Istidraj

PEMBUKAAN

Sahabat hasana.id, kehidupan di dunia merupakan ladang bagi kita untuk meraih hasilnya di akhirat. Setiap manusia yang memiliki akal tentu akan lebih mendambakan kebahagian di akhirat ketimbang memilih untuk hidup nyaman dan tenang di dunia.

Namun banyak orang yang terlena dalam gemerlap dunia, sehingga mereka lupa bahwa tujuan utama bukanlah dunia itu sendiri. Maka alangkah beruntung orang-orang yang mendapat teguran dari Allah ketika sedang terlena sehingga mereka kembali kepada Nya.

Namun ada juga manusia yang lalai dari teguran ini, bahkan mereka tidak pernah mendapat teguran dan terus saja mendapatkan limpahan nikmat dari Tuhan, sedangkan kegiatan mereka sehari-hari hanyalah maksiat kepada Allah.

Maka ketahuilah ini sebenarnya adalah istidraj dari Allah. sahabat hasana.id, pada artikel kali ini hasana akan membahas kepada pembahasan yang berkaitan dengan istidraj.

APA ITU ISTIDRAJ

Sahabat hasana.id, salah satu dari bikinan Allah terhadap hambanya adalah istidraj. Sebelum membahas lebih jauh mengenai pengertian istidraj, hasana akan mengutip ayat dan hadis yang berkaitan dengan istidraj.

Allah SWT berfirman di dalam surat Al ‘Araf ayat 182

وَٱلَّذِينَ كَذَّبُوا۟ بِـَٔايَٰتِنَا سَنَسْتَدْرِجُهُم مِّنْ حَيْثُ لَا يَعْلَمُونَ

Arab Latin: wallaziina kazzabuu bi ayaatinaa sanastadrijuhum min haitsu laa ya’lamuuna

Terjemah Arti: Dan orang-orang yang mendustai ayat-ayat Kami, nanti akan Kami menarik mereka dengan berangaur-angsur (ke arah kebinasaan), dengan cara yang mereka tidak ketahui.

Ibnu katsir menjelaskan di dalam tafsirnya bahwa maksud dari Allah akan menarik mereka dari cara yang tidak mereka ketahui adalah dilapangkannya kepada mereka pintu-pintu rezki dan berbagai bentuk kemewahan dan kenyamanan hidup di dunia, sehingga mereka akan tertipu dan merasa tidak bersalah.

Dan tentu saja kondisi nyaman dan tidak merasa bersalah dengan segala bentuk kesalahan yang mereka kerjakan adalh salah bentuk istidraj yang banyak menenggelamkan manusia dalam lubang kehinaan dan dosa.

Dari ‘Uqbah bin ‘Amir radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا رَأَيْتَ اللهَ تَعَالَى يُعْطِي الْعَبْدَ مِنَ الدُّنْيَا مَا يُحِبُّ وَهُوَ مُقِيمٌ عَلَى مَعَاصِيْهِ فَإِنَّمَا ذَلِكَ مِنهُ اسْتِدْرَاجٌ

“Apabila kamu melihat Allah SWT memberikan kepada seorang hamba apapun yang diinginkannya, padahal dia termasuk orang – orang yang berbuat masksiat kepada Nya, maka hanya sanya itu adalah istidraj” (HR. Ahmad)

Sahabat hasana.id, dari ayat dan hadis di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa yang dikatakan dengan istidraj yaitu bentuk pemberian dari Allah SWT kepada seorang hamba atas apapun yang diinginkannya di dunia, agar mereka terlena dan tanpa sadar bahwa hal ini merupakan sebuah hukuman yang di ulur-ulur agar jaraknya dengan Allah semakin jauh.

Istidraj sendiri merupakan sebuah hal yang terjadi kepada seluruh lapisan umat. Dan belum tentu semua istidraj adalah azab dan kebinasaan, karena bisa jadi istiraj menjadi nikmat kalau orang tersebut sempat untuk bertobat kepada Allah.

Maka sungguh beruntung orang-orang yang sadar hatinya akan dosa yang dikerjakannya selama ini dan memilih untuk memohon keampunan kepada Allah, sehingga akhir perjalanan yang menantinya adalah surge yang di dalamnya terdapat semua kenikmatan.

Sahabat hasana.id, sebagaimana yang telah kami sebutkan di atas bahwa istidraj dirasakan oleh seluruh lapisan umat, maka istidraj juga diperdapatkan pada orang kafir, rinciannya adalah sebagai berikut:

  1. Istidraj kepada orang kafir

Maka orang kafir juga di-istidrajkan oleh Allah dengan mendapatkan nikmat di dunia dan akan di azab kelak di akhirat.

Maka tidak heran nih sahabat hasana.id, kalau kita lihat banyak orang-orang kafir yang hidupnya mewah dan bergelimang dengan harta karena dasarnya itu merupakan bentuk kumpulkan azab yang akan Allah balas di akhirat nanti.

Jangan sampai kita sebagai orang islam yang mengaku ridha dengan ketentuan Allah, namun merasa iri dengan hidup nyaman yang dijalani oleh orang kafir.

Hal ini sesuai dengan firman Allah di surat Ali ‘Imran ayat 178

وَلَا يَحْسَبَنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّمَا نُمْلِي لَهُمْ خَيْرٌ لِأَنْفُسِهِمْ ۚ إِنَّمَا نُمْلِي لَهُمْ لِيَزْدَادُوا إِثْمًا ۚ وَلَهُمْ عَذَابٌ مُهِينٌ

artinya : orang-orang yang telah kufur tidak menyangka bahwa sanya telah kami penuhkan kepada mereka kebaikan bagi diri-dirinya. Hanya saya kami limpahkan itu kepada mereka supayan mereka bertambah tambahnya dosa. Dan bagi merekalah azab yang hina.

  1. Istidraj orang dhalim

Sahabat hasana.id, Allah SWT juga melakukan istidrajnya terhadap orang orang yang dhalim, yaitu mereka yang bughah terhadap manusia, dan mengambil hak-hak dan harta mereka.

Selayaknya kita orang yang didhalimi untuk sabar terhadap cobaan Allah yang dititipkan melalui orang yang dhalim, dalam arti kalau kita bisa bersabar maka Allah akan mengangkat derajat kita di akhirat.

Alasan Allah tidak lansung menghukum mereka terhadap kedhaliman dan bentuk pemberontakan yang mereka kerjakan adalah istidraj terhadap mereka di akhirat.

Hal ini sesuai dengan firman Allah di surat Ibrahim ayat 42

وَلَا تَحْسَبَنَّ ٱللَّهَ غَٰفِلًا عَمَّا يَعْمَلُ ٱلظَّٰلِمُونَ ۚ إِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمْ لِيَوْمٍ تَشْخَصُ فِيهِ ٱلْأَبْصَٰرُ

artinya : Dan jangan kalian mengira bahwa Allah lalai dari apa yang dikerjakan oleh orang-orang yang dhalim. Hanya sanya di undurkan mereka hingga hari mata terbelalak.

  1. Istidraj orang fasik dan ahli maksiat

Sahabat hasana.id, mungkin kadang-kadang kita merasa heran dengan kehidupan orang atau ahli maksiat yang hidupnya begitu nyaman dan bergelimang harta, padahal kita telah berbuat begitu banyak kebaikan dan amalan namun Allah tidak memberikan kita harta sebanyak ahli maksiat tersebut. Maka ketahuilah bahwa itu merupakan istidraj kepada mereka.

Tentu saja kamu harus melatih hati dan jiwa mu untuk bisa menerima dan memahami bahwa di semua sudut kejadian yang Allah takdirkan ada hikmah yang bisa kamu ambil.

Allah swt berfirman di dalam surat At-Taubah ayat 126

أَوَلَا يَرَوْنَ أَنَّهُمْ يُفْتَنُونَ فِي كُلِّ عَامٍ مَرَّةً أَوْ مَرَّتَيْنِ ثُمَّ لَا يَتُوبُونَ وَلَا هُمْ يَذَّكَّرُونَ

artinya : “ adakah tidak mereka lihat bahwa mereka diberikan fitnah setiap tahun akan satu kali atau dua kali kemudian mereka tidak bertaubat dan tidak diingatkan.”

Maka Allah SWT memberikan mereka cobaan dan bala sebagai bentuk peringatan, kemudian bilapun ahli maksiat tersebut tidak berubah setelah cobaan tersebut maka Allah akan mengabaikan mereka dan mengistidraj semuanya pada hari akhirat.

Sahabat hasana.id, inilah pengertian istidraj dan bentuknya kepada beberapa kelompok manusia yang melawan perintah Allah, sedangkan kita lihat dengan mata kepala bahwa hidup nya di dunia amat lapang dan bahagia.

CIRI-CIRI ISTIDRAJ

Sahabat hasana.id, istidraj merupakan sunnatullah, dalam arti bukanlah sesuatu yang diciptakan oleh syaitan untuk menggoda manusia. Sehingga dikatakan bahwa istidraj merupakan perbuatan Allah kepada siapa yang Dia kehendaki dari hambaNya

Adapun tanda-tanda istidraj yang telah dirampung oleh para ulama adalah sebagai berikut:

  1. Allah memberikan dan memudahkan orang tersebut rezki ketika sedang bermasiat kepada Nya dan berpaling dari Nya.

Hal ini sebagaimana yang disebutkan di dalam surat Al-‘Araf ayat 182

وَالَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا سَنَسْتَدْرِجُهُمْ مِنْ حَيْثُ لَا يَعْلَمُونَ

artinya: “ Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami selagi Kami isitidrajkan mereka dari sisi yang tidak mereka ketahui.”

Ad-Dhahhak berkata : setiap mereka menambah maksiat, maka juga akan ditambahkan nikmat.

Sahabat hasana.id, ada orang yang pernah bertanya kepada Dzin-Nun mengenai apa bentuk tipuan Allah tertinggi kepada hambaNya, maka beliau menjawab “ dengan memberikannya nikmat dan karamah atau kemuliaan.”

Berdasarkan kalam hikmah tersebut, kita juga harus mewanti-wanti diri sendiri, jangan sampai kita hanyut dalam tingginya jabatan dan banyak harta yang dititipkan oleh Allah kepada kita, agar kita selalu bersyukur dan berada di jalan yang diridhai oleh Allah.

Di dalam sebuah hadis yang diriwayatkan dari ‘Uqbah bin Amir dari Nabi SAW, beliau berkata : “ Apabila kamu melihat bahwa Allah memberikan hamba akan dunia di atas maksiatnya, maka hanya sanya itu adalah bentuk istidraj.” Kemudian Rasulullah SAW mengiring hadis tersebut dengan menambah surat Al-An’am ayat 44 : “ Maka manakala mereka lupa akan apa yang diingatkan dengannya, niscaya Kami bukakan kepada mereka pintu segala sesuatu sehingga apabila mereka senang dengan yang diberikan, niscaya Kami secara tiba-tiba maka ketika itu mereka adalah orang yang berpakaian.”

  1. Tidak dapat melihat aibnya sendiri.

As-Siry rahimahullahu berkata : salah satu tanda istidraj adalah buta dari melihat aibnya sendiri.

Sahabat hasana.id, ini merupakan hal yang lumrah kita alami hari ini, dimana kita lebih fokus untuk mencari kesalahan dan aib orang lain ketimbang memperbaiki diri sendiri.

Lihat bagaimana sudah buruknya akhlak manusia, dengan banyaknya aib dan kesalahan yang kita miliki, namun kita lebih memikirkan aib orang lain. Padahal yang membedakannya hanyalah aib kita masih ditutup oleh Allah sedangkan aib orang tersebut telah dibuka olehNya.

Maka kalau kita menyadari bahwa kita adalah manusia tawanan seribu aib, dan bisa saja bahwa aib yang masih tertutup tersebut adalah salah satu tanda istidraj Allah kepada hambaNya, tentu kita akan lebih mementingkan untuk memperbaiki diri sendiri daripada mengurus aib orang lain.

  1. Merasa tenang dan tidak merasa bersalah.

Sahabat hasana.id, sebagaimana yang telah kita tau bahwa setiap maksiat yang dikerjakan kepada Allah, sekecil apapun pasti akan menimbulkan keresahan di dalam hati manusia yang beriman kepada Nya.

Bahkan ada ulama yang menyebutkan bahwa salah satu dampak dan hukuman dari maksiat yang telah direncakan dan tidak dilakukan adalah timbulnya kegelisahan di dalam hati.

Perhatikan sahabat hasana, hanya dengan merencanakan mengerjakan maksiat namun tidak dikerjakan akan menimbulkan efek seperti demikian, apalagi kalau maksiat tersebut kita kerjakan, tentu saja kegelisahan adalah hal yang wajar dirasakan oleh setiap manusia yang beriman.

Adapun orang-orang yang telah di istidraj oleh Allah, mereka tidak akan merasakan kegelisahan sedikitpun terhadap maksiat dan kesalahan yang dilakukannya. Bahkan mereka akan merasa gelisah kalau memang ada waktu yang terlewat namun tidak sempat bermaksiat kepada Allah.

  1. Tidak pernah atau jarang sakit ketika mengerjakan maksiat

Sahabat hasana.id, di dalam hadis riwayat muslim disebutkan bahwa setiap penyakit yang menimpat orang islam akan menghapus dosa yang dikerjakannya.

Tentu saja orang yang dekat dengan Allah, akan lansung diuji dan diberikan cobaan berupa sakit dan sebagainya ketika dia melakukan kesalahan dan dosa. Manfaat dan hikmat dari sakit ini adalah sebagai penghapus bagi dosa yang dikerjakannya.

Berbeda halnya dengan orang yang telah Allah istidrajkan, tubuh mereka akan senantiasa sehat dan bugar dan semua dosa yang mereka kerjakan di dunia akan Allah balas semuanya di akhirat.

BAHAYA ISTIDRAJ

Sahabat hasana.id, di dalam menjelaskan tentang pentingnya mengingatkan dan memberikan petunjuk kepada hamba atas hal yang bagus untuk kehidupan dan agar lurus keadaannya, agama telah hadir untuk mengingatkan tentang bahaya bagi orang yang terus saja mengerjakan maksiat, padahal rezkinya begitu lapang.

Padahal kalau dia paham, sebenarnya itu merupakan bentuk peringatan untuknya dengan menangguhkan siksaan dan menurunkan kesialan dan terjadinya bala untuknya.

Imam Ahmad telah meriwayatkkan meriwayatkan di dalam Musnadnya dari ‘Uqbah bin ‘Amir bahwa Nabi SAW bersabda ; “ apabila kamu lihat bahwa Allah memberikan kepada hamba daripada dunia di atas maksiatnya akan apa yang dicintainya, maka hanya sanya itu merupakan istidraj.”

Sahabat hasana.id, ini merupakan sebuah berita dari Allah bahwa orang orang yang mengerjakan maksiat kepada Allah, di saat mereka meninggalkan amalan dan perbuatan yang diperintahkan oleh melalui lisan nabi Nya, maka Allah akan berpaling darinya dengan memberikan kepada mereka keluasan hidup di dunia dan kesehatan jasmani sebagai bentuk istidraj kepada mereka.

Sahabat hasana.id, pada titik inilah, ketika ahli maksiat telah diistidraj oleh Allah, mereka akan merasa senang dengan apa yang diberikan dari nikmat dan kemewahan hidup di duni. Hasilnya adalah mereka akan terlena dan merasa bahwa nikmat tersebut tidak akan pernah hilang.

Maka di saat terlena inilah, ruh akan dipisahkan dari badan secara tiba-tiba dan mereka akan di azab atas segala sesuatu yang telah dikerjakannya di dunia.

Maka lalainya mereka terhadap dirinya sendiri karena nikmat dan tenggelamnya mereka dalam maksiat adalah bentuk peringatan kepada kita dan menjadi dalil kepada adanya istidraj.

Al-Hasan rahimahullah mengatakan: Siapapun yang Allah luas dan lapangkan kehidupannya dan tidak menyadari bahwa ini adalah tipuan kepada mereka, maka mereka tidak memiliki penglihatan.

Sahabat hasana.id, inilah bahaya daripada istidraj kepada manusia, yaitu tanpa sadar kita telah melakukan dosa dan tenggelam di dalamnya. Dan juga tidak terbukannya mata hati kita untuk bertobat darinya.

KENAPA BISA TERKENA ISTIDRAJ

Sahabat hasana.id, sebagaimana yang telah hasana jelaskan untuk kalian di atas bahwa istidraj merupakan salah satu sunnah Allah untuk hamba Nya (tidak dapat berubah dan tidak dapat berganti ), karena Allah memerintahkan hamba Nya untuk mengerjakan taat dan menakuti mereka dari maksiat.

Kemudian kalau seorang hamba telah larut dalam maksiat, maka Allah akan menegur mereka dengan cobaan dan bala sehingga mereka kembali kepada Nya dan taat Nya.

Maka salah satu sebab utama dan alasan seorang hamba kenapa bisa terkena istidraj adalah karena memang istidrja adalah sunnah Allah yang tidak bisa berubah dan tidak dapat berganti.

Adapun sebab lainnya sebagai mana yang dijelaskan oleh ulama yaitu sebagai berikut:

  1. Terbukanya pintu nikmat

Sahabat hasana.id, maksudnya yaitu dengan terbukanya pintu nikmat maka manusia akan melupakan apa yang menimpa mereka dari berbagai bentuk kemudharatan dan kesedihan.

Karena hal inilah, Allah SWT melarang kepada nabi Nya untuk mengganggap apa yang diperoleh oleh orang-orang munafik dari harta yang banyak sebagai sebuah kebaikan. Karena hal ini merupakan istidraj kepada mereka.

Abu Su’ud berkata : Maka mereka akan mati dalam keadaan kafir dan bersenang-senang serta lalai daripada akibat yang akan mereka rasakan atas kesalahan tersebut. Maka itu bagi mereka adalah niqmah (celaan) bukan nikmat.

  1. Panjangnya umur

Penyebab selanjutnya kenapa seseorang sampai bisa terkena istidraj adalah memiliki umur yang panjang.

Bagaimana tidak, seseorang yang memiliki umur yang panjang akan cendrung kepada mengganggap bahwa mereka tidak akan pernah merasakan kematian, sehingga mereka tidak akan mengingat kepada akan adanya siksa setelah mati.

AGAR TERHINDAR DARI ISITIDRAJ

  1. Jangan merasa tenang terhadap nikmat yang Allah berikan

Sahabat hasana.id, salah satu cara utama agar kita bisa terhindar dari istidraj adalah jangan sampai kita merasa tenang dan nyaman ketika Allah memberikan kepada kita begitu banyak limpahan nikmat di dunia, padahal yang kita kerjakan sehari-hari hanyalah maksiat saja.

Maka apabila kamu melihat bahwa Allah terus memberikan kepadamu nikmat, padahal kamu senantiasa melakukan begitu banyak maksiat kepada Nya, bahkan dalam kondisi mu yang seperti ini, nikmat yang diberikan kepada mu lebih banyak dari nikmat yang dilimpahkan kepada mukmin yang shalih, maka ingatlah bahwa Allah sedang menunda azab mu di akhirat sana.

Kalau kondisi mu sudah seperti ini, maka bersegeralah taubat kepada Allah SWT. Dan perbanyaklah istigfar kepada Nya sebelum nyawa mu dicabut dalam keadaan lalai.

Di dalam sebuah hadis yang diriwayatkan dari Anas Bin Malik :

– عاد النَّبيُّ رجُلًا قد جُهِد حتَّى صار مِثلَ الفَرْخِ فقال صلَّى اللهُ عليه وسلَّم : ( هل كُنْتَ دعَوْتَ اللهَ بشيءٍ ) ؟ قال : نَعم كُنْتُ أقولُ : اللَّهمَّ ما كُنْتَ مُعاقِبي به في الآخرةِ فعجِّلْه لي في الدُّنيا فقال صلَّى اللهُ عليه وسلَّم : ( لا تستطيعُه أو لا تُطيقُه فهلَّا قُلْتَ : اللَّهمَّ آتِنا في الدُّنيا حَسنةً وفي الآخرةِ حَسنةً وقِنا عذابَ النَّارِ ) ؟ قال : فدعا اللهَ فشفاه

Rasulullah SAW mengunjungi seorang pemuda yang telah dijihadkan sehingga dia menjadi semisal anak burung. Maka Nabi Muhammad SAW berkata kepadanya “ Adakah engkau berdoa kepada Allah dengan sesuatu?” dia menjawab “Iya, aku berdoa : Ya Allah janganlah Engkau siksa aku di akhirat, maka segerakanlah bagiku siksanya di dunia.” Maka Nabi SAW menjawab “ tidak enkau sanggup, maka adakah tidak engkau berdoa : Ya Tuhan kami, berikanlah kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan jauhkanlah kami dari azab neraka.”

Inilah yang harus kita kerjakan agar kita dijauhkan dari istidrajnya Allah.

PENUTUP

Sahabat hasana.id, akhirnya kita sampai di ujung dari pada artikel ini yang membahas secara detail dan terperinci untuk kalian mengenai pembahasan yang berkaitan dengan istidraj.

Semoga dengan membaca artikel ini, kita jadi lebih pandai dan lebih cermat dalam menghadapi ujian di dunia, sehingga kita tau dan bisa membedakan mana yang prioritas untuk kehidupan kita dan mana yang memang bisa kita tinggalkan.

Maka dalam menghadapi istidraja, agar tidak terjatuh di dalamnya tentu saja dengan terus berhati-hati dan berdoa kepada Allah agar diberikan keselamatan hidup di dunia dan akhirat.