Mengenal Buya Yahya, Sosok Penting Pendiri Majelis Al-Bahjah

Nama Buya Yahya tentu bukan nama yang asing di telinga masyarakat Indonesia.

Pengasuh Pondok Pesantren dan Lembaga Pengembang Dakwah Al-Bahjah tersebut dikenal dengan tablighnya yang enak didengar dan komunikatif.

Buya juga sangat mengikuti perkembangan zaman dalam menyampaikan pesan-pesan dan ilmu agamanya kepada khalayak.

Salah satu caranya adalah dengan aktif mengunggah video dakwahnya di berbagai platform media sosial.

Apakah kamu tertarik untuk mengetahui lebih lanjut mengenai profil Buya Yahya dan pandangan-pandangannya terhadap persoalan yang dihadapi umat muslim?

Langsung saja simak informasinya berikut ini.

Sekilas Biografi Buya Yahya

Sebelum memahami pandangan-pandangan Buya terhadap berbagai persoalan, ada baiknya kamu membaca biografi singkatnya terlebih dahulu.

Pria dengan nama lengkap Yahya Zainul Ma’arif Jamzuri ini lahir pada hari Rabu Legi, tanggal 10 Agustus 1973 Masehi atau bertepatan dengan 16 Rajab 1393 Hijriah.

Ia lahir di Blitar, Jawa Timur, dan menghabiskan masa kecil di tempat lahirnya tersebut.

Ayah Buya Yahya adalah Jamzuri, sedangkan istrinya adalah Fairuz Ar-Rahbini. Bersama istrinya tersebut, Buya telah dikarunia empat orang anak.

Saat tulisan ini dibuat, Buya telah menetap di Sendang, Sumber, Cirebon, Jawa Barat atau tepatnya di lingkungan Lembaga Pengembangan Dakwah Al-Bahjah yang didirikannya.

Riwayat Pendidikan Nonformal

Buya memulai pendidikan islamnya di Madrasah Diniah Al-Falah di kota kelahirannya.

Ia menghabiskan delapan tahun untuk belajar di madrasah tersebut di bawah asuhan al-Murobbi K.H. Imron Mahbub.

Pada saat menuntut ilmu Al-Qur’an di Blitar, Buya belajar pada guru yang tak lain adalah Kyai Muhammad Ruba’I Marzuqi, salah satu murid K.H. M. Arwani Kudus.

Di Pondok Pesantren Darullughoh Wadda’wah Bangil yang terletak di Pasuruan, Buya belajar selama 8 tahun di bawah asuhan al-Murobbi Al-Habib Hasan Bin Ahmad Baharun.

Bukan cuma sampai di situ saja, ia juga sempat belajar agama di Hadramaut selama sembilan tahun kepada para ulama di Tarim dan Mukalla, Hadramaut, Yaman.

Selama di Hadramaut, ia mempelajari ilmu agama di bawah asuhan al-Murobbi al-Habib Idrus bin Umar al-Kaf dan al-Murobbi al-Habib Abdullah bin Muhammad Baharun.

Riwayat Pendidikan Formal

Buya Yahya juga menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah pertama di kota kelahirannya.

Sementara itu, pendidikan tingkat menengah atasnya diselesaikan di Pondok Pesantren Darullughoh Wadda’wah yang terletak di Bangil.

Ia kemudian melanjutkan pendidikannya di Universitas Al-Ahgaf Hadramaut, Yaman, seraya memperdalam ilmu agama di sana hingga mendapat gelar Lc. dan Master.

Tidak cukup sampai di situ, Buya kemudian melanjutkan pendidikan di American University for Human Sciences di California untuk meraih gelar doktor atau Ph.D.

Guru-Guru Buya Yahya Selama Belajar Ilmu Agama

Karena menuntut ilmu di berbagai tempat, Buya mempunyai banyak guru, baik dari Indonesia maupun dari luar negeri.

Namun, di antara guru-guru tersebut, ada dua yang mempunyai pengaruh kuat terhadap pemikiran Buya, yaitu:

  • al-Mursyid al-Habib Abdullah bin Muhammad Baharun; dan
  • al-Murobbi al-Mursyid al-Habib Hasan bin Ahmad Baharun.

Al-Murobbi al-Mursyid al-Habib Hasan bin Ahmad Baharun adalah rektor di Universitas Al Ahgaff di Yaman.

Adapun al-Mursyid al-Habib Abdullah bin Muhammad Baharun adalah sosok penting pendiri Pondok Pesantren Darullughogh Waddakwah di Pasuruan, Jawa Timur.

Guru Buya Yahya lainnya adalah Habib Abdullah Maulahailah, Habib Ahmad bin Husin Assegaf, Habib Qosim bin Ahmad Baharun, Habib Soleh bin Ahmad Alidrus, dan Habib Muhammad Alhaddad.

Selain itu, Buya juga sempat belajar agama di bawah asuhan Ust. Nasihin, Ust. Qoimuddin Abdullah, dan K.H. Imron Mahbub.

Guru Buya dari luar negeri antara lain:

  • Syaikh Fadhol Bafadhol;
  • Syaikh Muhammad Baudhon;
  • Habib Idrus bin Umar Alkaf;
  • Syaikh Muhammad al-Khotib;
  • Dr. Mahmud Assulaimani; dan
  • Habib Salim asy-Syathri Tarim.

Kegiatan Buya Yahya Saat Ini

Saat ini, kegiatan utama Buya adalah mengasuh Pondok Pesantren Al-Bahjah yang ia rintis sejak 1426 Hijriah atau bertepatan dengan tahun 2006 Masehi.

Al-Murobbi al-Habib Abdullah Baharun kemudian meresmikan pondok pesantren tersebut pada tanggal 24 Muharram 1431 Hijriyah atau 10 Januari 2010 Masehi.

Pondok Pesantren Al-Bahjah memiliki cabang-cabang yang didirikan di berbagai kota, baik di Indonesia maupun Malaysia.

Program yang ditawarkan pondok pesantren tersebut meliputi pendidikan formal dan nonformal.

Untuk jenjang pendidikan formal, Pondok Pesantren Al-Bahjah menyediakan pendidikan SD, SMP, hingga SMA Boarding School.

Pada jenjang pendidikan tinggi, ada STAI Al-Bahjah (STAIBA) yang menyediakan Fakultas Da’wah dan Syari’ah.

Sementara itu, untuk pendidikan nonformal, pondok pesantren tersebut menyediakan pendidikan menghafal Al-Qur’an untuk anak-anak usia 10 sampai 15 tahun.

Tersedia juga pendidikan tafaqquh, yaitu program khusus memperdalam ilmu agama Islam, untuk remaja usia 15 tahun ke atas.

Kajian Buya Yahya Melalui Ragam Media Sosial

Selain aktif mengasuh Pondok Pesantren Al-Bahjah, Buya juga aktif dalam mengisi kajian di berbagai tempat, termasuk melalui media sosial.

Kajian Buya dapat ditemukan di Al-Bahjah TV, yaitu sebuah TV parabola yang menjangkau seluruh Indonesia dan beberapa negara tetangga.

Buya juga aktif mengisi kajian di Radioqu, sebuah stasiun radio yang dapat dijangkau di beberapa kota di Indonesia.

Kamu juga bisa mengikuti kanal YouTube Al-Bahjah TV untuk menonton kajian-kajian Buya Yahya melalui ponsel atau laptop.

Melalui media sosial lainnya, seperti Twitter dan Instagram, Buya Yahya juga tak jarang menyampaikan informasi-informasi mengenai program Al-Bahjah kepada masyarakat.

Tanggapan Buya Yahya Tentang Berita-Berita Terkini

Bukan hanya mengisi kajian bertema ibadah dan keagamaan, Buya juga sering memberikan aspirasi dan pendapatnya terkait isu-isu yang sedang marak di Indonesia saat ini.

Banyak juga kajian-kajiannya yang membahas masalah-masalah menarik seputar kehidupan sehari-hari yang dikemas menarik melalui video YouTube.

Sebagai tambahan wawasan untukmu, Hasana.id telah merangkum beberapa tanggapan Buya Yahya mengenai berita-berita terkini dan masalah-masalah menarik tersebut.

Bagaimana Tanggapan Buya Yahya Terhadap Pandemi Covid-19?

Selama negeri ini berperang melawan Covid-19, tidak jarang berbagai kalangan saling melontarkan pendapat mengenai cara pihak-pihak terkait menangani setiap kasus yang ada.

Lalu, bagaimana tanggapan Buya Yahya terhadap berbagai situasi terkait penyebaran virus corona tersebut?

Pemerintah Wajib Mengedepankan Kejujuran

Menurutnya, hal yang paling diperlukan dalam hal ini adalah kejujuran pihak pemerintah dan medis dalam upaya penanganan kasus Covid-19 ini.

Apabila dengan kapasitasnya pemerintah dan tenaga medis menganjurkan untuk melakukan kegiatan di rumah masing-masing, Buya pun menganggap bahwa hal tersebut wajib dipatuhi.

Shalat Jumat Boleh diganti Shalat Dzuhur Sementara

Terkait tidak diperbolehkannya shalat Jumat di masjid, Buya juga menyampaikan bahwa masih ada alternatif lain yang bisa dilakukan umat, yaitu dengan diganti di rumah.

Selama hal ini memang jujur disebabkan masalah medis, Buya menjelaskan bahwa shalat Jumat berjamaah bisa digantikan dengan shalat Dzuhur untuk sementara.

Ia juga mengatakan bahwa seharusnya umat Islam tidak perlu ambil pusing dan menjalankan anjuran tersebut.

Yang terpenting, anjuran untuk mendirikan shalat di rumah masing-masing tersebut diambil untuk kebaikan semua orang,

Selain itu, ia juga menambahkan bahwa kegiatan-kegiatan di rumah saja justru memungkinkan waktu untuk bercengkrama bersama keluarga menjadi lebih banyak.

Ceramah para Ustadz Sebaiknya Dilakukan secara Daring

Banyak ustadz, seperti Ustadz Adi Hidayat, Ustadz Abdullah Gymnastiar, dan Ustadz Abdul Somad menghentikan sementara ceramah-ceramah mereka yang dihadiri banyak orang.

Hal ini senada dengan anjuran pemerintah dan tenaga kesehatan untuk mengurangi kegiatan-kegiatan yang mengumpulkan banyak orang.

Buya juga mendukung keputusan para ustadz tersebut, yang meniadakan ceramah dan taklimnya untuk sementara.

Menurutnya, ceramah masih bisa dilakukan dari rumah dan masyarakat dapat menontonnya melalui televisi maupun media lainnya.

Mendukung Program Vaksinasi

Terkait Covid-19 ini, Buya menegaskan bahwa dirinya akan mendukung apa pun yang diputuskan oleh pemerintah selama hal tersebut diambil untuk melindungi masyarakat.

Bentuk dukungan tersebut juga ditunjukkan oleh Buya Yahya dengan melakukan vaksinasi Covid-19 beberapa waktu lalu.

Buya Yahya secara resmi disuntik vaksin CoronaVac dari Sinovac Biotech pada 19 Jumadil Akhir 1442 Hijriah atau bertepatan dengan awal Februari 2021 lalu.

Ia menerima suntikan vaksin tersebut dari Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon ketika berada di LPD Al-Bahjah.

Pada kesempatan yang sama, Buya juga mengungkapkan bahwa untuk memerangi virus corona ini, masyarakat tidak bisa hanya berdoa saja, tetapi juga harus diikuti dengan usaha.

Menurutnya, salah satu cara untuk tetap sehat selama masa pandemi ini adalah dengan melakukan vaksinasi yang diprogramkan oleh pemerintah.

Buya juga mengingatkan masyarakat untuk terus menggunakan masker dan tidak lupa mencuci tangan.

Semoga dengan berdoa dan berusaha, Allah Swt. dapat segera mengangkat wabah corona ini.

Bagaimana Tanggapan Buya Yahya Terhadap Kasus Habib Rizieq?

Salah satu hal yang sempat membuat ramai Tanah Air adalah kontroversi mengenai kedatangan Habib Rizieq Shihab di tengah Pandemi Covid-19 di Indonesia.

Kedatangan Habib Rizieq yang disambut oleh ratusan pendukungnya membuat Bandara Soekarno Hatta dan jalan-jalan di sekitarnya macet total.

Hal ini tentu membuat banyak pihak merasa dirugikan, terutama adanya tuduhan perusakan dan kerusuhan dalam sambutan kepulangan Rizieq Shihab tersebut.

Lalu, bagaimana tanggapan Buya Yahya mengenai kepulangan Rizieq yang mengundang kontroversi tersebut?

Menurut Buya, kedatangan pendukung Habib Rizieq tersebut bukan direkayasa dan murni kemauan umat.

Ia juga menambahkan bahwa dalam hal ini, ia bukan bagian dari FPI atau pendukung Habib Rizieq.

Namun, ia menjelaskan bahwa kedatangan orang-orang tersebut adalah sebuah tanda kerinduan kepada sang habib.

Selanjutnya, Buya juga mengungkapkan bahwa pemerintah sebaiknya menanyakan terlebih dahulu kepada yang bersangkutan mengenai hal tersebut.

Jadi, tidak bisa langsung menyimpulkan bahwa para pendukung Habib Rizieq membuat kerusakan.

Menanggapi kejadian tersebut, Buya kemudian mengajak umat Islam agar tidak terburu-buru dalam menilai seseorang, apalagi tanpa menggunakan pikiran yang tenang dan jernih.

Tanpa memihak pemerintah maupun Habib Rizieq, Buya Yahya berharap tidak ada lagi pihak-pihak yang melakukan adu domba antara keduanya.

Ia juga berharap Habib Rizieq dapat konsisten dalam mengemban misi kebaikan atau tidak melenceng dari yang sudah dipupuk sejak awal.

Bagaimana Tanggapan Buya Yahya Terhadap Penembakan Laskar FPI

Terkait penembakan enam laskar FPI, Buya mengimbau agar media tidak menyebarkan informasi yang dapat mengakibatkan adu domba.

Selain itu, ia juga meminta umat Islam untuk berhenti mendengarkan berita yang tidak benar di media dan tidak begitu saja percaya dengan informasi yang simpang siur di masyarakat.

Tanggapan Buya Yahya tersebut disampaikan di sela-sela kajian yang ditayangkan dalam kanal Youtube Al-Bahjah TV mengenai tafsir Al-Qur’an surah Yunus ayat 79 yang berbunyi:

وَقَالَ فِرْعَوْنُ ٱئْتُونِى بِكُلِّ سَٰحِرٍ عَلِيمٍ

Wa qāla fir’aunu`tụnī bikulli sāḥirin ‘alīm.

Artinya: “Fir’aun berkata (kepada pemuka kaumnya), ‘Datangkanlah kepadaku semua ahli-ahli sihir yang pandai!’.”

Menggunakan ayat tersebut, Buya mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati dalam menerima informasi.

Bukan tidak mungkin situasi dan perdebatan yang terjadi sekarang justru dimanfaatkan oleh pihak tertentu untuk kepentingan lain.

Buya juga mengingatkan umat untuk tidak membicarakannya seolah-olah tahu pasti, padahal tidak.

Sebaiknya, masyarakat tidak membicarakan hal tersebut dengan dugaan-dugaan saja karena dapat menyebabkan prasangka-prasangka yang berakibat permusuhan.

Hal ini berlaku baik untuk mereka yang pro terhadap FPI maupun tidak. Menurutnya, semua pihak sudah seharusnya sepakat untuk mencari kedamaian di tengah situasi ini.

Oleh karena itu, dalam memandang kasus tersebut, Buya Yahya mengajak semua pihak untuk melepaskan kebenaran subjektif dari diri sendiri dan kecintaan pada suatu hal tertentu.

Selanjutnya, tentu semua pihak yang berwenang harus mencari jawabannya dengan serius.

Selain itu, Buya juga menyampaikan pesannya kepada aparat yang bertanggung jawab menangani kasus penembakan ini untuk jujur agar selamat dari siksaan di akhirat kelak.

Buya juga mengaitkan masalah ini dengan kisah Raja Fir’aun yang kehebatannya sirna dengan permohonan kepada Allah Swt. oleh Nabi Musa dan pengikutnya.

Pesan tersebut secara tidak langsung juga menjadi peringatan bagi siapa pun yang melakukan kejahatan di Tanah Air untuk berhenti dan bertaubat.

Ia juga menegaskan kepada umat Islam untuk tidak berkomentar di media sosial dengan niat membuat orang-orang saling bermusuhan karena hal tersebut termasuk dosa besar.

Bagaimana Tanggapan Buya Yahya Mengenai Pernyataan Menteri Agama?

Beberapa waktu lalu, pernyataan Menteri Agama mengenai warga Syiah dan Ahmadiyah di Indonesia menuai kontroversi di tengah masyarakat.

Menurutnya, Menteri Agama pun telah mengklarifikasi bahwa upaya yang dilakukan bukan untuk mendukung kesesatan kepercayaan kelompok tersebut.

Upaya tersebut hanyalah bertujuan untuk menjaga hak mereka sebagai warga negara Indonesia di bawah payung hukum.

Terkait hal ini, Buya menganggap bahwa tidak ada yang perlu diperpanjang dan apabila ada kelompok yang mempermasalahkan, ada baiknya dilakukan diskusi yang baik.

Buya Yahya juga mengimbau umat untuk tetap berprasangka baik dan menganggap bahwa adanya diskusi antara kelompok-kelompok tersebut memang penting.

Ia juga mengingatkan untuk mengajak kaum yang benar-benar Ahli Sunnah Waljamaah untuk turut serta dalam diskusi, bukan sekadar mengaku demikian saja.

Selanjutnya, Buya mengungkapkan bahwa peringatan dari kaum Ahli Sunnah Waljamaah mengenai kesesatan suatu kelompok tidak berarti kelompok tersebut harus dibantai.

Sebaiknya, mereka harus difasilitasi untuk diarahkan ke yang benar dan jika tidak memungkinkan, semua kelompok memang harus berusaha memahami perbedaan yang ada.

Karya Tulis Buya Yahya

Bukan hanya publikasi elektronik melalui kanal YouTube dan media sosial, Buya juga telah melahirkan banyak karya tulis, baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris.

Karya tulis yang ia buat pun mempunyai tema beragam, mulai dari hal-hal terkait ilmu fiqih hingga akidah.

Dalam karyanya yang mengangkat tema fiqih, Buya telah menuliskan Silsilah Fiqih Praktis dalam beberapa bab.

Beberapa bab tersebut di antaranya: “Thoharoh”, “Fiqih Bepergian: Solus Shalat di Perjalanan & Saat Macet”, “Sholat”, dan “Fiqih Qurban”.

Selain itu, bab lain yang dibahas dalam Silsilah Fiqih Praktis adalah “Cergas Memahami Darah Wanita”, “Haji & Umrah”, dan “Sholat Berjama’ah”.

Sedangkan dalam hal akidah, Buya juga telah menulis Silsilah Aqidah Praktis: Aqidah 50. Karya lainnya adalah Panduan Lengkap Bulan Ramadhan, Buya Yahya Menjawab, dan Oase Iman.

Untuk karya tulisnya yang ditulis dalam Bahasa Arab, beberapa di antaranya adalah بِــإِنْدُوْنِيْسِيَا الْمُسْلِمِيْنَ غَيْرِ أَحْكاَمُ dan رَمَضَانِيّاَتٌ.

Demikianlah ulasan singkat mengenai Buya Yahya dan beberapa pandangannya mengenai isu-isu yang ada di Tanah Air.

Untuk mengikuti kajiannya, kamu bisa mengikuti kanal YouTube Al-Bahjah dan media sosial Buya lainnya.

Referensi:

https://buyayahya.org/

Profil dan Biografi Buya Yahya Al-Bahjah Cirebon