Kemudian, beliau pindah ke Nizamuddin, Delhi Selatan, menggantikan mendiang kakaknya untuk mengajar di madrasah Banglewali milik sang ayah.

Di situlah beliau mulai menyadari perlunya perubahan bagi Islam di India.

Maulana Muhammad Ilyas melakukan kegiatan dakwah Islam yang berawal dari Nizamuddin, India, hingga menyebar ke berbagai penjuru dunia.

Karya-karya beliau dituangkan dalam beberapa lembar surat yang dihimpun oleh Manzoor Nu’mani dalam buku Aur Un Ki Deeni Dawat.

Buku tersebut memuat biografi Maulana Muhammad Ilyas Kandhalwi dan kiprah dakwah beliau selama 23 tahun.

Maulana Muhammad Ilyas sendiri wafat pada tanggal 13 Juli 1944 di Lahore. Jenazahnya dikebumikan di samping makam orang tuanya di Nizamuddin.

Latar Belakang Pendirian Jamaah Tabligh

Latar belakang sejarah Jamaah Tabligh juga tidak bisa lepas dari perkembangan Islam di India, yang dalam hal ini dipengaruhi oleh Kekaisaran Moghul.

Setelah berkuasa selama tiga abad lamanya dan mulai mengalami kemunduran pada abad ke-19.

Kemunduran ini menimbulkan terjadinya perpecahan di India. Umat Hindu ingin memisahkan diri, begitu pula dengan golongan Sikh.

Didukung pula dengan perubahan kebijakan Inggris yang pada awalnya datang ke India untuk urusan perdagangan, tetapi lalu berubah menjadi penjajahan.

Sementara itu, umat Islam India juga tak kalah mundurnya. Praktik-praktik kehidupan mereka makin jauh dari akidah Islam.

Banyak orang Islam meninggalkan ajaran agamanya hingga terpengaruh tradisi Hindu. Muncul pula gerakan Arya Samaj yang berusaha menarik umat Islam India menjadi penganut Hindu.

Maulana Muhammad Ilyas tumbuh dewasa dalam kondisi semacam ini. Kedatangan beliau di Nizamuddin salah satunya bertujuan untuk meneruskan kiprah ayahnya sebagai pendiri madrasah.

Madrasah itu sendiri juga sudah tidak beroperasi sampai beberapa lama akibat kurangnya minat masyarakat. Beliau pun ingin mendirikan beberapa madrasah di Mewat.

Pasalnya, di tempat itu, beliau menyaksikan sendiri bagaimana umat Islam Mewat mempraktikkan tradisi-tradisi Hindu yang jauh menyimpang dari agama Islam.

Contohnya adalah pernikahan oleh Brahmin, perayaan Holi dan Diwali, berkurban di kuil, dan sebagainya.

Usaha itu beliau lakukan tanpa ragu-ragu. Beliau bahkan rela mengeluarkan hartanya demi mengajak masyarakat setempat untuk mengirimkan anak-anaknya bersekolah di madrasah.

Meski demikian, usaha Syaikh Ilyas belum memperoleh hasil sesuai keinginan sampai beberapa waktu lamanya.

Pada tahun 1925, sepulang beribadah haji, Maulana Ilyas mulai mencoba metode baru untuk mengembalikan ajaran Islam kepada para pemeluknya di India.

Berawal dari Mewat, beliau membentuk kelompok-kelompok yang diutus berdakwah ke berbagai pelosok.

Kelompok tersebut beranggotakan sekitar 10 orang yang dipimpin oleh seorang amir. Di antara anggotanya, terdapat sedikitnya satu ahli agama sebagai rujukan.

Mereka akan berkeliling daerah dan mengajak warga setempat untuk berkumpul di masjid dan memperkenalkan kembali ajaran Islam.

Jamaah Tabligh Mendunia

Tahun 1925 tercatat sebagai tahun berdirinya Jamaah Tabligh India. Metode baru Maulana Ilyas membuahkan hasil positif di Mewat sehingga beliau ingin mencobanya di luar kawasan tersebut.

Hanya lima tahun berselang, pada ibadah haji ketiganya, beliau menjajal metode dakwah baru ini di Makkah.

Gerakan dakwah ala Maulana Ilyas ini cukup fenomenal karena persebarannya begitu cepat dan terbilang masif.

Pada awalnya, gerakan ini hanya berpusat di India, lalu meluas ke Pakistan dan Bangladesh yang kemudian dianggap sebagai daerah segitiga poros Jamaah Tabligh.

Selanjutnya, gerakan ini juga menyebar ke negara-negara Arab.

Cukup banyak pengikut gerakan ini di negara-negara seperti Suriah, Yordania, Palestina, Lebanon, Mesir, Irak, Sudan, dan sebagian Arab Saudi.

Tidak ketinggalan pula wilayah Amerika Utara, Benua Eropa, serta Asia.

Pada tahun 1998, konferensi tahunan JT internasional telah dihadiri sekitar 1 juta muslim dari 94 negara. Kini, mereka berkantor pusat di Nizamuddin dengan sejumlah kantor cabang.

Untuk kawasan Eropa, kantor cabang JT berkedudukan di Dewsburry, Inggris, wilayah Afrika di Derbun, Afrika Selatan, dan untuk Asia Timur di Jakarta, Indonesia.

Jamaah Tabligh di Indonesia

Kantor sekaligus pusat kegiatan Jamaah Tabligh Indonesia berlokasi di Masjid Jami Kebon Jeruk, Jl. Hayam Wuruk No. 85, Tamansari, Jakarta Barat.

Jamaah Tabligh Indonesia juga kerap mengadakan konferensi berskala nasional dan regional.

Terakhir kali, Kabupaten Gowa di Sulawesi Selatan menjadi tuan rumah ijtima’ JT Zona Asia pada 2020 lalu.

Gerakan ini sampai ke Indonesia sejak sekitar tahun 1952 dan berawal dari Sumatera Utara, yang dibuktikan oleh adanya prasasti di Masjid Al-Hidayah, Medan.

Kemudian, JT berkembang pesat selama beberapa dekade kemudian, terutama pada tahun 1970-an, dengan terbentuknya pusat gerakan di Masjid Kebon Jeruk, Jakarta.

Sekarang, JT Indonesia telah diikuti oleh banyak anggota. Popularitas Jamaah Tabligh di Indonesia mulai diperhitungkan.

Gerakan ini menjadi fenomena baru yang seakan mencoba bersanding dengan ormas Islam yang lebih dulu besar, seperti Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Hizbut Tahrir, LDII, dan lain-lain.

Pondok pesantren basis mereka juga terdapat di beberapa daerah, seperti Al-Fatah Magetan yang tercatat memiliki santri berjumlah 18.000 orang.

Kemudian, ada juga Pondok Pesantren Darul Mukhlasin dan Sirajul Mukhlasin yang dua-duanya berlokasi di Magelang.

Tokoh Jamaah Tabligh Indonesia antara lain adalah Cecep Firdaus dan Muslihuddin Jafar. Pendakwah kontemporer, Ustaz Hanan Attaki, juga merupakan salah satu anggota JT Indonesia.

Selain itu, sejumlah figur publik juga menjadi anggota gerakan ini. Sebut saja mantan Jenderal Polisi Anton Bachrul Alam dan almarhum Zainal Nurrizki, putra mantan capres Wiranto.

Ada pula nama-nama populer di kalangan selebritas, seperti almarhum Gito Rollies, pasangan Arie Untung-Fenita Arie, Tengku Wisnu, dan sebagainya.

Ciri Khas Jamaah Tabligh

Gerakan Jamaah Tabligh India berbasis Islam Sunni dengan madzhab Hanafi.

Selain itu, mereka juga beraliran sufi dari sedikitnya empat jenis tarekat, yaitu jiystiyah, sahrawardiyah, naqsyabandiyah, dan qadiriyah.

Setiap anggota Jamaah Tabligh setia dan patuh kepada pemimpinnya yang disebut sebagai Amir.

Khuruj, jaulah, dan khillah adalah aktivitas utama yang senantiasa mereka kerjakan dan pusat kegiatan mereka selalu berlokasi di masjid-masjid.

Jamaah Tabligh menurut Yoginder Sikand adalah gerakan tasawuf berbasis syariah. Ini berkaitan dengan ciri khas ajaran di Daarul Ulum Deoband.

Ajaran di sana memberikan kesempatan kepada siapa saja untuk menikmati perjalanan mistis spiritual lewat jalur hukum syariah.

Oleh karena itu, pendapat bahwa JT memang meyakini nilai-nilai salafi ada benarnya.

Namun, mereka tidak diakui bermanhaj salaf karena menerapkan tarekat, sementara kaum salafi, terutama wahabi, menganggap amalan-amalan tarekat banyak diwarnai bid’ah.

Ciri khas bernilai salafi dari Jamaah Tabligh tampak jelas dari penampilan fisik anggota-anggotanya.

Para pria umumnya berjenggot, memakai pakaian khas jalabiya dengan bawahan di atas mata kaki, dan bersurban. Sementara itu, kaum wanitanya pada umumnya memakai cadar.

Selain itu, mereka juga mengamalkan sunah-sunah layaknya Rasulullah saw., seperti memakai parfum aroma khas (seperti minyak cendana) atau membersihkan mulut dengan siwak.

Para anggota ini dikenal lembut dan santun, mereka pun gemar makan bersama dalam satu nampan dengan tangan kosong.

Anggota JT berasal dari berbagai kalangan dan latar belakang.

Secara umum, mereka menghindari pembahasan tentang politik praktis dan masalah khilafiyah. Pasalnya, gerakan ini lebih menitikberatkan pada persaudaraan antara sesama umat muslim.

Prinsip Dakwah Jamaah Tabligh

Jamaah Tabligh memiliki ajaran pokok yang terdiri dari enam prinsip, yaitu iman, shalat, ilmu dan dzikir, ikramul muslimin, ikhlas, dan menyumbangkan waktu.

Adapun penjelasan masing-masing prinsip tersebut bisa kamu pahami dengan membaca uraian berikut ini.

Iman

Iman disimbolkan secara lisan dengan bacaan kalimah agung atau syahadat atau kalimat toyyibah.

Kalimat tersebut merupakan deklarasi bahwa Allah-lah penentu segalanya dan Rasulullah saw. adalah satu-satunya orang yang patut diikuti agar jalan hidup kita mulus menuju akhirat.

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ

Asyhadu an laa ilaaha illallaahu, wa asyhaduanna muhammadar rasuulullah.

Artinya:

”Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah.”

Shalat

Selain menjadi rukun Islam kedua, shalat merupakan tiang agama sehingga wajib dikerjakan.

Dakwah JT menekankan ibadah shalat agar dikerjakan dengan khusyuk seratus persen dan merendahkan diri, mencontoh Nabi Muhammad saw.

Selain itu, hikmah-hikmah dalam shalat harus bisa diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Contohnya pada aspek kepasrahan dan senantiasa mendekat kepada Allah Ta’ala. Untuk mendapatkannya, seseorang dianjurkan untuk mendakwahkan pentingnya shalat secara khusyuk.

Ilmu dan Dzikir

Ilmu adalah jalan untuk mengenal Allah, sedangkan dzikir adalah mengingat-Nya. Mengingat Allah harus berbekal ilmu agar tidak sembarangan.

Sebaliknya, memiliki ilmu tanpa ingatan kepada Allah akan membawa seorang berjalan tanpa tujuan. Ilmu dan dzikir berguna untuk selalu mengingat perintah Allah dan menjalankannya.

Ikramul Muslimin

Pengertian ikramul muslimin adalah memuliakan setiap muslim.

Gerakan ini begitu menekankan pentingnya memelihara hubungan persaudaraan antara sesama manusia, khususnya umat Islam.

Seorang muslim harus bisa menunaikan kewajibannya kepada muslim yang lain tanpa menuntut hak sedikit pun.

Ikhlas

Ikhlas dalam hal ini bermaksud meluruskan, memperbaiki, dan membersihkan niat dalam mengerjakan amal.

Seseorang harus beramal semata-mata hanya karena Allah Ta’ala. Keikhlasan itu tersembunyi dalam hatinya, menjadi rahasia antara dirinya dengan Allah Ta’ala.

Meluangkan Waktu

Prinsip yang keenam ini juga bisa berarti perjuangan fi sabilillah (di jalan Allah) dalam rangka dakwah.

Anggota JT mencurahkan segenap diri, harta, dan waktu mereka untuk menghidupkan agama Allah bagi diri sendiri dan tidak terkecuali bagi pihak di luar mereka.

Aktivitas Jamaah Tabligh

Jamaah Tabligh pada intinya adalah gerakan dakwah yang dilakukan secara berjamaah.

Aktivitas mereka terbagi menjadi tiga konsep dasar, yaitu khuruj, jaulah, dan khillah. Berikut penjelasannya masing-masing.

Khuruj

Khuruj secara bahasa berarti “keluar”.

Dalam konteks gerakan ini, khuruj merupakan agenda dakwah keluar dari tempat sendiri, mendatangi lokasi-lokasi yang dirasa memerlukan informasi tentang ajaran dan keutamaan Islam.

Seseorang baru diakui sebagai anggota gerakan JT jika telah ber-khuruj atau menjadi kurkan (orang yang melakukan khuruj).

Khuruj dilakukan dengan landasan ayat-ayat Al-Qur’an dan panduan dari kitab Fadhail A’mal.

Kitab tersebut ditulis oleh Muhammad Zakaria al-Kandhalwi yang tak lain adalah keponakan dari Maulana Muhammad Ilyas sendiri.

Berikut ayat Al-Qur’an dan dalil landasan khuruj ala Jamaah Tabligh.

Surat Ali Imran 104

وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى ٱلْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ ۚ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ

Waltakum minkum ummatuy yad’ụna ilal-khairi wa ya`murụna bil-ma’rụfi wa yan-hauna ‘anil-mungkar, wa ulā`ika humul-mufliḥụn.

Artinya:

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.”

Surat Ali Imran 110

كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ ۗ وَلَوْ ءَامَنَ أَهْلُ ٱلْكِتَٰبِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُم ۚ مِّنْهُمُ ٱلْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ ٱلْفَٰسِقُونَ

Kuntum khaira ummatin ukhrijat lin-nāsi ta`murụna bil-ma’rụfi wa tan-hauna ‘anil-mungkari wa tu`minụna billāh, walau āmana ahlul-kitābi lakāna khairal lahum, min-humul-mu`minụna wa akṡaruhumul-fāsiqụn.

Artinya:

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.”

Sabda Rasulullah saw.

حدثنا إبراهيم بن يعقوب الجوزجاني حدثنا نعيم بن حماد حدثنا سفيان بن عيينة عن ابي الزناد عن الأعرج عن أبي هريرة عن النبي صلى الله عليه و سلم قال إنكم في زمان من ترك منكم عشر ما أمر به هلك ثم يأتي زمان من عمل منكم بعشر ما أمر به نجا قال أبو عيسى هذا حديث غريب لا نعرفه إلا من حديث نعيم بن حماد عن سفيان بن عيينة قال وفي الباب عن أبي ذر و أبي سعيد ضعيف

Artinya:

“Dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah saw. bersabda, ‘Sesungguhnya, kalian berada pada zaman, yang jika di antara kalian meninggalkan sepersepuluh dari yang diperintah Allah, niscaya kalian binasa. Kemudian akan datang suatu zaman, siapa di antara mereka yang mengamalkan sepersepuluh dari apa yang diperintahkan, niscaya akan selamat.” (Tirmidzi, Misykatul Mashobih, halaman 64)

Khillah

Khillah adalah rutinitas gerakan JT. Setiap pengikutnya dianjurkan menyisihkan sepuluh persen dari waktu dalam hidupnya untuk melakukan khuruj.

Itu berarti sekitar 2,5 jam dalam sehari, 3 hari dalam sebulan, 40 hari dalam setahun, dan 4 bulan sekali dari seumur hidup. Begitulah aplikasi khuruj yang diterapkan gerakan ini.

Aplikasinya dilakukan oleh beberapa kelompok, masing-masing dengan 5–10 orang hasil seleksi anggota dewan JT.

Kelompok-kelompok tersebut akan dikirim ke berbagai tempat dan target yang telah ditentukan sebelumnya. Biasanya, kegiatan dakwah ini akan berlokasi di masjid daerah setempat.

Jaulah

Sementara itu, jaulah adalah berkeliling untuk menyebarkan berbagai ajaran dan keutamaan Islam lewat metode silaturahmi.

Kelompok-kelompok khuruj dibagi menjadi dua, yang pertama berada di masjid, sedangkan yang kedua berkeliling untuk kemudian bergabung di masjid.

Aktivitas di masjid diwarnai dengan dzikir dan berdoa penuh kekhusyukan.

Target dan sasaran jaulah, antara lain ulama, umaro’, anggota mereka sendiri, anak-anak, pemuda, dan orang-orang yang belum shalat, serta fakir miskin.

Semuanya adalah penduduk daerah setempat yang didatangi.

Tujuan dari semua kegiatan ini agar banyak orang kembali menerapkan akidah Islam dalam kehidupannya.

Jamaah Tabligh menganggap bahwa dunia akan menjadi lebih baik jika umat Islam sudah menjadikan ajaran-ajaran dan tradisi agamanya dengan baik.

Pandangan Ulama tentang Jamaah Tabligh

Penyebaran konsep gerakan ini relatif cepat. Kemunculannya dianggap sebagai sesuatu yang baru dalam tradisi Islam.

Padahal, pada dasarnya mereka sendiri menerapkan nilai-nilai Islam tradisional ajaran Nabi, salah satunya menjadikan masjid sebagai pusat kajian Islam.

Mengingat masifnya persebaran JT di seluruh dunia, tidak heran jika banyak pendapat bermunculan mengenai hal-hal yang dibawa dan diterapkan gerakan ini.

Sebagian menilainya secara positif, tetapi tidak sedikit pula yang berpendapat miring.

Jamaah Tabligh menurut Nahdlatul Ulama, tepatnya Wakil Ketua Umum PBNU K.H. As’ad Said Ali, saat ini telah menjadi ujung tombak gerakan islamisasi di daerah-daerah yang bukan berbasis Islam.

Gerakan ini menawarkan konsep Islam yang lebih ramah, sederhana, intim, dan menekankan pada spiritualitas personal sehingga mendapat sambutan hangat dari sebagian umat Islam.

Namun, beliau menilai keberadaan JT juga menuai kontroversi baru.

Pertama, ada kalangan yang menuduh mereka sebagai bagian jaringan Islam garis keras hanya karena melihat penampilan fisik anggotanya.

Kedua, kelompok ini dianggap apolitis karena menghindari pembahasan topik khilafiyah yang mereka nilai bisa menjadi penyebab perpecahan.

Hal ini semata-mata timbul karena gerakan ini cenderung tertutup dari publik.

Menurut beberapa sumber, Jamaah Tabligh memang menghindari dakwah lewat media massa dan forum-forum terbuka berskala besar.

Alhasil, aktivitas mereka cukup sering menimbulkan kecurigaan, terutama dari kalangan yang belum memahami konsep kegiatan mereka.

Padahal, Jamaah Tabligh memiliki tujuan mulia, yakni memperbaiki dunia dengan cara mengembalikan umat Islam kembali kepada ajaran agamanya.