Kisah Nabi Yusuf [MENAKJUBKAN]

Nabi Yusuf a.s adalah salah salah satu dari 25 Nabi dan Rasul yang wajib diketahui. Kisah Nabi Yusuf a.s tertulis secara lengkap di dalam surat Yusuf. Kisah beliau juga diceritakan dengan nama Joseph dalam Perjanjian Lama.

Seperti yang kita ketahui bahwa, mengilhami dan mengimani kisah para rasul merupakan hal yang wajib dilakukan oleh umat muslim. Kita dianjurkan untuk mengambil hikmah agar bisa mengaplikasikannya ke dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu, dengan mengimani kisah para rasul otomatis membuktikan bahwa kita mencintai mereka.

Allah Subhanahu wa Ta’ala selalu memberikan banyak hikmah dan pelajaran yang bisa kita ambil dari kehidupan para nabi dan rasul sehingga kita dapat mengimani dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Diantara 25 kisah Nabi dan Rasul, kisah Yusuf a.s ini termasuk ke dalam kisah yang unik dan penuh hikmah.

Banyak kejadian serta ujian yang ia alami dalam hidupnya. Mulai dari diceburkan ke dalam sumur oleh saudara-saudaranya, dipenjara karena dituduh berzina oleh Zulaikha, hingga mimpinya yang sangat fenomenal.

Lalu bagaimana kisahnya? Mari kita ulas satu persatu secara terperinci di dalam artikel ini.

nabi yusuf diberi ilmu berupa

Sekilas Tentang Nabi Yusuf Beserta Keluarganya

Yusuf diangkat menjadi Nabi pada tahun 1715 sebelum Masehi. Dia ditugaskan mendakwahi umatnya yang berada di Mesir. Di dalam Al-Qur’an namanya disebut sebanyak 27 kali.

Kemudian, nama Yusuf pun dijadikan nama surat dalam Al-Qur’an, yakni Surat Yusuf. Salah satu keistimewaan yang Allah berikan kepada Yusuf adalah ketampanan rupa yang dimilikinya. Ketampanan ini menjadi keistimewaan sekaligus ujian bagi beliau.

Di dalam Al-Qur’an, dijelaskan bahwa Nabi Yusuf merupakan laki-laki tertampan di dunia sepanjang masa. Pernyataan ini digambarkan oleh Al-Qur’an mulai remaja hingga ia beranjak dewasa.

Salah satu ujian yang didapatkan oleh ketampanan Yusuf adalah saat Zulaikha mengajak ia berzina di dalam rumahnya.

Hal ini bukan hanya karena keimanan seorang Zulaikha yang sedang rendah, melainkan memang karena Yusuf memiliki wajah tampan yang sangat luar biasa. Kisah ketampanannya ini akan hasana.id ulas di sub judul berikutnya.

Nabi Yusuf a.s adalah putera ke-7 dari Nabi Ya’qub a.s. Ada juga yang mengatakan Yusuf adalah anak ke-11. Yusuf memiliki saudara seibu bernama Bunyamin. Ayahnya sangat mencintai Yusuf kecil dan Bunyamin sehingga menimbulkan kecemburuan di kalangan saudara-saudaranya yang lain.

Mimpi Agung Nabi Yusuf

(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya: “Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku.”(Surat Yusuf: 4)

Ayahnya berkata: “Hai anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu, maka mereka membuat makar (untuk membinasakan)mu. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.” (Surat Yusuf: 5)

“Dan demikianlah Tuhanmu, memilih kamu (untuk menjadi Nabi) dan diajarkan-Nya kepadamu sebahagian dari ta’bir mimpi-mimpi dan disempurnakan-Nya nikmat-Nya kepadamu dan kepada keluarga Ya’qub, sebagaimana Dia telah menyempurnakan nikmat-Nya kepada dua orang bapakmu sebelum itu, (yaitu) Ibrahim dan Ishak. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (Surat Yusuf: 6)

Mimpi tersebut menunjukkan kelebihan yang Allah berikan kepada Nabi Yusuf.

nabi yusuf adalah putra

Yusuf Dimasukkan ke Dalam Sumur

Hari demi hari telah berlalu, rasa kasih sayang Nabi Yakub terhadap Yusuf pun menjadi. Hal ini ternyata menimbulkan rasa benci di dalam hati saudara-saudaranya. Mereka menjadi iri dan dengki.

Mereka merasa bahwa Yusuf lebih dicintai dibandingkan mereka. Tak hanya itu, mereka pun ikut membenci adik Yusuf bernama Bunyamin karena dianggap telah mendapatkan kasih sayang yang sama seperti Yusuf.

Lalu suatu hari, saudara-saudara Yusuf pun membuat pertemuan rahasia untuk merencanakan perbuatan yang keji. Salah satu di antara mereka berkata:

“Sungguh, Bunyamin dan Yusuf jauh lebih dicintai dibandingkan kita semua. Padahal, kita ini juga anak Ayah.”

“Bunuh saja Yusuf atau buang dia ke daerah yang tidak diketahui oleh siapa pun agar semua perhatian ayah tumpahkan kepada kita semua,” tukasnya lagi.

Akan tetapi, Yahuda anak keempat dari Nabi Ya’qub berujar bahwa jangan membunuh Yusuf melainkan masukkan saja dia ke dalam sumur yang sering dilewari musafir. Tujuannya agar ketika para musafir itu lewat, mereka akan membawa Yusuf jauh dari rumah.

Akhirnya, mereka semua pun setuju dengan pendapat Yahuda. Suatu hari, Yusuf diajak berburu oleh saudara-saudaranya. Awalnya, Nabi Ya’qub tidak mengizinkan karena sudah mengetahui watak mereka. Namun, akhirnya beliau mengizinkan juga.

Rupanya Benar, Yusuf dibuang ke dalam sebuah sumur seperti yang sudah direncanakan di awal. Kepada sang ayah, mereka mengaku Yusuf telah dimakan serigala. Hal ini tentu sangat membuat Nabi Ya’qub sedih.

Mereka datang kepada Nabi Yaqub dengan membawa baju Yusuf yang sudah dilumuri dengan darah domba.

“Ayah, sesungguhnya kami pergi berlomba-lomba dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami, lalu dia dimakan serigala dan kamu sekali-kali tidak akan percaya kepada kami, sekali pun kami adalah orang-orang yang benar.”

nabi yusuf alaihissalam diberi ilmu berupa

Kisah Nabi Yusuf dan Zulaikha

Nabi Yusuf ditemukan oleh rombongan pedagang yang berhenti untuk mengambil air di sumur tempat ia dibuang. Saat melewati sumur tersebut seorang musafir berkata:

“Alangkah beruntungnya aku! ada seorang anak muda disini.”

Mereka lalu mengeluarkan Yusuf dari dalam sumur dan menyembunnyikannya dengan niat untuk dijual. Sesampainya di Mesir, Nabi Yusuf pun akhirnya dijual.

Di sana beliau dijual kepada seorang bangsawan berbangsa Qibti  bernama Futhifar. Futhifar adalah ketua polisi Mesir waktu itu.

Futhifar membeli Yusuf untuk membantu istrinya Yani Zulaikha. Hal ini dilakukan agar Nabi Yusuf nantinya bisa membantu kebutuhan rumah tangganya.

Futhifar pun berkata kepada istrinya:

“Wahai istriku, berikanlah dirinya tempat yang baik. Dia akan sangat berguna bagi kita. Bahkan, jika kau mau kau bisa mengangkat dirinya sebagai anak”

Nabi Yusuf pun kemudian tinggal bersama Futhifar hingga beliau dewasa. Di sana, Yusuf bekerja dengan baik jujur dan cekatan. Oleh karenanya, ia pun diperlakukan dengan sangat baik. Bertahun-tahun ia tinggal di rumah Futhifar. Ia pun tumbuh dewasa dan diberikan oleh Allah sebuah ilmu yang cukup luas.

Godaan Zulaikha

Nabi Yusuf tumbuh menjadi seorang laki-laki yang sangat tampan. Ketampanan beliau menjadikan wanita-wanita Mesir jatuh cinta. Bahkan, istri Futhifar pun diam-diam juga sangat menyukai Nabi Yusuf.

Pada awalnya, Zulaikha hanya menaruh simpati kepada Nabi Yusuf karena ketangkasan dan kebaikan beliau ketika bekerja. Akan tetapi, rasa simpati itu malah berubah menjadi rasa cinta dan Zulaikha pun akhirnya terpikat oleh kepribadian dan ketampanan Yusuf.

Zulaikha seringkali berdandan secantik mungkin di depan Nabi Yusuf. Hal itu dilakukan Zulaikha agar Nabi Yusuf tergoda dan mengajak Zulaikha berzina.

Namun, hal tersebut tidak membuat Nabi Yusuf terpancing. Karena sudah tidak sanggup lagi menahan diri, akhirnya Zulaikha menggunakan cara yang cukup berani.

Ketika suaminya melakukan perjalanan jauh keluar kota, Zulaikha pun kemudian memanggil Yusuf untuk datang ke dalam kamarnya. Setelah Nabi Yusuf masuk ke dalam kamar Zulaikha, dia pun menggodanya.

Dalam kondisi seperti ini, sangat sulit rasanya untuk menghindari perzinaan. Namun, Nabi Yusuf tetap mengingat Allah dan tidak mau melakukan perbuatan hina seperti itu.

Terhimpit dalam keadaan tersebut Nabi Yusuf pun berusaha untuk lari keluar, tetapi Zulaikha menarik bajunya dari belakang. Ketika Yusuf keluar kamar, Futhifar pun datang.

Zulaikha pun menjadi merasa takut dan cemas. Untuk membela dirinya, dia pun menuduh Yusuf yang telah berbuat buruk terhadap dirinya.

Terbongkarnya Kebohongan Zulaikha

Tuduhan Zulaikha membuat Yusuf terkejut. Ia berusaha menjelaskan pada Futhifar bahwa dirinya tidak bersalah. Justru Zulaikha yang telah memaksa dirinya untuk berbuat zina.

Akhirnya, terjadilah tuduh menuduh di antara Zulaikha dan Yusuf. Mendengar pengakuan keduanya, Futhifar pun menjadi bingung. Ia pun membawa mereka berdua kepada saudaranya yang terkenal bijak.

Saudaranya berkata:

“Jika baju yang dikenakan Yusuf sobek pada bagian depan, maka sungguh Zulaikha yang benar. Sebaliknya, kalau bajunya robek pada bagian belakang maka Yusuf yang benar.”

Futhifar menoleh kepada Yusuf lalu ia melihat baju yang sobek pada bagian belakang. Hal ini menandakan bahwa istrinya yang telah berbohong. Kenyataan tersebut membuat Futhifar kecewa kepada istrinya.

Peristiwa ini, membuat Futhifar khawatir jika ada orang yang tahu kejadian yang memalukan ini. Akhirnya, ia pun berpesan kepada Yusuf:

“Aku mohon kepada dirimu, agar tidak menceritakan semua apa yang telah terjadi.”

Lantas, dia pun berkata kepada istrinya:

“Dan engkau Zulaikha, mohonlah ampun kepada Allah atas dosa yang telah engkau perbuat.”

Walaupun berusaha agar terus dirahasiakan, peristiwa ini akhirnya tersebar juga. Zulaikha, akhirnya menjadi bahan gunjingan di kalangan para istri pejabat mesir.

Hal tersebut membuatnya resah karena ia pun merasakan bahwa dirinya memang bersalah. Zulaikha kemudian mengundang wanita-wanita yang menggunjingnya untuk bertamu ke rumahnya.

Dia memberikan buah-buahan dan pisau. Ketika mereka sedang memotong buah, Zulaikha pun memanggil Nabi Yusuf untuk keluar. Saat Nabi Yusuf menyapa para wanita tersebut, mereka pun tercengang dengan ketampanan beliau. Dalam riwayat disebutkan tangan mereka teriris-iris tanpa sadar.

Mereka pun berkata:

“MasyaAllah. Maha sempurna Dzat-Nya. Ini bukanlah manusia melainkan adalah malaikat yang mulia.”

Zulaikha membalas:

“Dialah orang yang kamu cela karena aku tertarik pada dirinya. Sesungguhnya aku telah berusaha untuk menggoda dia akan tetapi dirinya menolak. Sungguh jika dirinya tidak menaati perintahku, niscaya dirinya akan dimasukkan ke dalam penjara dan dia pun menjadi termasuk orang-orang yang hina.”

nabi yusuf menjadi pejabat urusan

Doa Nabi Yusuf atas Ujian yang Menimpanya

Peristiwa yang teah dialami Nabi Yusuf menjadikan dirinya khawatir terhadap ketampanannya. Ia takut dengan sikap yang diperlihatkan oleh Zulaikha kepada orang-orang yang sekitarnya. Lalu, ia pun berdoa.

Doa Nabi Yusuf

“Wahai Tuhanku penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Jika tidak Engkau hindarkan segala tipu daya mereka atas diriku, aku takut aku tidak mampu menghindari ajakan mereka sehingga aku termasuk orang-orang yang merugi.”

Doa Nabi Yusuf pun dikabulkan oleh Allah. Setelah peristiwa ini, hati Futhifar menjadi gelisah.

Untuk menjaga kehormatan dan nama baiknya, ia pun berniat memisahkan Yusuf dan Zulaikha. Kemudian, tentara memenjarakan Nabi Yusuf.

Walaupun ia tahu istrinya yang bersalah, tetapi ia tetap menyusun rencana agar Yusuf diadili dan dipenjara. Alhasil, Nabi Yusuf masuk kedalam penjara.

Yusuf pun berusaha bertawakal dan sabar menghadapi segala ujian. Ia selalu berdoa kepada Allah agar bisa diberikan kekuatan dan ketabahan. Namun, di sisi lain Yusuf juga bersyukur karena dengan masuk penjara ia bisa hidup jauh dari godaan Zulaikha.

Yusuf Menjadi Nabi

Yusuf kemudian diangkat menjadi Nabi oleh Allah setelah ia menerima berbagai macam ujian dan cobaan. Selepas itu, ia pun diberikan mukjizat oleh Allah yang salah satunya bisa menafsirkan mimpi.

Allah memerintahkan Nabi Yusuf untuk berdakwah dan menyeru kepada manusia agar selalu menegakkan keadilan, melawan kezaliman, saling mengasihi kepada sesama, dan melawan hawa nafsu.

Mukjizat Nabi Yusuf Dalam Menafsirkan Mimpi

Pada masa kenabiannya, Nabi Yusuf memulai dakwah dengan cara menyeru kepada para penghuni penjara. Di antara para penghuni penjara tersebut ada dua orang pegawai Firaun yang dipenjara karena tuduhan menentang raja.

Ketika bertemu dengan Nabi Yusuf, mereka menceritakan tentang mimpi yang dialaminya semalam. Pegawai pertama berkata “Sungguh aku telah bermimpi memeras anggur”.

Lalu, berkata pula orang yang kedua “Sesungguhnya diriku telah bermimpi membawa roti di atas kepalaku, lalu datang burung gagak dan mematuki roti roti tersebut. Kami mohon kepadamu agar dirimu menafsirkan arti dari mimpi kami karena kami yakin bahwa kau adalah orang yang mampu melakukannya.”

Lantas, yusuf pun menafsirkan mimpi mereka berdua. Kepada pelayan yang pertama ia berkata “Wahai saudaraku, sesungguhnya engkau akan dibebaskan dari penjara ini. Setelah itu kau akan dipekerjakan kembali oleh sang raja”.

Kemudian, kepada pelayan yang kedua Yusuf berkata, “Akan tetapi engkau saudaraku, kuharap engkau bisa tabah karena arti dari mimpimu adalah kau akan menerima hukuman mati.”

Setelah beberapa hari, tafsiran mimpi Yusuf pun terbukti. Sebelum berpisah, dia berpesan kepada pelayan pertama agar memberitahukan tentang kemampuannya kepada sang raja.

Akan tetapi, pelayan pertama tersebut lupa dengan pesan yang diberikan oleh Nabi Yusuf. Hal ini dikarenakan setan yang telah membuatnya lupa.

Sejak saat itulah, Nabi Yusuf sering didatangi oleh orang untuk menafsirkan mimpi yang mereka alami. Melihat hal ini, Nabi Yusuf menggunakan kelebihan yang ia miliki untuk berdakwah kepada mereka yang datang.

Orang-orang pun akhirnya percaya bahwa Yusuf adalah seorang nabi dan mereka pun mengikuti dakwahnya.

Kisah Nabi Yusuf dengan Firaun

Pada suatu hari, Firaun mengumpulkan para pembesar, penasihat dan para ahli untuk menafsirkan mimpi yang dialaminya. Di dalam mimpinya, Firaun melihat tujuh ekor sapi gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi yang kurus-kurus. Dia juga melihat tujuh tangkai gandum hijau di samping tujuh tangkai yang sangat kering.

Tidak ada orang yang dapat memberikan mimpi Firaun. Bahkan, ada yang menganggap mimpi itu hanyalah mimpi biasa.

Firaun pun mengumpulkan seluruh juru ramal yang ada di istana. Akan tetapi, tidak ada satu pun dari mereka yang bisa menafsirkan mimpi tersebut. Akhirnya, ia pun kecewa.

Yusuf Menafsirkan Mimpi Firaun

Pelayan Firaun, pemuda yang pernah bertemu dengan Nabi Yusuf saat di dalam penjara, memberitahu kepada Firaun tentang Nabi Yusuf dan kemampuannya dalam menafsir mimpi. Singkat cerita, Firaun mengutusnya untuk menjumpai Nabi Yusuf.

Saat si pemuda mengabarkan berita itu, Nabi Yusuf menjawab:

“Hendaklah kamu menanam bersungguh-sungguh tujuh tahun berturut-turut, kemudian apa yang kamu tuai biarkanlah dia pada tangkai-tangkainya; kecuali sedikit dari bahagian yang kamu jadikan untuk makan. Kemudian akan datang selepas tempo itu, tujuh tahun kemarau yang besar, yang akan menghabiskan makanan yang kamu sediakan baginya; kecuali sedikit dari apa yang kamu simpan (untuk dijadikan benih).

Kemudian akan datang pula sesudah itu tahun yang padanya orang ramai beroleh rahmat hujan, dan padanya mereka dapat memerah (hasil anggur, zaitun dan sebagainya).” (Surat Yusuf : 47-49

Ia menjelaskan bahwasanya negeri Mesir akan mengalami masa subur selama 7 tahun. Namun, setelah itu akan ada bencana besar yakni masa kekeringan atau kemarau panjang yang lamanya 7 tahun pula.

Mendengar penjelasan tersebut, sang pelayan kebingungan. Dia bertanya, “Lalu bagaimana cara mengatasi situasi ini?”

Nabi Yusuf pun menjelaskan bahwa kita harus menyimpan hasil gandum saat musim subur sebagai bekal untuk pertahanan di musim kemarau yang panjang.

Mendengar penjelasan ini, Firaun sangat gembira. Sebagai balasannya ia pun memerintahkan kepada seluruh pengawalnya untuk membebaskan Nabi Yusuf.

Namun, Nabi Yusuf menolak dibebaskan jika dirinya belum disidangkan atas perkaranya dan diputuskan bahwa ia tidak bersalah. Mendengar hal itu Firaun pun kembali mengangkat perkara yang dulu bisa menjadikan Yusuf terpenjara, yakni persoalan zina dengan Zulaikha.

Semua orang yang terlibat dalam perkara ini lalu dipanggil dan dimintai keterangannya oleh Firaun atas peristiwa yang menimpa Nabi Yusuf.

Pada saat itulah Zulaikha akhirnya memberikan kesaksiannya. Ia pun mengakui kesalahannya. Akhirnya, pengakuan tersebut menjadikan bukti bahwa Yusuf memang tidak bersalah. Yusuf pun dibebaskan.

nabi yusuf adalah anak nabi

Nabi Yusuf Bertemu Kembali dengan Nabi Yaqub

Setelah dibebaskan dari penjara, Firaun pun berpesan kepada para pengawalnya serta berkata “Bawalah Yusuf kepadaku, aku akan memilih dia sebagai orang yang aku percaya.”

Lalu, Yusuf pun menghadap Firaun, terjadilah percakapan yang sangat serius. Firaun berkata “Mulai saat ini, aku angkat dirimu sebagai orang yang memiliki kedudukan tinggi dan terpercaya di sisiku.”

Mendengar hal tersebut Yusuf pun menjawab “Jika memang benar kau mempercayai diriku, jadikanlah aku sebagai bendahara keuangan kerajaan. Sesungguhnya, aku mampu dan ahli dalam bidang tersebut.”

Firaun pun menyetujuinya. Sejak saat itu dia mengumumkan kepada rakyatnya soal jabatan baru yang diterima oleh Nabi Yusuf. Dengan jabatan yang dia miliki, Yusuf mempunyai kewenangan untuk ikut andil dalam menjalankan roda pemerintahan. Khususnya, menangani krisis yang terjadi.

Sejak saat itu pula, Nabi Yusuf pun bekerja keras untuk melaksanakan amanah yang dititahkan oleh Firaun. Semasa kedudukannya menjadi seorang bendahara kerajaan, dirinya mampu membawa Mesir menjadi negeri yang makmur, adil, dan damai.

Tak hanya itu, dia pun semakin giat untuk berdakwah dan menyampaikan ajaran tauhid kepada para rakyatnya sehingga pengikutnya kian hari terus bertambah.

Kemarau Panjang di Mesir

Sebagaimana yang pernah diramalkan oleh Nabi Yusuf, akhirnya Mesir pun mengalami krisis serta musim kemarau yang panjang. Banyak rakyat yang kehabisan persediaan gandum.

Dengan adanya kejadian ini, rakyat pun berbondong-bondong datang ke pusat kerajaan untuk meminta persediaan gandum yang dimiliki mereka. Saudara-saudara Yusuf yang pernah mencelakainya pun termasuk di dalamnya.

Mereka mencoba meminta bantuan karena mendengar bahwa kerajaan memiliki seorang pejabat yang bisa mengatasi krisis yang sedang terjadi. Mereka juga mengetahui kalau di sana bisa mendapatkan persediaan makanan yang mereka butuhkan.

Ketika saudara-saudaranya sampai di Mesir, mereka pun langsung menuju pusat Kerajaan. Tatkala Yusuf melihat mereka, seketika Yusuf langsung mengenali satu persatu dari mereka.

Sebaliknya, saudara-saudara Yusuf yang datang sama sekali tidak mengenali Yusuf yang sekarang.

Lalu, Yusuf pun memberikan gandum kepada mereka semua. Akan tetapi, dengan syarat jika mereka ingin kembali untuk mengambil gandum lagi, maka mereka harus membawa saudara bungsu mereka (Bunyamin).

Awalnya, mereka merasa heran dengan syarat ini, tetapi dikarenakan kondisi yang sangat darurat mereka tidak terlalu menghiraukannya. Karena mereka pikir, permasalahan kekeringan yang mereka alami jauh lebih besar ketimbang memikirkan keanehan syarat tersebut.

Setibanya dirumah, mereka pun langsung menyampaikan apa yang disampaikan Yusuf kepada ayahnya.

Mereka berkata, “Wahai Ayah, sesungguhnya kita tidak akan bisa mendapatkan gandum lagi jikalau kita tidak membawa Bunyamin. Oleh karena itu, izinkanlah kami membawa Bunyamin agar bisa mendapatkan gandum yang lebih banyak. Tak usah khawatir, kami akan menjaga Bunyamin dengan baik.”

Mendengar hal ini, Nabi Yakub pun ragu dan tidak percaya kepada mereka. Ia sangat khawatir peristiwa yang ditimpa oleh Nabi Yusuf akan terulang kembali menimpa anak bungsunya tersebut.

Akan tetapi, saudara-saudara Yusuf pun kembali membujuk ayahnya hingga akhirnya akhirnya pun menyetujuinya. Dengan syarat mereka harus berjanji untuk selalu menjaga Bunyamin dengan sebaik mungkin.

Bunyamin yang Ditahan oleh Yusuf

Mereka pun akhirnya kembali berangkat ke kerajaan untuk mengambil gandum kembali. Sesampainya di kerajaan mereka disambut baik oleh Nabi Yusuf. Mereka dijamu dan diberikan tempat istirahat yang nyaman.

Tentu saja, mereka sangat senang dengan perlakuan tersebut. Di saat mereka sedang menikmati jamuan, Yusuf diam-diam memasukkan gelas milik kerajaan ke dalam kantong jubah Bunyamin.

Ketika para penjaga memeriksa di luar, mereka mendapati Bunyamin membawa gelas tersebut. Akhirnya, para pengawal pun menangkap Bunyamin sehingga dia tidak bisa pulang bersama dengan saudaranya.

Saudara-saudara berusaha dan memohon kepada Yusuf untuk membebaskan adiknya. Mereka berkata “Tolonglah kami, Tuan sesungguhnya kami memiliki Ayah yang sudah tua renta. Jika mengetahui hal ini, dia akan sangat bersedih. Untuk itu, ambillah salah seorang dari kami sebagai pengganti Bunyamin”

Yusuf menjawab “Sungguh kami telah menangkap adikmu karena dirinya telah terbukti telah mengambil barang yang dimiliki oleh kerajaan. Jika kalian ingin dirinya dilepaskan, kembalilah ke sini dengan membawa Ayah kalian.”

Akhirnya, mereka pun pulang dengan perasaan yang sangat sedih. Mereka sangat bersalah. Mereka telah berjanji kepada Nabi Yakub bahwa mereka akan terus selalu menjaga adiknya. Akan tetapi, mereka tidak bisa menepati janji tersebut.

Nabi Yakub Menjadi Buta

Sesampainya di Palestina, mereka menceritakan semua yang terjadi kepada ayahnya. Dia juga menceritakan perihal syarat yang harus dipenuhi untuk membebaskan Bunyamin.

Mendengar hal tersebut Nabi Yaqub pun malah menjadi jatuh sakit sehingga kedua matanya menjadi buta.

Pada suatu hari, persediaan gandum yang mereka miliki pun habis. Nabi Yaqub kembali memerintahkan mereka untuk pergi ke kerajaan Mesir dan meminta kembali persediaan gandum yang ada.

Sesampainya di kerajaan, mereka pun langsung menceritakan kondisi yang dialami ayahnya sekarang. Salah satu dari mereka berkata “Wahai tuan, sesungguhnya kami sedang mengalami krisis dan kesengsaraan.

Ayah kami sangat sedih telah kehilangan dua anaknya. Setiap hari dirinya selalu menangis dan menyebabkan ia buta. Untuk itu, ambillah barang-barang kami ini demi ditukarkan dengan sekarung gandum.”

Mendengar hal tersebut, Yusuf pun menjadi sangat sedih dan Iba. Ia tak mampu menahan luapan kesedihannya. Ia pun langsung menjelaskan kepada saudaranya bahwa dirinya adalah Yusuf yang dulu pernah mereka ceburkan ke dalam sumur.

Mendengar hal tersebut saudara-saudara Yusuf pun kaget bukan kepalang. Mereka lalu menyesal dan memohon maaf kepada Yusuf. Tak hanya itu, mereka berjanji tidak akan mengulanginya lagi dan bertaubat kepada Allah.

Lalu, Yusuf pun berpesan kepada mereka agar kembali ke rumah. Ia pun menitipkan makanan serta selembar kain baju Yusuf. Dia berpesan agar mengusapkan kain tersebut ke mata ayahnya.

Mengetahui Yusuf masih hidup, Nabi Yaqub pun gembira bukan kepalang. Benar saja, setelah dioleskan kain baju oleh saudara-saudaranya, beliau pun kembali sembuh dari kebutaannya.

Beliau akhirnya menuju Mesir untuk menemui anaknya sudah lama hilang. Sesampainya di sana, Yusuf pun berkata “Ayahku, sesungguhnya ini merupakan takbir dari mimpiku yang dulu pernah aku ceritakan kepadamu. Sungguh, Allah telah menjadikannya suatu kenyataan.”

Menikah dengan Zulaikha

Setelah berhasil melewati krisis serta kemarau yang panjang, akhirnya Nabi Yusuf pun diangkat menjadi seorang raja. Dia pun mengikuti Mesir dengan Makmur, adil dan damai.

Setelah lama tidak terdengar kabarnya, ternyata diam-diam zulaikha masih mencintai Nabi Yusuf. Perasaan tersebut makin kuat ketika suaminya yang lama telah meninggal dunia.

Meskipun usia Zulaikha semakin tua, tetapi dirinya tetap memancarkan pesona kecantikan. Dia pun telah bertaubat kepada Allah dan telah mengakui semua kesalahannya.

Hingga pada akhirnya, Yusuf menikah dengan Zulaikha. Mereka hidup bahagia berdampingan. Dari pernikahannya itu, mereka dikaruniai dua orang anak yang bernama Minsya dan Ifratsim.

Nabi Yusuf pun terus berdakwah hingga ajal menjemputnya pada usia 110 tahun. Ia pun dimakamkan di sebelah makam Nabi Ibrahim.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *