Doa untuk Orang Tua [PENJELASAN MENYELURUH]

Ibu dan ayah adalah sosok dua orang yang telah menjaga dan merawat kamu sedari kecil. Doa untuk orang tua merupakan salah satu bentuk bakti kepada keduanya.

Banyak air mata dan keringat yang mereka keluarkan semenjak kamu berada dalam kandungan ibu, sehingga islam mewajibkan kamu untuk berbakti kepada keduanya.

Buya Yahya pernah bercerita, bahwa semua do’a yang kamu panjatkan kepada Allah akan tertahan dan tergantung-gantung antara langit dan bumi, jika kamu bersikap tidak baik kepada keduanya.

Sehingga tidak heran banyak ulama yang menjelaskan bahwa orang tua adalah wali-wali Allah yang ada di dalam rumah yang harus kamu jaga restu dan ridhanya. Salah ungkapan yang sering kamu hafal adalah:

رضا الله فى رضا الوالدين

“Ridha Allah terletak pada ridha orang tua”

Dapat dipahami, bahwa ridha-Nya Allah terhadap hidup dan mati kamu, bergantung pada ridhanya kedua orang tuamu. 

Sehingga sebanyak apapun kamu berbuat baik dan ta’at kepada Allah, misalnya kamu rajin shalat, puasa, dan sedekah, tetapi hati kedua orang tuamu tidak terjaga, maka Allah tetap belum ridha kepada semua kebaikan tersebut.

Ridho Orang tua

Orang Tua Dalam Pandangan Islam

Baiklah sahabat hasana.id, berbicara mengenai orang tua, tentu saja kamu harus tahu dulu nih penjelasan dari penggalan surat al-Isra’ ayat 23:

وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا

Wa qadha rabbaka allaa ta’buduu illaa iyyaahu wa bil waalidaini ihsanaa immaa yablughanna ‘indakal kibara ahadu humaa aw kilaa humaa falaa taqul lahumaa uffiw wa laa tanhar humaa wa qul lahumaa qaulan kariima

“Dan Tuhan-mu telah memerintah kan, janganlah dia beribadah kecuali hanya kepadaNya dan hendaklah berbuat kebaikan kepada kedua orang tua dengan sebaik-baiknya. Dan jika salah satu dari keduanya atau kedua-duanya telah berusia lanjut disisimu maka janganlah ucapkan kepada keduanya ‘ah’ dan janganlah kamu menhardik keduanya”

Di dalam tafsir at-Thabari dijelaskan bahwa maksud dari ayat di atas adalah:

Pertama, secara tegas Allah memerintah kan kamu tidak menyembah kepada selain-Nya, Dia lah Tuhan yang menciptakan alam dan isinya. 

Kemudian setelahnya, Allah membarengi perintah tersebut dengan anjuran kepada kamu semua untuk berbuat baik dan berbakti kepada kedua orang tua.

Jangan sampai kamu mengucapkan sesuatu yang sampai bisa menyakiti keduanya ketika mereka telah tua. Namun bersabarlah ketika merawatnya, sebagaimana mereka telah sabar ketika merawat kamu di waktu kecil.

bakti kepada orang tua

Kedudukan Orang Tua

Rasulullah saw juga menjelaskan bahwa salah satu pintu surga terbaik yang bisa kamu masuki adalah melalui orang tua. 

Berbakti dan mendapatkan ridha keduanya adalah satu-satunya kunci untuk bisa memasuki surga melalui pintu tersebut. Rasulullah saw bersabda :

الْوَالِدُ أَوْسَطُ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ فَإِنْ شِئْتَ فَأَضِعْ ذَلِكَ الْبَابَ أَوِ احْفَظْهُ

Al waalidu ausathu abwaabil jannati fa in syikta fa adhi’ zalikal baaba awih fadhhu

“Orang tua adalah pintu surga yang paling utama. Bisa kalian sia-siakan pintu tersebut atau bisa menjaganya” (HR. Tirmidzi)

Inilah kedudukan orang tua dalam islam. Agama memberikan status tertinggi untuk keduanya.

Betapa hebat pun kamu di mata orang lain, jika kepada orang tua tidak berbakti. Maka Allah tetap akan memandang rendah kepada kamu di hari akhirat.

Nah sahabat, jika diminta memilih antara sosok ibu yang telah mengandung dan melahirkan kamu dengan taruhan nyawa atau sosok ayah yang telah menjaga dan mendidikmu hingga dewasa, mana yang harus diutamakan?

Tentu saja Ibu!

Rasulullah saw bersabda :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي قَالَ أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أَبُوكَ

‘an abi hurairata radhiyallahu ‘anhu qaala jaa-a rajulun ila rasuulillahi shallahu ‘alaihi wa sallama. Fa qaala : Yaa rasuulallahi man ahaqqun naasi bi husni shahaabati, Qaala : ummuka, Qaala : tsumma man, Qaala : ummuka, Qaala : tsumma man, Qaala : ummuka, Qaala : tsumma man, Qaala : abuuka.

Artinya: Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dia berkata; “Seorang laki-laki datang kepa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sambil berkata; “Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak aku berbakti kepadanya?” Beliau menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya lagi; “Kemudian siapa?” Beliau menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya lagi; “Kemudian siapa lagi?” Beliau menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya lagi; “Kemudian siapa?” Beliau menjawab: “Kemudian ayahmu.”

Kedudukan Ibu

Jika kamu perhatikan hadis tersebut, tentu saja kamu akan sadar bahwa Rasulullah saw memberikan jawaban yang sama untuk tiga pertanyaan tersebut, yaitu mengulangi jawaban ‘ibu’ sebanyak tiga kali. 

Maka tentunya kamu akan langsung paham bahwa ibu lebih diutamakan daripada ayah.

Mungkin kamu bertanya-tanya nih, mengapa islam lebih mengutamakan ibu daripada ayah? Sampai-sampai Rasulullah mengulangnya tiga kali!

Jawabannya adalah seperti yang dijelaskan oleh Imam Ibnu Hajar al-Asqalani di dalam kitab Fathul Barinya, beliau mengutip dari Ibnu Battal bahwa alasannya adalah:

Karena sosok ibu begitu kesulitan dalam tiga kondisi, yaitu mengandung, melahirkan, dan menyusui

Tiga hal inilah yang ditanggung dan dikerjakan sendirian oleh sosok seorang wanita yang kamu panggil ibu. Sedangkan tugas seorang ayah, yakni merawat dan mendidik ini dikerjakan bersama-sama dengan ibu.

Hal ini tentu saja sesuai dengan isyarat yang ada di dalam Alquran surat Luqman ayat 14

وَوَصَّيْنَا الْأِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْناً عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ

Wa washainal insaana bi waalidaihi hamalathu ummuhu wahnan ‘ala wahnin wa fishaaluhu fii ‘amaini

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (untuk berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.”

Nah, itulah tiga alasan kenapa Nabi Muhammad saw sampai mengulangi ibu-ibu-ibu sampai tiga kali. Karena memang rasa sakit yang dideritanya sampai mempertaruhkan nyawa adalah hal yang tidak pernah bisa kamu ganti selamanya.

Cara Berbakti Kepada Orang Tua

akhlak kepada orang tua

Sekarang kamu sudah memahami arti dari berbakti dan pentingnya bagi kamu untuk berbakti kepada kedua orang tua, karena tanpa ridha mereka kamu bukan apa-apa disisi Allah.

Disini, saya telah merangkum beberapa cara kamu berbakti kepada orang tua yang telah dijelaskan di dalam kitab Taisirul Khallaq.

  1. Wajib bagi kamu seorang anak untuk mematuhi apapun yang mereka perintahkan, kecuali ajakan dan perintah kepada berbuat maksiat. Misalnya mereka memintamu untuk membeli sayuran ke pasar. Kecuali mereka menyuruhmu untuk tidak beribadah kepada Allah, maka tidak mengapa jika tidak menurut pada hal ini.
  2. Wajib duduk di hadapan keduanya dengan sopan serta menjaga etika yang baik. Gunakan adab bila bersamanya.
  3. Jangan pernah menyikiti perasaaan keduanya sedikit pun. Walaupun dengan perkataan ‘ah’. Artinya wajib memakai kata-kata yang lemah lembut dan sopan ketika berbicara dengan keduanya.
  4. Jangan berbantah dengan keduanya. Apalagi menggunakan ilmu yang telah kamu peroleh untuk menang debat dengan mereka. Sungguh ilmu itu menjadi sia-sia dengan sebab bantahan tersebut.
  5. Jangan berjalan di depan keduanya, kecuali untuk melayani keduanya. Misalnya ibu atau ayah menyuruhmu untuk mengambil nasi.
  6. Senantiasa berdoa untuk orang tua, agar selalu dalam rahmat dan ampunan-Nya.
  7. Jangan pernah bosan untuk mengajak keduanya kepada kebaikan dan menjauhkan diri dari kemungkaran. Menggunakan bahasa yang sopan dan jangan sampai menyakiti hati keduanya.
  8. Menanggung nafkah keduanya, jika tidak berkecukupan. Hukumnya berdosa kalau sampai kamu tidak memperhatikan lagi nasib mereka setelah kamu sukses.

Inilah beberapa cara berbakti kepada orang tua yang bisa kamu kerjakan saat ini.

Do’a Untuk Orang Tua

doa orang tua

Salah satu bentuk berbakti kamu kepada orang tua adalah dengan berdo’a kepada Allah agar senantiasa menurunkan rahmat dan ampunan kepada keduanya.

Para ulama menganjur kan kepada kamu untuk sekiranya selalu berdo’a kepada mereka seperti ini :

رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِيْ صَغِيْرًا

Rabbig firlii wa liwaalidayya warhamhumaa kamaa rabbayaa nii shagiiraa

“ Ya Tuhanku, Ampunilah dausaku dan dausa kedua orang tuaku. Dan curahkanlah rahmat kepada keduanya sebagaimana mereka telah mendidikku waktu kecil.”

Do’a ini seperti yang diisyaratkan oleh Allah di dalam Alquran surat al-Isra’ ayat 24

وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُل رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرً

Wakhfidh lahumaa janaahaz dzulli minar rahmati wa qur rabir hamhumaa kamaa rabayaa ni shagiira

“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh rahmat dan berdo’alah wahai Tuhanku, curahkanlah rahmat-Mu atas keduanya sebagaima keduanya telah mendidikku waktu kecil.”

Doa Untuk Orang Tua Yang Sakit

للَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ اَذْهِبِ الْبَاْسَ وَاشْفِهُ وانْتَ الشَّافِى لاَ شِفَاءَ اِلاَّ شِفَاؤُكَ شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَمًا

Allahumma rabban naasi adzhibil ba’sa wasy fihu, wa antas syaafi, laa syifaa-a illa syfaauka, syifaan laa yughaadiru saqaama.

“Ya Tuhan kami, pemilik manusia, hilangkanlah kesusahan dan berikanlah kepadanya kesembuhan, Engkau adalah Zat Yang Maha Menyembuhkan. Tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang tidak akan meninggalkan penyakit lain.”

Doa Untuk Orang Tua Yang Telah Meninggal

Salah satu peninggalan yang paling bermanfaat kepada orang yang telah meninggal adalah anak yang shalih yang selalu mendoakan mereka.

Adapun doa untuk orang tua yang telah meninggal bisa dalam beberapa bentuk, salah satunya adalah membaca fatihah atau surat-surat yang lainnya.

Selain itu, mengerjakan kebaikan secara umum, lalu kamu qasadkan misil pahala amalan tersebut agar sampai kepada keduanya.

Kemudian do’a yang kamu baca di atas, bisa juga kamu kerjakan untuk orang tua yang telah tiada. Yaitu beberapa doa berikut ini:

رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِيْ صَغِيْرًا

Rabbig firlii wa liwaalidayya warhamhumaa kamaa rabbayaa nii shagiiraa

“ Ya Tuhanku, Ampunilah dausaku dan dausa kedua orang tuaku. Dan curahkanlah rahmat kepada keduanya sebagaimana mereka telah mendidikku waktu kecil.”

Adapun doa-doa lain misalnya :

Doa Agar Kedua Orang Tua Tentram Di Dalam Kubur

اللَّهُمَّ أَنْزِلْ فِيْ قَبْرِهِ الرَّحْمَةَ وَالضِّيَاءَ وَالنُّوْرَ، وَالبَهْجَةَ وَالرَوْحَ وَالرَيْحَانَ وَالسُّرُوْرَ، مِنْ يَوْمِنَا هَذَا إِلَى يَوْمِ البَعْثِ وَالنُّشُوْرِ، إِنَّكَ مَلِكٌ رَبٌّ غَفُوْرٌ

Allahumma anzil fi qabrihir rahmara wadhiya-a wan nuur wal bahjata war rauha war rayhaana was suruura min yauminaa hazaa ila yaumil ba’tsi wan nusyuur innaka maaliku rabbun ghafuur

“Ya Allah, turunkanlah di kuburnya rahmat, sinar, cahaya, kegembiraan, kesenangan, keharuman, dan kebahagiaan sejak hari ini hingga hari kebangkitan dan bersama. Sesungguhnya Engkau adalah Pemilik lagi Tuhan yang Maha Pengampun.”

Doa Kelapangan Kubur

اللَّهُمَّ اِنَّهُ نَزَلَ بِكَ وَاَنْتَ خَيْرُ مَنْزُوْلٍ بِهِ وَاَصْبَحَ فـَـقِـيْرًا اِلـَى رَحْمَتِكَ، وَاَنْتَ غَنِيٌّ عَنْ عَذَابِهِ وَقـَـدْ جِئْنَاكَ رَاغِبِيْنَ اِلـَـيْكَ شُفـَـعَاءَ لـَـهُ، اللـّٰهُمَّ اِنْ كَانَ مُحْسِنًا فَزِدْ فِيْ اِحْسَانِهِ وَاِنْ كـَانَ مُسِيْئًا فَتَجَاوَزْ عَنْهُ وَلـَـقـِّـهِ بِرَحْمَتِكَ رِضَاكَ وَقِهِ فِتْنَةَ اْلقـَـبْرِ وَعَــَذابَهُ وَافْسَحْ لـَـهُ فِيْ قـَــبْرِهِ وَجَافِ اْلاَرْضَ عَنْ جَنْبَيْهِ وَلـَــقـِّـهِ بِرَحْمَتِكَ اْلاَمْنَ مِنْ عَذَابِكَ حَتَّى تَبْعَثَــهُ آمِنًا اِلـَى جَنَّتِكَ بِرَحْمَتِكَ يَااَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

Allahumma innahu nazala bika wa anta khairu manzuulin bihi wa ashbaha faqiiran ila rahmatika wa anta ghaniyyun ‘an ‘azabihi wa qad jiknaakan raaghibiina ilaika syufa’aa-a lahu. Allahumma in kaana muhsinan fa zid fii ihsaanihi wa in kaana musiian fa tajawaz ‘anhu wa laqqihi bi rahmatika wa ridhaaka wa qihi fitnatall qabri wa ‘azaabahu wafsahk lahu fii qabrihi wa jaafil ardhi ‘an janabaihi wa laqqihi bi rahmatikal amni min ‘azaabika hatta tabatshu aaminan ila jannatika bi rahamatika ya arhamar raahimin.

Artinya:

“Ya Allah, dia kembali kepada-Mu. Engkau adalah sebaik-baik tempat kembali untuknya. Dia butuh kepada rahmat-Mu. Sementara Engkau terkaya dari menyiksanya. Kami mendatangi-Mu sambil berharap kepada-Mu agar dapat memberikan syafa’at baginya. Ya Allah, jika dia orang baik, maka tambahkanlah kebaikan kepadanya. Jika dia orang jahat, maka maafkanlah keburukannya. Pertemukan ia dan ridha-Mu berkat rahmat-Mu. Peliharalah ia dari fitnah dan azab kubur. Lapangkanlah kuburnya. Jauhkanlah dinding-dinding bumi dari kedua sisi tubuhnya. Pertemukanlah ia akan keamanan dengan berkat rahmat-Mu dari azab-Mu hingga Engkau membangkitkannya dalam keadaan aman menuju surga-Mu berkat rahmat-Mu, wahai Zat Yang Paling Pengasih dari yang mengasihi.

Doa Untuk Keduanya Di Dalam Kubur

اللهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ

Allahummag firlahu war hamhu wa ‘aafihi wa’fu ‘anhu

“Ya Allah, ampunilah dirinya, curahkan rahmat kepadanya, berikan kesembuhan kepadanya, dan maafkanlah dirinya.”

Itulah beberapa doa yang harus kamu amalkan setiap hari. Lebih-lebih setelah mengerjakan shalat lima waktu.

Kalau Orang Tua Tidak Peduli, Bagaimana Sikap Kamu Sebagai Seorang Anak?

Terkadang terjadi kesenjangan hubungan antara anak dan orang tua yang kamu sengaja maupun tidak. 

Akibat dari kesenjangan tersebut adalah orang tua tidak peduli lagi dengan nasib dan kondisi anak-anak mereka.

Tidak sedikit karena hal ini, banyak anak-anak yang merasa frustasi sehingga menenggelamkan diri dalam keburukan. 

Namun juga tidak jarang ada sebagian orang yang memanfaatkan sebagai penyemangat dirinya, agar menjadi orang yang sukses di masa depan. Sehingga kendala yang pernah dirasakannya di masa lalu, tidak terulang lagi di masa depan.

Dalam kondisi ini, ketika misalnya hubunganmu dengan orang tua menjadi renggang dan mereka sudah acuh tak acuh lagi kepadamu, apa yang harus kamu lakukan?

Tentu saja jawabannya sudah jelas. Kamu tetap harus berbakti kepada mereka! Berbaktinya anak kepada orang tua tetap wajib meski mereka tidak peduli lagi sama kamu.

Sungguh sebuah dosa yang amat besar kalau kamu sampai bersikap tidak baik kepada mereka karena hal seperti ini.

Tugas kamu sekarang adalah pulang ke rumah dan meminta maaf kepada mereka atas semua salah yang pernah kamu lakukan.

Kemudian kamu minta restu mereka terhadap kehidupanmu di dunia dan akhirat.

Sebagai perbandingannya adalah sikap Rasulullah ketika menghadapi orang-orang kafir Qurays yang terus menyakitinya.

Bagaimana Rasulullah membalas sikap tidak baik mereka dengan kebaikan-kebaikan yang tidak pernah berhenti.

Apalagi kamu dengan orang tua, sudah jelas bahwa ditegaskan RIDHA ALLAH TERGANTUNG PADA RIDHA ORANG TUA.

Maka, terus meminta maaf, dan berbuat baik kepada mereka adalah hal yang sangat yang menjadi penentu amalan kamu di akhirat.

Inilah beberapa hikmah tentang berbakti kepada orang tua yang harus kamu kerjakan. Jangan pernah lupa untuk berdoa hal-hal baik kepada keduanya.

Bagaimanapun tanpa mereka berdua, tanpa ridha keduanya, kamu bukan apa-apa di sisi Allah.

Penutup

adab kepada orang tua

Sebagaimana penutup, saya akan sedikit mengingatkan tentang kisah seorang sahabat Nabi Muhammad saw, yakni Alqamah.

Lihat bagaimana ke seharian Alqamah dihabiskan untuk beribadah kepada Allah swt.

Namun ketika dia dalam keadaan sakratul maut, Rasulullah saw hendak membakar jasadnya karena ruhnya tidak bisa keluar dari badannya.

Usut punya usut, Alqamah pernah menyakiti perasaan ibunya karena lebih mementingkan istrinya dibanding beliau. Maka Rasulullah akhirnya meminta kepada sang ibu untuk memaafkan anaknya agar memudahkannya ketika niza’.

Akibat dari kemarahan ibunya tersebut, lidah Alqamah terkunci, dan tidak bisa mengucapkan kalimat syahadat.

Kemudian Rasulullah meminta Sayyidina Bilal untuk mengambil kayu sebagai bahan bakarnya Alqamah.

Akhirnya sang ibu ridha dan memaafkan kesalahan Alqamah sehingga dia mudah membaca dan mengucapkan kalimat syahadat.

Dari kisah ini, dapat kamu ambil dan memetik hikmah bahwa semua amalan kebaikan yang kamu kerjakan baru bernilai di sisi Allah bila disertai dengan restu kedua orang tua.

Jangan sampai kamu sibuk melakukan perjalanan menuju rumah-rumah wali Allah yang jauh, sedangkan hati waliyullah yang ada bersama kamu semenjak kamu masih kecil tersakiti, dan tidak pernah kamu jaga.

Sehingga Buya Yahya pernah menjelaskan bahwa kalau kamu berlaku durhaka kepada orang tua, tetap kamu menjadi anak durhaka meski mereka ridha dengan perlakuan kamu tersebut.

Jangan pernah menyia-akan kesempatan dan sempatkanlah setelah sholat, doa untuk orang tua.