30 Huruf Hijaiyah [PENJELASAN SUPER LENGKAP]

Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa dalam rumpun bahasa semit selain Aramaik, Ibrani, Suryani, Kaldea, dan Babilonia.

Hal ini yang menyebabkan huruf-huruf dasar dalam bahasa Arab juga memiliki kesamaan dengan beberapa bahasa tersebut.

Yang menarik, bentuk-bentuk huruf hijaiyah memiliki kemiripan yang tinggi dengan huruf-huruf dalam bahasa kaldea.

Secara umum, huruf hijiaiyah juga dapat dikatakan memiliki kaitan dan hubungan dengan sesama rumpun bahasa Timur Tengah.

Berbeda dengan negara-negara di Timur Tengah, abjad yang umum digunakan di dalam tata bahasa penulisan di Indonesia adalah abjad latin.

Meskipun begitu, keberadaan dan perhatian terhadap abjad huruf hijaiyah tidak boleh dihilangkan.

Terlebih Indonesia merupakan negara yang mayoritas penduduknya adalah muslim, maka sewajarnya interaksi dengan huruf-huruf hijaiyah dan tulisan Arab sangat intens.

Salah satu hal yang paling dipengaruhi dari penguasaan huruf hijaiyah adalah untuk membaca Al-Qur’an.

Pengertian Huruf Hijaiyah

Huruf merupakan unit terkecil dalam susunan sebuah lafaz ataupun kata.

Agar dapat menghasilkan sebuah makna, huruf harus dirangkai dengan huruf-huruf yang lain sehingga membentuk beragam kosakata.

Istilah hijaiyah diambil dari istilah asal bahasa Arabnya الهجائية, ia berakar dari هجا- يهجو- هجاء yang bermakna mengeja atau ejaan.

Jadi bisa kita pahami bahwa huruf hijaiyah merupakan huruf dasar dalam ejaan, pembentukan kata, dan kalimat dalam bahasa Arab.

Singkatnya, huruf hijaiyah adalah sesuatu yang wajib diketahui oleh semua umat Islam.

Di luar posisinya sebagai unit terkecil dalam bahasa Arab, huruf hijaiyah menjadi syarat utama agar kita bisa membaca Al-Qur’an.

Bahkan, mengenal huruf-huruf hijaiyah adalah materi yang paling awal diajarkan ketika seseorang baru mempelajari agama Islam.

30 Huruf Hijaiyah

Mungkin Anda bertanya, berapa jumlah huruf hijaiyah?

Secara keseluruhan, huruf hijaiyah berjumlah 30.

Namun.. ada tiga macam perhitungan berbeda terkait dengan jumlah huruf hijaiyah yaitu 28, 29, dan 30.

Pada hakikatnya, ketiga macam perhitungan tersebut hanya didasarkan pada menghitung huruf tertentu sebagai satu huruf yang mandiri atau memasukkannya sebagai bagian huruf yang lain.

Jika mengambil huruf terbanyak, maka jumlah keseluruhan huruf hijaiyah adalah 30 huruf.

Berikut 30 huruf hijaiyah..

ا ب ت ث ج ح خ د ذ ر ز س ش ص ض ط ظ ع غ ف ق ك ل م ن و ه لا ء ي

Adapun perhitungan yang mengatakan jumlah huruf hijaiyah sebanyak 29 huruf adalah dengan mengeluarkan huruf لا (lam Alif) sebagai sebuah huruf mandiri.

Huruf tersebut dianggap hanya sebagai gabungan antara huruf ل dengan huruf ا.

Di sisi lain, perhitungan 28 huruf disebabkan oleh adanya anulir satu huruf lagi, yaitu dengan menghitung huruf ا (alif) dan ء (hamzah) sebagai satu huruf yang sama.

Namun, pertimbangan ini agaknya kurang tepat. Karena kedua huruf tersebut memilki beberapa kriteria tersendiri yang tidak dapat digantikan satu sama lain, meskipun keduanya mempunyai beberapa kesamaan tertentu.

Saat memberikan pengajaran dan pengenalan huruf hijaiyah, biasanya guru agama cenderung mengambil perhitungan terbanyak yaitu 30 huruf seperti di atas.

huruf hijaiyah adalah

Mengenal 30 Huruf Hijaiyah (Arab, Latin dan Cara Membacanya)

No. Huruf Arab Nama Huruf Transliterasi latin Cara Membaca
1. ا Alif Tidak dilambangkan Melambangkan bunyi panjang untuk baris fathah sebelumnya
2. ب Ba’ B Ba-Bi-Bu
3. ت Ta’ T Ta-Ti-Tu
4. ث Tsa’ TS Tsa-Tsi-Tsu
5. ج Jim J Ja-Ji-Ju
6. ح Ḥa’ Ḥa- Ḥi- Ḥu
7. خ Kha’ KH Kha-Khi-Khu
8. د Dal D Da-Di-Du
9. ذ Dzal DZ Dza-Dzi-Dzu
10. ر Ra’ R Ra-Ri-Ru
11. ز Za’ Z Za-Zi-Zu
12. س Sin S Sa-Si-Su
13. ش Syin SY Sya-Syi-Syu
14. ص Shad SH Sha-Shi-Shu
15. ض Dha’ DH Dha-Dhi-Dhu
16. ط Tha’ TH Tha-Thi-Thu
17. ظ Zha’ ZH Zha-Zhi-Zhu
18. ع ‘Ain ‘ (Tanda petik dilanjutkan dengan huruf vokal a, I, atau u jika juruf tersebut berharakat) ‘a-‘i-‘u
19. غ Ghain GH Gha-Ghi-Ghu
20. ف Fa’ F Fa-Fi-Fu
21. ق Qaf Q Qa-Qi-Qu
22. ك Kaf K Ka-Ki-Ku
23. ل Lam L La-Li-Lu
24. م Mim M Ma-Mi-Mu
25. ن Nun N Na-Ni-Nu
26. و Waw W Wa-Wi-Wu
27. ه Ha’ H Ha-Hi-Hu
28. لا Lam Alif L La (dengan bunyi panjang)
29. ء Hamzah A, I, U sesuai dengan harakat, setelahnya ditambahkan tanda petik (‘) A-I-U
30. ي Ya’ Y Ya-Yi-Yu

Penjelasan dalam tabel di atas belum sepenuhnya cukup untuk menunjukkan bagaimana membunyikan dan membaca huruf-huruf Hijaiyah dengan benar.

Penyebabnya karena ada beberapa huruf yang tidak terdapat padanannya di dalam abjad latin.

Selain itu, meskipun sekilas ada beberapa huruf Hijaiyah yang sama atau sepadan dengan salah satu huruf abjad latin, masih mungkin ditemui perbedaan dalam tempat keluar suara dan teknik melafalkannya.

Berbicara soal melafalkan huruf-huruf hijaiyah, kamu harus melalui pembelajaran tentang makhraj atau tempat keluarnya huruf serta sifat berikut teknik pengucapannya terlebih dahulu.

Khusus makhraj, kamu mesti mempelajarinya dengan mendengarkan langsung dari para ustaz, ya!

Huruf Hijaiyah Bersambung dan Tidak Bersambung

Dalam penulisannya, huruf hijaiyah memiliki perbedaan mendasar dengan penulisan huruf abjad latin.

Jika penulisan huruf latin selalu dalam keadaan terpisah-pisah satu sama lain, huruf Arab memiliki ketentuan yang lebih rumit.

Dari sisi tersambung atau terpisahnya dengan huruf lain dalam sebuah kata yang sama, huruf-huruf hijaiyah terbagi menjadi dua. Simak penjelasan hasana.id berikut ini.

1. Huruf yang Dapat Disambung dengan Huruf Sebelumnya dan Sesudahnya

Huruf semacam ini:

  • ditulis secara tersambung dengan huruf berikutnya jika ia berada di awal kata,
  • dapat disambung dengan huruf sebelumnya dan sesudahnya jika ia berada di pertengahan kata,
  • dan bisa disambung dengan huruf sebelumnya jika ia berada di akhir kata. Huruf-huruf tersebut adalah:

ببب – تتت- ثثث – ججج-  ححح – خخخ – سسس – ششش – صصص – ضضض – ططط – ظظظ – ععع – غغغ – ففف – ققق – ككك – للل – ممم – ننن –ههه – يييي

2. Huruf yang Tidak Dapat Disambung dengan Huruf Sesudahnya

Huruf semacam ini tidak dapat disambung dengan huruf sesudahnya, akan tetapi ia dapat disambung dengan huruf sebelumnya jika berada di pertengahan atau akhir sebuah kata.

Huruf-huruf tersebut adalah:

ا – د – ذ – ر – ز – و

 

huruf hijaiyah sambung

Ketentuan Penulisan Hamzah (ء)

Dalam penulisannya, huruf hamzah tidak dapat disamakan dengan huruf-huruf yang lain.

Berbeda dengan huruf-huruf lain, hamzah pada awalnya tidak memiliki lambang atau batang tubuh huruf apapun.

Kemudian, dalam perkembangannya dibuatlah lambang (ء) sebagai tanda hamzah. Namun, dalam penulisannya lambang tersebut memiliki ketentuan sebagai berikut:

A. Hamzah yang terletak di tengah-tengah kata ditulis diatas batang tubuh huruf ya’ jika:

  1. Hamzah berbaris kasrah. Misal: أَفْئِدَة
  2. Ia berbaris fathah atau dhummah dan huruf sebelumnya berbaris kasrah. Misal: الوِئَام dan نَاشِئُون
  3. Huruf hamzah berbarist fathah dan huruf sebelumnya adalah ya’ sukun. Misal: هَيْئِة

B. Hamzah yang terletak di tengah-tengah kata dan ditulis diatas huruf waw (و) jika:

  1. Ia berbaris dhummah dan huruf sebelumnya berbaris fathah. Misal: أقْرَؤُهُم
  2. Hamzah berbaris dhummah dan huruf sebelumnya sukun. Misal: مَسْؤُول
  3. Terletak berbaris sukun dan huruf sebelumnya berbaris dhummah. Misal: المُؤْمِنِيْن
  4. Ia berbaris fathah dan huruf sebelumnya berbaris dhummah. Misal: فُؤَادٌ

C. Hamzah terletak di tengah-tengah kata dan ditulis sendirian jika:

  1. Ia berbaris fathah dan terletak setelah huruf alif sukun. Misal: يَتَسَاءَلُون
  2. Jika ia berbaris fathah dan terletas setelah huruf wawusukum. Misal: مُرُوْءِةٌ
  3. Apabila setelahnya alif tanwin-nashob dan huruf sebelumnya bukan huruf ya’ sukun. Misal: امْرَءاً

D. Hamzah yang terletak di akhir kata

  1. Kalau hamzah di akhir kalimat, ditulis diatas ALIF (ا) jika ia didahului huruf yang berbaris fathah. Misal: قَرَأَ
  2. Apabila hamzah di akhir kalimat ditulis diatas huruf ya’jika didahului huruf yang berbaris kasroh. Misal: شَاطِئ
  3. Jika hamzah di akhir kalimat ditulis diatas huruf wawjika didahului huruf yang berbaris dhommah. Misal: الّتَّكافُؤ
  4. Posisi hamzah di akhir kalimat ditulis sendirian jika didahului huruf yang berbaris sukun. Misal: المَرْء, جَزَاء, وُضُوْء, شَيْء

Mengajarkan Huruf Hijaiyah kepada Anak

Sebagaimana telah dijelaskan di atas, pengajaran dan pengenalan huruf hijaiyah perlu dilakukan sejak dini.

Saat ini, ada beragam metode yang tersedia untuk mengajarkan huruf hijaiyah kepada anak. Pembelajaran tersebut setidaknya harus mencakup pengenalan tulisan dan cara melafalkannya.

Pengajaran pelafalan huruf hijaiyah juga harus mencakup pengajaran tempat keluarnya huruf dan juga sifat-sifat dalam melafalkannya.

Beberapa metode yang umum digunakan saat ini seperti menggunakan kaidah Baghdadiyah, metode Iqra’, metode A, Ba, Ta, Tsa’, metode asy-Syafi’iy, dan lain sebagainya.

Selanjutnya, setelah mengenal semua huruf-huruf hijayah mencakup tulisan dan cara membacanya, seorang anak dapat mempelajari membaca Al-Qur’an berikut tulisan-tulisan Arab yang lain.

huruf hijaiyah a ba ta

Huruf Hijaiyah dan Pentingnya Belajar Bahasa Arab

Pembelajaran bahasa apapun di dunia haruslah dimulai dari unit terkecil, yaitu mengenal aksara penulisannya.

Jadi, pembelajaran bahasa Arab pun dimulai dengan mengenal huruf-huruf hijaiyah.

Selain untuk kebutuhan mempelajari bahasa Arab, sisi penting yang paling utama dari huruf hijaiyah tentu saja untuk membaca Al-Qur’an.

Jika tidak bisa mengenal dan membedakan huruf-huruf hijaiyah, tentu saja seseorang tidak akan dapat membaca Al-Qur’an.

Peran Huruf Hijaiyah dalam Aksara Arab

Dahulu, aksara Arab adalah sesuatu yang umum digunakan dalam penulisan Arab Melayu sehingga nenek moyang kita lebih akrab dengan bahasa Arab meskipun mereka tidak bisa berbahasa Arab.

Namun dalam satu abad belakangan, penggunaan aksara Arab mulai menghilang dan digantikan dengan abjad latin.

Oleh sebab itu, pengenalan aksara Arab harus menggunakan momentum khusus sejak usia belia.

Jika tidak, ada potensi dia akan malu belajar ketika dewasa dan hidup dalam keadaan tidak mengenal huruf arab dan tidak bisa membaca Alquran. Na’udzubillah.

Huruf hijaiyah sebagai bagian dari perangkat bahasa Arab merupakan sesuatu yang sangat penting bagi orang Islam.

Pasalnya, bahasa Arab merupakan sesuatu yang melekat dalam banyak hal berkaitan dengan agama Islam.

Sama halnya seperti hubungan antara bahasa latin dalam ilmu biologi atau bahasa Yunani dalam dunia filsafat.

Lebih daripada itu, bahasa Arab juga merupakan bahasa yang digunakan di dalam Al-Qur’an, sumber utama semua ajaran Islam.

Segenap interaksi dan akses menuju Al-Qur’an tentu saja harus melalui bahasa Arab. Mulai dari membaca hingga menafsirkan dan memahami isinya.

Bahasa Arab juga merupakan bahasa hadis yang menjadi sumber informasi berkaitan dengan Rasulullah saw, yang merangkum mulai dari perkataan hingga perbuatan beliau.

Oleh sebab itu, tentu saja semua bentuk penggalian informasi dari dua sumber utama baik Al-Qur’an maupun hadis, harus menggunakan bahasa Arab.

Jadi, tak dapat dimungkiri bahwa bahasa Arab menjadi modal utama bagi seseorang yang hendak mempelajari agama Islam pada tingkatan dasar hingga yang lebih tinggi.

Terutama, pembelajaran Al-Qur’an dan bahasa Arab bermula dari mengenali huruf-huruf hijiayah sebagai unit terkecil dari konstruksi ungkapan kalimat di dalam bahasa Arab.

huruf hijaiyah berjumlah berapa

Nasihat Bagi yang Belum Bisa Membaca Al-Qur’an

Lantas, bagaimana mereka yang belum bisa membaca huruf hijaiyah, terlebih Al-Qur’an?

Mari merenungkan sebuah pesan dari ayat Al-Qur’an dalam Surat Fathir (ayat 29-30) yang berbunyi:

إِنَّ ٱلَّذِينَ يَتۡلُونَ كِتَٰبَ ٱللَّهِ وَأَقَامُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَأَنفَقُواْ مِمَّا رَزَقۡنَٰهُمۡ سِرّٗا وَعَلَانِيَةٗ يَرۡجُونَ تِجَٰرَةٗ لَّن تَبُورَ لِيُوَفِّيَهُمۡ أُجُورَهُمۡ وَيَزِيدَهُم مِّن فَضۡلِهِۦٓۚ إِنَّهُۥ غَفُورٞ شَكُورٞ

Artinya:

“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan salat dan menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan,

mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi,” (29)

“agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.” (30)

Dalam ayat tersebut, membaca Al-Qur’an diumpamakan seperti sebuah perdagangan yang tidak pernah rugi.

Dengan kata lain, ia merupakan ibadah yang sangat besar nilainya di mata Allah Swt.

Maka, sangat penting kemampuan membaca huruf hijaiyah. Kalau tak mampu, jangankan Al-Qur’an, membaca juz amma saja tentu sulit dilakukan.

Keutamaan Al-Qur’an Berdasarkan Hadis

Terdapat banyak keutamaan dari membaca Al-Qur’an, di antaranya sebagaimana dijelaskan hadis berikut:

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرٍ الْحَنَفِيُّ حَدَّثَنَا الضَّحَّاكُ بْنُ عُثْمَانَ عَنْ أَيُّوبَ بْنِ مُوسَى قَال سَمِعْتُ مُحَمَّدَ بْنَ كَعْبٍ الْقُرَظِيَّ قَال سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ مَسْعُودٍ يَقُولُ

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لَا أَقُولُ الم حَرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلَامٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ

وَيُرْوَى هَذَا الْحَدِيثُ مِنْ غَيْرِ هَذَا الْوَجْهِ عَنْ ابْنِ مَسْعُودٍ وَرَوَاهُ أَبُو الْأَحْوَصِ عَنْ ابْنِ مَسْعُودٍ رَفَعَهُ بَعْضُهُمْ وَوَقَفَهُ بَعْضُهُمْ عَنْ ابْنِ مَسْعُودٍ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ غَرِيبٌ مِنْ هَذَا الْوَجْهِ سَمِعْت قُتَيْبَةَ يَقُولُ بَلَغَنِي أَنَّ مُحَمَّدَ بْنَ كَعْبٍ الْقُرَظِيَّ وُلِدَ فِي حَيَاةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمُحَمَّدُ بْنُ كَعْبٍ يُكْنَى أَبَا حَمْزَةَ

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basyar, telah menceritakan kepada kami Abu Bakar Al Hanafi telah menceritakan kepada kami Adl Dlahhak bin Utsman dari Ayyub bin Musa ia berkata:

Aku mendengar Muhammad bin Ka’ab Al Quradli berkata; Aku mendengar Abdullah bin Mas’ud berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Barangsiapa membaca satu huruf dari Kitabullah (Al Qur`an), maka baginya satu pahala kebaikan dan satu pahala kebaikan akan dilipat gandakan menjadi sepuluh kali,

aku tidak mengatakan ALIF LAAM MIIM itu satu huruf, tetapi ALIF satu huruf, LAAM satu huruf dan MIIM satu huruf.”

Selain jalur ini, hadis tersebut juga diriwayatkan dari beberapa jalur dari sahabat Ibnu Mas’ud.

Abul Ahwas telah meriwayatkan hadits ini dari Ibnu Mas’ud, sebagian perawi menyambungkannya sampai kepada Nabi dan sebagian yang lain mewakafkannya dari sahabat Ibnu Mas’ud.

Abu Isa berkata; Hadits ini hasan shahih gharib dari jalur ini, aku telah mendengar Qutaibah berkata; telah sampai berita kepadaku bahwa Muhammad bin Ka’ab Al Quradli lahir pada masa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam masih hidup, dan Muhammad bin Ka’ab dijuluki Abu Hamzah.

huruf hijaiyah cara bacanya

Penjelasan Hadis Mengenai Keutamaan Membaca Al-Qur’an

Dalam hadis di atas, Rasulullah saw. menjelaskan betapa besarnya balasan dan keutamaan untuk setiap ayat bahkan huruf yang kita baca dari Al-Qur’an.

Hal ini senada dengan perumpamaan yang dijelaskan dalam ayat sebelumnya bahwa membaca Al-Qur’an ibarat sebuah perdagangan yang tidak akan pernah membuat kita rugi sedikitpun.

Al-Qur’an adalah kalam Allah, sumber mata air seluruh ajaran Islam. Jelas, ketidakmampuan untuk membacanya adalah sebuah kerugian besar.

Ancaman terhadap Orang yang Tidak Bisa Membaca Al-Qur’an

Beberapa bagian dari kewajiban dalam agama islam juga berkaitan dengan huruf hijaiyah seperti bacaan-bacaan dalam salat wajib, salat sunnah, bahkan ibadah lain seperti salat hajat.

Tanpa kemampuan membaca Al-Qur’an dengan baik tentu saja salat seseorang tidak akan sempurna pelaksanaannya. Jika demikian, tentu saja ini merupakan dosa besar.

Kemampuan membaca Al-Qur’an tidak mengharuskan seseorang untuk memiliki kecerdasan yang luar biasa.

Buktinya, ada banyak orang yang tingkat kecerdasannya biasa-biasa saja, tetapi mampu membaca Al-Qur’an dengan baik. Kuncinya hanyalah kemauan untuk mempelajarinya.

Orang yang tidak mampu membaca Al-Qur’an sudah sepatutnya untuk bersegera dan habis-habisan belajar supaya bisa membacanya.

Apalagi, kalamullah merupakan modal utama setiap umat Islam dalam melaksanakan perintah agamanya.

Maka, wajar jika dikatakan kalau orang yang tidak mampu membaca Al-Qur’an sama saja sedang meremehkan pondasi-pondasi agamanya sendiri.

Ancaman terhadap ketidakmampuan membaca kalamullah juga tersirat dalam ayat Al-Qur’an, yakni pada Surat Al Furqan (30) yang berbunyi:

وَقَالَ ٱلرَّسُولُ يَٰرَبِّ إِنَّ قَوۡمِي ٱتَّخَذُواْ هَٰذَا ٱلۡقُرۡءَانَ مَهۡجُورٗا

Artinya:

Berkatalah Rasul: “Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al-Qur’an itu sesuatu yang tidak diacuhkan.”

Ketidakmampuan membaca Alquran dapat dikatakan sebagai sebuah bentuk pengacuhan terbesar terhadap Al-Qur’an. Jika untuk membacanya saja tidak bisa, bagaimana seseorang dapat berinteraksi dengan Al-Qur’an.

Masalah ini adalah sesuatu yang perlu diperhatiakn serius oleh umat Islam, mengingat ada banyak orang yang bahkan sampai dewasa belum mampu membaca Al-Qur’andengan baik.

Ditambah lagi bagi banyak orang dewasa, belajar membaca mushaf dan tajwid adalah sesuatu yang memalukan. Alhasil, mereka lebih memilih untuk tetap dalam status buta aksara Al-Qur’an ketimbang mempelajarinya.

Padahal kekininian, majelis dan metode pembelajaran Al-Qur’an sudah sangat berkembang dan memudahkan.

Akan tetapi, kesadaran pribadi setiap umat Islamlah yang perlu dipupuk, terutama berkaitan dengan penghormatan dan pemuliaan terhadap Al-Qur’an.

huruf hijaiyah dan latinnya

Pentingnya Pendidikan Al-Qur’an Sejak Dini

Pendidikan Al-Qur’an adalah hal yang memerlukan perhatian besar dari orang tua terhadap anak-anaknya.

Jika memang orang tua tidak mampu atau tidak sempat untuk mengajarkan anaknya, solusinya wajib bagi orang tua untuk memasukkan anak mereka pada lembaga pendidikan Al-Qur’an.

Tidak hanya itu, tiap-tiap orang tua wajib pula memperhatikan perkembangan kemampuan anak-anak mereka dalam membaca Al-Qur’an.

Pengajaran akan kemampuan membaca Al-Qur’an seorang anak sama pentingnya dengan pendidikan pengetahuan anak secara umum. Bahkan, jauh lebih penting.

Masa kanak-kanak merupakan momen keemasan untuk memastikan seorang anak telah mampu membaca Al-Qur’an dengan baik.

Karena setelah remaja apalagi setelah dewasa, seorang anak akan berhadapan dengan kegiatan yang lebih banyak dan beragam.

Maka, mempelajari Al-Qur’an setelah dewasa akan menjadi lebih menyulitkan ketimbang mulai mempelajarinya sedari kecil.

Penutup

Jangan malu untuk belajar huruf hijaiyah jika memang kamu belum bisa membacanya. Datangilah guru-guru terdekat di tempat tinggal kamu. Gunakan ilmu dasar yang kamu dapatkan dari artikel hasana.id.

Mengenal, mengetahui cara pelafalan, hingga penulisan dari setiap huruf hijaiyah adalah dasar agar kamu bisa membaca Al-Qur’an dan hadis-hadis Nabi.

Kamu tentu ingin bisa membaca bermacam surat seperti surat Maryam, surat Yusuf, atau Ayat Kursi, hingga Asmaul Husna?

Nah, bagaimana kamu bisa membacanya kalau huruf hijaiyah saja belum kenal? Jadi, mulailah semangat mempelajari huruf-huruf hijaiyah, ya!