Doa Sebelum dan Sesudah Belajar

Sejak kecil, di sekolah, kamu pasti sudah dibiasakan untuk membaca doa sebelum belajar setiap pagi. Begitu juga ketika pelajaran selesai, anak-anak diajarkan doa setelah belajar.

Diajarkannya doa sebelum belajar maupun setelahnya menandakan bahwa bagi umat Islam, menuntut ilmu adalah hal yang sangat penting, bahkan menjadi kewajiban yang harus ditunaikan.

Begitu pentingnya menuntut ilmu sehingga kewajiban untuk belajar diterangkan dalam beberapa ayat suci Al-Quran dan hadits.

Bahkan, disebutkan juga bahwa belajar memiliki keistimewaan yang lebih besar dibandingkan sejumlah kegiatan lainnya yang juga dianjurkan dalam Islam.

Bicara mengenai menuntut ilmu, ternyata kewajiban ini tidak hanya dilakukan dengan bersekolah saja.

Kamu juga bisa menimba ilmu atau belajar dengan mengikuti forum kajian, menyimak majelis, hingga membaca buku atau pun kitab.

Sungguh, agama Islam sangat memudahkan umatnya untuk selalu meningkatkan keimanan dan kemampuan diri.

Karena itulah, doa sebelum belajar dan sesudahnya wajib dihafalkan.

Bukan hanya satu, tetapi ada beberapa macam doa sebelum belajar yang penting untuk dipelajari, dihafalkan, dan diamalkan, demikian juga dengan doa sesudah belajar.

Untuk membantu memahami doa sebelum belajar, mulai dari lafal dan artinya, adab menuntut ilmu, hingga keutamaannya, Hasana.id sudah menyiapkan ulasan lengkapnya untuk kamu.

Doa Sebelum Belajar

Kewajiban menuntut ilmu atau belajar hingga akhir hayat memang tidak bisa dibilang mudah.

Ada banyak godaan yang akan datang, mulai dari rasa malas hingga tiba-tiba merasa mengantuk yang membuatmu akhirnya tidak dapat menangkap ilmu yang dipelajari.

Itulah sebabnya membaca doa sebelum belajar sangat disarankan sebagai permohonan kepada Sang Pemilik Ilmu agar diberi kemudahan, kelancaran, dan ketenangan dalam menimba ilmu.

Membaca doa sebelum belajar juga dimaksudkan agar Allah memberikan anugerah kepada hamba-Nya dalam menuntut ilmu, yaitu dapat memahami dan mengamalkan ilmu tersebut.

Adapun cara yang tepat dalam memanjatkan doa sebelum belajar adalah dengan melakukannya secara khusyuk dan tawadhu.

Berikut doa sebelum belajar yang bisa kamu hafalkan:

رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا، وَارْزُقْنِيْ فَهْمًا وَاجْعَلْنِيْ مِنَ الصَّالِحِيْنَ

اَللَّهُمَّ اَخْرِجْنَا مِنْ ظُلُمَاتِ الْوَهْمِ وَاَكْرِمْنَا بِنُوْرِ الْفَهْمِ وَافْتَحْ عَلَيْنَا بِمَعْرِفَةِ الْعِلْمِ وَنَوِّرْ قُلُوْبَنَا بِنُوْرِ هِدَايَتِكَ كَمَا نَوَّرْتَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَسَهِّلْ لَنَا اَبْوَابَ فَضْلِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

Robbii zidnii ‘ilman, warzuqnii fahman, waj’alnii minash-shoolihiin. Allahumma akhrijna min dzulumatil wahmi wa akrimna bi nuuril fahmi waftah ‘alaina bima’rifatil ‘ilmi wa nawwir quluubana binuuri hidayatika kama nawwartas syamsa wal qomar wa sahhil lanaa abwaaba fadhlika yaa arhamar rohimin.

Artinya:

“Ya Allah, tambahkanlah aku ilmu, berilah aku karunia untuk dapat memahaminya, dan jadikanlah aku termasuk golongan orang-orang yang saleh. Ya Allah, kabulkanlah doaku ini. Ya Allah, keluarkanlah kami dari kegelapan prasangka, muliakanlah kami dengan cahaya kepahaman, bukakanlah pengertian ilmu kepada kami, terangilah hati kami dengan cahaya petunjuk-Mu sebagaimana Kau terangi matahari dan rembulan, dan bukakanlah untuk kami pintu-pintu anugerah-Mu, wahai Dzat yang paling penyayang.”

Doa Setelah Belajar

Selain membaca doa sebelum belajar, hendaklah kamu membaca doa juga setelah belajar.

Mengucapkan doa setelah belajar adalah tanda syukur kepada Allah Swt. karena telah dikabulkannya doa sebelum belajar yang dibaca di awal tadi.

Lebih dari itu, doa sesudah belajar juga menjadi rasa syukur atas kesempatan yang telah diberikan oleh Allah Swt. untuk bisa mengasah akal dan pikiranmu.

Kalau doa sebelum belajar adalah permohonan untuk dimudahkan dalam menuntut ilmu, membaca doa setelah selesai belajar akan membantumu mendapatkan berkah dari ilmu tersebut.

Diharapkan, ilmu yang telah dipelajari sebelumnya dapat diterapkan dan membawa kebaikan serta manfaat bagi umat muslim, baik di dunia maupun di akhirat kelak.

Adapun lafadz doa setelah belajar adalah:

اَللَّهُمَّ اِنِّى اِسْتَوْدِعُكَ مَا عَلَمْتَنِيْهِ فَارْدُذْه اِلَىَّ عِنْدَ حَاجَتِى اِلَيْهِ وَ لاَ تَنْسَنِيْهِ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ

Allahumma innii ishtaudi’uka maa ‘allamtaniihi faardud’hu ilayya ‘inda haajatii walaa tanshaniihi yaarobbal ‘aalamiina.

Artinya:

“Ya Allah, sesungguhnya, aku titipkan kepada-Mu apa yang telah Kau ajarkan kepadaku, maka kembalikanlah ia kepadaku ketika aku membutuhkannya. Dan janganlah Kau buat aku lupa padanya, wahai Tuhan yang memelihara alam.”

Perintah Allah untuk Menuntut Ilmu

Agar lebih termotivasi untuk menghafalkan dan mengamalkan doa sebelum belajar, ada baiknya kamu juga memahami landasan perintah menuntut ilmu di dalam Islam.

Dalam penjelasan yang tercantum pada beberapa ayat dan hadits, bisa disimpulkan bahwa Allah Swt. memerintahkan hamba-Nya untuk menggunakan akal dan pikiran yang telah diberikan.

Salah satu caranya adalah dengan menimba ilmu sebanyak-banyaknya agar manusia dapat meningkatkan kapasitas dirinya.

Tidak hanya itu, menimba ilmu juga sangat penting bagi seorang muslim agar ia bisa memahami ilmu agama sehingga bisa melaksanakan kewajiban dan amal saleh sesuai syariat Islam.

Tentu kamu juga tahu betapa banyak orang yang merasa pintar sehingga bersikap sombong, padahal tidak mengamalkan apa yang telah diajarkan oleh agama Islam dengan benar.

Sedemikian pentingnya menuntut ilmu hingga wahyu pertama yang Allah Swt. sampaikan kepada Rasulullah adalah perintah untuk “iqra’” yang berarti “bacalah”.

Kisah tersebut bermula ketika Muhammad, yang pada saat itu belum diangkat menjadi rasul, kerap bermimpi, tetapi mimpi beliau terasa seperti nyata.

Merasa gelisah dan tidak tenang, beliau pun memilih untuk menenangkan diri dan menyendiri di sebuah gua yang dikenal dengan nama Gua Hira.

Di tempat inilah, Allah Swt. pertama kalinya memberikan perintah belajar, sebagaimana tertuang dalam Al-Qur’an surah Al-Alaq ayat 1-5 yang berbunyi:

اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَۚ – ١

Iqra` bismi rabbikallażī khalaq.

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan.”

خَلَقَ الْاِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍۚ – ٢

Khalaqal-insāna min ‘alaq.

“Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.”

اِقْرَأْ وَرَبُّكَ الْاَكْرَمُۙ – ٣

Iqra` wa rabbukal-akram.

“Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia.”

الَّذِيْ عَلَّمَ بِالْقَلَمِۙ – ٤

Allażī ‘allama bil-qalam.

“Yang mengajar (manusia) dengan pena.”

عَلَّمَ الْاِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْۗ – ٥

‘Allamal-insāna mā lam ya’lam.

“Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.”

Mengapa Allah Swt. Memilih Kata “Iqra” sebagai Wahyu Pertama?

Di antara puluhan ribu kata yang ada di dalam Al-Quran, kata “iqra’” dipilih oleh Allah Swt. sebagai kata yang pertama kali diturunkan kepada nabi-Nya.

Padahal, jika dilihat lebih detail, kebanyakan kata-kata yang tercantum di dalam Al-Qur’an biasanya akan merujuk pada perintah untuk:

  • mendirikan salat;
  • menunaikan zakat;
  • berjihad di jalan Allah Swt.;
  • melakukan hal yang terpuji dan menghindari perbuatan yang mungkar;
  • bersabar ketika menghadapi ujian atau cobaan ; serta
  • menyedekahkan sebagian rezeki yang diberikan oleh Allah Swt.

Rupanya, Allah memiliki alasan tersendiri mengapa kata “iqra’” diturunkan sebagai wahyu pertama.

Alasan pertama tidak lain karena Allah sangat menyayangi Nabi Muhammad saw. yang memiliki akhlak mulia, kendati beliau tidak bisa membaca atau menulis.

Yang kedua, hal tersebut juga mengungkapkan maksud tersendiri dari Allah yang menginginkan agar segala sesuatu yang akan dilakukan oleh hamba-Nya harus berlandasan ilmu.

Salah satu pintu untuk menuntut ilmu adalah dengan membaca.

Janganlah Merasa Sudah Pintar ketika Hendak Belajar

Kewajiban dalam menuntut ilmu juga tertuang dalam sejumlah hadis dan kisah-kisah para ulama. Salah satunya seperti yang tertera pada kitab Ulumiddin karya Imam al-Ghazali.

Dalam kitab tersebut, Abdullah bin Mubarak mengatakan bahwa seseorang akan menjadi orang yang pintar jika ia terus menimba ilmu.

Namun, ketika orang tersebut merasa sudah pintar maka ia justru merupakan orang yang bodoh.

Pernyataan dari Abdullah bin Mubarak tersebut juga memiliki arti lain bahwa manusia tidak boleh berpuas diri, sombong, dan merasa telah sempurna dalam segala hal.

Lebih lanjut, sebagai hamba Allah Swt., manusia hendaknya selalu belajar tentang banyak hal secara terus-menerus hingga ajal menjemput.

Tidak hanya dituntut untuk menimba ilmu sebanyak-banyaknya, umat muslim juga diminta untuk memahami apa yang telah dipelajarinya.

Namun, kembali lagi kepada kuasa Allah Swt. yang akan menjadikan hamba-Nya tersebut dapat memahami ilmu yang telah dipelajarinya atau tidak.

Oleh karena itu, sangat tidak disarankan untuk merasa sombong agar Allah Swt. senantiasa melimpahkan rahmat dan anugerah-Nya.

Salah satu cara agar bisa mendapatkan anugerah tersebut adalah dengan berikhtiar sekaligus memperbanyak doa, tentu termasuk doa sebelum belajar.

Adab Belajar Menurut Islam

Dalam Islam, setiap kegiatan tentu memiliki adab tersendiri, tidak terkecuali ketika kamu akan menuntut ilmu. Melakukan kegiatan sesuai dengan adab akan memberimu keberkahan.

Bicara mengenai adab belajar, hal ini juga tertuang dalam sebuah kisah, yaitu ketika Imam Malik kepada berkata kepada seorang pemuda, “Pelajarilah adab sebelum mempelajari suatu ilmu”.

Kalimat itu menunjukkan bahwa adab harus didahulukan daripada ilmu. Oleh karena itu, sebelum menuntut ilmu, kamu juga wajib mengetahui dan memahami adab yang dianjurkan.

Nah, berikut adab-adab saat menimba ilmu yang telah Hasana.id rangkum untuk kamu.

Niat

Adab pertama yang harus kamu lakukan sebelum menimba ilmu adalah memantapkan niat. Pastikan niatmu menuntut ilmu hanya karena Allah Swt.

Hal tersebut tertuang dalam salah satu ayat suci Al-Quran, tepatnya di dalam surah Al-Bayyinah ayat 5 yang berbunyi:

وَمَآ اُمِرُوْٓا اِلَّا لِيَعْبُدُوا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ەۙ حُنَفَاۤءَ وَيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوا الزَّكٰوةَ وَذٰلِكَ دِيْنُ الْقَيِّمَةِۗ

Wa mā umirū illā liya’budullāha mukhliṣīna lahud-dīna ḥunafā`a wa yuqīmuṣ-ṣalāta wa yu`tuz-zakāta wa żālika dīnul-qayyimah.

Artinya:

“Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama dan juga agar melaksanakan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar).”

Memanjatkan Doa

Setelah memantapkan niat belajar karena Allah Swt., Nabi Muhammad saw. juga menyarankan agar umat muslim melanjutkannya dengan memanjatkan doa.

Doa tersebut tidak lain adalah bentuk permohonan dari seorang hamba kepada Sang Khalik agar Dia melimpahkan anugerah dan rahmat-Nya.

Sudah tentu, termasuk di dalam doa yang dimaksud adalah doa sebelum belajar dan setelahnya.

Anugerah serta rahmat yang Allah berikan kepada hamba-Nya yang sedang belajar bisa banyak bentuknya.

Contohnya adalah dengan membuat seorang hamba memahami ilmu-ilmu yang telah dipelajarinya.

Bisa juga dengan membuat ilmu-ilmu yang telah dipelajari oleh hamba tersebut dapat memberikan kebaikan dan keberkahan bagi lingkungan sekitar maupun sesama umat muslim.

Adapun doa yang biasa dilafadzkan oleh Rasulullah saw. berbunyi:

اَللّٰهُمَّ اخْرِجْنَا مِنْ ظُلُمَاتِ الْوَهْمِ وَاَكْرِمْنَا بِنُوْرِالْفَهْمِ وَافْتَحْ عَلَيْنَا بِمَعْرِفَتِكَوَسَهِّلْ لَنَآ اَبْوَابَ فَضْلِكَ يَآ اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

Alloohumma akhrijnaa min dzulumaatilwahmi wa akrimnaa binuuril fahmi waftah’alainaa bima’rifatika asahhil Lanaa Abwaaba fadl-lika ya arhamar roohimiin.

Artinya:

“Ya Allah, bebaskanlah kami dari kegelapan prasangka, muliakanlah kami dengan cahaya kepahaman, bukakanlah pengertian ilmu pada kami dan bukakanlah untuk kami pintu-pintu anugerah-Mu, wahai Dzat yang Maha Penyayang.”

Bersungguh-sungguh dalam Belajar

Akan sangat merugi jika kamu melewatkan adab yang ketiga satu ini. Bersungguh-sungguh dalam belajar merupakan adab yang dianjurkan bagi setiap umat muslim.

Bahkan, sejumlah hadits juga menjelaskan agar orang Islam hendaknya belajar seperti orang yang sangat haus dan lapar terhadap makanan.

Hal tersebut tertuang dalam sebuah hadits riwayat Al-Baihaqi yang berbunyi:

: أَنّ النَّبِيَّ، صَلَّى الله عليه وسَلَّمَ قَالَ

مَنهُومَانِ لا يَشبَعَانِ: مَنهُومٌ فِي العِلمِ لا يَشبَعُ مِنهُ، وَمَنهُومٌ فِي الدُّنيَا لا يَشبَعُ مِنه

‘Ana annabiyya , shallallahu‘alaihi wasalaa qala:manhuman la yashba’ani: manhum fi al’ilm la yashba’ uminh , wamanhum fi aldunya la yashba’u minh.

Artinya:

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dua orang yang rakus yang tidak pernah kenyang, yaitu orang yang rakus terhadap ilmu dan tidak pernah kenyang dengannya serta orang yang rakus terhadap dunia dan tidak pernah kenyang dengannya.” (HR Al-Baihaqi)

Allah Swt. secara tidak langsung memerintahkan hamba-Nya untuk menuntut ilmu secara terus-menerus tanpa henti agar bisa menambah wawasan sekaligus mengasah akal dan pikiran.

Hal tersebut akan mendorong seorang muslim untuk menjadi insan yang berilmu dan mampu membawa kebaikan dalam hidupnya.

Menjauhi Perbuatan Maksiat

Allah Swt. sangat membenci perbuatan maksiat. Tidak heran jika kamu yang ingin menuntut ilmu diwajibkan untuk menjauhi perbuatan maksiat.

Berhati-hatilah karena seorang muslim yang meninggalkan kewajibannya sebagai pemeluk agama Islam juga bisa dikatakan telah melakukan perbuatan maksiat.

Sejumlah perbuatan lainnya yang mungkin dianggap remeh dan biasa ternyata juga termasuk perbuatan maksiat.

Contoh maksiat adalah ghibah, berkata bohong, mengadu domba satu sama lain, mencuri, berzina, minum minuman keras dan alkohol, hingga durhaka kepada kedua orang tua.

Agama Islam juga telah menegaskan barang siapa yang melakukan perbuatan maksiat maka hidupnya akan sia-sia.

Tentu kamu tidak menginginkan hal tersebut, bukan? Terlebih lagi, ternyata orang-orang yang melakukan perbuatan maksiat juga sangat merugi.

Sudah ditetapkan oleh Allah Swt. bahwa orang yang menuntut imu akan mendapatkan keberkahan ilmu sekaligus cahaya dalam hatinya.

Namun, dengan berbuat maksiat, orang-orang tersebut dipastikan tidak akan mendapatkan cahaya yang diberikan oleh Allah Swt.

Karena itu, bisa disimpulkan bahwa seseorang yang melakukan perbuatan maksiat tidak akan mendapatkan keberkahan selama menimba ilmu.

Hal ini bisa saja ditandai dengan kurangnya ilmu atau bahkan orang tersebut menjadi tidak bisa memahami ilmu yang telah dipelajarinya.

Jangan Sombong

Adab lainnya agar mendapat keberkahan dari belajar adalah menjadi orang yang rendah hati. Kamu tidak diperbolehkan untuk menyombongkan diri ketika sedang belajar.

Hal ini juga secara jelas telah tertuang dalam salah satu hadis riwayat Bukhari yang menyebutkan bahwa ada dua orang yang tidak belajar ilmu.

Orang pertama adalah orang yang pemalu dan yang kedua adalah orang yang sombong.

Dari hadis tersebut bisa disimpulkan bahwa orang yang sombong akan merasa dirinya sudah pintar dan tidak mau mempelajari hal-hal yang baru.

Tidak heran jika orang-orang yang demikian akan merugi karena telah menyia-nyiakan kesempatan untuk mengasah akal dan pikirannya.

Lebih lanjut, perbuatan sombong juga merupakan perbuatan yang tidak disukai oleh Allah Swt. dan juga Nabi Muhammad saw.

Dalam surah Luqman ayat 18, Allah Swt. dengan tegas menyatakan larangan bersikap sombong.

وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِى الْاَرْضِ مَرَحًاۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُوْرٍۚ

Wa lā tuṣa”ir khaddaka lin-nāsi wa lā tamsyi fil-arḍi maraḥā, innallāha lā yuḥibbu kulla mukhtālin fakhụr.

Artinya:

“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.

Sayangnya, kerap kali sikap sombong ini tidak disadari.

Sombong dalam hal menuntut ilmu bukan saja merasa sudah menguasai ilmu yang dipelajarinya atau merasa paling pintar, tetapi juga berlaku buruk terhadap guru.

Bahkan, tahukah kamu bahwa tidak membaca doa sebelum belajar pun bisa dikatakan sebagai bentuk kesombongan?

Padahal, orang-orang seperti inilah yang justru merugi karena tidak bisa mendapatkan dan memahami ilmu yang disampaikan. Sungguh, celakalah golongan orang-orang yang sombong

Memperhatikan Penjelasan Guru

Adab yang tidak kalah penting adalah bersikap sopan dan baik kepada guru, termasuk di dalamnya adalah memperhatikan penjelasan yang diberikan.

Memperhatikan penjelasan guru bukan saja menjaga kesopanan, tetapi juga akan membantu kamu untuk lebih memahami ilmu yang dipelajari.

Ingatlah bahwa memahami ilmu yang sedang dipelajari merupakan salah stau anugerah yang diberikan oleh Allah Swt. kepada hamba-Nya yang sedang menuntut ilmu.

Keutamaan Mencari Ilmu

Allah Swt. memang mewajibkan setiap hamba-Nya untuk mencari ilmu di mana pun dan kapan pun. Bahkan, Dia juga meminta hamba-Nya untuk terus belajar hingga akhir hayatnya.

Perintah tersebut tentunya bukan tanpa alasan karena Allah Swt. telah menjaminkan sejumlah keutamaan bagi para pencari ilmu. Berikut beberapa di antaranya.

Diberikan Kemudahan Menuju Surga

Salah satu jalan yang akan menuntun manusia menuju surga adalah belajar. Hal ini telah tercantum dalam salah satu hadits yang berbunyi:

وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

Waman salaka ṭarīqā īaltamisu fīhi ʿilmmā sahawla al-lawhu lahu bihi ṭarīqā īlai al-ǧanawẗi.

Artinya: “Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR Muslim, no. 2699)

Ilmu Dihitung sebagai Amal Jariah

Ilmu yang telah dipelajari di dunia juga bisa menjadi amal jariah dan bekal hamba-Nya di akhirat kelak. Hal ini juga tertuang dalam sebuah hadis riwayat Muslim lainnya, yaitu”

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

Īḏā māta al-īnsānu anqaṭaʿa ʿamaluhu īlawā min ṯalāṯaẗ min ṣadaqaẗ ǧārīaẗ waʿilm īuntafaʿu bihi wawalad ṣāliḥ īadʿū lahu.

Artinya:

“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya, kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariah, ilmu yang dimanfaatkan, dan doa anak yang saleh.” (HR Muslim no. 1631)

Dari hadis di atas bisa disimpulkan bahwa ilmu yang telah dipelajari dapat membawa kebaikan untuk sesama umat.

Bahkan, ilmu yang diajarkan, kemutidan diterapkan oleh orang lain akan menjadi hitungan amal jariah setelah meninggal nanti.

Diangkat Derajatnya oleh Allah Swt.

Dalam surah Al-Mujadilah ayat 11 dijelaskan bahwa Allah Swt. akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman dan orang yang senantiasa mencari ilmu pengetahuan.

Bahkan, dalam surah Al-Mulk ayat 10, Allah juga menjamin siapa saja yang mencari ilmu untuk tidak masuk ke dalam daftar calon penghuni neraka.

Senantiasa Bersikap Tawadhu

Makin tinggi ilmu seseorang maka akan makin rendah hati orang tersebut, sebagaimana padi makin berisi akan makin merunduk.

Orang yang berilmu tinggi akan menyadari bahwa dirinya bukanlah apa-apa jika dibandingkan dengan alam semesta beserta isinya yang telah diciptakan oleh Allah Swt.

Makin banyak ia belajar, makin sadar pula bahwa masih ada begitu banyak hal yang tidak diketahuinya. Membaca doa sebelum belajar adalah bentuk sikap tawadhu ini.

Diberikan Kebaikan di Dunia dan Akhirat

Keutamaan lainnya dari belajar adalah mendapatkan kebaikan di dunia dan di akhirat. Hal ini sudah dijamin dan tercantum dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 2.

Dalam ayat tersebut, dijelaskan bahwa Allah Swt. hanya akan memberikan anugerah karunia yang banyak kepada orang-orang yang berakal.

Anugerah tersebut adalah berupa pemahaman terhadap ilmu-ilmu yang terkandung di dalam Al-Quran dan as-Sunah.

Tidak heran jika orang yang mampu memahami ilmu Al-Qur’an dan as-Sunah mampu menjalani kehidupan sesuai dengan perintah Allah Swt.

Tidak hanya bisa menjalani kehidupan di dunia dengan baik, pemahaman akan kedua ilmu tersebut juga akan menjadi bekal di akhirat kelak.

Nah, setelah membaca sejumlah penjelasan mengenai doa sebelum belajar maupun setelahnya, jangan sampai kamu menyia-nyiakan waktu, ya!

Jangan pernah berhenti untuk mencari ilmu hingga akhir hayat sesuai dengan adab yang telah diajarkan oleh syariat Islam dan amalkan doa sebelum belajar yang sudah dipahami.

 

Source:

https://islam.nu.or.id/post/read/85900/doa-paham-ilmu-kh-mashum-lasem-dibaca-sebelum-belajar

Kewajiban Menuntut Ilmu: Dalil dari Al-Quran dan Hadits

Berdoa dan Mendoakan Sebelum Belajar

Doa Sebelum dan Setelah Belajar

Iqra, Wahyu Yang Pertama Kali Turun

 

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

close-link