Doa Selamat Dunia Akhirat [PEMBAHASAN MENYELURUH]

Setiap muslim tentu menginginkan keselamatan dan kesejahteraan dalam hidup. Salah satunya dengan memanjatkan doa selamat.

Tentu saja, keselamatan  yang diinginkan pun bukan hanya sebatas di dunia, tetapi juga keselamatan di akhirat. Keselamatan akhirat yang diharapkan yaitu dimudahkan ketika menjalani hisab atas segala amalan dan dijauhkan dari siksa neraka.

Apa Makna Selamat?

Apa arti selamat yang sesungguhnya? Hasana.id akan membahas hal ini secara lengkap.

Secara bahasa, selamat dapat diartikan terbebas dari malapetaka dan bencana atau terhindar dari bahaya, malapetaka, bencana; tidak kurang suatu apa; tidak mendapat gangguan, kerusakan, dan sebagainya. [1]

Dalam kitab Fath al-Bari Syarh Shahih al-Bukhari disebutkan bahwa ada perbedaan pendapat ulama tentang arti salam yang berarti selamat.

Syekh Iyadz mengutip tentang perbedaan pendapat ini. Sebagian ulama mengartikan salam adalah penjagaan Allah Swt kepada hambanya.

Jadi apabila kita mengatakan salam kepada seseorang, itu artinya kita mendoakan agar Allah Swt menjaga orang tersebut.

Pendapat lainnya menyebutkan bahwa arti salam adalah Allah Swt melihat dan mengawasi segala perbuatan hamba-Nya. Kemudian, pendapat yang lain lagi menyebutkan bahwa salam adalah nama Allah Swt yaitu al-Salam. [2]

doa selamat dunia akhirat

Bagaimana Cara Memperoleh Keselamatan?

Modal yang paling utama untuk memperoleh keselamatan dunia dan akhirat adalah dengan iman yang ada di dalam dada serta bertakwa kepada Allah Swt.

Artinya, mustahil seseorang akan selamat pada dua kehidupan itu jika tidak beriman dan bertakwa kepada Allah Swt.

Untuk keselamatan di dunia barangkali kita bisa selamat apabila berhati-hati dalam mengambil tindakan atau melakukan sebuah perbuatan, tetapi keselamatan di akhirat mutlak memerlukan iman dan takwa.

Iman adalah membenarkan dengan hati segala sesuatu yang dibawa dan diajarkan oleh Nabi Muhammad saw, mengakui dengan lisan (bersyahadat), dan mengamalkan dengan anggota badan. [3]

Kemudian, takwa adalah menjalani segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, baik ketika sendiri atau bersama orang lain.[4]

Dalam Al-Qur’an, Allah Swt menjanjikan untuk memberi kebahagiaan, kehidupan yang baik, dan jalan keluar dari segala permasalahan bagi orang yang beriman dan bertakwa.

Allah Swt berfirman:

مَنْ عَمِلَ صَٰلِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُۥ حَيَوٰةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ

Artinya:

“Barangsiapa yang mengerjakan amal shaleh, baik laki-laki maupun perempuan, dan mereka dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya Kami akan memberikan kepadanya kehidupan yang baik.

Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (Q.S. An-Nahl: 97).

Penafsiran Hayah Thayyibah

Dalam tafsir al-Qurthubi, Syekh menerangkan bahwa di kalangan mufassirin ada perbedaan pendapat dalam menafsirkan maksud hayah thayyibah (kehidupan yang baik) dalam ayat tersebut. Ada lima penafsiran, yaitu:

Pertama, hayah thayyibah diartikan dengan rizki yang halal. Hal ini sebagaimana ditafsirkan oleh Ibnu Abbas, Sa’id bin Jubair, ‘Atha’ dan al-Dahhak.

Kedua, qana’ah (merasa cukup dengan apa yang diberikan oleh Allah Swt serta menjauhkan diri dari sifat tidak puas dan merasa kekurangan yang berlebih-lebihan), hal ini sebagaimana ditafsirkan oleh Sayyidina Ali ra, Hasan al-Bashri, Zaid bin Wahhab.

Ketiga, taufik kepada taat, tafsir ini diketengahkan oleh sebagian mufassir.

Keempat, menafsirkannya dengan surga. Hal ini diketengahkan oleh Mujahid dan Qatadah.

Kelima, menafsirkannya dengan sa’adah, yaitu kebahagiaan dengan mendapatkan manisnya taat kepada Allah Swt.[5]

Walaupun kelima tafsir tersebut berbeda-beda dalam memaknai hayah thayyibah, tetapi mengandung esensi yang sama, yakni kesejahteraan dan keselamatan di dunia dan akhirat.

doa selamat latin

Doa Selamat

Setelah ada iman dan takwa di dalam hati, kita juga dianjurkan mengamalkan beberapa doa untuk memohon keselamatan.

Selain bernilai ibadah, membaca doa-doa ini menjadi ikhtiar bagi kita untuk memastikan dapat memperoleh keselamatan.

Doa Selamat Dunia dan Akhirat (Arab, Latin, Terjemah)

اَللهُمَّ اِنَّا نَسْئَلُكَ سَلاَمَةً فِى الدِّيْنِ وَعَافِيَةً فِى الْجَسَدِ وَزِيَادَةً فِى الْعِلْمِ وَبَرَكَةً فِى الرِّزْقِ وَتَوْبَةً قَبْلَ الْمَوْتِ وَرَحْمَةً عِنْدَ الْمَوْتِ وَمَغْفِرَةً بَعْدَ الْمَوْتِ. اَللهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا فِىْ سَكَرَاتِ الْمَوْتِ وَالنَّجَاةَ مِنَ النَّارِ وَالْعَفْوَ عِنْدَ الْحِسَابِ

Allahumma inna nas aluka salamatan fiddiin, wa ‘aafiyatan fil jasad, waziaadatan fil ‘ilmi wa barakatan firrizqi wataubatan qablal maut wa rahmatan ‘indal maut wa maghfiratan ba’dal maut. Allahumma hawwin ‘alainaa fi sakaraatil maut wa najjata minan naari wal’afwa ‘indal hisaab.

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu keselamatan dalam beragama, kesehatan badan, kelimpahan ilmu, keberkahan rezeki, taubat sebelum datangnya maut, kasih sayang pada saat datangnya maut, dan ampunan setelah datangnya maut.”

ربنا آتنا فى الدنيا حسنة وفى الآخرة حسنة وقنا عذاب النار

Artinya: “ Ya Allah datangkanlah kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat”

Wirid Setelah Sholat

Selain membaca doa, dianjurkan pula merutinkan wirid sesudah shalat. Wirid ini sebagaimana dikumpulkan oleh Habib Umar bin Hafidz dalam kitab al-Khulah al-Madad:

Teks Arab

أَسْتَغْفِرُ اللهَ (3x)

اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ وَإِلَيْكَ يَعُوْدُ السَّلَامْ فَحَيِّنَا رَبَّنَا بِالسَّلَامِ, وَأَدْخِلْنَا دَارَكَ دَارَ السَّلَامْ, تَبَارَكْتَ وَتَعَالَيْتَ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ

اَللَّهُمَّ لَا مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ وَلَا مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ وَلَا رَادَّ لِمَا قَضَيْتَ وَلَا يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ

اَللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ.

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ, وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ (3).

وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ, عَدَدَ خَلْقِهِ وَرِضَا نَفْسِهِ وَزِنَةِ عَرْشِهِ وَمِدَادَ كَلِمَاتِهِ.

سُبۡحَٰنَ رَبِّكَ رَبِّ ٱلۡعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَٰمٌ عَلَى ٱلۡمُرۡسَلِينَ وَٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَٰلَمِين. (الصافات: 180-182).

فِى كُلِّ لَهْظَةٍ أَبَدًا عَدَدَ خَلْقِهِ وَرِضَا نَفْسِهِ وَزِنَةَ عَرْشِهِ وَمِدَادَ كَلِمَاتِهِ.[6]

Teks Latin

Astagfirullah (3x)

Allahumma antassalaam wa minkassalaam wa ilaika ya’udussalaam, fahayyina rabbana bissalaam, wa adkhilna daraka darassalaam, tabarakta rabbana wa ta’alaita ya zal jalali wal ikraam.

Allahumma la mani’a lima a’thaita wala mu’thiya lima mana’ta wa raadda lima qadhaita wala yanfa’u zal jaddi minkal jad. Allahumma a’inni ‘ala zikrika wa syukrika wa husni ‘ibaadatik

Rabbana taqabbal minna innaka antas sami’ul ‘alim, watub ‘alaina innaka antat tawwaburrahim (3x).

Wa shallallahu ‘ala sayyidina Muhammadiw wa ‘ala alihi washahbihi wa sallim. ‘Adada khalqihi wa ridha nafsihi wa zinata ‘arsyihi wa midada kalimatih.

Subhanaka rabbil ‘izzati ‘amma yasifun, wa salamun ‘alal mursalina wal hamdulillahi rabbil ‘alamin.

Fi kulli lahdhatin abada. ‘Adada khalqihi wa ridha nafsihi wa zinata ‘arsyihi wa midada kalimatih.

Arti Bacaan Wirid

Aku mohon ampun kepada Allah. (3 x)

Wahai Allah. Engkau Maha Sejahtera, dan dari-Mu lah kesejahteraan, dan kepada-Mu lah akan kembali kesejahteraan itu. Maka hidupkanlah kami, dan masukkan kami ke negeri-Mu (surga) yang sejahtera, Engkau Maha Memberi Keberkahan dan Engkau Maha Mulia, wahai Dzat yang memiliki keagungan dan kemuliaan.

Wahai Allah. Tidak ada yang dapat menghalangi sesuatu yang Engkau beri, dan tak ada yang mampu memberi sesuatu yang Engkau cegah. Tidak ada yang dapat menolak apa yang telah Engkau tetapkan.

Tidaklah ada manfaatnya orang yang memiliki kekayaan, karena dari-Mu lah kekayaan itu. Wahai Allah. Tolonglah aku agar mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan sebaik-baik ibadah kepada-Mu.

Tuhan kami, terimalah dari kami (permohonan kami), sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui, terimalah tobat kami sesungguhnya Engkau Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang. (3 x)

Shalawat dan salam Allah tercurah atas junjungan kami Muhammad, dan keluarga serta para sahabatnya. Maha Suci Tuhanmu, Tuhan Yang mempunyai keperkasaan dari apa yang mereka sifatkan, dan kesejahteraan dilimpahkan atas para Rasul, dan segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Setiap saat, selamanya, sejumlah ciptaan-Mu, seluas ridha, dan seberat arsy. [Surah Al-Saffat: 180-182]

doa selamat di perjalanan

Doa Selamat dari Segala Bencana dan Ujian

اللَّهُمَّ افْتَحْ لَنَا أَبْوَابَ الخَيْرِ وَأَبْوَابَ البَرَكَةِ وَأَبْوَابَ النِّعْمَةِ وَأَبْوَابَ الرِّزْقِ وَأَبْوَابَ القُوَّةِ وَأَبْوَابَ الصِّحَّةِ وَأَبْوَابَ السَّلَامَةِ وَأَبْوَابَ العَافِيَةِ وَأَبْوَابَ الجَنَّةِ.

اللَّهُمَّ عَافِنَا مِنْ كُلِّ بَلَاءِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الآخِرَةِ وَاصْرِفْ عَنَّا بِحَقِّ القُرْآنِ العَظِيْمِ وَنَبِيِّكَ الكَرِيْمِ شَرَّ الدُّنْيَا وَعَذَابَ الآخِرَةِ،غَفَرَ اللهُ لَنَا وَلَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ العِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلَامٌ عَلَى المُرْسَلِيْنَ وَ الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَلَمِيْنَ

Allahummaftah lana abwabal khair, wa abwabal barakah, wa abwaban ni’mah, wa abwabar rizqi, wa abwabal quwwah, wa abwabas shihhah, wa abwabas salamah, wa wa abwabal ‘afiyah, wa abwabal jannah.

Allāhumma ‘afina min kulli bala ‘id duniya wa ‘adzabil akhirah, washrif ‘annāa bi haqqil Qur’anil ‘azham wa nabiiyikal karam syarrad duniya wa ‘adzabal akhirah. Ghafarallahu lana wa lahum bi rahmatika ya arhamar rahiman. Subhana rabbika rabbil ‘izzati ‘an ma yashifun, wa salamun ‘alal mursalin, walhamdulillahi rabbil ‘alamin.

Artinya:

“Ya Allah, bukalah bagi kami segala pintu kebaikan, pintu keberkahan, pintu kenikmatan, pintu rezeki, pintu kekuatan, pintu kesehatan, pintu keselamatan, pintu afiyah, dan pintu surga. Ya Allah, jauhkanlah dari kami semua ujian dunia dan siksa akhirat.

Palingkanlah kami dari keburukan dunia dan siksa akhirat dengan kebenaran Al-Qur’an yang agung dan derajat Nabi-Mu yang mulia. Semoga Allah mengampuni kami dan mereka. Wahai, zat yang maha pengasih. Maha suci Tuhanmu, Tuhan keagungan, dari segala yang mereka sifatkan.

Semoga salam tercurahkan kepada para Rasul. Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam.”

Doa Selamat Nabi Musa (Arab dan Terjemah)

رَبِّ نَجِّنِي مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ.

Artinya: “(Musa berkata) Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari orang-orang yang zalim itu.”

doa selamat dunia dan akhirat

Doa Selamat dari Tipu Daya Orang Kafir (Arab, Latin, Terjemah)

Selain dianjurkan untuk memperbanyak berdoa, cara yang tepat untuk menghadapi tipu daya kafir adalah dengan selalu bersabar dan bertakwa kepada Allâh Azza wa Jalla.

Hal tersebut sejalan dengan firman Allah Swt dalam ayat ini:

لَتُبْلَوُنَّ فِىٓ أَمْوَٰلِكُمْ وَأَنفُسِكُمْ وَلَتَسْمَعُنَّ مِنَ ٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْكِتَٰبَ مِن قَبْلِكُمْ وَمِنَ ٱلَّذِينَ أَشْرَكُوٓا۟ أَذًى كَثِيرًا ۚ وَإِن تَصْبِرُوا۟ وَتَتَّقُوا۟ فَإِنَّ ذَٰلِكَ مِنْ عَزْمِ ٱلْأُمُورِ

Artinya: “Sesungguhnya kalian akan diuji terhadap harta dan diri kalian. Dan kalian juga akan mendengar dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kalian dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah perkara yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan.” [Ali ‘Imran:186]

Doa Selamat dari Penguasa Zalim (Arab, Latin, Terjemah)

Ada tiga macam doa yang bisa dibaca untuk memohon keselamatan dari penguasa yang zalim, yaitu:

Pertama

اللَّهُمَّ لَا تُسَلِّطْ عَلَيْنَا بِذُنُوْبِنَا مَنْ لَا يَخَافُكَ فِيْنَا وَلَا يَرْحَمُنَا

Allahumma laa tusallith ‘alainaa bidzunubinaa man laa yakhafuka fiinaa wa laa yarhamunaa

Artinya: “Yaa Allah janganlah Engkau kuasakan (beri pemimpin) dikarenakan dosa-dosa kami (kepada-Mu) orang-orang yang tidak takut kepada-Mu atas kami dan tidak pula bersikap rahmah kepada kami.”

Kedua

اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا، اَللَّهُمَّ وَفِّقْهُمْ لِمَا فِيْهِ صَلَاحُهُمْ وَصَلَاحُ اْلإِسْلَامِ وَالْمُسْلِمِيْنَ، اَللَّهُمَّ أَعِنْهُمْ عَلَى الْقِيَامِ بِمَهَامِهِمْ كَمَا أَمَرْتَهُمْ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ أَبْعِدْ عَنْهُمْ بِطَانَةَ السُّوْءِ وَالْمُفْسِدِيْنَ وَقَرِّبْ إِلَيْهِمْ أَهْلَ الْخَيْرِ وَالنَّاصِحِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِ الْمُسْلِمِيْنَ فِيْ كُلِّ مَكَانٍ

Allahumma Ashlih wulata umuurina, Allahumma waffiqhim lima fihi shalaahuhum, wa shalahul Islami wal muslimin. Allhumma a’inhum ‘alal qiyami bi mahamihim kama amartahum ya rabbal ‘alamin. Allahumma ‘ab’id ‘anhum bithanats su’i wal mufsidin wa qarrrib ilaihim ahlal khairi wan nashihin ya rabbal ‘alamin. Allahumma ashlih wulata umuuril muslimin fi kulli makan

Artinya: “Ya Allah, jadikanlah pemimpin kami orang yang baik. Berikanlah taufik kepada mereka untuk melaksanakan perkara terbaik bagi diri mereka, bagi Islam, dan kaum muslimin. Ya Allah, bantulah mereka untuk menunaikan tugasnya, sebagaimana yang Engkau perintahkan, wahai Rabb semesta alam.

Ya Allah, jauhkanlah mereka dari teman dekat yang jelek dan teman yang merusak. Juga dekatkanlah orang-orang yang baik dan pemberi nasihat yang baik kepada mereka, wahai Rabb semesta alam. Ya Allah, jadikanlah pemimpin kaum muslimin sebagai orang yang baik, di mana pun mereka berada.”

Ketiga

اللهم إني أعوذبك من إمارةِ الصبيان والسفهاء

Allahumma inni a’udzubika min imratisshibyan was sufaha’

Artinya: “Yaa Allah, sungguh kami berlindung kepada-Mu dari pemimpin yang kekanak-kanakan dan dari pemimpin yang bodoh.”

Doa Selamat dalam Perjalanan

Dalam kitab al-Khulasah al-Madad Habib Umar menganjurkan untuk membaca beberapa bacaan berikut agar selamat dan dijaga selama dalam perjalanan.

Doa ini adalah doa musafir, yaitu doa bagi orang yang hendak melakukan perjalanan:

Doa Ketika Meninggalkan Rumah

بِاسْمِكَ اللَّهُمَّ خَرَجْنَا, وَأَنْتَ أَخْرَجْتَنَا, أَللَّهُمَّ سَلِّمْنَا وَسَلِّمْ مِنَّا وَرُدَّنَا سَالِمِيْنْ, وَهَبْ لِكُلٍّ مِنَّا مَا وَهَبْتَهُ لِلْغَانِمِيْنْ.

ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلْحَىُّ ٱلْقَيُّومُ ۚ لَا تَأْخُذُهُۥ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ ۚ لَّهُۥ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۗ مَن ذَا ٱلَّذِى يَشْفَعُ عِندَهُۥٓ إِلَّا بِإِذْنِهِۦ ۚ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَىْءٍ مِّنْ عِلْمِهِۦٓ إِلَّا بِمَا شَآءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ ۖ وَلَا يَـُٔودُهُۥ حِفْظُهُمَا ۚ وَهُوَ ٱلْعَلِىُّ ٱلْعَظِيمُ

Bismikallahumma kharajna, wa anta akhrajtana. Allahumma sallimna wa sallim minna wa ruddana salimiin, wa hab li kullin minna ma wahabtahu lil ghanimin.

Allahu la ilaha illa huwal hayyul qayyum. La takkhuzuhu sinatuw wala naum, lahu ma fissamawati wama fil ardh, man zal lazi yasyfa’u ‘indahu illa biiznih, ya’lamu ma baina aidihim wama khalfahum, wala yuhituna bi syai`in min ‘ilmihi illa bima syaa`, wasi’a kursiyu hussamawati wal ardh, wala yauduhu hifdhuhuma wahuwal ‘alyyul ‘adhim.

Artinya:

“Dengan nama-Mu, wahai Allah. Kami telah berangkat, dan Engkau telah (membantu kami) dalam keberangkatan kami; Ya Allah. Beri kami keselamatan dan jagalah (orang lain) agar selamat.

Allah, tidak ada Tuhan selain Dia, Yang Maha Hidup, Yang terus menerus mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi.

Tidak ada yang dapat memberi syafa’at (pertolongan) di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia Maha Mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang di belakang mereka dan mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun tentang ilmu-Nya melainkan apa yang Dia kehendaki.

Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Dan Dia tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Dia Mahatinggi lagi Mahabesar. [Q.S. Al-Baqarah: 255]

Doa Ketika Mulai Melakukan Perjalanan

أَللَّهُمَّ بِكَ انْتَشَرْتُ, وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ, وًبِكَ اعْتَصَمْتُ وَإِلَيْكَ تَوَجَّهْتُ. أَللَّهُمَّ أَنْتَ ثِقَتِيْ وَأَنْتَ رَجَائِى, فَاكْفِنِى مَا أَهَمَّنِيْ وَمَا لَا أَهَتَمُّ بِهِ, وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّى, عَزَّ جَارُكَ, وَجَلَّ ثَنَائُكَ, وَلَا إِلَهَ غَيْرُكَ. أَللَّهُمَّ زَوِّدْنِي التَّقْوَى و اغْفِرْلِي ذَنْبِي وَوَجِّهْنِي لِلْخَيْرِ أَيْنَمَا تَوَجَّهْتُ.

Allahumma bikan tasyartu, wa ‘alaika tawakkaltu, wabika’ tashamtu, wa ilaika tawajjahtu. Allahumma anta tsiqati wa anta raja`i, fakfini ma ahamtu bihi wama la ahtammu bihi, wama anta a’lamu bihi minni. ‘Azza jaaruka, wa jalla tsana,uka wala ilaha ghairuka. Allahumma zawwidnit taqwa waghfirli zanbi wawajjihni lilkhairi ainama tawajjahtu.

Artinya:

“Ya Allah. Bersama-Mu aku pergi keluar, dan kepada-Mu aku berserah diri, dan kepada-Mu aku berpegang teguh, dan untuk-Mu aku mengarahkan diriku; Ya Allah. Engkau adalah kepercayaanku dan Engkau adalah harapanku; cukupkanlah apaapa yang penting bagiku, dan (juga) apa yang tidak aku anggap penting; dan Engkau lebih mengetahui daripada aku tentang hal ini;

Kemuliaan adalah Pujian-Mu, dan tidak ada Tuhan selain Engkau; Ya Allah. Tambahkanlah ketakwaan padaku, ampunilah dosaku, dan arahkan aku ke jalan kebaikan, ke manapun aku menuju.”

doa selamat dunia akhirat dan artinya

Keutamaan Mengamalkan Doa Selamat

  1. Selalu menganggap diri butuh kepada Allah Swt dan tidak merasa angkuh.
  2. Mendapat penjagaan baik di dunia maupun di akhirat.

Kesimpulan

Sebagai manusia, tentu saja semua orang ingin mendapatkan keselamatan baik di dunia maupun di akhirat.

Untuk mendapatkan keselamatan yang diinginkan tersebut, modal utamanya adalah Iman dan takwa.

Setelah memiliki iman dan takwa, maka sangat dianjurkan untuk mengamalkan doa-doa keselamatan di atas.

Semoga kita senantiasa diberi perlindungan oleh Allah Swt baik di dunia dan akhirat dengan sebab memperbanyak membaca doa keselamatan. Aamiin ya Rabbal ‘alamin.

Referensi

https://kbbi.kemdikbud.go.id/. ↑

Syekh Ibnu Hajar al-Asqalani, Fath al-Bari Syarh Shahih al-Bukhari, Jld. XI, (Beirut: Dar al-Ma’rifah, t.t), h. 13 ↑

Kementrian Wakaf dan Urusan Islam Kuwait, Mausu’ah al-Fiqhiah, Cet. VII, Jld. 19 (Kuwait: Wazirah al-Auqaf wa Syu’un, 2013), h. 259. ↑

Syekh Ali bin Muhammad al-Baghdadi, Tafsir al-Khazin, (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 2008), h. 37. ↑

Muhammad bin Ahmad al-Qurthubi, Al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an, Cet. I, Jld. XII, (Beirut: Al-Risalah, 2006), h. 425. ↑

Habib Umar bin Hafidz, Khulah al-Mada, Aurad wa al-‘Ad’iyyah Waridah wa al-Ma’tsurah, Cet. 5, (Tarim: Maktabah Tarim al-Haditsah, 2019), h. 46-47. ↑