Ragam Bacaan Dzikir dalam Islam untuk Diamalkan Sehari-hari

Sebagai umat Muslim, berzikir menjadi salah satu rutinitas yang tak boleh ditinggalkan. Apalagi ada cukup banyak ragam bacaan dzikir yang bisa kamu amalkan.

Zikir sendiri utamanya bertujuan untuk mendekatkan diri kita kepada Allah Swt. dan dapat dilakukan kapan saja baik secara lisan maupun dalam hati.

Salah satu yang paling umum dilakukan adalah berzikir selepas salat. Akan tetapi di luar waktu tersebut pun kamu bisa mengamalkannya.

Untuk memahami lebih lanjut mengenai macam-macam bacaan zikir dan keutamaan masing-masing di antaranya, Hasana.id telah merangkum informasinya di bawah ini. Yuk, simak!

Ragam Jenis Bacaan Dzikir dalam Islam untuk Sehari-hari

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Rasulullah saw. bersabda bahwa perumpamaan antara orang yang berzikir kepada Allah Swt. dan yang tidak, sama seperti orang yang hidup dan yang mati.

Sabda Rasulullah tersebut cukup menegaskan keutamaan dari berzikir bagi umat Islam. Oleh karena itu, setiap kaum Muslim juga dianjurkan untuk selalu meluangkan waktu untuk berzikir.

Sebab, berzikir merupakan amalan yang menjadi rutinitas as-salafus shalih atau mempunyai dasar yang kuat sebagai salah satu sunah nabi.

Sebagai referensi, berikut adalah bacaan dzikir sehari hari yang paling utama dan sangat umum diamalkan oleh umat Islam.

Tahlil

لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ

Laa ilaha illalloh

Artinya:

“Tiada Tuhan selain Allah yang Maha Esa”

Bacaan zikir yang satu ini merupakan bagian dari kalimat syahadat. Esensi dari lafal tersebut adalah meyakini dalam hati dan ucapan bahwa Allah adalah Tuhan Yang Maha Esa.

Zikir yang mengandung sifat Tauhid Allah Swt. tersebut merupakan salah satu bacaan favorit Nabi Muhammad saw.

Jika kamu mengamalkannya dengan sungguh-sungguh diikuti dengan penghayatan akan maknanya, maka bacaan tahlil tersebut dapat mengantarkanmu ke surga.

Selain itu, bacaan dzikir ini juga mempunyai keutamaan untuk meminta perlindungan kepada Allah Swt. sebagai Yang Maha Segalanya dari godaan setan-setan yang terkutuk.

Tasbih

سُبْحَانَ اللَّهِ

Subhaanalloh

Artinya:

“Maha suci Allah.”

Tasbih merupakan salah satu kalimat thoyyibah yang sering dimasukkan dalam rangkaian zikir umat Islam.

Membaca kalimat tasbih artinya kita mengakui bahwa sebagai manusia kita merupakan makhluk yang kotor dan tidak terlepas dari berbagai macam dosa.

Salah satu keutamaan bacaan dzikir ini adalah memberikan perasaan tenteram pada diri dan menghapus dosa baik yang terjadi saat ini maupun yang telah lalu.

Selain dalam rangkaian zikir, kamu juga bisa membaca kalimat tasbih sebagai respon ketika melihat suatu hal yang buruk, seperti perbuatan dosa, bencana alam, dan perbuatan zalim.

Sebagaimana diriwayatkan oleh Muhammad bin Jahsy r.a., bahwa Rasulullah saw. juga mengucapkan Subhanallah saat melihat suatu hal yang mengancam.

Istighfar

أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِـيْمَ

Astaghfirullohal azhim

Artinya:

“Aku mohon ampun kepada Allah”

Bacaan istighfar di atas merupakan contoh singkat yang bisa kamu amalkan sehari-hari. Selain itu, ada juga jenis istighfar yang panjang , seperti berikut ini:

أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِـيْمَ الَّذِيْ لَااِلَهَ اِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ

Astaghfirullohal azhim alladzi la ilaha illa huwal hayyul qoyyum wa atubu ilaih
Artinya:
“Aku memohon ampunan kepada Allah yang Maha Agung, tiada tuhan selain Dia yang Maha Hidup lagi Maha Berdiri Sendiri, dan aku bertaubat pada-Nya.”

Keutamaan membaca istighfar sendiri adalah diampuni dosanya oleh Allah Swt. dan dibukakan pintu gerbang menuju kebahagiaan dan kelegaan.

Anjuran untuk memperbanyak istighfar terdapat pada firman Allah Swt. dalam Alquran Surah Muhammad ayat 19 yang berbunyi:

فَٱعْلَمْ أَنَّهُۥ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ وَٱسْتَغْفِرْ لِذَنۢبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَٱلْمُؤْمِنَٰتِ ۗ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ مُتَقَلَّبَكُمْ وَمَثْوَىٰكُمْ

Fa’lam annahụ lā ilāha illallāhu wastagfir liżambika wa lil-mu`minīna wal-mu`mināt, wallāhu ya’lamu mutaqallabakum wa maṡwākum

Artinya:

Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, tuhan) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal.

Jadi, selain membacanya untuk diri kita sendiri, bacalah juga bacaan dzikir tersebut untuk memohon ampunan bagi kaum Muslim lainnya. Dengan begitu, kita akan sama-sama terhindar dari kecemasan dan selalu merasa damai.

Sayyidul Istighfar

Selain itu, Rasulullah saw. juga menganjurkan untuk mengamalkan doa Sayyidul Istighfar sebagai salah satu bacaan dzikir sehari-hari.

Sayyidul Istighfar secara harfiah berarti induknya istighfar dan merupakan bacaan istighfar yang paling lengkap di antara yang lainnya. Berikut lafal bacaan istighfar tersebut:

اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ وَأَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَعْتَرِفُ بِذُنُوبِي فَاغْفِرْ لِي ذُنُوبِي إِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ

Allahumma anta rabbii laa ilaaha illa anta khalaqtanii wa anaa ‘abduka wa anaa ‘alaa ‘ahdika wa wa’dika maastatha’tu a’uudzubika min syaramaa shana’tu abuu-u laka bini’matika ‘alayya wa abuu-u bidzanbii faaghfirlii fainnahu laa yaghfirudz dzunuuba illaa anta
Artinya:
“Ya Allah, Engkaulah Tuhanku tiada tuhan selain Engkau yang menciptakan aku. Dan aku adalah hamba-Mu, dan aku akan setia pada janjiku kepada-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan yang aku perbuat. Kuakui segala nikmat-Mu atasku dan aku akui segala dosaku. Maka ampunilah aku karena sesungguhnya tidak ada yang bisa mengampuni dosa kecuali Engkau.”

Takbir

اللَّهُ أَكْبَرُ

Allohu akbar

Artinya:

“Allah Maha Besar.”

Bacaan takbir adalah seruan kaum Muslim kepada Allah Swt. yang bermaksud untuk memuliakan-Nya.

Salah satu keutamaan membaca takbir adalah memperoleh pahala dan kebaikan karena telah mengagungkan Allah Swt.

Membaca takbir juga dapat memunculkan keberanian dan membantu kita merasakan ketenangan. Selain itu, bertakbir juga membantu kita agar semakin bersyukur karena mengingat kebesaran-Nya.

Keutamaan bertasbih tersebut selaras dengan firman Allah Swt. dalam kutipan Alquran Surah al-Baqarah ayat 185, yang berbunyi:

وَلِتُكْمِلُوا۟ ٱلْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا۟ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

wa litukmilul-‘iddata wa litukabbirullāha ‘alā mā hadākum wa la’allakum tasykurụn

Artinya:

dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.

Tahmid

الْحَمْدُ لِلَّهِ

Alhamdulillah

Artinya:

“Segala puji bagi Allah.”

Tahmid umumnya diucapkan oleh seorang Muslim saat ia bersyukur atas nikmat dan karunia yang telah Allah Swt. berikan.

Bacaan dzikir ini mempunyai keistimewaan yaitu untuk menambah rezeki yang sudah didapat dan menambah nikmat atas berkah yang sudah ada di depan mata. Hal ini senada dengan firman Allah Swt. dalam Alquran Surah Ibrahim ayat 7 berikut ini:

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ

Wa iż ta`ażżana rabbukum la`in syakartum la`azīdannakum wa la`ing kafartum inna ‘ażābī lasyadīd

Artinya:

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.

Kemudian, membaca kalimat tahmid juga akan menjauhkan kita dari dosa-dosa, seperti hal nya mengamalkan kalimat zikir utama lainnya di atas.

Selain lima zikir utama tersebut, ada juga bacaan-bacaan zikir lainnya yang dapat diamalkan oleh umat Islam. Hasana.id akan membahasnya lebih lanjut di bawah.

Susunan Bacaan Dzikir Setelah Sholat Fardhu

Dalam kitabnya yang berjudul al-Adzkar pada Badul Adzkar ba’dash Shalah, Imam Nawawi menjelaskan bahwa para ulama telah sepakat mengenai status kesunnahan dari zikir, terutama seusai salat.

Sebab, amalan tersebut didukung berbagai hadis shahih, termasuk yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah dan Malik berikut ini:

قال صلى الله عليه وسلم من سبح دبر كل صلاة ثلاثا وثلاثين وحمد ثلاثا وثلاثين وكبر ثلاثا وثلاثين وختم المائة بلا إله إلا الله لاشريك له له الملك وله الحمد وهو على كل شيء قدير غفرت ذنوبه ولو كانت مثل زبد البحر

Artinya:

“Rasulullah SAW bersabda, ‘Siapa yang bertasbih, bertahmid, dan bertakbir setelah shalat sebanyak 33 kali dan menutupnya dengan membaca lâ ilâha illallâh lâ syarîka lahu lahul mulku wa lahulhamdu wa huwa ‘alâ kulli syai’in qadîr, maka dosanya akan diampuni meskipun sebanyak buih di lautan,'”

Hadis di atas menegaskan keutamaan zikir atau wirid seusai salat, yaitu dosa seorang Muslim yang menunaikannya akan diampuni meski yang dimiliki sebanyak buih di lautan sekalipun.

Sebagai referensi, di bawah ini merupakan salah satu rangkaian bacaan dzikir selepas salat fardu yang disusun oleh KH. Muhammad bin Abdullah Faqih, pengasuh Pondok Pesantren Langitan.

Bacaan zikir tersebut juga tertulis dalam Majmu’ah Maqruat Yaumiyah wa Usbu’iyyah. Dalam menyusun bacaan ini, beliau mengutip berbagai sumber termasuk hadis riwayat Bukhari, Abu Dawud, Muslim, dan kitab Bidayatul Hidayah.

Zikir Pertama: Membaca istighfar

Pertama-tama, bacalah istighfar panjang seperti yang ada di atas sebanyak tiga kali.

Zikir Kedua: Memberi pujian pada Allah

Kedua, pujilah Allah Swt. dengan kalimat berikut:

اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ تَبَارَكْتَ ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ

Allohumma antas salaam wa minkas salaam tabaarokta yaa dzal jalaali wal ikrom.

Artinya:

“Ya Allah, Engkau adalah Maha Pemberi keselamatan dan keselamatan hanyalah dari-Mu, Mahaberkah Engkau, wahai Pemilik Keagungan dan Kemuliaan.”

Zikir ketiga

Selanjutnya baca bacaan dzikir berikut ini:

اَللَّهُمَّ لَا مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَلَا رَآدَّ لِمَا قَضَيْتَ وَلَا يَنْفَعُ ذَاالْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ

Allohumma laa maani’a limaa a’thoyta wa laa mu’thiya limaa mana’ta wa laa yanfa’u dzal jaddi minkal jadd.

Artinya:

Ya Allah, tidak ada yang dapat menolak apa yang Engkau berikan dan tidak ada yang dapat memberi apa yang Engkau tolak. Juga tidak bermanfaat orang kaya (tanpa amal), dari-Mu segala kekayaan.”

Zikir Keempat: Bersyukur

Kemudian, panjatkan zikir agar Allah Swt. memberikan kita kemampuan untuk bersyukur, selalu mengingat-Nya, dan beribadah dengan baik kepada-Nya.

اَللَّـهُمَّ اَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ.

Alloohumma a’innii ‘alaa dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibaadatik.

Artinya:

“Ya Allah, tolonglah aku untuk selalu mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan beribadah dengan baik kepada-Mu.”

Zikir Kelima

Lalu, kamu bisa melanjutkan wirid dengan bacaan berikut ini:

لَاإِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ

Laa ilaha illalloh wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodiir

Artinya:

Tiada Tuhan selain Allah yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Kerajaan dan pujian hanyalah milik-Nya, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.

Bacaan zikir tersebut dilafalkan tiga kali sehabis salat fardu. Khusus untuk selepas salat Subuh dan Maghrib, kamu harus membacanya sebanyak 10 kali.

Zikir Keenam: Memohon perlindungan

Wirid dilanjutkan dengan memohon perlindungan pada Allah Swt. atas ganasnya api neraka. Bacaan dzikir ini dibaca tujuh kali setiap selesai salat Subuh dan Maghrib.

اَللَّهُمَّ أَجِرْنِـى مِنَ النَّارِ

Allahumma ajirni minannar

Artinya:

Ya Allah, lindungilah kami dari api neraka.

Zikir Ketujuh: Ayat kursi

Selanjutnya, bacalah ayat kursi sebagai berikut:

اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ

Alloohu laa ilaaha illaa huwal hayyul qoyyuum laa ta’khudzuhuu sinatuuw walaa naum lahuu maa fiis samaawaati wamaa fil ardhi man dzaal ladzii yasyfa’u ‘indahuu illaa bi-idznih ya’lamu maa baina aidiihim wamaa kholfahum walaa yuhiithuuna bisyai-in min ‘ilmihii illaa bimaasyaa-a wasi’a kursiyyuhus samaawaati wal ardho walaa ya-uuduhuu hifzhuhumaa wahuwal ’aliyyul azhiim.

Artinya:

“Allah tidak ada Tuhan melainkan Dia yang Maha Kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya, tidak mengantuk dan tidak tidur Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Siapakah yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang meraka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi, Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.”

Zikir Kedelapan: Kutipan Surah al-Baqarah

Setelah membaca ayat kursi, lanjutkan dengan Surah al-Baqarah ayat 285-285 berikut ini:

آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ، كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ، وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ. لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا، لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ. رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا، رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا، رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ، وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا، أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

Amanarrasulu bimaa unzila ilaihi mirrabbihi wal mu’minuun. Kullun a mana billahi wamalaikatihi wakutubihi warusulih. La nufarriqu bayna ahadimmirrusuluh. Wa qoluu sami’na wa atho’na ghufro naka robbana wa ilaikalmashir. La yukallifullahu nafsan illa wus’ahaa. Laha ma kasabats wa’alaihaa maktasabats. Robbanaa la tutuwakhidzna innasiinaa au ah tha’na. Robbana wa laa tahmil ‘alainaa ishronkama hamaltahu ‘alalladzii na minqoblina. Robbanaa wa laa tuhammilnaa ma la tho qotalanaa bih. Wa’fu ‘anna waghfir lanaa warhamnaa. Anta maulana fanshurna ‘alal qoumal kafirin.

Artinya:

Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): “Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya”, dan mereka mengatakan: “Kami dengar dan kami taat”. (Mereka berdoa): “Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali”.

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir”.

Zikir Kesembilan: Penggalan Surah Ali Imran

Lalu, baca juga penggalan ayat dari Surah Ali Imran berikut ini:

شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ، لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ، إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ، قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَنْ تَشَاءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاءُ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاءُ، بِيَدِكَ الْخَيْرُ، إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ. تُولِجُ اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَتُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ، وَتُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَتُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ، وَتَرْزُقُ مَنْ تَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ

Syahidallahu anhu ilaha illa huwa wal malaikatahu wa ulul ‘ilmi qi imanmbilqisthi. Laa ilaa ha illa huwa ‘azizulhakim.

Innadiina ‘indallahul islam.

Qulillahumma malikalmulki tu’tilmulku mantsya’u wa tanzi’ulmulka mimmantasya’u watu’izzu mantasya’u wa tudzillu mantasya’. Innaka ‘ala kulli syai’ing qadir.

tụlijul-laila fin-nahāri wa tụlijun-nahāra fil-laili wa tukhrijul-ḥayya minal-mayyiti wa tukhrijul-mayyita minal-ḥayyi wa tarzuqu man tasyā`u bigairi ḥisāb

Artinya:

Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam.

Katakanlah: “Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau beri rezeki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas)”

Zikir Kesepuluh: Surah-surah Juz Amma

Kemudian, lanjutkan bacaan dzikir dengan membaca beberapa surah dari Jus Amma, yaitu Surah al-Ikhlas, Surah an-Nas, dan Surah al-Falaq.

Jangan lupa juga untuk melanjutkan bacaan tersebut dengan Surah al-Fatihah.

Zikir Kesebelas

Selanjutnya, bacalah tasbih, tahmid, dan takbir masing-masing sebanyak 33 kali.

Zikir Kedua Belas

Lanjutkan tiga bacaan zikir tadi dengan membaca tahlil sebanyak 300 kali di waktu subuh, 50 kali di waktu Dzuhur dan Ashar, serta 100 kali di waktu Salat Maghrib dan Isya.

Sedangkan untuk selepas salat Subuh, kamu bisa menambahkan bacaan zikir berikut ini sebanyak 100 atau 300 kali.

صَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ

Shallallahu ‘ala Muhammadin

Artinya:

Semoga Allah memberikan rahmat-Nya kepada Nabi Muhammad

Tambahkan juga bacaan dzikir berikut ini sebelum menutup wirid dengan doa:

لَاإِلَهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

La ilaha illallah muhammada rasulullahi shallallahu ‘alaihi wa salam

Artinya:

Tiada tuhan selain Allah dan nabi Muhammad adalah utusan Allah.

Jika sudah, kamu bisa mengakhiri rangkaian tersebut dengan membaca doa sesuai dengan harapan dan keinginan masing-masing.

Bacaan Dzikir Setelah Salat Jumat

Susunan dzikir yang dianjurkan dibaca setelah salat Jum’at mempunyai perbedaan dengan apa yang dianjurkan di atas.

Membaca Surah al-Fatihah, an-Naas, al-Falaq, dan al-Ikhlas

Pertama, kamu dianjurkan untuk membaca Surah al-Fatihah, an-Naas, al-Falaq, dan al-Ikhlas masing-masing sebanyak tujuh kali selepas salat Jumat.

Anjuran ini sesuai dengan riwayat Sayyidah Aisyah r.a. yang berbunyi:

– وأن يقرأ عقب سلامه من الجمعة قبل أن يثني رجليه وفِي رواية : قبل أن يتكلم : الفاتحة والإخلاص والمعوّذتين سبعا سبعا لما ورد أن : من قرأها غفر له ما تقدم من ذنبه وما تأخر وأعطي من الأجر بعدد من آمن بالله ورسوله.

Artinya:

Barang siapa membaca setelah sholat jum’at Surat Al Ikhlas, Al Falaq dan An Naas sebanyak 7 kali maka Allah menjaganya dari keburukan sampai jum’at yang akan datang.

Doa yang Dibaca Sebanyak 7 Kali

Kedua, kamu juga dianjurkan untuk membaca doa berikut ini sebanyak tujuh kali agar Allah Swt. mencukupkan rezekimu dengan memberikannya dari arah yang tidak pernah kamu sangka sebelumnya.

اللَّهُمَّ يَا غَنِيُّ يَا حَمِيْدُ يَا مُبْدِئُ يَا مُعِيْدُ يَا رَحِيْمُ يَا وَدُوْدُ أَغْنِنِيْ بِحَلَالِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَبِطَاعَتِكَ عَنْ مَعْصِيَتِكَ وَبِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ.

Allâhumma yâ ghaniyyu yâ hamîd, yâ mubdi’u wa yu‘îd, yâ rahîmu yâ wadûd. Aghninî bi halâlika ‘an harâmik, wa thâ‘atika ‘an ma‘shiyatik, wa bi fadhlika ‘an man siwâk.

Artinya:

“Ya Allah, Yang Maha Kaya, Maha Terpuji, Maha Pencipta, Maha Kuasa Mengembalikan, Maha Penyayang, dan Maha Kasih. Cukupi aku dengan harta halal-Mu, bukan dengan yang haram. Isilah hari-hariku dengan taat kepada-Mu, bukan mendurhakai-Mu. Cukupi diriku dengan karunia-Mu, bukan selain-Mu.”

Zikir yang Dibaca 100 Kali

Selanjutnya, diriwayatkan oleh Ibnu Abbas bahwa Nabi Muhammad saw. menganjurkan untuk mengamalkan bacaan dzikir berikut ini sebanyak 100 kali setelah salat Jum’at:

سُبْحَانَ اللّٰهِ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ

Subhanallah al’zimi wabihamdihi

Artinya:

Maha Suci Rabbku yang Maha Agung dan segala puji bagi-Nya.

Ibnu Abbas menambahkan bahwa keutamaan zikir tersebut adalah akan diampuni 100.000 dosa orang yang melakukannya. Bukan hanya dosanya sendiri saja, tetapi juga dosa kedua orang tuanya sebanyak 24.000.

Membaca 2 Bait Syair

Kemudian, dianjurkan juga untuk membaca dua bait syair yang diriwayatkan oleh Sayyidi Abdul Wahab Asy Sya’rani berikut ini:

إٍلٰهِي لَسْتُ لِلْفِرْدَوْسِ أَهْلاً * وَلاَ أَقْوَى عَلَى نَارِ الْجَحِيْمِ

فَهَبْ لِيْ تَوْبَةً وَاغْفِرْ ذُنُوْبِي* فَإِنَّكَ غَافِرُ الذَّنْبِ الْعَظِيْمِ

Ilaahii lastu lil firdausi ahlaan * wa laa aqwaa ‘alaa naaril jahiimi

Fahabli taubatan waghfir dzunubi * Fainnaka ghafirudz dzmbil ‘adziimi

Artinya:

Wahai Tuhan, ku tak layak ke surga-Mu* Namun tak pula aku sanggup ke neraka-Mu

Ampunkan dosaku, terimalah taubatku* Sesungguhnya Engkaulah pengampun dosa-dosa besar

Bacaan zikir tersebut dapat kamu lafalkan sebanyak lima kali setiap selesai salat Jum’at agar Allah swt. mematikanmu dalam keadaan Islam.

Macam-Macam Bacaan Dzikir Menurut Tarekat Histiyah

Syekh Kalimullah dalam karyanya yang berjudul Kasykul juga membahas mengenai macam-macam zikir yang telah diturunkan dari hati ke hati.

Dalam hal ini, para syekh mengajarkan bacaan zikir tersebut kepada murid-muridnya yang telah bertaubat dan dibersihkan dari penolakan diri selama 40 hari.

Salah satu amalan zikir yang diajarkan adalah dzikr al-kulliyat yang artinya zikir keseluruhan. Bacaan yang digunakan adalah Bika al-kull, minka al-kull, ilayka al-kull, yâ kull al-kull!

Arti dari bacaan dzikir tersebut adalah sebagai berikut: Bersama-Mu segala sesuatu, dari-Mu segala sesuatu, kepada-Mu kembali segala sesuatu, Wahai Yang Mahasegalanya.

Zikir yang berisi pujian atas sifat-sifat Allah Swt. tersebut dianjurkan untuk dilakukan dengan cara bersila.

Selanjutnya, tarekat histiyah juga mengajarkan zikir khusus yang disebut dzikr-e-ma’iyat. Kamu bisa mengamalkan zikir ini dengan mengucapkan ya ma’i, yâ ma’i, yâ hu, artinya wahai Engkau yang bersamaku.

Saat mengamalkannya, dianjurkan untuk duduk dengan lutut dilipat dan kedua paha berada di tanah. Bacaan zikir tersebut kemudian dibaca berulang-ulang dengan kesadaran jiwa bahwa Allah Swt. merupakan ketunggalan yang mutlak.

Selain itu, ada juga zikir khusus dzikr al-Ihathah atau zikir keserbameliputan yang diajarkan oleh tarekat ini.

Bacaan zikirnya adalah Ya Muhith Dhahirun wa Bathinan yang artinya wahai Engkau yang meliputi segala sesuatu, secara lahir maupun batin.

Zikir yang satu ini juga berbentuk penyaksian terhadap kekuasaan Allah Swt. Untuk mengamalkannya, baca zikir tersebut berulang kali sambil membuka mata pada saat mengucapkan dhairun dan menutupnya saat mengucapkan bathinan.

Dalam mengamalkan bacaan-bacaan dzikir di atas, sangat dianjurkan untuk memahami makna setiap katanya dan merasakan semuanya dalam hati.

Selain itu, dasarkan amalan zikir tersebut pada kecintaan kita kepada Allah Swt. agar lebih efektif.

Bacaan Dzikir Harian yang Diajarkan Imam Ghazali

Di antara berbagai ragam bacaan zikir yang diajarkan oleh para ulama, kamu seharusnya tidak melewatkan yang satu ini.

Imam Ghazali menjelaskan bahwa salah satu hal yang mendorongnya meraih kebahagiaan adalah dengan terus mengingat Allah Swt. melalui bacaan-bacaan zikir.

Pertanyaannya sekarang adalah seperti apa bacaan dzikir yang diamalkan oleh Imam Ghazali untuk terlepas dari kesusahan baik di dunia maupun di akhirat?

Pada setiap hari Jum’at, bacaan wirid yang dibaca adalah يا الله (Ya Allah). Lafal tersebut dianjurkan untuk dibaca sebanyak 1000 kali.

Sedangkan setiap hari Sabtu, bacaan zikirnya adalah tahlil لا اله إلا الله (La ilaha illallah). Sama dengan sebelumnya, lafal zikir tersebut juga dibacakan sebanyak 1000 kali dalam sehari.

Kemudian, pada setiap hari Minggu, kamu harus mengamalkan zikir يا حي يا قيوم (Ya Hayyu Ya Qayyum) sebanyak 1000 kali.

Setelah datang setiap hari Senin, bacaan zikir yang dibaca adalah لاحول ولاقوة إلا بالله العلي العظيم (La haula wa la quwwata illa billahil aliyyil adhim). Sama seperti sebelumnya, amalkan juga zikir ini sebanyak 1000 kali.

Pada hari Selasa, zikir yang dianjurkan untuk dibaca sebanyak 1000 kali adalah اللهم صل على سيدنا محمد وعلى أله صحبه وسلم (Allahumma shalli ala sayyidina Muhammadin wa ala alihi wa shahbihi wasallim).

Selanjutnya, pada setiap hari Rabu, kamu dianjurkan membaca istighfar pendek استغفر الله العظيم (Astaghfirullahal adhim). Istighfar tersebut juga harus dibaca sebanyak 1000 kali.

Terakhir, setiap hari kamis kamu bisa mengamalkan bacaan zikir berikut ini سبحان الله العظيم وبحمده (Subhanallahil adhim wa bihamdih) sebanyak 1000 kali.

Saat mengamalkan bacaan dzikir ala Imam Ghazali tersebut, kamu harus memastikan hitungan hari dan jumlah bacaannya agar sesuai.

Misalnya, untuk zikir pada hari Jum’at, kamu bisa menghitungnya mulai dari waktu Ashar pada hari Kamis sampai sebelum waktu Ashar pada hari Jum’at.

Jadi, kamu membaca 1000 zikir pada hari Jum’at sejak malam Jum’at (Kamis malam) sampai siang hari di hari tersebut. Perhitungan tersebut berlaku juga untuk hari-hari berikutnya.

Kamu bisa membagi jumlah bacaan tersebut setiap seusai salat jika tidak memungkinkan untuk mengamalkannya sekaligus.

Contohnya, kamu dapat membaginya menjadi lima waktu sehingga setiap usai salat fardu bisa membaca zikirnya sebanyak 200.

Keutamaan Mengamalkan Bacaan Dzikir Setiap Saat dan Konsekuensi Jika Melalaikannya

Dari uraian di atas, kita dapat simpulkan bahwa berzikir merupakan aktivitas yang sangat disukai Allah Swt. dan mempunyai banyak keutamaan.

Ragam zikir yang bisa kamu amalkan pun sangat beragam dan beberapa diantaranya mempunyai keistimewaan masing-masing selain sebagai sarana bagi kita untuk mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa.

Sebagai jalan utama untuk menempuh perjalanan Ilahi, zikir menjadi demikian penting bagi umat Islam. Zikir menjadi kunci pembuka yang menyatukan seorang hamba dengan Tuhan-Nya.

Selain itu, menyebut nama Allah Swt. dan memuji-Nya setiap saat melalui bacaan-bacaan zikir juga bisa menghidupkan batin seseorang.

Lalu, bagaimana dengan umat Islam yang melalaikan zikir? Seperti dikemukakan oleh Syekh Zarruq dalam Syarhul Hikam, melalaikan zikir akan membuat hati kita mati:

تنبيه: الذكر حياة القلب والغفلة موته وغايتها تنتهى لاستحسان القبيح ومبدأ ذلك نسيان قبحه

Artinya:

“Peringatan: dzikir itu menghidupkan hati. Lalai itu mematikan hati. Sementara puncak dari kelalaian itu nanti berakhir pada menganggap baik sesuatu yang sebenarnya adalah tidak baik. Sedangkan awal dari semua itu adalah lupa atas ketidakbaikan hal itu,” (Lihat Syekh Zarruq, Syarhul Hikam, As-Syirkatul Qaumiyyah, 2010 M/1431 H, halaman 61).

Bukan hanya mematikan hati saja, melalaikan zikir juga akan menjauhkan kita dari Allah Swt. baik secara lahir maupun batin.

Oleh karena itu, sangat dianjurkan bagi seluruh umat Islam untuk selalu menegakkan bacaan dzikir kapan saja dan di mana pun ia berada. Dengan begitu, ia akan selalu merasa tenang karena dekat dengan Allah Swt. Wallahu a’alam.

Referensi:

https://islam.nu.or.id/post/read/79315/susunan-bacaan-wirid-sesudah-shalat-lima-waktu

https://www.laduni.id/post/read/54697/bacaan-dzikir-setelah-sholat

http://www.pejuangislam.com/main.php?prm=karya&var=detail&id=566

https://www.nyantriyuk.id/2018/12/dzikir-setelah-sholat-jumat/

https://alif.id/read/redaksi/sabilus-salikin-103-macam-macam-zikir-tarekat-histiyah-1-b214092p/

https://www.laduni.id/post/read/56034/wirid-imam-ghazali

https://islam.nu.or.id/post/read/81391/ini-keutamaan-dzikir-menurut-ibnu-athaillah