Selengkapnya tentang Sedekah, Manfaat serta Keutamaannya

Mungkin banyak yang mengira sedekah itu hanya memberikan sebagian harta saja. Padahal, ibadah sunah yang satu ini sangat luas cakupannya. Bukan tentang mengeluarkan uang di jalan Allah saja.

Dalam artikel ini, kita akan membahas lengkap tetang sedekah. Ibadah sunah yang banyak sekali keuatamaannya.

Ayat-ayat tentang Sedekah

Kisah Nabi Sulaiman itu baru satu dari ratusan, bahkan ribuan contoh yang menggambarkan keajaiban sedekah. Allah sendiri juga telah banyak memfirmankan tentang amalan itu. Berikut tiga contoh ayat sedekah dalam Al-Qur’an.

Surat Al-Baqarah ayat 267

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَنْفِقُوْا مِنْ طَيِّبٰتِ مَا كَسَبْتُمْ وَمِمَّآ اَخْرَجْنَا لَكُمْ مِّنَ الْاَرْضِ ۗ وَلَا تَيَمَّمُوا الْخَبِيْثَ مِنْهُ تُنْفِقُوْنَ وَلَسْتُمْ بِاٰخِذِيْهِ اِلَّآ اَنْ تُغْمِضُوْا فِيْهِ ۗ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ حَمِيْدٌ

Yaa ayyuhaa alladziina aamanuu anfiquu min thayyibaati maa kasabtum wamimmaa akhrajnaa lakum mina al-ardhi walaa tayammamuu alkhabiitsa minhu tunfiquuna walastum bi-aakhidziihi illaa an tughmidhuu fiihi wai’lamuu anna allaaha ghaniyyun hamiidun.

Artinya:

Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.

Surat Al-Baqarah ayat 276

يَمْحَقُ اللّٰهُ الرِّبٰوا وَيُرْبِى الصَّدَقٰتِ ۗ وَاللّٰهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ كَفَّارٍ اَثِيْمٍ

Yamhaqu allaahu alrribaa wayurbii alshshadaqaati waallaahu laa yuhibbu kulla kaffaarin atsiimi

Artinya:

Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa.

Surat Al-Mukminun ayat 60

وَٱلَّذِينَ يُؤْتُونَ مَآ ءَاتَوا۟ وَّقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَىٰ رَبِّهِمْ رَٰجِعُونَ

Waalladziina yu’tuuna maa aataw waquluubuhum wajilatun annahum ilaa rabbihim raaji’uuna

Artinya:

Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka.

Masih banyak lagi ayat-ayat Al-Qur’an yang menerangkan tentang sedekah atau berderma. Demikian pula dengan kajian khusus para ulama mengenai amalan tersebut. Itu berarti bahwa sedekah memiliki tingkat keutamaan yang cukup tinggi.

Pengertian Sedekah

Sebelum beranjak lebih jauh, tahukah kamu sebenarnya apa itu sedekah? Merujuk pada istilahnya, berasal dalam bahasa Arab, shadaqah yang artinya benar. Orang yang ber-shadaqah berarti pengakuan imannya adalah benar.

Pengertian sedekah adalah pemberian dari seseorang kepada orang lain, dengan tujuan demi mendekatkan diri si pemberi kepada Allah Swt.

Bisa juga diartikan sebagai sebuah pemberian dari satu orang ke orang lain dengan hanya mengharap rida Allah Swt.

Jika melihat pengertian di atas, maka orang yang bersedekah tidak memiliki pamrih, selain mendekatkan diri atau mengharap rida Allah Swt. Derma diberikan kepada mereka yang berhak mendapatkannya, sedang pemberinya tidak berharap imbalan apa pun dari mereka.

Ada pula pengertian lainnya, yaitu pemberian kepada orang lain dengan sukarela dan secara spontan tanpa batasan waktu, jenis, dan jumlah yang diberikan.

Para ahli fikih menyebutnya sebagai shadaqah at-tatawwu atau bantuan secara spontan dan sukarela.

Berdasarkan penjelasan di atas, bisa kita tarik kesimpulan tentang prinsip utama dalam bersedekah. Pertama, ada pemberi dan penerima. Kedua, ada sesuatu yang diberikan. Ketiga, tujuan satu-satunya adalah mendekatkan diri dan mencari rida Allah semata.

Pandangan Para Ulama tentang Sedekah

Para pemikir besar Islam memiliki pandangan spesifik terkait dengan amalan berderma ini. Sebagai contoh, dalam kitab At-Tauqif fi Muhimmat At-Ta’arif, karya Abdurrauf am-Manawi .

Beliau berpendapat pada dasarnya sedekah digunakan untuk sesuatu yang disunahkan. Ini berarti ada perbedaan dengan zakat, karena jenis pemberian yang satu ini digolongkan sebagai sesuatu yang diwajibkan.

Pendapat Sayyid Sabiq

Menurut Sayyid Sabiq dalam Fiqh Sunnah, tidak terdapat ketentuan khusus mengenai jenis sedekah dari amal kebajikan. Ini juga berarti bahwa setiap kebajikan bisa menjadi sedekah. Bentuknya bisa berupa harta benda, tenaga, pikiran, atau kebaikan lainnya.

Pandangan itu sejalan dengan sabda Rasulullah yang tercantum dalam Hadis Riwayat Imam Bukhari. Rasulullah menjelaskan kepada sahabat tentang betapa luasnya cakupan jenis pemberian dalam sedekah.

عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ صَدَقَةٌ فَقَالُوا يَا نَبِيَّ اللَّهِ فَمَنْ لَمْ يَجِدْ قَالَ يَعْمَلُ بِيَدِهِ فَيَنْفَعُ نَفْسَهُ وَيَتَصَدَّقُ قَالُوا فَإِنْ لَمْ يَجِدْ قَالَ يُعِينُ ذَا الْحَاجَةِ الْمَلْهُوفَ قَالُوا فَإِنْ لَمْ يَجِدْ قَالَ فَلْيَعْمَلْ بِالْمَعْرُوفِ وَلْيُمْسِكْ عَنْ الشَّرِّ فَإِنَّهَا لَهُ صَدَقَةٌ

Annabiyyi shallallahu ‘alaihi wasallama qaala’ala kulli muslimin shadaqatun faqaaluu yaa nabiyyallahi faman lam yajid qaala ya’malu biyadihi fayanfa’u nafsahu wayata shaddaqu qaaluu fain lam yajid qaala yu’iinu dzal haajatil malhuufa qaaluu fain lam yajid qaala falya’mal bil ma’ruufi walyumsik’asy syarri fainnahaa lahu shadaqatun.

Artinya:

Nabi Shallallahu’alaihiwasallam bersabda, “Wajib bagi setiap muslim bershadaqah.”

Mereka (para sahabat) bertanya, “Wahai Nabi Allah, bagaimana kalau ada yang tidak sanggup?”

Beliau menjawab, “Dia bekerja dengan tangannya sehingga bermanfaat bagi dirinya lalu dia ber-shadaqah.”

Mereka bertanya lagi, “Bagaimana kalau tidak sanggup juga?”

Beliau menjawab, “Dia membantu orang yang sangat memerlukan bantuan.”

Mereka bertanya lagi, “Bagaimana kalau tidak sanggup juga?”

Beliau menjawab, “Hendaklah dia berbuat kebaikan (ma’ruf) dan menahan diri dari keburukan karena yang demikian itu berarti shadaqah baginya.”

Nabi Muhammad saw. dalam kesempatan yang lain juga pernah menerangkan macam-macam bentuk sedekah. Beliau mengingatkan bahwa manusia wajib menggunakan setiap anggota badannya untuk berderma.

Bentuknya bisa berupa mendamaikan perselisihan, menolong orang naik kendaraan atau membantu mengangkat barang bawaannya, hingga menyingkirkan duri dari jalanan. Bahkan setiap langkah menuju tempat salat dihitung sebagai sedekah.

Kisah Tentang Sedekah

Sepanjang hikayat peradaban, banyak dituturkan cerita tentang keajaiban sedekah. Salah satunya terjadi pada masa Nabi Sulaiman alaihissalam. Beliau merasakan sendiri bagaimana sedekah dapat menghindarkan seseorang dari ancaman bahaya.

Lelaki yang Suka Mengambil Anak Merpati

Suatu ketika, baginda Nabi Sulaiman didatangi seekor induk merpati. Si burung mengadukan seorang laki-laki yang sering memungut piyik (anak merpati) dari sangkarnya. Sangkar merpati itu berada di atas pohon besar di sisi rumah si lelaki.

Mendengar keluhan merpati, lalu Nabi Sulaiman memanggil laki-laki tersebut. Beliau menganjurkan kepadanya agar bertobat dan tidak mengulangi perbuatannya. Si lelaki menyadari kesalahannya dan bersedia menyanggupinya.

Memang, si lelaki adalah seorang ayah di keluarga yang tergolong kekurangan. Dia terpaksa memungut anak merpati untuk menuruti keinginan istrinya, demi memberi makan anak-anak mereka.

Beberapa lama kemudian, telur merpati menetas lagi. Istri lelaki itu mengetahuinya dan sekali lagi meminta suami untuk mengambilnya. Meski ditolak, istri bersikeras dan terus membujuk suaminya. Sampai akhirnya sang suami pun terpaksa kembali menurutinya.

Induk merpati mengadu lagi kepada Nabi Sulaiman. Beliau geram, lalu mengutus dua setan untuk menjaga pohon tersebut. Perintah beliau agar setan menarik kaki siapa saja yang memanjat pohon untuk mengambil anak merpati. Maka, setan pun mematuhinya.

Kedatangan Seorang Pengemis

Kemudian, untuk kesekian kalinya si lelaki diminta mengambil anak merpati. Namun, ketika sedang memanjat pohon, dia mengetahui bahwa rumahnya kedatangan seorang pengemis meminta makanan. Sayang, istrinya menolak permintaan itu. .

Si lelaki lantas turun dari pohon, lalu mengambil segenggam gandum dari dapur dan memberikannya kepada pengemis. Setelah itu, dia melanjutkan tugasnya seperti biasa, memanjat pohon untuk memungut anak merpati dari sangkarnya.

Singkat cerita, induk merpati kembali mendatangi baginda Sulaiman dengan tidak terima. Sang nabi pun tak kalah geramnya, sampai memanggil dua setan utusan beliau yang dinilai gagal melaksanakan perintahnya.

Saat setan ditanya alasan kegagalannya, ternyata pengakuan mereka mengejutkan. Mereka mengaku, ketika akan meraih kaki lelaki itu, Allah mengutus dua malaikat yang tiba-tiba datang, lalu melempar mereka berdua sangat jauh.

Pada kemudian hari, diketahui bahwa segenggam gandum pemberian lelaki itu adalah makanan yang diperolehnya dengan cara halal. Harta itupun membebaskan si lelaki dari celaka yang akan menimpa, tanpa pernah dia sadari.

Kitab Rujukan

Hasana.id merangkum kisah di atas dari kitab karya Syekh Nawawi al-Bantani yang berjudul Tanqihul Qaulil Hatsits yang dikutip dari laman NU Online. Menakjubkan, bukan? Betapa ajaibnya sedekah halal yang dilakukan dengan ikhlas.

Jenis-jenis Sedekah

Rasulullah sendiri telah menerangkan jenis-jenis sedekah yang bisa dilakukan siapa saja tanpa terkecuali, seperti disebutkan dalam HR. Bukhari di atas. Adapun jenis-jenisnya bisa dibedakan berdasarkan beberapa kriteria, antara lain:

Harta Benda

Orang dengan harta berlimpah lebih berpeluang lebih besar untuk dapat bersedekah. Sedekah harta benda berarti menyisihkan sebagian untuk diberikan kepada orang lain yang membutuhkan, terutama fakir miskin, anak yatim dan orang-orang terlantar.

Bentuk sedekah harta bisa bermacam-macam, misalnya sandang pangan, uang tunai, sebidang tanah atau bangunan yang diwakafkan, dan segala sesuatu yang bersifat materil dan bermanfaat kebaikan.

Tenaga

Bagi orang tanpa kekayaan lebih, dia dapat menyedekahkan tenaganya. Salah satu contohnya seperti telah disebutkan oleh Rasulullah sendiri dalam HR. Bukhari yang tertulis pada poin sebelumnya.

Tenaga bisa digunakan untuk bekerja. Pekerjaan yang baik akan menghasilkan harta yang halal. Nah, harta tersebut bisa disedekahkan untuk orang lain. Itu tidak terbatas pada tetangga, kerabat, keluarga, ataupun seseorang yang tidak dikenal sebelumnya.

Jasa

Ada keterkaitan antara jasa dan tenaga. Jika tenaga cenderung dimaksudkan sebagai sarana mencari harta untuk sedekah, maka jasa bisa berarti bantuan yang memudahkan atau mengeluarkan dari kesusahan.

Rasulullah juga sudah mencontohkan bentuk sedekah jasa dalam HR. Bukhari. Selain contoh dari beliau, mengikuti kerja bakti, membantu hajatan saudara, merawat orang sakit, dan memberikan pinjaman juga termasuk berderma jasa.

Sedekah Lisan

Salah satu contoh sedekah lisan adalah membantu mendamaikan dua pihak yang saling berselisih. Bertegur sapa dan saling menyapa, apalagi jika dibarengi dengan perbuatan lain yang bertujuan menjaga silaturahmi juga dianjurkan.

Derma dalam bentuk lisan bisa berarti menuturkan ucapan-ucapan yang baik pada orang lain. Sementara membaca Al-Qur’an, kalimat toyibah, shalawat dan pujian untuk para nabi, merupakan bentuk sedekah lisan yang bermanfaat bagi diri sendiri.

Sedekah Ilmu

Sedekah ilmu adalah mengajak kepada amar ma’ruf nahi munkar, juga menularkan ilmu, pengetahuan, mengajarkan segala bentuk keahlian, serta keterampilan yang baik dan bermanfaat.

Sebagian ulama berpandangan bahwa ilmu lebih utama daripada harta benda. Hal ini karena ilmu dapat memberikan manfaat jangka panjang dan tidak terbatas, selama nilai-nilai kebaikan di dalamnya terus diturunkan dan diamalkan.

Salah satu contoh sedekah ilmu yang paling sering ditemui adalah mengajarkan seseorang membaca Al-Qur’an. Muslim pun dianjurkan menyampaikan ajaran Rasulullah untuk kebaikan, meski cuma satu ayat, seperti pernah beliau sabdakan sendiri.

Berbuat Baik dan Menjauhi Keburukan

Nabi Salallahu Alaihi Wassalam benar-benar memudahkan umatnya. Mereka yang tidak mampu memiliki kecukupan harta, tenaga, jasa, lisan, dan ilmu pun masih berpeluang untuk memberikan sesuatu di jalan Allah.

Kebaikan kecil, seperti tersenyum, melangkahkan kaki untuk salat, dan berusaha menghindari kemaksiatan. Ketiganya sudah bisa bernilai sedekah, meski mungkin hanya bermanfaat bagi dirinya sendiri.

Itulah jenis sedekah secara umum yang saya rumuskan berdasarkan hadis Rasulullah dari riwayat Imam Bukhari. Tapi, akan lebih afdal jika merujuk kepada para ulama, yang tentunya jauh lebih tinggi landasan keilmuannya,

Tiga Jenis Sedekah dalam Islam

Salah seorang ulama rujukan kali ini adalah beliau, Imam Ibnu Rajab al-Hanbali. Beliau telah menyusun kitab Jami’ul Ulum wal Hikam, yang di dalamnya mencakup tentang jenis-jenis sedekah dalam Islam.

Jenis pertama adalah sedekah harta. Penjelasannya tidak jauh beda dengan yang sebelumnya. Sedangkan dua jenis lainnya ada dalam uraian di bawah ini. Selain sedekah harta, terdapat dua jenis lainnya, yaitu:

  1. Sedekah dengan berbuat baik kepada orang lain, contohnya seperti pada sedekah tenaga, lisan, jasa, dan ilmu. Manfaatnya bukan hanya bagi orang lain, tetapi juga untuk kemuliaan diri sendiri.
  2. Sedekah yang bermanfaat bagi diri sendiri, misalnya saat membiasakan ber-tasbih, ber-tahmid, ber-takbir, dan ber-tahlil. Lalu membaca Al-Qur’an untuk diri sendiri, berdzikir, melangkahkan kaki untuk beribadah, atau menghindari kemaksiatan.

Sedekah Jariyah

Islam juga mengenal amal jariyah yang jenisnya terdiri dari tiga, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan doa anak kepada orang tua. Pengertiannya adalah amal yang pahalanya terus mengalir kepada pemberinya, meskipun dia telah meninggal.

Dasar penentuan amal jariyah adalah sabda Rasulullah saw. yang cukup populer. Telah banyak ulama dan ahli hadis yang mengkajinya. Riwayatnya pun dinilai sahih, sehingga bisa dipertanggungjawabkan keabsahannya. Begini bunyi hadis Rasulullah tersebut.

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلا مِنْ ثَلاثَةٍ : إِلا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَه

Idzaa maatal insaanun qata’a anhu ‘amalhu ilaa min tsalatsatin: ilaa min shadaqatin jaariyatin, ‘ilmin yuntafa’u bihi, au waladin shalihin yad’uu lahu.

Artinya:

Jika manusia mati, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara: yaitu sedekah jariyah, ilmu yang diambil manfaatnya, anak soleh yang selalu mendoakan orang tuanya.” (HR. Muslim)

Sedekah jariyah berarti pemberian yang bermanfaat dalam jangka panjang. Pemberi sedekah jariyah juga akan terus memperoleh pahala selama pemberiannya tersebut bermanfaat bagi orang lain, bahkan meski dirinya telah meninggal dunia.

Contoh sedekah jariyah adalah wakaf yang umumnya dikenal berupa sebidang tanah ataupun sebuah bangunan yang bisa dimanfaatkan untuk masjid atau kegiatan umat.

Sementara bentuk yang lain, bisa berupa menanam benih tanaman bahan pangan, pohon untuk penghijauan, rumah yatim, panti jompo, dan sejenisnya.

Hukum Sedekah

Para ahli fikih kiranya sepakat bahwa hukum sedekah adalah sunah. Jadi siapa saja pada dasarnya dianjurkan berderma demi kebaikan, dan tidak ada larangan jika tidak melaksanakannya.

Tapi, ada beberapa kondisi yang bisa menyebabkan sedekah tidak lagi berstatus sunah. Sedekah akan menjadi wajib dalam kondisi benar-benar genting, misalnya ketika menemukan seseorang yang terancam nyawanya karena kelaparan.

Dalam kesempatan lain, sedekah pun bisa haram. Contohnya jika si pemberi tahu pemberiannya akan digunakan untuk maksiat.

Bersedekah dari hasil riba atau harta haram, juga bila dimaksudkan untuk pamer, riya’, apalagi memicu hinaan bagi penerimanya.

Tentunya, sebaiknya sedekahlah dengan niat tulus ikhlas. Tujuan utamanya bukanlah mengharap pahala, tetapi rida Allah Swt., dan kesempatan untuk bisa bermanfaat positif bagi orang lain. Bahkan, lebih baik lupakan saja semua sedekah yang pernah diberikan.

Adab dan Tata Cara Bersedekah

Kebaikan harus dilakukan dengan cara yang baik pula. Jika tidak, bisa jadi nilai kebaikan akan berkurang, bahkan rusak sepenuhnya. Sedekah pun ada adabnya. Apabila kamu akan menjalankannya, sebaiknya jagalah sikap dengan memperhatikan adab berikut ini.

Berniat tulus ikhlas. Memastikan memberikan sesuatu tanpa pamrih kepada orang lain, dengan maksud mendekatkan diri kepada Allah ta’ala.

Memilih pemberian yang terbaik. Artinya, pemberian itu haruslah halal, juga memiliki kualitas yang baik. Sebaiknya jangan bersedekah dengan setengah-setengah, seperti memberikan suatu barang yang bahkan kamu sendiri tidak menginginkannya.

Sembunyi dan rahasia. Orang lain tidak perlu tahu bahwa kamu bersedekah, bahkan penerimanya sekalipun. Tidak baik juga memberitahukan kepada orang lain tentang sedekah, apalagi untuk pamer dan riya.

Tidak perlu menunggu. Tak ada ketentuan khusus soal waktu yang tepat untuk bersedekah. Sedekah bisa dilakukan kapan saja selagi mampu, tanpa perlu menunggu ada yang meminta.

Bersikap ramah. Hendaknya senantiasa bersikap ramah kepada peminta atau pihak pengumpul sedekah. Ini juga bisa menandakan tulus tidaknya niat bersedekah.

Mendahulukan orang terdekat. Sebagaimana anjuran Rasulullah, sedekah paling prioritas adalah kepada orang-orang yang dinafkahi atau keluarga. Baru kemudian kerabat lain, tetangga, teman, saudara sesama muslim, dan kaum lainnya.

Tidak berlebihan. Tidak peduli ukurannya, asalkan ikhlas, berkualitas, dan diberikan dengan adab yang benar, maka akan tinggi pula nilai kebaikannya. Jangan berlebihan, jangn pula bakhil, apalagi sampai menarik kembali pemberian kepada orang lain.

Tujuh adab sedekah di atas disarikan dari rumusan Imam Ghazali dalam al-Adab fid Din, hadis riwayat Imam Muslim, Imam Bukhari, dan Abu Dawud, serta Al-Qur’an, terutama Surat Al-Baqarah.

Manfaat dan Keutamaan Sedekah

Ketulusan niat sedekah akan berdampak positif bagi penerima sekaligus pemberinya. Si penerima dapat tercukupi kebutuhannya. Sedang pemberi sedekah mendapatkan rida, kasih sayang Allah Swt., dan pahala yang berlipat pastinya.

Keutamaan Sedekah

Sebagaimana amal kebajikan lainnya, ada sejumlah fadhilah atau keutamaan dari sedekah. Beberapa di antaranya Allah sendiri yang memfirmankannya. Berikut daftar keutamaan sedekah berdasarkan Al-Qur’an dan hadis Rasulullah saw.

Menyucikan Diri

Sedekah dapat menjadi sarana untuk menyucikan diri setelah berbuat dosa atau melakukan kesalahan. Tapi, dengan catatan bahwa sebelumnya orang bersalah tersebut telah bertobat kepada Allah Swt., seperti tertulis dalam Surat At-Taubah ayat 103.

خُذْ مِنْ اَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيْهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْۗ اِنَّ صَلٰوتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْۗ وَاللّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ

Khudz min amwaalihim shadaqatan tuthahhiruhum watuzakkiihim bihaa washalli ‘alayhim inna shalaataka sakanun lahum waallaahu samii’un ‘aliimun.

Artinya:

Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Hati yang Tenteram

Allah menjamin pahala bagi orang yang bersedekah. Selain itu, mereka juga dipastikan memperoleh ketenangan hati dan pikiran. Tak kan ada perasaan takut serta bersedih hati.

اَلَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ بِالَّيْلِ وَالنَّهَارِ سِرًّا وَّعَلَانِيَةً فَلَهُمْ اَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْۚ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَ

Alladziina yunfiquuna amwaalahum biallayli waalnnahaari sirran wa’alaaniyatan falahum ajruhum ‘inda rabbihim walaa khawfun ‘alayhim walaa hum yahzanuuna.

Artinya:

Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan, maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

Ganjaran Berlipat

Allah memberikan ganjaran yang berlipat bagi siapapun itu yang Dia kehendaki, terutama mereka yang menafkahkan hartanya di jalan-Nya.

Apa sedekah termasuk menafkahkan sebagian harta di jalan Allah? Iya, jika dilakukan dengan adab yang benar. Wallahu a’lam bisshawab.

مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنْۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِيْ كُلِّ سُنْۢبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللّٰهُ يُضٰعِفُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۗوَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ

Matsalu alladziina yunfiquuna amwaalahum fii sabiili allaahi kamatsali habbatin anbatat sab’a sanaabila fii kulli sunbulatin mi-atu habbatin waallaahu yudaa’ifu liman yasyaau waallaahu waasi’un ‘aliimun.

Artinya:

Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.

Berdasarkan sabda Rasulullah dari berbagai riwayat hadis, sedekah juga memiliki keutamaan-keutamaan tidak terduga. Hasana.id juga merangkumnya dalam uraian singkat di bawah ini.

Menolak bala dan menjadikan panjang umur

وَآمُرُكُمْ بِالصَّدَقَةِ، فَإِنَّ مَثَلَ ذٰلِكَ كَمَثَلِ رَجُلٍ أَسَرَهُ الْعَدُوُّ فَأَوْثَقُوْا يَدَهُ إِلَى عُنُقِهِ، وَقَدَّمُوْهُ لِيَضْرِبُوْا عُنُـقَهُ، فَقَالَ: أَنَا أَفْدِيْهِ مِنْكُمْ بِالْقَلِيْلِ وَالْكَثِيْرِ، فَفَدَى نَفْسَهُ مِنْهُمْ.

Waaa murukum bil shadaqati, fa’inna matsala dzaa lika kamatsali rajulin asarahul ‘aduwwu fa’autsaquu yadahu ila ‘uniqihi, waqad damuuhu liyadhribuu ‘unqahu, faqaala: anaa afdiihi minkum bil qaliili wal katsiiri, fafadainafsahu minhum

Artinya:

”…Dan aku memerintahkan kalian supaya bersedekah. Sesungguhnya perumpamaannya seperti seorang laki-laki yang ditawan oleh musuh lalu mereka mengikat tangannya sampai ke leher, lalu mereka membawanya untuk memenggal lehernya. Lalu ia berkata, ‘Aku akan menebus diriku dari kalian dengan harta yang sedikit maupun banyak.’Lalu ia menebus dirinya (untuk bisa lolos) dari mereka.” (HR. Ahmad, HR. At-Tarmidzi)

Menghindarkan seseorang dari 70 keburukan

الصدقة تسُدُّ سبعين بابا من السوء

As shadaqati tasuddu sab’aina ba’aabu minal suu’u.

Artinya:

“Sedekah menutup 70 pintu keburukan.” (HR. Thabrani)

Harta tidak akan berkurang karena bersedekah

مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ

Maa naqashat shadaqatun min maalin

Artinya:

“Sedekah tidaklah mengurangi harta.” (HR. Muslim, dari Abu Hurairah)

Sebagai obat dari penyakit

بِالصَّدَقَةِ  مَرْضَاكُمْ دَاوُوْا

Biis shadaqati mardhaakum daawuu.

Artinya:

“Obatilah orang yang sakit di antara kalian dengan sedekah.” (HR. Abu Dawud)

Menjauhkan dari su’ul khatimah atau kematian yang buruk

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ الصَّدَقَةَ لَتُطْفِئُ غَضَبَ الرَّبِّ وَتَدْفَعُ عَنْ مِيتَةِ السُّوءِ

Qaala rasulullahi shallallahu ‘alaihi wasallama innas shadaqata latutfi’u ghadhabar rabbi wa tadfa’u ‘an miitatis suu’i.

Artinya:

Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya sedekah itu menghindarkan dari murka Allah dan menghindarkan seseorang dari meninggal dalam kedaan yang buruk (su’ul khatimah).” (HR. At-Tarmidzi)

Memperoleh pertolongan pada hari kiamat

…عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللَّهُ

وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لَا تَعْلَمَ يَمِينُهُ مَا تُنْفِقُ شِمَالُهُ…

An nabiyyi shalallahu ‘alaihi wasallama qaala sab’atun yadlilluhumullah. … warajulun ta shadaqa bi shadaqatin fa’akhfaahaa hatta laa ta’lama yamiinuhu maa tunfiqu syimaa lahu.

Artinya:

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: “Ada tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan Allah, pada hari di mana tidak ada naungan selain naungan-Nya. Yaitu: … Dan seorang yang bersedekah dengan diam-diam, sehingga tangan kanannya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kirinya. …”

Mendapatkan pahala yang tidak putus-putus

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلا مِنْ ثَلاثَةٍ : إِلا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَه

Idzaa maatal insaanun qata’a anhu ‘amalhu ilaa min tsalatsatin: ilaa min shadaqatin jaariyatin, ‘ilmin yuntafa’u bihi, au waladin shalihin yad’uu lahu.

Artinya:

“Jika manusia mati, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara: yaitu sedekah jariyah, ilmu yang diambil manfaatnya, anak soleh yang selalu mendoakan orang tuanya.” (HR. Muslim)

Melewati pintu khusus menuju Surga

من أنفق زوجين في سبيل الله، نودي في الجنة يا عبد الله، هذا خير:

ومن كان من أهل الصدقة دُعي من باب الصدقة…

Man infaqu zaujina fii sabilillahi, naudii fil jannati yaa abdillahu, hadza khoiron: …wa man kaana min ahlul shadaqata du’ii min ba’abul shadaqati.

Atinya:

“Orang memberikan menyumbangkan dua harta di jalan Allah, maka ia akan dipanggil oleh salah satu dari pintu surga: “Wahai hamba Allah, kemarilah untuk menuju kenikmatan”. Jika ia berasal dari golongan orang-orang yang suka mendirikan shalat, ia akan dipanggil dari pintu shalat, yang berasal dari kalangan mujahid, maka akan dipanggil dari pintu jihad, jika ia berasal dari golongan yang gemar bersedekah akan dipanggil dari pintu sedekah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Membersihkan berbagai kekeliruan dalam perniagaan/jual beli

يَا مَعْشَرَ التُّجَّارِ! إِنَّ هٰذَا الْبَيْعَ يَـحْضُرُهُ اللَّغْوُ وَالْـحَلِفُ، فَشُوْبُوْهُ بِالصَّدَقَةِ.

Yaa ma’syaratujjaari! Inna haadzabai’a yahdhuruhullaghwu walhalifu, fasyuubuuhu bishshodaqoti

Artinya:

“Wahai para pedagang! Sesungguhnya perniagaan ini kerap kali diiringi dengan perbuatan sia-sia dan sumpah, maka bersihkanlah ia dengan sedekah.” (HR. Ahmad, HR. At-Tarmidzi)

Manfaat Sedekah

Sekian banyak penjabaran mengenai keutamaan dan manfaat sedekah, sebagian besar dari sudut pandang pemberinya. Lalu, adakah manfaat selain bagi si pemberi? Jika diperlebar lagi, apakah sedekah bisa bermanfaat bagi masyarakat luas?

Manfaat Sedekah secara Luas

Sudah pasti, penerima sedekah akan memperoleh manfaat dari pemberian orang lain. Manfaat itu dapat bersifat lahir dan batin. Bersifat lahir karena dapat meringankan beban dan mencukupi kebutuhan hidup si penerimanya.

Sedangkan manfaat sedekah yang bersifat batin adalah dorongan psikologis. Si penerima akan merasa diperhatikan dan mendapatkan dukungan dari orang lain, yang kemudian dapat membantunya memberdayakan diri sendiri.

Lebih luas lagi, sedekah yang melimpah berpeluang besar untuk dapat mengurangi tingkat kemiskinan. Seperti diketahui, kemiskinan merupakan salah satu penyebab tingginya angka kriminalitas.

Selain itu, hubungan yang baik akan tercipta antara pemberi dan penerima. Ini berarti bahwa sedekah juga merupakan sarana mempererat tali silaturahmi, memelihara ukhuwah, serta mengikis kesenjangan sosial.

Begitu besar dan dahsyatnya amalan bersedekah, terlebih jika dilakukan dengan ikhlas. Semoga Allah Swt. senantiasa menganugerahkan hidayah kepada kita semua agar selalu bisa menjalankan sedekah, baik ketika lapang maupun saat berada dalam kesempitan.

Referensi:
https://islam.nu.or.id/post/read/86059/kisah-dahsyatnya-keutamaan-sedekah-di-masa-nabi-sulaiman
https://quran.laduni.id/
https://islam.nu.or.id/post/read/62583/jenis-jenis-sedekah-menurut-rasulullah-saw
https://tafsirweb.com/38691-ayat-tentang-sedekah.html

Click to access 146300-ID-pemberdayaan-ekonomi-umat-melalui-sedeka.pdf

https://islam.nu.or.id/post/read/53424/apa-beda-zakat-infak-shadaqah-dan-wakaf-uang

Click to access BAB%20I%2C%20IV%2C%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf

Click to access BENI-FUF.pdf

http://www.piss-ktb.com/2015/04/4044-shodaqoh-ilmu-lebih-utama-daripada.html

Memahami Macam-macam Sedekah


https://islam.nu.or.id/post/read/56977/apa-saja-yang-digolongkan-amal-jariyah
https://islam.nu.or.id/post/read/107053/9-adab-orang-bersedekah-menurut-imam-al-ghazali

Adab – Adab Bersedekah


https://dalamislam.com/akhlaq/amalan-shaleh/keutamaan-bersedekah
https://almanhaj.or.id/15202-anjuran-bersedekah-dan-membantu-orang-orang-yang-sedang-mengalami-kesulitan2.html
http://www.piss-ktb.com/2017/10/5291-kajian-kitab-matan-tanqihul-qoul.html

Efek Positif Sedekah

Click to access Bab3.pdf

LSI:
sedekah adalah
apa itu sedekah
contoh sedekah
manfaat sedekah
sedekah jariyah
sedekah dalam Islam
keutamaan sedekah