Mengenal Sosok Habib Luthfi dan Mengapa Beliau Dicintai Umat

Jika bicara mengenai para ulama yang ada di Indonesia, salah satu nama yang paling banyak diperbincangkan adalah Habib Luthfi.

Beliau merupakan salah satu ulama besar di Indonesia yang paling disegani dan juga dihormati oleh banyak umat muslim.

Namun, tidak sedikit orang yang masih belum mengenal siapa sosok Habib Luthfi bin Yahya dan baru mendengar nama beliau pada salah satu kasus yang terjadi pada akhir tahun 2020 silam.

Tulisan Hasana.id kali ini akan membuatmu lebih mengenal sosoknya beliau serta mengapa beliau sangat dicintai dan disegani oleh umat muslim di Indonesia.

Profil Habib Luthfi

Memiliki nama lengkap Maulana al-Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya, beliau lahir pada tanggal 10 November 1947.

Habib kelahiran Kota Pekalongan ini merupakan putra dari Habib Ali Ghalib bin Hasyim bin Yahya dengan Hubabah Nur bin Muhsin.

Tak hanya dikenal sebagai pendakwah yang dicintai oleh umat muslim Indonesia, beliau juga ditunjuk sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia Jawa Tengah.

Beliau ternyata juga memiliki kedekatan tersendiri dengan sejumlah tokoh negara Indonesia, seperti Mahfud M.D., Prabowo Subianto, hingga Presiden Jokowi.

Sejak tanggal 13 Desember 2019 silam, Habib Luthfi ditunjuk sebagai salah satu anggota Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia.

Penunjukan ini terkait dengan kecintaannya kepada Negara Republik Indonesia dan juga kecakapan yang dimiliki oleh beliau.

Apakah kamu tahu, nama beliau tidak hanya bergaung di Nusantara saja? Nama beliau ternyata tercatat sebagai urutan ke-32 di antara 500 Muslim Paling Berpengaruh di Dunia.

Dididik Langsung oleh Sang Ayah

Kamu tentu ingin tahu pendidikan yang telah diterima oleh Habib Luthfi hingga menjadikan beliau seorang ulama yang dicintai dan dihormati oleh banyak umat muslim di Indonesia.

Ternyata, sebelum menempuh pendidikan di pesantren, beliau menimba ilmu langsung kepada ayahandanya, Habib Hafiz Ali Ghalib bin Hasyim bin Yahya.

Masuk ke Madrasah Salafiyah

Ketika Habib Luthfi muda berusia 12 tahun, beliau memulai perjalanannya dalam mencari ilmu.

Beliau sempat tinggal dan belajar bersama sang pamannya yang juga seorang ulama, Habib Muhammad, di Indramayu.

Sejak pergi mengembara mencari ilmu, beliau juga memutuskan untuk belajar di sejumlah pondok pesantren, termasuk pendidikan di pesantren Salafiyah selama tiga tahun.

Selama belajar di pesantren Salafiyah tersebut, beliau berkesempatan untuk belajar dari para ulama yang tidak diragukan lagi ilmu agamanya. Berikut beberapa di antaranya.

  1. Sayid al-Habib al-‘Alim Husain bin Sayid Hasyim bin Sayid Umar bin Sayid Thaha bin Yahya.
  2. Al-‘Alim al-‘Alamah Sayid Ahmad bin ‘Ali bin Al Alamah al Qutb As Sayid ‘Ahmad bin Abdullah bin Thalib al-Athas.
  3. Sayid al-‘Alim Abu Bakar bin Abdullah bin ‘Alawi bin Abdullah bin Muhammad al-‘Athas Bâ ‘Alawi.
  4. Sayid ‘al-Alim Muhammad bin Husain bin Ahmad bin Abdullah bin Thalib al-‘Athas Bâ ‘Alawi.

Pada tahun 1959, beliau memutuskan untuk menimba ilmu di Pondok Pesantren Benda Kerep yang berada di Cirebon.

Perjalanan Habib Luthfi Menimba Ilmu Sampai ke Hadramaut

Setelah lulus dari Pondok Pesantren Benda Kerep, Habib Luthfi berkesempatan mendapatkan beasiswa pendidikan ke Hadramaut, Yaman.

Seperti diketahui, Hadramaut merupakan salah satu pusat dari peradaban dan penyebaran agama Islam yang ada di dunia. Itu sebabnya, banyak umat muslim yang ingin menimba ilmu di sana.

Selain itu, Hadramaut juga menjadi salah satu tempat yang termasuk ke dalam tempat penuh berkah dan merupakan daerah asal ulama-ulama yang termasyhur dan para ahli agama.

Tak hanya itu, Yaman ternyata juga termasuk salah satu negeri yang mendapatkan berkah dair Allah Swt. setelah Kota Makkah dan Madinah.

Bahkan, penduduk Yaman disebut sebagai penduduk yang beriman dan memiliki kelembutan hati. Berikut bunyi hadits yang menerangkan hal tersebut.

أتاكم أهل اليمن, هم أرقّ قلوبا, الإيمان يمان و الفقه يمان و الحكمة يمانية.

Artinya:

“Penduduk negeri Yaman telah datang kepada kalian. Mereka adalah orang yang paling lembut hatinya. Iman itu ada pada Yaman, fiqih ada pada Yaman, dan hikmah ada pada Yaman.” (HR Imam Ahmad)

Setelah menambah ilmu agama selama tiga tahun di Hadramaut, beliau akhirnya kembali ke tanah air dan memilih untuk belajar di Pondok Pesantren Kliwet yang berada di Indramayu.

Niatnya untuk mencari ilmu juga dilanjutkan dengan berguru kepada Kiai Said yang ada di Tegal dan Kiai Muhammad Abdul Malik bin Muhammad Ilyas bin Ali yang berada di Purwokerto.

Beliau juga kembali menimba ilmu dengan berguru kepada seorang ulama besar bernama Kiai Ma’shum yang berasal dari Lasem, Rembang.

Dari perjalanan mencari ilmunya tersebut, akhirnya beliau mendapatkan ijazah khusus dan juga umum yang mencakup berbagai bidang ilmu agama.

Contohnya adalah ilmu da’wah, nasyru syari’ah, thariqah, tasawuf, tafsir, sanad, nasab, riwayat, dirayat, nahwu, serta kitab-kitab hadits, tauhid, dan shalawat.

Termasuk juga di dalamnya adalah kitab-kitab kedokteran sekaligus ijazah untuk membaiat seseorang.

Ulama yang Memberikan Ijazah untuk Bai’at

Seperti yang telah diketahui, sepanjang perjalanan Habib Luthfi dalam menempuh pendidikan, beliau telah mendapatkan beragam ijazah.

Tidak hanya itu saja, beliau juga diangkat menjadi seorang mursyid.

Mursyid adalah pembimbing spiritual yang bertanggung jawab dalam memimpin dan membimbing perjalanan ruhani para muridnya.

Sebagai seorang mursyid, orang tersebut wajib membimbing para murid sesuai dengan proses tarbiah yang teratur dan dalam bentuk Tarekat Sufiyah.

Adapun para ulama yang memberikan ijazah dan gelar tersebut kepada beliau, di antaranya adalah Thariqah Naqsyabandiah Khalidiyah dan Syadziliah al ‘Aliah.

Berikut beberapa daftar ulama besar yang telah berjasa dalam memberikan ilmu kepada beliau.

  1. Habib Ali bin Hasyim bin Umar Bin Yahya yang juga merupakan ayah beliau sendiri.
  2. Habib Ahmad bin Ali bin Ahmad bin Abdullah bin Thalib Alattas, pendiri Madrasah Salafiyah di Pekalongan.
  3. Syaikh Sa’duddin al-Halabi ad-Dimasyqi di Makkah.
  4. Habib Husein bin Hasyim bin Umar Bin Yahya di Pekalongan.
  5. Habib Ali bin Husein Alattas di Cikini, Jakarta.
  6. Syaikh Abdullah al-Faqih bin Umar al-Khathib di Singapura.
  7. Habib Abdul Qadir bin Ahmad Assegaf di Makkah.
  8. Habib Ahmad Masyhur al-Haddad di Tarim, Yaman.
  9. Syarifah Syaikhun binti Syaikh bin Alwi Bin Yahya di Jakarta.
  10. Habib Muhammad bin Alwi al-Maliki di Makkah.
  11. Habib Umar bin Muhammad bin Hafidz Bin Syaikh Abubakar bin Salim di Tarim, Yaman.
  12. Syaikh Muhammad Ma’shum di Lasem, Rembang.
  13. Habib Zain bin Ibrahim bin Smith di Madinah.
  14. Habib Muhammad bin Alwi al-Habsyi di Tarim, Yaman.
  15. Sayyid Syaikh Muhammad Nadzim Adil al-Haqqani di Siprus.
  16. Habib Hasan bin Salim Alattas di Singapura.
  17. Habib Hamid bin Muhammad al-Hanafi bin Salim Bin Yahya di Mekah.

Habib Luthfi dan Tasawuf

Habib Luthfi dikenal sebagai salah satu ulama besar yang memiliki pandangan tersendiri mengenai tasawuf.

Tasawuf yang kerap dikaitkan dengan sufi ini memang kerap menimbulkan banyak perdebatan di kalangan umat muslim.

Namun, apa yang sebenarnya dimaksud dengan tasawuf? Tasawuf sendiri ternyata memiliki banyak makna.

Sebagian ahli tasawuf mengatakan bahwa tasawuf berasal dari kata bahasa Arab “al-shuffah” yang berarti “orang yang ikut pindah bersama Nabi dari Kota Makkah ke Madinah”.

Namun, banyak pula yang mengartikan tasawuf sebagai kondisi seseorang yang rela memberikan seluruh jiwa, raga, harta benda, dan semua yang dimilikinya hanya untuk Allah Swt.

Sebagian juga berpendapat bahwa tasawuf juga bisa diartikan sebagai salah satu sikap selalu berusaha menjaga kesucian diri, ibadah, serta menjalani hidup secara sederhana dan bijaksana.

Hal tersebut juga selaras dengan penjelasan Imam al-Ghazali mengenai tasawuf yang berbunyi:

ثم اعلم أن التصوف له خصلتان الاستقامة مع الله تعالى والسكون عن الخلق٬ فمن استقام مع الله عز وجل وأحسن خلقه بالناس وعاملهم بالحلم فهو صوفي

Artinya:

“Ketahuilah, tasawuf memiliki dua pilar, yaitu istiqamah bersama Allah dan harmonis dengan makhluk-Nya. Dengan demikian, siapa saja yang istiqamah bersama Allah Swt., berakhlak baik terhadap orang lain, dan bergaul dengan mereka dengan santun, maka ia adalah seorang sufi.” (Imam Al-Ghazali, Ayyuhal Walad, Singapura-Jeddah-Indonesia, Al-Haramain: 2005, halaman 15).

Pandangan Habib Luthfi tentang Tasawuf

Namun, hal tersebut tentu berbeda dengan pendapat dari Habib Luthfi. Menurut beliau, tasawuf adalah pembersih hati dan memiliki tingkatan tersendiri.

Kendati demikian, beliau justru mementingkan agar umat muslim dapat mengatur dirinya sendiri dalam bertasawuf, terutama dalam menjalankan sunah Nabi.

Misalnya saja seperti memakai baju dari tubuh bagian kanan terlebih dahulu, memasuki area masjid dengan melangkahkan kaki kanan lebih dulu, dan lainnya.

Siapa menyangka, melakukan hal-hal dasar yang sudah diajarkan oleh orang tua dan lingkunganmu sejak kecil ini ternyata sudah termasuk bertasawuf dalam kehidupan sehari-hari.

Lebih lanjut, Habib Luthfi juga menegaskan bahwa tasawuf tidak akan lepas dari nilai-nilai yang mengandung perbuatan baik atau yang biasa juga disebut dengan istilah akhlaqul karimah.

Tidak heran jika beliau berpendapat bahwa sumber tasawuf adalah adab dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Beliau juga memiliki alasan tersendiri mengapa beliau sangat fokus dalam bertasawuf, yaitu karena baginya, tasawuf adalah tazkiyatul qulub yang membantu menjaga kebersihan hati.

Memiliki hati yang bersih akan membuat seorang hamba selalu mengingat kebesaran dan kuasa dari Allah Swt.

Habib Luthfi dan Nahdlatul Ulama

Nahdlatul Ulama (NU) merupakan salah satu organisasi Islam terbesar yang ada di Indonesia. Organisasi ini didirikan pada tanggal 31 Januari 1926 oleh tiga kiai besar di Indonesia, yakni:

  1. Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari;
  2. Kiai Abdul Wahab Hasbullah; dan
  3. Kiai Bisri Syansuri.

Tak hanya dalam bidan agama, NU juga bergerak di sejumlah bidang lain, seperti pendidikan, sosial, dan ekonomi.

Tidak jarang anggota ataupun petinggi di Nahdlatul Ulama (NU) juga memiliki posisi di badan pemerintahan yang ada di Indonesia.

Di dalam kepengurusan NU, Habib Luthfi bin Yahya menjadi salah satu anggota Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.

Syuriyah sendiri merupakan badan musyawarah yang bertugas untuk mengambil keputusan tertinggi dalam organisasi Nahdlatul Ulama.

Habib Luthfi dan MATAN

Habib Luthfi juga dikenal sebagai pendiri MATAN atau Mahasiswa Ahlith Thariqah Al- Mu’tabaroh An-Nahdliyyah, salah satu organisasi Thariqah di Indonesia.

Organisasi ini didirikan khusus untuk kalangan mahasiswa dan masih berkaitan dengan JATMAN atau Jam’iyyah Ahlith Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyyah.

Berafiliasi dengan Nahdlatul Ulama, cabang MATAN bisa ditemukan di banyak daerah di Indonesia. Tidak sedikit pula cabang MATAN yang berada di luar negeri.

Lantas, apa tugas dan kegiatan MATAN? Organisasi ini memiliki beragam kegiatan bagi para mahasiswa, khususnya pembinaan di bidang agama Islam.

Selain itu, anggota dari MATAN juga diharapkan mampu membantu membangun masyarakat yang damai dan menjaga tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Tidak heran jika lembaga ini sangat kental dengan semangat patriotisme.

Susilo Bambang Yudhoyono ketika masih menjabat sebagai Presiden RI pernah mengatakan bahwa MATAN menjadi salah satu ujung tombak pembangunan masyarakat di Indonesia.

Urutan ke-32 dari 500 Muslim Paling Berpengaruh di Dunia

Kiprahnya terkait agama Islam dan umat muslim di Indonesia ini juga berhasil membuat Habib Luthfi masuk ke dalam urutan ke-32 dalam daftar 500 Muslim Paling Berpengaruh di Dunia.

Prestasi internasional ini dikeluarkan oleh Pusat Strategis Islami Kerajaan Yordania atau The Royal Islamic Strategic Studies Centre (MABDA).

Lembaga ini merupakan lembaga penelitian independen yang masih berafiliasi dengan The Royal Aal al-Bayt Institute for Islamic Thought.

Adapun The Royal Aal al-Bayt Institue for Islamic Thought merupakan salah satu lembaga Islam nonpemerintah, institusi internasional independen yang berpusat di Kota Amman, Yordania.

Apa yang membuat beliau masuk ke dalam daftar tersebut? Yuk, simak beberapa alasan berikut ini.

Termasuk Kelompok Ba Alawi

Alasan pertama Habib Luthfi terpilih sebagai salah satu muslim paling berpengaruh di dunia adalah karena beliau termasuk ke dalam kelompok Ba Alawi.

Ba Alawi merupakan keturunan Nabi Muhammad Saw. yang pada masa awal penyebaran Islam berpindah ke Hadramaut, Yaman.

Kelompok inilah yang juga memiliki peranan penting dalam penyebaran agama Islam ke belahan dunia bagian timur, tidak terkecuali di Indonesia.

Keturunan yang termasuk kelompok Ba Alawi menekankan pentingnya memiliki keikhlasan batiniah dibarengi kajian-kajian ilmu agama, terutama ilmu agama yang dianut Imam al-Ghazali.

Pencari Ilmu Pengetahuan

Terkait dengan hal ini, tentu kamu tidak akan heran jika sudah membaca bagaimana perjalanan Habib Luthfi dalam menimba ilmu yang telah saya uraikan di atas.

Tidak hanya belajar dari guru-guru ulama yang juga termasuk Ba Alawi di Indonesia, Habib Luthfi juga sampai mengunjungi Kota Makkah dan Madinah.

Hal itu disebabkan beliau memang sangat berminat untuk menguasai semua bidang bahasan yang ada dalam Islam, mulai dari hadits hingga tasawuf.

Pembimbing Spiritual

Seperti yang telah diketahui, Habib Luthfi merupakan sosok yang telah mendirikan ribuan lembaga pendidikan, baik sekolah, masjid, ataupun zawiyah hampir di seluruh Indonesia.

Hal inilah yang membuat banyak umat muslim jatuh cinta dan sangat menghormatinya. Apalagi, beliau juga dikenal sebagai Mursyid yang menekankan praktik membaca aurad.

Habib Luthfi sebagai Guru Bangsa

Sosoknya mampu menyatukan berbagai kelompok yang ada di Indonesia dan menjadikan suasana antara kelompok tersebut menjadi damai dan teduh.

Tidak hanya itu saja, nasihat yang diberikan oleh Habib Luthfi juga mengandung nilai-nilai kebangsaan yang selalu menekankan pada pentingnya menjaga kesatuan dan kedamaian NKRI.

Selain berpengaruh dalam menyebarkan dan menegakkan agama Islam di Indonesia, rupanya sosok beliau juga dikenal luas oleh masyarakat lintas negara.

Beliau tidak hanya dikenal oleh kalangan umat muslim di banyak negara, tetapi juga dikenal oleh para tokoh dunia lintas agama.

Banyak di antara tokoh-tokoh tersebut yang melakukan kerja sama ataupun berkolaborasi dengan beliau untuk menciptakan kebaikan bersama dan juga membangun solidaritas secara global.

Habib Luthfi telah mengajarkan kepada umat Islam di Indonesia tentang tasawuf sebagai salah satu gerakan yang menginspirasi.

Bahkan, tasawuf yang diajarkannya mampu membawa perubahan secara nyata pada sejumlah bidang.

Dalam berbagai kesempatan, beliau kerap mengajak umat Islam untuk selalu menumbuhkan semangat nasionalisme.

Beliau pernah menegaskan bahwa setiap anak bangsa wajib merawat dan memelihara Sang Saka Merah Putih.

Banyak cara untuk melakukannya, misalnya saja dengan memaksimalkan peran dan fungsi anak bangsa dalam beragam organisasi, kelompok, hingga lembaga-lembaga pendidikan yang ada.

Beliau juga mengajak umat Islam untuk membangun jiwa nasionalisme dengan meneladani cara-cara yang dilakukan oleh Wali Songo dalam berdakwah.

Gelar Doktor Honoris Causa

Bukan hanya dikenal sebagai salah satu ulama yang fokus dalam berdakwah dan menegakkan Islam di Indonesia, Habib Luthfi juga dikenal sebagai salah seorang cendekiawan.

Tidak heran jika beliau mendapat anugerah Doktor Honoris Causa untuk Program Studi Ilmu Pendidikan Bahasa Pascasarjana Universitas Negeri Semarang pada 20 November 2020.

Sebagai tambahan informasi, beliau menjadi orang ketujuh yang mendapat anugerah Doktor Honoris Causa dari Universitas Negeri Semarang.

Anugerah tersebut diberikan dengan mengingat kontribusi beliau sebagai salah satu sosok guru bangsa.

Dari apa yang sudah kamu baca di atas, kamu pasti setuju bahwa perjalanan hidup dari seorang Habib Luthfi, terutama dalam memperdalam agama Islam, patut ditiru.

Tidak hanya fokus dalam mengajarkan agama Islam kepada umat muslim, beliau juga dikenal sebagai seseorang yang sangat mencintai Republik Indonesia.

Tidak heran jika sampai saat ini, Habib Luthfi selalu meminta umat muslim di Indonesia untuk lebih mencintai negara dan menjaga kedamaian serta keutuhan NKRI.

Sumber:

https://www.nu.or.id/post/read/125605/habib-luthfi-ajak-bangsa-belajar-dari-sebutir-nasi

https://www.laduni.id/post/read/56252/biografi-habib-luthfi-bin-yahya-pekalongan https://www.nu.or.id/post/read/124659/habib-luthfi-tegaskan-nabi-selalu-menjaga-perkataan

https://jateng.inews.id/berita/keistimewaan-habib-luthfi-ulama-indonesia-yang-duduk-di-sisi-rasulullah/all

https://matan.or.id/2020/02/16/keistimewaan-habib-lutfi-bin-yahya-duduk-di-samping-rosululloh-saw/

Habib Luthfi bin Yahya

Habib dan Tarekat

https://alif.id/read/redaksi/habib-luthfi-guru-bangsa-pemersatu-ummat-b233846p/

https://www.nu.or.id/post/read/126463/habib-luthfi-cintailah-nkri-

https://islam.nu.or.id/post/read/111025/penjelasan-imam-al-ghazali-tentang-tasawuf-dan-sufi