Tasawuf

PEMBUKAAN

Islam, iman dan ihsan adalah tiga hal yang tidak bisa dipisahkan dari tubuh agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.

Iman adalah keyakinan seorang hamba terhadap Tuhan, yakni Allah dan segala sesuatu yang dibawa oleh Rasulullah SAW. Adapun islam, Ulama menjelaskan makna Islam adalah setiap perbuatan taat yang dikerjakan oleh Hamba dalam upaya untuk mencari keridhaan Pencipta.

Sedangkan ihsan adalah penjaga dari ibadat yang kita kerjakan agar tidak tercampur dengan hal-hal yang dimurkai oleh Allah SWT. Misalnya agar ibadah kita menjadi ikhlas dan jauh dari sifat riya.

Ulama menafsirkan bahwa penjelasan dari pada ihsan adalah ilmu tasawuf yang kita pelajari hari ini.

Maka pada artikel ini, hasana akan menjelaskan kepada kamu tentang pembahasan tasawuf.

APA ITU TASAWUF

Sahabat hasana.id, dalam mengartikan makna dari tasawuf, terdapat sangat banyak sekali perbedaan para ulama mengenai hakikat daripada tasawuf.

Hasana telah mengumpulkan kepada kalian beberapa definisi tasawuf dari ulama yang telah terjamin keilmuannya, yaitu sebagai berikut :

  1. Ma’ruful Kurkhy menjelaskan bahwa makna dari tasawuf adalah mengambil dengan yang hak dan enggan untuk mencapai sesuatu yang ada pada tangan makhluk.

Dari definisi dapat kita pahami bahwa tasawuf adalah sebuah ilmu yang membuat oreantasi hidup kita cuma untuk meraih keridhaan Allah, dan meninggalkan semua hal yang berkaitan dengan makhluknya.

  1. Imam Al-Junaid memberikan arti tasawuf adalah hubungan kamu dengan Allah dengan tanpa ada ini dan itu, atau di dalam kitab yang lain beliau memberikan arti dengan menyucikan hati dari sesuatu yang berhubungan dengan manusia, berpisah dengan akhlak yang menjadi tabi’at, memadamkan sifat kemanusian, menjauhi dorongan-dorongan nafsaniyyah, menempatkan sifat-sifat rabbaniyyah, mengikat diri dengan ilmu hakikat dan mengikuti rasul pada syariat.

Untuk definisi yang kedua dari Imam Junaid dapat kamu petik bahwa ilmu tasawuf terhapit pada beberapa point penting.

  • Menyucikan hati kita dari segala sesuatu yang berhubungan dengan makhluk dan manusia, artinya kita mengerjakan sesuatu ibadah bukan untuk mencari keuntungan yang bersifat duniawi misalnya pujian dari makhluk, disanjung-sanjung oleh manusia, dianggap sebagai orang yang mulia dan lain sebagainya.
  • Memisahkan diri dari akhlak yang sudah menjadi tabi’at, dalam artian menjauhi diri dari akhlak dan moral yang fitrahnya penciptaan manusia seperti demikian.
  • Memadamkan segala sifat kemanusiaan, artinya adalah menempuh jalan yang membuat kita bersih dari segala sifat-sifat kemanusiaan, seperti menyukai makan secara berlebihan hingga membuat kita kenyang, namun harus lebih memiliki sifat zuhud.
  • Menempatkan sifat-sifat rabbaniyyah artinya adalah tidak menuruti keinginan hawa nafsu.
  • Terus mencari dan mengusahakan ilmu hakikat namun jangan lupa untuk beramal sesuai dengan syariat yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.

Maka tidak dibenarkan sebagai ajaran tasawuf kalau di dalamnya mengandung hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT.

DALIL TASAWUF

Tasawuf adalah ajaran-ajaran yang tidak bisa dipisahkan dari tubuh agama, tentu saja kalau kamu telah memahami tasawuf dengan pengertian yang benar dan sesuai dengan yang telah di definisikan oleh ulama salaf.

Di dalam ajarannya, tasawuf mengajarkan kepada kita untuk memahami arti dari pada raja’, khauf, zuhud, tawakkal, syukur dan lain sebagainya.

Tentu saja kalau kita mencari di dalam Al-Qur’an, kita akan menemukan banyak dalil yang menganjurkan kepada kita untuk memiliki rasa syukur kepada Allah misalnya.

Di dalam surat Ibrahim ayat 7 Allah SWT berfirman :

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ

Arab-Latin: Wa iż ta`ażżana rabbukum la`in syakartum la`azīdannakum wa la`ing kafartum inna ‘ażābī lasyadīd

Terjemah Arti: Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.

Ayat di atas merupakan salah satu dalil yang membuktikan bahwa pada dasarnya tasawuf adalah ajaran yang benar, namun ketika maknanya diselewengkan dari yang seharusnya baru tasawuf salah dipahami oleh sebagian orang.

HABIB UMAR: TASAWUF ADALAH AKHLAK

Habib Umar bin Hafidh, salah seorang ulama terkemuka dunia saat ini menjelaskan bahwa maksud daripada tasawuf adalah sesuatu yang berkenaan dengan adab dan rendah diri, bukan karena telah bertasawuf lantas kita menjadi sombong karenanya.

Habib Umar berkata bahwa tasawuf adalah akhlak, maka siapa yang bertambah bagus akhlaknya niscaya bertambah pula tasawufnya.

Maka seseorang yang bisa memperbaiki akhlaknya menjadi sebaik mungkin dalam mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW dan akhlak beliau yang amat mulia, barulah pantas disebut sebagai ahli tasawuf.

Kalau setelah mempelajari ilmu tasawuf kemudian menjadi sombong dan merasa bahwa hanya dialah yang berhak memasuki surga dan orang lain merupakan ahli neraka, maka dia tidak pantas disebut sebagai seorang sufi.

Hakikat tasawuf dikalangan orang shalih dan orang yang berkecimpung di dalam ilmu ini adalah merupakan ibarat dari akhlak dan budi pekerti yang baik. Misalnya saja adalah sifat zuhud, wara’, rendah hati, bijaksana, merasa malu, kasih sayang, takut kepada Allah dan lain sebagainya.

Maka dikatakanlah bahwa siapa yang bertambah akhlaknya seperti yang telah disebutkan di atas maka bertambah pula ilmu tasawufnya.

Tasawuf bukanlah hanya terbatas pada apa yang terlihat dan nampak dari seorang hamba, melainkan lebih kepada masalah-masalah yang berupa akhlak yang dengan akhlak ini meniti dan menuju jalan yang disebut ihsan.

Misalnya shalat yang telah kita kerjakan, maka kalau hanya melihat kepada telah tertunai syarat dan fardhunya maka telah dikatakan sah oleh ahli fikih.

Namun untuk menjaga agar amalan tersebut jauh dari sifat yang tidak diperbolehkan, maka perlulah kepada ilmu tasawuf.

Habib Umar juga menjelaskan bahwa istilah-istilah yang muncul di dalam ilmu tasawuf merupakan istilah-istilah baru yang muncul kemudian hari, namun kandungan yang ada di dalam istilah tersebut sesuai dengan apa yang ada di dalam ayat dan hadis yang datang dari Nabi Muhammad SAW.

Ilmu dan amalan tasawuf adalah petunjuk dari Nabi Muhammad SAW dan apa yang beliau jelaskan.

Ilmu tasawuf adalah semua yang telah dijelaskan oleh Nabi Muhammad SAW tentang hati dan memperlakukan Allah dengan baik serta mengagungkan Allah dan tidak pernah meremehkan perihal kembali kepada Nya, yakni tentang kematian dan hari akhir.

Maka ilmu dan amalan Nabi Muhammad SAW adalah tasawuf itu sendiri. Karena sesungguhnya Nabi Muhammad SAW adalah insan yang paling bagus akhak dan yang paling bertakwa kepada Allah SWT.

Adapun mengenai istilah yang baru muncul di dalam ilmu tasawuf itu sama saja dengan istilah-istilah yang baru muncul kemudian hari dalam permasalahan fikih.

Beliau menambahkan bahwa orang yang mendakwakan aliran tasawuf kemudian menjadi sombong jelas-jelas bertentangan tasawuf itu sendiri. Maka bila seseorang telah menempuh jalan yang dilalui oleh sufi kemudian menuduh golongan selainnya adalah ahli neraka tentu saja jelas-jelas bukan tasawuf yang bisa diterima oleh agama.

Keangkuhan orang-orang tersebut yang membatasi kebaikan hanyalah apa yang mereka kerjakan adalah sesuatu yang jelas bertentangan dengan ajaran tasawuf.

Habib Umar menambahkan bahwa ada sebagian orang mengakui dirinya ahli sufi berkata : “Kami yakin bahwa guru kami sajalah yang benar dan guru kami adalah satu-satu qutub di dunia, yang pertama dan terakhir.” Maka jelas-jelas ini salah dan tidak benar.

Kalau memang benar bahwa guru mereka adalah orang yang benar, tentu guru tersebut tidak akan mengajarkan mereka untuk membenci sesama umat islam yang lain.

Seorang guru yang mengajarkan untuk membenci orang lain maka jelas bukanlah wali qutub, dia hanyalah orang yang buruk akhlaknya.

Habib Umar menjelaskan bahwa memang benar salah satu ajaran yang shahih adalah memuji guru yang telah membimbing kita untuk sampai kepada Allah, namun hal yang tidak boleh adalah memaksa orang lain untuk menerima apa yang dia ucapkan.

Beliau, Habib Umar menceritakan bahwa dikalangan Bani Israil pernah ada seorang ahli ibadah yang merasa benci bila berjalan di samping orang yang buruk amalnya dan jelek akhlaknya.

Kemudian ahli ibadah ini berkata kepada orang tersebut “ Kenapa kamu dekat dengan aku? Kamu itu adalah orang yang buruk dan rusak!.”

Maka Allah menurunkan wahyu kepada Nabi mereka “ Biarkan mereka mula balik dari awal, telah aku hapuskan segala amal si ahli ibadah tersebut dan telah mengampuni semua kesalahan dan dosa orang yang satu lagi. Maka sekarang mereka serupa.”

Sahabat hasana.id, inilah beberapa pembahasan mengenai ilmu tasawuf yang telah diajarkan oleh Habib Umar kepada kita semua.

Maka dari sini kamu dapat menarik kesimpulan bahwa tasawuf yang sebenarnya adalah akhlak kita yang baik dan berusaha sebagus mungkin untuk memperbaiki akhlak ketika mengerjakan ibadah kepada Allah SWT.

WAJIB BERTASAWUF (AKHLAK YANG BAIK)

sahabat hasana.id, di dalam mengartikan makna tasawuf ada sebagian ulama yang memberikan penjelasan dengan mencabut akhlak tercela dan menanam akhlak yang terpuji. Yaitu yang disebutkan oleh ulama dengan nama takhliyah dan tahliyyah.

Takhliyyah adalah membersihkan diri dari segala sifat yang tercela dan tidak baik, kemudian tahap yang kedua adalah tahliyyah yaitu menghiasi diri kita dengan akhlak yang baik dan terpuji.

Ada juga sebagian ulama yang mengartikannya dengan akhlak. Maka semakin baik akhlaknya semakin bertambah juga tasawuf yang ada pada diri mereka.

Maka dari penjelasan di atas tentu dapat kamu pahami bahwa bertasawuf dengan makna yang benar dan tidak menyeleweng dari jalan agama dan sunnah Rasulullah SAW adalah hal yang wajib dan tidak bisa kita tinggalkan.

Sudah kita maklumi bersama, bahwa Nabi Muhammad SAW di utus ke atas bumi untuk menyempurnakan akhlak manusia, dalam artian peradaban yang dulunya tidak memiliki moral dan bejat di dalam bergaul diubah oleh Rasulullah SAW agar benar dan baik dalam berperilaku.

Rasulullah datang dengan akhlaknya yang begitu luhur dan sempurna untuk memberikan contoh kepada kita bagaimana seharunya kita melakukan hubungan dengan Allah dan hubungan dengan makhluknya.

Cara menjaga hubungan dengan Allah adalah dengan mengerjakan segala perintah yang diwajibkan kepada kita, seperti misalnya sholat dan puasa. Dan menjauhi semua yang dilarang kepada kita, seperti zina dan mencuri.

Di dalam mengerjakan ibadah yang diperintahkan oleh Allah, tidak semua orang bisa beribadah semata-mata untuk mengharapkan ridha Nya. Ada sebagian orang tercampur ibadahnya dengan sesuatu yang tidak layak dengan nilai ibadah itu sendiri.

Misalnya saja kalau sekarang kamu mengerjakan ibadah untuk mengharapkan restu ibu mertua, kadang-kadang bukan hanya tercampur dengan sesuatu yang lain, namun tidak ada harapan dan niat ikhlas sedikitpun. Ibadah yang kamu kerjakan itu sepenuhnya untuk makhluk.

Maka dari sinilah, para ulama ahlu sunnah wal jama’ah merumuskan beberapa cara dan teori agar ibadah yang kita kerjakan benar-benar karena Allah. Sebagian dari mereka menamakannya dengan ilmu tasawuf.

Ilmu tasawuf hadir untuk memperbaiki niat ketika mengerjakan ibadah agar ibadah yang kamu telah perbuat tersebut memiliki nilai yang tinggi di sisi Allah.

Maka dengan mengetahui hal ini, dengan yakin tanpa keraguan sedikitpun bahwa kamu akan menyadari kalau belajar ilmu tasawuf adalah sebuah keharusan dan wajib.

Adapun tujuannya adalah ibadah yang telah kita kerjakan bernilai dan bermakna di sisi Allah.

BANTAHAN TERHADAP YANG MENGATAKAN BAHWA TASAWUF ALIRAN YANG KELIRU

Sahabat hasana.id, bantahan terhadap atau fitnah akan sesatnya tasawuf bukanlah hal yang baru terjadi baru-baru ini, namun ini sudah ada dari sejak zaman dahulu para ahli ilmu yang menuduh bahwa tasawuf adalah sebuah aliran yang yang keliru dan sesat.

Namun kalau kamu lebih memperhatikan lagi, mereka yang menuduh bahwa tasawuf adalah sebuah aliran yang keliru dikarenakan tidak mengenalnya mereka akan ilmu tasawuf yang sebenarnya.

Mereka kebiasaan fokus pada mendengar arti tasawuf dari orang yang memang sudah membencinya. Padahal tasawuf adalah sebuah nama yang di dalamnya mengandung berbagai ilmu yang mendekatkan kita kepada Allah.

Sebagaimana yang telah hasana jelaskan untuk kalian di atas, bahwa tasawuf yang dimaksudkan adalah memperbaiki akhlak, maka sudah jelas bahwa ini adalah sesuatu yang telah dikerjakan oleh Nabi Muhammad SAW, diikuti oleh para sahabat, tabi’in, tabi’ tabi’in dan generasi selanjutnya.

Jadi yang perlu kita ingat sekarang adalah bahwa tasawuf bukanlah sebuah aliran sesat dan menyimpang, namun tasawuf adalah sebuah praktik di dalam beragama yang sesuai dengan aturan yang terdapat di dalam Al-Quran dan meneladani Rasulullah SAW di dalam akhlak dan perilakunya.

Jadi praktik yang dilakukan hari ini oleh orang-orang yang mempelajari ilmu tasawuf adalah praktik yang telah dikerjakan oleh Nabi Muhammad dan para sahabatnya.

Misalnya saja salah satu pelajaran yang ada di dalam tasawuf adalah tentang zuhud, tentu saja Rasulullah SAW adalah insan paling zuhud di dunia yang wajib kita teladani.

bahkan kalau kita melihat hadis dari Nabi Muhammad SAW, beliau menganjurkan kita zuhud dengan apa yang kita raih di dunia.

Contoh lainnya adalah tentang menjaga keikhlasan kita ketika beramal hanya kepada Allah, tentu saja sangat sesuai dengan apa yang telah dikerjakan oleh Rasulullah SAW.

Maka kalau ada orang yang menentang tasawuf, mereka salah dalam mempelajari atau salah dalam bertanya kepada gurunya mengenai arti sejati dari tasawuf.

Kalau memang ada aliran yang mengatasnamakan tasawuf namun tidak mengamalkan sesuai dengan yang dijelaskan di dalam Al-Quran dan Hadis, maka itu bukanlah tasawuf yang sebenarnya. Mereka hanyalah orang-oang yang mengaku sebagai sufi.

HAL-HAL YANG PERLU DIKETAHUI TERKAIT TASAWUF

Sahabat hasana.id, sebelum memperlajari ilmu tasawuf maka kamu harus lebih memperhatikan beberapa hal di bawah ini agar jalan yang kamu tempuh memang sesuai dengan Al-Quran dan Sunah Rasulullah SAW.

  1. Mempelajari Ilmu Tauhid

Hal pertama yang harus kamu pelajari sebelum memulai dan memasuki dunia sufi adalah mempelajari tentang ilmu ketuhanan yang benar, yaitu bermazhab kepada Imam Asy’ari dan Imam Matturidi.

Alasan utama kamu perlu mempejari tentang ilmu tauhid atau ilmu ketuhanan adalah agar kamu tidak terjebak dalam dunia sufi yang memang bertentangan dengan tauhid yang benar.

Adapun ilmu tauhid yang harus kamu mengerti adalah apa yang telah ditulis oleh ulama yang bisa disebutkan sebagai itiqad 50 atau itiqad 70.

Disini kamu akan mempelajari tentang sifat yang wajib kepada Allah, yang mustahil kepada Nya, yang jaiz kepada Nya, sifat yang wajib kepada rasul, yang mustahil kepada mereka, dan yang jaiz kepada mereka.

Selain mempelajari tentang pengertian dari sifat-sifat tersebut kamu juga harus mengerti dan memahami dalil dari seluruh sifat tersebut.

Kemudian setelah mengerti semua itu, barulah kamu boleh untuk mempelajari ilmu tasawuf.

Karena kalau kamu tidak mengetahui ilmu tentang ketuhanan, bisa saja kamu akan terjerumus dalam ilmu tasawuf yang salah dan bertentangan dengan ilmu tauhid.

Adapun contoh praktik sufisme yang salah adalah pemahaman wahdatul wujud, hal ini jelas-jelas bertentangan dengan sifat wahdaniyah yang ada pada hak Allah SWT.

Kalau kamu tidak mengerti sifat wahdaniyah dan dalilnya, maka tidak mustahil kamu akan terjerumus dan percaya akan itiqad wahdatul wujud tersebut.

  1. Memilih guru yang tepat dan benar.

Sahabat hasana.id, hal selanjutnya yang penting untuk kamu perhatikan dalam mengamalkan ilmu tasawuf adalah memilih guru yang tepat dan benar, sehingga sanad keilmuan kita sampai kepada Nabi Muhammad SAW.

Adapun cirri-ciri guru tersebut misalnya adalah tidak mengerjakan sesuatu yang bertentangan dengan dhahir syariat, seperti tidak meninggalkan ibadah fardhu misalnya sholat, puasa dan lain sebagainya.

Kemudian beliau juga tidak mengajarkan kitab yang tidak dianjurkan oleh ulama, seperti misalnya kitab insan kamil karangan Al-Jily.

Jangan sampai kita ingin dekat dengan Allah,namun malah mengerjakan sesuatu yang dilarang oleh Nya karena salah dalam memilih guru.

PENUTUP

Sahabat hasana.id, kita telah sampai diujung artikel kali ini.

Mungkin setelah membacanya, kamu mulai bisa membedakan pengertian tasawuf atau sufi yang sebenarnya itu bagaimana sih.

Jangan sampai hanya karena kita paham dengan apa yang dikerjakan oleh orang lain, kita lansung menuduhnya sesat tanpa memeriksa dan mempelajarinya terlebih dahulu.

Jadi sahabat hasana.id, yang perlu kamu ingat adalah ulama mengibaratkan bahwa ilmu tasawuf itu ibarat pagar yang menjaga tanaman.

Seperti yang telah hasana sebutkan di awal pembahasan, bahwa sebenarnya agama ini terbagi tiga, yaitu iman, islam dan ihsan.

Para ulama mengibaratkan bahwa iman itu ibarat tanah, islam ibarat tanaman, dan ihsan atau tasawuf ibarat pagar yang menjaga tanaman tersebut agar tidak disentuh dan di ganggu oleh binatang liar.

Maka kalau ada orang yang menuduh tasawuf sesat, itu karena mereka salah dalam mempelajar arti tasawuf yang sesungguhnya itu bagamaina.

Semoga setelah membaca artikel ini, Allah memberikan kita pemahaman dan istiqamah di dalam mengamalkan apa yang telah kita pahami. Amin.